Farm
PATOFISIOLOGI KARDIOVASKULER
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ............................................................................................
ii
1
3
3
10
12
12
18
21
23
27
30
32
34
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler. Cardiac yang
berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Sistem kardiovaskuler
merupakan salah satu sistem utama yang ada pada organisme. Sistem kardiovaskuler
berfungsi untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas cairan yang ada di dalam tubuh
agar tetap homeostatis. Dalam hal ini mencakup sistem sirkulasi darah yang terdiri dari
jantung komponen darah dan pembuluh darah.
Organ-organ penyusun sistem kardiovaskuler terdiri atas jantung sebagai alat pompa
utama, pembuluh darah, serta darah. Sistem kardiovaskuler yang sehat ditandai dengan
proses sirkulasi yang normal, apabila sirkulasi terhambat akibat keabnormalan dari organorgan penyusun sistem kardiovaskuler ini maka akan dapat menimbulkan berbagai penyakit
bahkan bisa mematikan
Jadi penyakit kardiovaskuler adalah penyakit yang mengganggu sistem pembuluh darah,
dalam
hal
ini
adalah
jantung
dan
urat-urat
darah.
Jenis-jenis penyakit jantung itu sendiri bervariasi, seperti : jantung koroner, tekanan darah
tinggi, serangan jantung, stroke, sakit di dada (anginan) dan penyakit jantung rematik.
Oleh karena itu penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang
patofisiologi atau aspek yang terjadi pada berbagai fungsi tubuh akibat adanya penyakit dan
etiologi dari sistem kardiovaskuler.
1.2.
Tujuan
1.
2.
3.
1.3. Manfaat
Dari makalah ini diharapkan dapat membantu pembaca dalam meningkatkan pengetahuan
kesehatan dan dapat menjaga pola hidup yang lebih baik. Dalam makalah ini akan
membahas patofisiologi dan etiologi dari sistem kardiovaskuler..
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi dan Fisiologi Jantung
Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan dengan
basisnya di atas dan puncaknya di bawah. Apex-nya (puncak) miring kesebelah kiri. Berat
jantung kira kira 300 gram. Jantung memiliki empat ruang yang terletak antara kedua
paru-paru dibagian tengah rongga thoraks. Dua pertiga jantung terletak disebelah kiri garis
midsternal. Jantung dilindungi mediastinum. Jantung berukuran kurang lebih sebesar
kepalan tangan pemiliknya. Bentuknya seperti kerucut tumpul. Ujung atas yang lebar
(basis) mengarah ke bahu kanan, ujung bawah yang mengerucut (apeks) mengarah ke
panggul kiri.
2.1.1 Kedudukan Jantung
Jantung berada di dalam thoraks, antara kedua paru-paru dan dibelakang sternum,
dan lebih menghadap ke kiri daripada ke kanan. Dari tulang rawan iga ketiga kanan, 2 cm
dari sternum, ke atas tulang rawan iga kedua kiri, 1cm dari sternum, menunjukkan
kedudukan basis jantung, tempat pembuluh darah masuk dan keluar. Di sebelah kiri antara
iga kelima dan keenam, atau di dalam ruang interkostal kelima kiri, 4 cm dari medial,
menunjukkan kedudukan apeks jantung, yang merupakan ujung tajam ventrikel.
Kedudukan jantung dalam perbandingan
terhadap sternum, iga-iga, dan tulang rawan kostal
2.1.2 Struktur Jantung
Ukuran jantung kira-kira sebesar kepalan tangan. Pada wanita normal berat jantung
kira-kira 250-300 gram dan pada pria sekitar 300-350 gram.
Jantung terbagi oleh sebuah septum (sekat) menjadi dua belah, yaitu kiri dan kanan.
2.1.3 Ruang Jantung
Jantung dibedakan menjadi bagian kanan dan bagian kiri. Bagian kanan ada 2 ruang
yaitu Atrium kanan dan Ventrikel kanan. Bagian kiri ada 2 ruang yaitu Atrium kiri dan
Ventrikel kiri. Atrium terletak di atas ventrikel dan saling berdampingan. Atrium dan ventrikel
dipisahkan satu dari yang lain oleh katup satu arah. Sisi kiri dan kanan jantung dipisahkan
oleh sebuah dinding jaringan yang disebut septum. Dalam keadaan normal tidak terjadi
percampuran darah antara kedua ventrikel pada jantung yang sehat. Semua ruang jantung
dikelilingi oleh jaringan ikat.
a)
Atrium Kanan
Atrium kanan berfungsi sebagai tempat penyimpanan darah dan sebagai penyalur darah
dari vena-vena sirkulasi sistemik ke dalam ventrikel kanan dan kemudian ke paru-paru.
Darah yang berasal dari pembuluh vena ini masuk ke dalam atrium kanan melalui vena cava
superior, inferior dan sinus koronarius.
b)
Ventrikel Kanan
Merupakan rongga dengan dinding tipis menempati sebagian besar jantung bagian depan.
Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan melalui katup trikuspidalis dan
mendorong darah masuk ke pulmo melalui arteri pulmonalis.
c)
Atrium Kiri
Atrium kiri menerima darah yang sudah dioksigenisasi dari paru-paru melalui keempat vena
pulmonalis. Antara vena pulmonalis dengan atrium kiri tidak ada katup, hal ini menyebabkan
tekanan di dalam atrium kiri sangat mudah terefleksi akibat memburuknya keadaan vascular
pulmonal. Kemudian darah dari Atrium kiri akan masuk ke ventrikel kiri melalui katup
bicuspidalis (mitral).
d) Ventrikel Kiri
Dinding ventrikel kiri jauh lebih tebal dibandingkan dengan ventrikel kanan namun
strukturnya sama. Dinding yang tebal diperlukan untuk memompa darah teroksigenasi
dengan tekanan yang tinggi melalui sirkulasi sistemik. Selain itu ventrikel kiri mempunyai
otot lebih tebal dan bentuknya menyerupai lingkaran. Fungsinya untuk mempermudah
timbulnya tekanan yang lebih tinggi saat kontraksi ventrikel kiri. Saat kontraksi, tekanan
ventrikel kiri bisa meningkat 5x dari tekanan ventrikel kanan.
2.1.4 Katup Jantung
Katup jantung berfungsi untuk mempertahankan aliran darah satu arah, katup jantung
terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
a)
Katup Atrioventrikuler (AV)
Merupakan katup yang memisahkan antara atrium dan ventrikel. Katup atrioventrikuler
terbagi dua, antara lain :
i.
Katup tricuspidalis, katup ini memisahkan antara atrium kanan
dan ventrikel kanan.
ii.
Katup bicuspidalis atau katup mitral, ini memisahkan antara
atrium kiri dan ventrikel kiri.
a)
Katup semilunaris
Merupakan katup yang memisahkan antara ventrikel dengan arteri pulmonalis dan aorta.
Katup terdiri dari :
i.
Katup aorta, katup ini memisahkan antara ventrikel kiri dan
aorta,
ii.
Katup pulmonalis, katup ini memisahkan antara ventrikel kanan
dengan arteri pulmonalis.
2.1.5
Lapisan-Lapisan Jantung
Jantung tersusun atas otot yang bersifat khusus, dan terbungkus sebuah membran
yang disebut perikardium. Membran itu terdiri atas tiga lapisan, yakni:
Lapisan fibrosa, yaitu lapisan paling luar pembungkus jantung yang melindungi jantung
ketika jantung mengalami overdistention. Lapisan fibrosa bersifat sangat keras dan
bersentuhan langsung dengan bagian dinding dalam sternum rongga thorax, disamping itu
lapisan fibrosa ini termasuk penghubung antara jaringan, khususnya pembuluh darah besar
yang menghubungkan dengan lapisan ini.
Lapisan parietal, yaitu bagian dalam dari dinding lapisan fibrosa.
Lapisan Visceral, lapisan perikardium yang bersentuhan dengan lapisan luar dari otot
jantung atau epikardium.
Jantung berada di dalam dua lapis kantong perikardium, dan di antara tiga lapisan itu
ada cairan serus. Di sebelah dalam jantung terdapat otot jantung. Otot jantung terdiri atas
tiga lapisan, di antaranya :
Epikardium, yaitu bagian luar otot jantung atau pericardium visceral.
Miokardium, yaitu jaringan utama otot jantung yang bertanggung jawab atas kemampuan
kontraksi jantung.
Endokardium, yaitu lapisan tipis bagian dalam otot jantung atau lapisan tipis endotel sel
yang berhubungan langsung dengan darah dan bersifat sangat licin untuk aliran darah,
seperti halnya pada sel-sel endotel pada pembuluh darah lainnya.
Dinding otot jantung tidak sama tebalnya. Dinding ventrikel paling tebal dan dinding
di sebelah kiri lebih tebal dari dinding ventrikel sebelah kanan, sebab kekuatan kontraksi
ventrikel kiri jauh lebih besar daripada yang kanan. Dinding atrium tersusun atas otot yang
lebih tipis.
2.2
Pembuluh Darah Jantung
a)
Vena
Vena adalah saluran yang berdinding relatif tipis dan berfungsi menyalurkan darah dari
kapiler melalui sistem vena masuk ke atrium kanan. Pembuluh vena dapat menampung
darah dalam jumlah yang banyak dengan tekanan yang relatif rendah, karena itu maka
sistem vena disebut sistem kapasitas.
b)
Venula
Venula berfungsi sebagai saluran pengumpul dengan dinding otot yang relatif lemah namun
peka. Pada pertemuan antara kapiler dan venula terdapat sfingter postkapiler.
c)
Arteri
Dinding aorta dan arteri besar mengandung banyak jaringan elastis dan sebagian otot polos.
