Anda di halaman 1dari 7

POTENSI KHAMIR PENGHASIL ENZIM SELULASE DARI SERASAH

DI KAWASAN CAGAR ALAM PANGANDARAN, JAWA BARAT1)


Dita Luthfia2), R.R. Nurul W2), Karina Pravitasari3), Tiara Arisenda3), Revi Fatekha4),
Dalia Sukmawati5)*
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Jl. Pemuda No. 10 Rawamangun, Jakarta
Timur. Indonesia. Tel.: +62 21 4894909
E-mail: sukmawatidalia@gmail.com.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi khamir menggunakan metode washing metode dan
screening dengan parameter zona bening yang terbentuk dalam medium selektif berupa CMC. Khamir
yang diisolasi berasal dari serasah yang diambil di Kawasan Cagar Alam Pangandaran, Jawa Barat.
Screening Khamir Penghasil Enzim Selulase dengan metode zona bening dilakukan dengan
menggunakan pewarnaan congo red 0,1%. Media yang digunakan untuk pengujian enzim selulase,
yaitu CDA + CMC 0,1
Kata kunci: Khamir, Serasah, Cagar Alam Pangandaran, Enzim Selulase

Abstract
This study aims to isolate yeast using the washing and screening methods using parameter
clear zone formed by selective medium such as CMC. Yeasts isolated from litter being taken in the
area of the Nature Reserve of Pangandaran, West Java. Screening Yeast Producers of cellulase
enzymes by using clear zone is done by using a 0.1% congo red staining. The medium used for testing
the enzyme cellulase, which is CDA + CMC 0.1
Keywords: Yeast, Litter, Nature Reserve Pangandaran, cellulase

PENDAHULUAN
Serasah

merupakan

lapisan

yang

organik

tersebut

akan

dikomposisi

oleh

terdiri dari bagian tumbuhan yang telah mati

mikroorganisme seperti fungi dan bakteri

seperti guguran daun, ranting, cabang, bunga,

menjadi unsur-unsur yang siap digunakan oleh

kulit kayu, buah serta bagian lain yang

tanaman (Siarudin dan Rachman, 2008). Peran

menyebar di permukaan tanah dibawah hutan

fungi dalam mendekomposisi lebih dominan

sebelum bahan-bahan tersebut mengalami

daripada

dekomposisi (Dephut, 1997). Bahan-bahan

mengalami dekomposisi akan berubah menjadi

bakteri,

_____________________________
1)

Dipresentasikan pada Seminar Proposal KuliahKerjaLapangan, Jakarta, 13 April 2016

2)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Bilingual, Jurusan Biologi FMIPA UNJ

3)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Reguler, Jurusan Biologi FMIPA UNJ

4)

Mahasiswa Program Studi Biologi, Jurusan Biologi FMIPA UNJ

5)

Staf Pengajar Jurusan Biologi FMIPA UNJ

sehingga

serasah

yang

humus dan akhirnya menjadi tanah. Senyawa-

perawatan warna, pembersih dan antideposisi;

senyawa yang terdapat di dalam serasah yaitu

dan

seperti

selulosa.

makanan (Zhang et al. 2006). Selain itu, enzim

Selulosa dan karbohidrat cenderung lebih cepat

selulase mampu mengubah selulosa menjadi

didekomposisi

mikroorganisme

asam lemak, pencernaan protein, polisakarida

pendekomposisi tersebut dapat menghasilkan

dan fermentasi selulosa oleh enzim selulosa di

enzim selulase untuk menghidrolisis selulosa

rumen yang dihasilkan oleh bakteri dan

pada serasah (Sulistiyanto, 2005).

protozoa.

lignin,

karbohidrat
karena

dan

industri

makanan

sebagai

pelunak

Salah satu mikroorganisme penghasil

Cagar Alam Pangandaran terletak di

enzim selulase adalah khamir (unicellular

Desa Pangandaran Kecamatan Pangandaran

fungi). Khamir yang dapat menghasilkan

Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat.

enzim selulase antara lain: Trichosporon

Topografi kawasan ini mulai dari landai

cutaneum,Trichosporon

pullulans,

sampai berbukit kecil dengan ketinggian

Aureobasdium,

tempat rata-rata 100 meter di atas permukaan

Saccharomyces

cerevisiae,

Candida dan Geotricum. Khamir memiliki

laut.

kompleks selulase ekstraselular yang terdiri

Ferguson, CA dan TWA Pangandaran termasuk

dari paling sedikit 3 macam enzim, yaitu :

tipe iklim B dengan curah hujan rata-rata per

endo--1,4 glukanase, ekso--1,4 glukanase

tahun 3.196 mm, suhu udara antara 80-90%.