Ventrikel kiri memompa darah masuk ke dalam aorta dengan tekanan tinggi. Dorongan
darah secara mendadak ini meregang dinding arteri yang elastis tersebut, selama ventrikel
beristirahat maka kembalinya dinding yang elastis tersebut pada keadaan semula akan
memompa darah ke depan ke seluruh sistem sirkulasi. Jaringan arteri ini terisi sekitar 15 %
dari volume total darah. Karena itu sistem arteri ini dianggap sebagai sirkuit yang rendah
volumenya tetapi tekanan tinggi. Karena sifat isi dan tekanan ini maka cabang-cabang arteri
disebut sirkuit resistensi.
d) Arteriola
Dinding arteriola terutama terdiri dari otot polos dengan sedikit serabut elastis. Dinding
berotot ini sangat peka dan dapat berdilatasi atau berkontraksi untuk mengatur aliran darah
ke jaringan kapiler. Sebagai akibat dari kemampuan otot pembuluh darah untuk mengubahubah diameter dengan cukup bermakna maka arteriola menjadi tempat resistensi utama
aliran darah dari seluruh percabangan arteri. Akibatnya tekanan pada kapiler akan turun
mendadak dan aliran berubah dari berdenyut menjadi aliran yang tenang, sehingga
memudahkan pertukaran nutrient pada tingkat kapiler. Pada persambungan antara arteriola
dan kapiler terdapat sfingter prekapiler yang berada dibawah pengaturan fisiologis yang
cukup rumit.
e)
Kapiler
Kapiler merupakan pembuluh darah yang sangat halus yang menghubungkan arteriola
dengan venula. Dindingnya yang sangat tipis memungkinkan pertukaran zat-zat lain (seperti
oksigen dan karbon dioksida) antara darah dan sel-sel tubuh.
2.3 Siklus Peredaran Darah
a)
Peredaran Darah Kecil
Darah yang berasal dari seluruh tubuh dan banyak mengandung CO 2, dipompakan oleh
vena cava superior dan vena cava inferior masuk ke atrium kanan, kemudian darah dipompa
kembali menuju ventikel kanan melaui katup tricuspidalis. Darah ini akan dipompa ke paruparu melalui arteri pulmonalis untuk dilakukan proses re-oksigenasi. Sehingga darah yang
mengandung CO2 akan dioksigenasi menjadi darah yang kaya akan O2. Darah yang bersih
ini selanjutnya dipompa ke atrium kiri melalui vena pulmonalis.
b)
Peredaran Darah Besar
Darah yang sudah masuk ke atrium kiri, akan dipompakan ke ventrikel kiri melalui katup
bikuspid utuk diedarkan ke seluruh tubuh melalui aorta. Aorta ini bercabang menjadi arteri
lebih kecil yang menghantarkan darah ke berbagai bagian tubuh. Arteri ini bercabang lebih
kecil lagi hingga sampai pada arteriola. Kemudian kapiler-kapiler bergabung dan
membentuk pembuluh yang lebih besar, disebut venula, yang kemudian juga bersatu
menjadi vena, untuk menghantarkan darah kembali ke jantung. Semua vena bersatu hingga
terbentuk dua batang vena, yakni vena cava superior dan vena cava inferior, vena-vena ini
membawa zat-zat sisa dan darah yang tinggi CO 2 untuk kembali ke jantung, yakni atrium
kanan.
2.3.1.
Kelistrikan Jantung
Jantung mempunyai otot yang mempunyai sifat otomatisasi artinya dapat
membentuk pusat denyut jantung sendiri. Pusat utama denyut jantung ini disebut Simpul
Atrial Nodus (SA Node)., yang terletak di atrium kiri Jantung. pusat denyut jantung ini akan
mengeluarkan impuls atau denyut kemudian denyut ini mengeluarkan arus listrik yang
selanjutnya arus lisrik ini diteruskan kesetiap sel otot jantung sehingga jantung
dapat berdenyut secara otomatis secara terus menerus, dan sehingga darah dapat
dipompa keseluruh tubuh setiap saat tanpa henti.
Jantung mempunyai kemampuan menghantarkan arus listrik yang berasal dari pusat denyut
jantung dan masing-masing bagian mempunyai kemampuan berbeda dalam menghantarkan
arus listrik. Disamping itu arus listrik yang berasal dari pusat denyut jantung dikontrol oleh
Atrio-Ventrikel Nodus (AV Node), AV Node ini akan mengendalikan arus listrik yang akan
diteruskan kebagian jantung lain (ventrikel).
Selanjutnya impuls akan diteruskan menuju Bundle of His, yaitu suatu gelombang listrik
yang diteruskan antara atrium dan ventrikel. Titik akhir yaitu Purkinje of Fibers akan
mendistribusikan impuls ke ventrikel, sehingga jantung akan berkontraksi dan darah dapat
dialirkan ke seluruh tubuh.
Didalam sel terdapat beberapa channel ion yang akan berfungsi sebagai tempat keluar
masuknya ion-ion sel. Tetapi dalam proses aksi potensial listrik jantung hanya melibatkan
Channel Na+, K+, dan Ca+ serta Channel pompa Natrium Kalium. Fase Potensial Sel
Jantung:
i.
Fase 0 atau Fase Upstroke, impuls dari SA Nod memicu terbukanya Channel
Na+ menyebabkan masuknya ion-ion Na+ ke dalam dengan cepat. Sehingga pada gambar
grafik naik menjadi positif. Fase ini juga disebut Fast Depolarization atau Depolarisasi cepat.
ii.
Fase 1 atau Early Repolarization, dimulai dengan tertutupnya channel Na+ dan
terbukanya Channel K+. sehingga ion K+ mulai keluar namun dalam jumlah yang sedikit.
iii.
Fase 2 atau Fase Plateau, dimulai dengan terbukannya Channel ion Ca+,
sehingga ion Ca+ mulai masuk. Sedangkan ion K+ tetap keluar. Akibatnya pada gambar
perubahan grafik tidak terjadi secara signifikan. Fase ini untuk memperpanjang masa
kontraksi jantung karena harus mempertahankan keadaan di dalam sel tetap positif.
iv.
Fase 3 atau Fast Repolarization, pada fase ini Channel ion Ca+ akan tertutup,
sedangakan Channel ion K+ akan terbuka lebar, sehingga ion K+ yang keluar dalam jumlah
yang banyak. Grafik akan turun drastis.
v.
Fase 4 atau Resting Membran Potensial, ditandai dengan tertutupnya Channel
K+ dan terbukanya Channel Pompa Natrium Kalium karena respon terhadap perpindahan
ion-ion tadi. Karena itu Channel ini akan memompa ion Natrium ke luar sel dan Kalium ke
dalam sel (kembali ke keadaan semula). sehingga pada grafik akan lurus saja. Dan setelah
fase 4, akan kembali ke fase 0 lagi.
ventricle hyperthrophy (LVH), aritmia jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit jantung
kronis (CHF), yang disebabkan karena peningkatan tekanan darah, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Tabel. 1 Klasifikasi Tekanan Darah Orang Dewasa
Klasifikasi
Normal
Prehipertensi
Tahap 1 hipertensi
Tahap 2 hipertensi
Dan
Atau
Atau
Atau
Diastolik (mmHg)
< 80
80-90
90-99
100
Penyakit jantung hipertensi adalah suatu penyakit yang berkaitan dengan dampak
sekunder pada jantung karena hipertensi sistemik yang lama dan berkepanjangan.
Penyakit jantung hipertensi merujuk kepada suatu keadaan yang disebabkan oleh
peningkatan tekanan darah (hipertensi). Hipertensi yang berkepanjangan dan tidak
terkendali dapat mengubah struktur miokard, pembuluh darah dan sistem konduksi jantung.
Perubahan-perubahan ini dapat mengakibatkan hipertrofi ventrikel kiri, penyakit arteri
koroner, gangguan sistem konduksi, disfungsi sistolik dan diastolik miokard yang nantinya
bermanifestasi klinis sebagai angina (nyeri dada), infarkmiokard, aritmia jantung (terutama
fibrilasi atrium) dan gagal jantung kongestif.
b. Etiologi
Tekanan darah tinggi meningkatkan beban kerja jantung, dan seiring dengan
berjalannya waktu hal ini dapat menyebabkan penebalan otot jantung. Karena jantung
memompa darah melawan tekanan yang meningkat pada pembuluh darah yang meningkat,
ventrikel kiri membesar dan jumlah darah yang dipompa jantung setiap menitnya (cardiac
output) berkurang. Tanpa terapi, gejala gagal jantung akan makin terlihat.
Tekanan darah tinggi adalah faktor resiko utama bagi penyakit jantung dan stroke.
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan penyakit jantung iskemik (menurunnya suplai
darah untuk otot jantung sehingga menyebabkan nyeri dada atau angina dan serangan
jantung) dari peningkatan suplai oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang menebal.
Tekanan darah tinggi juga berpenaruh terhadap penebalan dinding pembuluh darah
yang akan mendorong terjadinya aterosklerosis (peningkatan kolesterol yang akan
terakumulasi pada dinding pembuluh darah). Hal ini juga meningkatkan resiko seangan
jantung dan stroke. Penyakit jantung hipertensi adalah penyebab utama penyakit dan
kematian akibat hipertensi.
c. Patogenesa
Hipertensi merupakan penyakit heterogen yang dapat disebabkan oleh penyebab
yang spesifik (hipertensi sekunder) atau mekanisme patofisiologi yang tidak diketahui
penyebabnya (hipertensi primer atau esensial). Hipertensi sekunder bernilai kurang dari
10% kasus hipertensi, pada umumnya kasus tersebut disebabkan oleh penyakit ginjal kronik
atau renovascular.
i. Hipertensi Primer
Merupakan hipertensi yang tidak menimbulkan gejala-gejala dan tidak menimbulkan
kematian langsung tapi sangat penting diperhatikan karena merupakan faktor resiko utama
penyebab penyakit pembuluh jantung koroner.
Multifaktor yang dapat menimbulkan hipertensi primer adalah :
Masalah patologi pada sistem syaraf pusat, serabut syaraf otonom, volume plasma,
dan konstriksi arteriol.
Defisiensi senyawa sintesis lokal vasodilator pada endotelium vaskular, misalnya
prostasiklin, bradikinin, dan nitrit oksida, atau terjadinya peningkatan produksi senyawa
vasokonstriktor seperti angiotensin II dan endotelin I.
Penurunan berat badan, melakukan diet makanan menurut pola DASH (Dietary
Approaches to Stop Hypertention),
Mengurangi asupan natrium hingga ledih kecil sama dengan 2,4 gram/hari,
Mekanisme utama fibrilasi atrium dan flutter atrium adalah reentry umumnya
berhubungan dengan penyakit jantung organik yang menyebabkan distensi atrium
Seperti takikardia atrium atrium multifokal tampaknya berasal dari fokus supraventrikular
yang memiliki sifat otomatik meningkat.