dan - glukosidase. Kompleks enzim ini

Vegetasi yang terdapat dalam cagar alam

menghidrolisis ikatan -1,4 glikosida pada

pangandaran yaitu vegetasi pantai dan vegatasi

selulosa, dan turunannya menjadi selobiosa

hutan. Vegetasi hutan meliputi vegetasi hutan

dan glukosa (Esen, 1993). Hidrolisis selulosa

sekunder

oleh endoglukanase bersifat random sehingga

(website:wisataalampangandaran).

degradasi selulosa dapat berlangsung dengan

hutan berupa hutan tanaman jati dan mahoni

cepat.

serta
Selain

berperan

dalam

hidrolisis

selulosa, enzim selulase digunakan juga untuk


keperluan dalam berbagai macam industri.
Industri yang menggunakan enzim selulase
sebagai bahan baku antara lain: industri pulp
dan kertas untuk deinking dan modifikasi
serat; industri tekstil untuk pelembut katun dan
tahap finishing denim; industri deterjen untuk

Menurut

klasifikasi

dan

Schmidt

hutan

hutan

dan

primer

dataran

Vegetasi
rendah.

(website:gogreencanyon).
Penelitian

mengenai

isolasi

dan

skrining khamir penghasil selulase dari daerah


Cagar Alam

Pangandaran

belum

pernah

dilakukan. Penelitian bertujuan untuk isolasi


khamir dengan menggunakan metode washing
metode dan skrining menggunakan parameter
zona bening yang terbentuk dengan medium
selektif berupa CMC.

_____________________________
1)

Dipresentasikan pada Seminar Proposal KuliahKerjaLapangan, Jakarta, 13 April 2016

2)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Bilingual, Jurusan Biologi FMIPA UNJ

3)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Reguler, Jurusan Biologi FMIPA UNJ

4)

Mahasiswa Program Studi Biologi, Jurusan Biologi FMIPA UNJ

5)

Staf Pengajar Jurusan Biologi FMIPA UNJ

yaitu : endo--1,4 glukanase, ekso--1,4


glukanase dan - glukosidase. Kompleks

TINJAUAN PUSTAKA

enzim ini menghidrolisis ikatan -1,4 glikosida


1. Khamir Penghasil Enzim Selulase

pada

selulosa,

Khamir atau lebih dikenal sebagai fungi

selobiosa

dan

dan

turunannya

glukosa

menjadi

(Esen,

1993).

bersel satu (unicellular fungi), merupakan

Endoglukanase akan menghidrolisis selulosa

mikroorganisme

tidak

secara acak menghasilkan selotriosa, selobiosa

berfilamen, umumnya bereproduksi vegetatif

dan glukosa. Enzim ini tidak menghidrolisis

melalui pertunasan atau pembelahan sel,

selobiosa tetapi menghidrolisis selodekstrin,

namun dalam jumlah kecil ada pula yang

selotriosa,

bereproduksi secara generatif

tersubtitusi seperti CMC dan hidroksil etil

eukariota

yang

(Kurtzman &

selopentosa,

dan

selulosa

Fell, 1998).

selulosa. Aktivitas yang tinggi terhadap CMC

Sel khamir tersusu atas makromolekul seperti

menyebabkan enzim ini disebut juga CMC-ase

protein, polisakarda, lipid dan asam nukleat.

(Irwadi, 1990). Media yang digunakan adalah

Perbedaan komposisi makromolekul penyusun

media PDA (Potato Dextrose Agar) dan

tergantung pada jenis khamir dan sangat

klorampenikol.

dipengaruhi oleh pertumbuhannya (Walker,

2. Serasah

1997). Khamir dapat menghasilkan beberapa

Serasah merupakan lapisan yang terdiri

enzim, yaitu dehidrogenase, katalase, amilase,

dari bagian tumbuhan yang telah mati yang

fosfatase, selulase, pektinase, protease, dan

menyebar di permukaan tanah di bawah hutan

urease yang dapat memicu siklus hara tanah

sebelum bahan-bahan tersebut mengalami

(Schinner et al, 1996). Pada sistem fermentasi,

dekomposisi

khamir dapat menghasilkan enzim. Contoh

berfungsi sebagai penyimpanan air sementara

jenis khamir yang dapat menghasilkan enzim

yang secara berangsur akan melepaskannya ke

selulase,

cutaneum,

tanah bersama bahan organik berbentuk zarah

Trichosporon sporotrichoides, Trichosporon

yang terlarut, memperbaiki struktur tanah, dan

pullulans,

menaikkan kapasitas penyerapan (Arief, 1994).