Aritmia Ventrikular
a)
Premature Ventricular Complexes (PVC)
Terjadi pada penderita dengan atau tanpa penyakit jantung dan diperoleh secara
ekperimental otomatis abnormal, aktifitas pemicu atau mekanisme reentrant.
b)
Takikardia Ventrikular (VT)
VT terjadi pada kecepatan lebih dari 100 denyut/menit hal ini terjadi karena adanya kelainan
elektrolit.
c)
Proaritmia Ventrikular
Merupakan perkembangan aritmia baru yang signifikan atau aritmia yang lebih parah dari
sebelumnya.
d) Takikardia Monomorfik Ventrikular Tanpa Jeda
Faktor yang mempengaruhinya yaitu aritmia ventrikular, penyakit jantung iskemik, dan
kelemahan fungsi ventrikular.
e)
Torsades De Pointes
TdP merupakan bentuk cepat dari VT polimorfik yang berhubungan dengan tertundanya
repolarisasi ventrikular karena blokade konduktansi kalium.
f)
Fibrilasi Ventrikuler
Merupakan kekacauan elektrik pada ventrikel, yang menyebabkan tidak adanya curah
jantung dan kolaps kardiovaskular secara tiba-tiba.
Bradiaritmia
Merupakan kelainan sinus asimptomatik (denyut jantung kurang dari 60
denyut/menit) yang terjadi karena disfungsi Nodus sinus disebabkan oleh penyakit jantung
organik dan proses penuaan normal, gangguan fungsi Nodus SA. Nodus sinus biasanya
representasi dari penyakit konduksi yang menyebar, yang dapat disertai blok AV dan
takikardia paroksismal, seperti fibrilasi atrium. Pergantian bradiaritmia dan takiaritmia
disebut sebagai sindrom taki-bradi.
d. Terapi
Tipe
Ia
Ib
Ic
IIb
III
IV
Obat
Quinidine
Prokainamid
Disopiramid
Lidokain
Mexiletine
Tokainid
Flekainid
Propafenon
Moricinize
Beta bloker
Amiodaron
Bretylium
Dofetilide
Sotalol
Ibutilide
Verapamil
Diltiazem
Blokade ion
Natrium (pertengahan)
Kalium
Natrium (on/off cepat)
Natrium (on/off lambat)
Kalium
Kalsium ( tidak langsung)
kalium
kalsium
c. Patogenesa
Sindrom Koroner Akut (SKA) dimulai dengan adanya ruptur plak arteri koroner, aktivasi
kaskade pembekuan dan platelet, pembentukan trombus, serta aliran darah koroner yang
mendadak berkurang. Hal ini terjadi pada plak koroner yang kaya lipid dengan fibrous
cap yang tipis (vulnerable plaque). Ini disebut fase plaque disruption disrupsi plak. Setelah
plak mengalami ruptur maka faktor jaringan (tissue factor) dikeluarkan dan bersama faktor
VIIa membentuk tissue factor VIIa complex mengaktifkan faktor X menjadi faktor Xa sebagai
penyebab terjadinya produksi trombin yang banyak. Adanya adesi platelet, aktivasi, dan
agregasi, menyebabkan pembentukan trombus arteri koroner. Ini disebut fase acute
thrombosis. Proses inflamasi yang melibatkan aktivasi makrofage dan sel T limfosit,
proteinase, dan sitokin, menyokong terjadinya ruptur plak serta trombosis tersebut. Sel
inflamasi tersebut bertanggung jawab terhadap destabilisasi plak melalui perubahan dalam
antiadesif dan antikoagulan menjadi prokoagulan sel endotelial, yang menghasilkan faktor
jaringan dalam monosit sehingga menyebabkan ruptur plak. Oleh karena itu, adanya
leukositosis dan peningkatan kadar CRP merupakan petanda inflamasi pada kejadian
koroner akut (IMA) dan mempunyai nilai prognostic.
Jika mengalami aterosklerosis maka segera terjadi disfungsi endotel (bahkan sebelum
terjadinya plak). Disfungsi endotel ini dapat disebabkan meningkatnya inaktivasi nitrit oksida
(NO) oleh beberapa spesies oksigen reaktif, yakni xanthine oxidase, NADH/ NADPH
(nicotinamide adenine dinucleotide phosphate oxidase), danendothelial cell Nitric Oxide
Synthase (eNOS). Oksigen reaktif ini dianggap dapat terjadi pada hiperkolesterolemia,
diabetes, aterosklerosis, perokok, hipertensi, dan gagal jantung. Diduga masih ada
beberapa enzim yang terlibat dalam produk radikal pada dinding pembuluh darah, misalnya
lipooxygenases dan P450-monooxygenases. Angiotensin II juga merupakan aktivator
NADPH oxidase yang poten. Ia dapat meningkatkan inflamasi dinding pembuluh darah
melalui pengerahan makrofage yang menghasilkan monocyte chemoattractan protein-1 dari
dinding pembuluh darah sebagai aterogenesis yang esensial.
Fase selanjutnya ialah terjadinya vasokonstriksi arteri koroner akibat disfungsi endotel
ringan dekat lesi atau respons terhadap lesi itu. Pada keadaan disfungsi endotel, faktor
konstriktor lebih dominan (yakni endotelin-1, tromboksan A2, dan prostaglandin H2)
daripada faktor relaksator (yakni nitrit oksid dan prostasiklin). Nitrit Oksid secara langsung
menghambat proliferasi sel otot polos dan migrasi, adesi leukosit ke endotel, serta agregasi
platelet dan sebagai proatherogenic. Melalui efek melawan, TXA2 juga menghambat
agregasi platelet dan menurunkan kontraktilitas miokard, dilatasi koroner, menekan fibrilasi
ventrikel, dan luasnya infark.
Disrupsi plak dapat terjadi karena beberapa hal, yakni tipis - tebalnya fibrous cap yang
menutupi inti lemak, adanya inflamasi pada kapsul, dan hemodinamik stress mekanik.
Adapun mulai terjadinya sindrom koroner akut, khususnya IMA, dipengaruhi oleh beberapa
keadaan, yakni :
udara dingin.
d. Terapi
Terapi non-farmakologi
Merubah pola hidup dengan melakukan penurunan berat badan (diet makanan).
Asimtomatik sisa
Lisis spontan
Hambatan sirkulasi vena
Propagasi ke vena proksimal
Emboli
c. Terapi
Tujuan Terapi
Pengobatan objektif TEV adalah untuk mencegah perkembangan EP dan gejala
pascatrombosis, untuk mengurangi morbilitas dan mortalitas dari kejadian akut, dan untuk
meminimalisir efek samping dan biaya pengobatan.
Terapi farmakologi
Warfarin
Natrium danaparoid
Natrium fondaparinuks
Kapiler merupakan pembuluh darah yang sangat halus yang menghubungkan arteriola
dengan venula.
Penyakit-penyakit sistem kardiovaskular yang telah kami bahas diantaranya ialah :
penyakit jantung hipertensi, aritmia jantung, gagal jantung, sindrome koroner akut,
arterosklerosis, dan tromboemboli vena jantung.
Kebanyakan penyakit di atas disebabkan oleh gaya hidup yang salah. Selain itu,
satu penyakit sistem kardiovaskular yang timbul dapat menyebabkan komplikasi dan
menimbulkan penyakit sistem kardiovaskular lainnya.
Oleh karena disebabkan faktor yang sama, tatalaksana terapi yang diterapkanpun
hampir sama, baik terapi farmakologi maupun terapi non-farmakologinya.
Sistem saraf merupakan sistem yang berperan dalam menghantarkan semua impuls atau
rangsangan dalam tubuh kita. Berikut adalah penyakit-penyakit sistem saraf (dari berbagai
SUMBER) :
1. MENINGITIS
Meningitis adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada selaput/membran yang
menyelubungi otak dan syaraf- syaraf di tulang belakang.
Penyebab dari meningitis adalah :virus,bakteri,jamur,iritasi kimia dan alergi obat atau tumor.
1. meningitis virus : disebabkan ole virus herpes dan virus penyebab flu perut
2.meningitis jamur : disebabkan kriptokokus yaitu kuman yang berada pada tanah dan
kotoran burung yang sudah kering.
2. ENSEFALITIS
Ensefalitis adalah infeksi jaringan otak oleh berbagai macam mikroorganisme. Pada
encephalitis terjadi peradangan jaringan otak yang dapat mengenai selaput pembungkus
otak dan medula spinalis.
Berbagai macam mikroorganisme dapat menimbulkan Ensefalitis, misalnya bakteria,
protozoa, cacing, jamur, spirochaeta, dan virus.
4. ATAKSIA
Ataksia sering muncul ketika bagian dari sistem saraf yang mengendalikan gerakan
mengalami kerusakan. Penderita ataksia mengalami kegagalan kontrol otot pada tangan
dan kaki mereka, sehingga menghasilkan kurangnya keseimbangan dan koordinasi atau
gangguan gait (Glucosamine/chondroitin Arthritis Intervention Trial).
5. PARKINSON
Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf, yang ditandai
dengan adanya tremor pada saat beristirahat, kesulitan untuk memulai pergerakan dan
kekakuan otot. Parkinson menyerang sekitar 1 diantara 250 orang yang berusia diatas 40
tahun dan sekitar 1 dari 100 orang yang berusia diatas 65 tahun.
6. DISTONIA
Distonia adalah sebuah gangguan gerak yang disebabkan gerakan kontraksi tak disengaja
oleh otot. Kontraksi tersebut menghasilkan gerakan berulang-ulang. Distonia dapat
menyebabkan nyeri pada satu, sekelompok, atau bahkan semua otot.
7. BLEFAROSPASME
Tremor istirahat, terjadi ketika otot sedang beristirahat. Meskipun penderita sedang
beristirahat total, lengan atau tungkainya bisa terus gemetaran. Tremor ini bisa merupakan
pertanda dari penyakit Parkinson.
Tremor esensial
Tremor senilis adalah tremor esensial yang timbul pada usia lanjut.
Tremor familial merupakan tremor esensial yang terjadi di dalam satu keluarga.
9. DEMENSIA
Demensia adalah penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang secara
perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, fikiran, penilaian dan kemampuan untuk
memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian., timbul perlahan,
menyerang usia >60 tahun
10. ALZHEIMER
Alzheimer merupakan sejenis penyakit penurunan fungsi saraf otak yang kompleks dan
progresif yang di sebabkan karena berkurangnya gizi di otak. Penyakit Alzheimer bukannya
sejenis penyakit menular. Penyakit Alzheimer adalah keadaan di mana daya ingatan
seseorang merosot dengan parahnya sehingga pengidapnya tidak mampu mengurus diri
sendiri.