yaitu

Trichosporon

Saccharomyces

cerevisiae,

(Dephut,

Serasah terdapat

Trichosporon sporotrichoides merupakan jenis

(website:fokusgeografi). Hal ini dapat dilihat

khamir penghasil selulase yang ditemukan di

pada gambar di bawah ini. Lapisan serasah

serasah pada horizon O tanah.

terletak pada kedalaman 0-0.1 cm dari

selulolitik

seperti

khamir

memilik kompleks selulase ekstraselular yang

horizon o

Serasah

Aureobasdium, Candida, dan Geotrichum.

Organisme

pada

1997).

tanah

permukaan tanah (Jurnal penelitian hutan dan


konservasi alam, 2008).

terdiri dari paling sedikit 3 macam enzim,


_____________________________
1)

Dipresentasikan pada Seminar Proposal KuliahKerjaLapangan, Jakarta, 13 April 2016

2)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Bilingual, Jurusan Biologi FMIPA UNJ

3)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Reguler, Jurusan Biologi FMIPA UNJ

4)

Mahasiswa Program Studi Biologi, Jurusan Biologi FMIPA UNJ

5)

Staf Pengajar Jurusan Biologi FMIPA UNJ

dalam hidrolisis selulosa dengan memecah


ikatan -1,4-D-glikosidik untuk menghasilkan
oligosakarida maupun glukosa (Salma, 1999).
Enzim selulase diklasifikasikan menjadi
tiga tipe, yaitu endoglucanase (endo--1,4glucanase, EC 3.2.1.4), selobiohidrolase atau
eksoglukanase
3.2.1.91)

(exo-1,4-glucanase,

dan

glukosidase

EC

(-D-glucoside

glucohydrolase, EC 3.2.1.21) (Lynd et al.


2002). Hidrolisis selulosa menjadi glukosa
merupakan kerja secara sinergis dari ketiga
kelompok
Peran

Endoglukanase

dalam

proses

menghidrolisis ikatan internal selulosa untuk

tanaman

sangat

memproduksi ujung rantai baru, eksoglukanase

tergantung pada laju produksi dan laju

menghidrolisis ujung rantai selulosa untuk

dekomposisinya. Variasi produktivitas serasah

menghasilkan selobiosa atau glukosa, dan

antara lain ditentukan oleh musim, jenis

glukosidase menghidrolisis selobiosa menjadi

pohon, kerapatan, perbedaan temperatur udara

glukosa.

siang dan malam, kekurangan unsur hara, dan

endoglukanase

serangan hama penyakit (Alrasjid, dalam

degradasi selulosa dapat berlangsung dengan

Wibisana, 2004). Serasah yang baik apabila

cepat.

tanah mengandung jumlah mikro organisme

selulosa, enzim selulase dapat digunakan

yang lebih banyak dan kaya akan unsur hara.

dalam

penyuburan

serasah

enzim tersebut.

tanah

Serasah
komponen

yaitu

dan

mengandung
lignin,

beberapa

selulosa,

dan

karbohidratnya (Yustian, 2010).

Hidrolisis
bersifat

Selain

selulosa
random

berperan

berbagai

dalam

macam

oleh
sehingga
hidrolisis

industri,

seperti

industri pulp dan kertas untuk modifikasi serat;


industri tekstil untuk pelembut katun dan tahap
finishing

denim;

industri

deterjen

untuk

3. Enzim Selulase

perawatan warna, pembersih dan antideposisi;

Enzim selulase merupakan salah satu

dan

kelompok enzim yang termasuk dalam sistem


enzim

lignoselulotik

mikroorganisme

yang

yang

industri

makanan

sebagai

pelunak

makanan (Zhang et al. 2006).

diproduksi

berperan

dalam

degradasi material sel tumbuhan. Enzim


selulase termasuk dalam famili glikosida

BAHAN DAN METODE


Waktu dan Tempat

hidrolase (GH). Enzim selulase berperan


_____________________________
1)

Dipresentasikan pada Seminar Proposal KuliahKerjaLapangan, Jakarta, 13 April 2016

2)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Bilingual, Jurusan Biologi FMIPA UNJ

3)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Reguler, Jurusan Biologi FMIPA UNJ

4)

Mahasiswa Program Studi Biologi, Jurusan Biologi FMIPA UNJ

5)

Staf Pengajar Jurusan Biologi FMIPA UNJ

Penelitian ini akan dilaksanakan di taman

klorampenikol

secara

duplo.