11. SKLEROSIS MULTIPLE
Sklerosis Multipel adalah suatu kelainan dimana saraf-saraf pada mata, otak dan tulang
belakang kehilangan selubung sarafnya (mielin).
Istilah sklerosis multipel berasal dari banyaknya daerah jaringan parut (sklerosis) yang
1.
2.
Kejang Jacksonian
3.
4.
5.
6.
7.
Status epileptikus merupakan kejang yang paling serius, dimana kejang terjadi terus
menerus, tidak berhenti.
Kontraksi otot sangat kuat, tidak mampu bernafas sebagaimana mestinya dan muatan listrik
di dalam otaknya menyebar luas.
Jika tidak segera ditangani, bisa terjadi kerusakan jantung dan otak yang menetap dan
penderita bisa meninggal.
Pencetus : faktor sensoris, faktor sistemis, dan
faktor mental
13. MIGRAINE
Migraine adalah nyeri berdenyut hebat dan berulang, yang biasanya mengenai salah satu
sisi kepala tetapi kadang mengenai kedua sisi kepala.
Nyeri timbul secara mendadak dan bisa didahului atau disertai dengan gejalagejala visual (penglihatan), neurologis atau saluran pencernaan.. Penyebab : genetik,
vasokonstriksi pemb,darah yang diikuti vasodilatasi tiba-tiba.
Cluster headache adalah Nyeri kepala tipe klaster adalah jenis nyeri kepala yg berat, terjadi
pd satu sisi, timbul dalam serangan2 mendadak, sering disertai dgn rasa hidung tersumbat
dan berair, keluar air mata, kepala seperti ditusuk2 di sisi nyeri, terutama di sekitar mata
sehingga mata juga tampak merah dan bengkak, muka berkeringat. Dalam klinik dikenal
dua tipe yaitu tipe episodik dan tipe kronik
Tension type headache (sakit kepala tipe tegang) adalah nyeri kepala tipe tegang
merupakan hasil dari proses kontraksi (ketegangan) otot kepala, wajah, rahang, dan leher.
Biasanya ditimbulkan antara lain oleh stres fisik maupun psikis, juga sikap dan posisi badan
serta kepala yg salah dan terus menerus dalam waktu lama. Nyeri akan terasa di kedua sisi
kepala terutama di bagian belakang sampai leher dan bahu terasa tegang. Nyeri akan
bertambah hebat saat beraktifitas fisik seperti berjalan atau naik tangga. Keadaan ini bisa
berlangsung singkat yaitu 30 menit atau bahkan lebih lama, sekitar 7 hari, tanpa ada pemicu
khusus.
Nyeri kepala post traumatik bila terdapat riwayat trauma kepala yang jelas yang disertai
dengan salah satu gejala:
Kehilangan kesadaran
1.
2.
Sleep apnoe: gangguan tidur dengan kesulitan bernafas (apnea = tanpa nafas)
berulang kali ketika sedang tidur. Ada dua jenis sleep apnea: Central dan Obstructive.
Terdapat juga jenis campuran.
3.
Neuralgia Trigeminal (Tic douloureux) adalah kelainan fungsi dari saraf trigeminal (saraf
kranial V), yang membawa sensasi dari wajah ke otak. Kelainan fungsi saraf trigeminal
menyebabkan serangan nyeri tajam yang hebat selama beberapa detik sampai beberapa
menit. Penyebab : tidak diketahui Neuralgia trigeminal terjadi pada dewasa, tetapi lebih
sering ditemukan pada usia lanjut.
17. BELLS PALSY
Bells palsy adalah suatu kelainan pada saraf wajah yang menyebabkan kelemahan atau
kelumpuhan tiba-tiba pada otot di satu sisi wajah. Saraf wajah adalah saraf kranial yang
merangsang otot-otot wajah. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga terjadi
pembengkakan pada saraf wajah sebagai reaksi terhadap infeksi virus, penekanan atau
berkurangnya aliran darah.
18. GUILLAIN BARRE SYNDROME
Guillain Barre syndrome adalah merupakan penyakit autoimun, dimana sistem imun tubuh
menyerang bagian dari sistem saraf tepi yaitu mielin (demielinasi) dan akson (degenerasi
aksonal). GBS ditandai dengan polineuropati yang menyeluruh: paralisis ekstremitas, badan
atas dan wajah; menghilangnya refleks tendon; berkurangnya fungsi sensoris (nyeri dan
suhu) dari badan ke otak; disfungsi otonom dan depresi pernafasan. Gejalanya biasanya
perlahan, mulai dari bawah ke atas
19. MIASTHENIA GRAVIS
Miasthenia Gravis adalah kelemahan otot yang cukup berat dimana terjadi kelelahan otototot secara cepat dengan lambatnya pemulihan (dapat memakan waktu 10 hingga 20 kali
lebih lama dari normal). Etiologi : diduga autoimun.
20. PALSI SEREBRAL
Palsi Serebral adalah suatu gangguan atau kelainan yang terjadi pada suatu kurun waktu
dalam perkembangan anak, mengenai sel-sel motorik di dalam susunan saraf pusat,
bersifat kronik dan tidak progresif akibat kelainan atau cacat pada jaringan otak yang belum
selesai pertumbuhannya.
21. HIDROSEFALUS
Hidrosefalus keadaan saat cairan otak (cairan jernih yang mengelilingi otak dan susunan
saraf dan sebagai bantalan) tidak dapat dialirkan keluar dari otak. Cairan tersebut
menumpuk di dalam otak.
22. STROKE
Stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit
pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu.
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu: stroke iskemik maupun stroke hemorragik.
1.
2.
Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah
otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi
PATOFISIOLOGI SISTEM SARAF
Disusun oleh: Selvi Dwi Cahyaningsih / 1204017044 / Konversi 2012
I.
Bidang dasar sistem saraf
Sistem saraf adalah sekumpulan serabut sel-sel saraf, atau neuron-neuron. Sel-sel ini
merupakan sel-sel dengan prosesus percabangan yang panjang (serabut saraf) yang dapat
mengirimkan impuls saraf. Sistem saraf dibagi menjadi dua bagian:
1.
Sistem saraf pusat (SSP) yang terdiri atas:
Serebelum
Batang otak
Medulla spinalis
2.
Sistem saraf perifer yang terdiri atas seberkas
serabut saraf yang ke luar dari SSP yang menjalar
ke seluruh tubuh sebagai saraf perifer. Saraf-saraf
tersebut adalah:
Saraf-saraf kranial
12 pasang saraf timbul dari batang otak untuk
mempersarafi sebagian besar kepala dan leher.
Saraf-saraf spinal
31 pasang saraf yang timbul dari medulla spinalis
untuk mempersarafi batang tubuh dan anggota
gerak.
Secara fungsional, sistem saraf dibagi menjadi:
1.
Sistem saraf somatis
Yang berhubungan dengan impuls ke anggota gerak
dan dinding tubuh
2.
Sistem saraf autonom
Yang berhubungan dengan impuls visera dan ke pembuluh darah.
Banyak neuron-neuron secara individual menembus batasan pembagian ini dan sistem
saraf berfungsi dalam koordinasi dan cara yang menyatukan.
II. Neuron
Neuron merupakan unit fungsional dari sistem saraf. Neuron terdiri atas badan sel, yang
mempunyai nukleus yang dikelilingi oleh protoplasma, dan dilapisi oleh membran sel, dan
serabut saraf, yang biasanya merupakan akson tunggal panjang yang menghantarkan
impuls menjauhi badan sel, dan beberapa dendrit kecil yang menerima masukan impuls.
Serabut saraf yang lebih besar biasanya bermielin dan diselingi nodus pada setiap
millimeter atau lebih. Saraf perifer dikelilingi oleh sel-sel Schwann yang khusus. Sel-sel ini
Medulla spinalis
Potongan melintang medulla spinalis memperlihatkan bahwa saraf-saraf spinal dibentuk
dari dua radiks saraf, yaitu radiks posterior (dorsal/sensoris), dan radiks anterior
(ventral/motorik).
V. Sistem Saraf Perifer
Saraf pusat bertugas mengolah informasi, sedangkan yang bertugas menangkap/menerima
rangsang dan meneruskan tanggapan adalah saraf tepi/ saraf perifer. Saraf perifer disusun
oleh saraf otak (kranial) dan saraf medulla spinalis (spinal).
1.
Saraf sensoris (saraf aferen) disebut juga sel saraf indera, karena berfungsi membawa
rangsangan (impuls) dari indera ke saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang)
2.
Saraf motoris (saraf eferen) berfungsi membawa rangsangan (impuls) dari pusat saraf
ke otot atau kelenjar berupa respon.
Saraf volunter/somatik/sadar yaitu sistem saraf yang mengatur segala gerakan yang
dilakukan secara sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat atau otak
Saraf involunter/otonom/tidak sadar berperan dalam mengendalikan tubuh yang
tidak kita sadari, seperti denyut jantung, gerakan-gerakan pada saluran pencernaan, sekresi
enzim dan keringat.
Dibagi menjadi dua berdasarkan posisi ganglion : simpatis (ganglion menempel pada
sumsum tulang belakang) dan parasimpatis (menempel pada organ yang dibantu).
11.
24. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Sistem saraf adalah sistem
organ pada manusia yang terdiri atas sel neuron yang
mengkoordinasikan aktivitas otot, memonitor organ, membentuk atau
menghentikan masukan dari indra, dan mengaktifkan aksi. Komponen
utama dalam sistem saraf adalah neuron yang diikat oleh sel-sel
neuroglia, neuron memainkan peranan penting dalam koordinasi.
Sistem saraf pada manusia secara umum dibagi menjadi dua, yaitu
sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf sangat berperan
dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas adalah kemampuan menanggapi
rangsangan. B. Saran Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan sesuai
dengan kebutuhan dan sasarannya. Kami selalu membuka diri untuk
menerima saran dan kritik dari semua pihak yang sama-sama bertujuan
membangun makalah ini demi perbaikan dan penyempurnaan dalam
pembuatan makalah kami ke depannya. 24