Sampel

di

nasional dan cagar alam Pangandaran pada

inkubasi selama 3-7 hari pada suhu ruang.

tanggal 25 s.d. 29 April 2016. Rangkaian

Setiap satu koloni yang tumbuh pada cawan

pekerjaan isolasi, purifikasi, dan seleksi biakan

isolasi tersebut, segera disubkultur ke media

di

laboratorium

yang baru untuk mendapatkan kultur murni.

dilakukan di Laboratorium mikrobiologi UNJ

Kultur murni menggunakan media PDA miring

(Universitas Negeri Jakarta).

yang di tempatkan di tabung reaksi. Untuk di

laboratorium.

Kegiatan

screening enzim selulase.


Bahan dan Alat penelitian
Mikroorganisme

yang

menjadi

target

Screening Khamir Penghasil Enzim Selulase

dalam penelitian ini yaitu jamur terutama pada


golongan

kamir

(yeast).

Diisolasi

dari

specimen serasah-serasah di kawasan taman


nasional pangandaran. Adapun bahan-bahan
yang digunakan untuk isolasi dan purifikasi
khamir (yeast) adalah sampel serasah, Potato
Dextrose Agar (PDA),

Carboxyl Methyl

Cellulose (CMC), congo red, larutan garam


fisiologis, aquades. Alat yang digunakan yaitu
cawan petri, tabung reaksi dan mikroskop.

Screening enzim dengan metode zona


bening (Purwasaria et al, 2003) dilakukan
dengan menggunakan pewarnaan congo red
0,1%. Media yang digunakan untuk pengujian
enzim selulase, yaitu CDA + CMC 0,1%.
Khamir diinkubasi selama 48 jam pada suhu
ruang. Zona bening akan terbentuk setelah
diteteskan congo red 2% dan didiamkan
selama 15 menit sampai 30 menit.
DAFTAR PUSTAKA

Isolasi Khamir Penghasil Enzim Selulase

serasah (yang sudah dihaluskan partikel-

Agustina, L, Irianto, R S.B, Turjaman, M dan


Santoso, E. 2011. Isolasi dan
Karakterisasi Enzimatis Mikroba
Lignoselulolitik di Tiga Tipe Ekosistem
Taman Nasional. Jakarta: Pesat
Penelitian dan Pengembangan
Konservasi dan Rehabilitasi.

partikelnya) ke dalam 10 ml larutan garam

Arief,

serta Purifikasi
Untuk sampel berupa serasah, isolate
dilakukan dengan mensuspensikan satu gram

fisiologis steril, lalu dikocok dan dibuat seri


pengenceran 106 sampai dengan 10-8 ke dalam
tabung reaksi yang terpisah. Setiap konsentrasi
suspense sampel, diambil masing-masing satu
ml lalu pada pengenceran 106 sampai dengan
10-8 dituang ke dalam cawan peri berisi 9 ml
media PDA (Potato Dextrose Agar)

A. 1994. Hutan Hakikat dan


Pengaruhnya Terhadap lingkungan.
Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Jakarta.

Ariffin, H., Hassan, M., Shah, U. K., Abdullah,


N., Ghazali, F. M., and Shirai, Y. 2008.
Production of bacterial endoglucanase
from pretreated oil palm empty fruit
bunch by Bacillus pumilus EB3. Journal

dan

_____________________________
1)

Dipresentasikan pada Seminar Proposal KuliahKerjaLapangan, Jakarta, 13 April 2016

2)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Bilingual, Jurusan Biologi FMIPA UNJ

3)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Reguler, Jurusan Biologi FMIPA UNJ

4)

Mahasiswa Program Studi Biologi, Jurusan Biologi FMIPA UNJ

5)

Staf Pengajar Jurusan Biologi FMIPA UNJ

of Bioscience and Bioengineering, 106,


231-236.
Biomassa lantai hutan dan jatuhan serasah di
kawasan mangroves Blanakan, Subang,
Jawa Barat. 2008. Jurnal penelitian
hutan dan konservasi alam. Indonesian
Scientific Journal Database. Vol. 5. No.
4. 329-335.
Coughlan M. 1985. Cellulases: production,
properties and applications. Biochem
Soc Trans 13: 405-406.
Departemen Kehutanan. 1997. Aplikasi dan
Penggunaan Citra Landset Dalam
Pengukuran dan Pemetaan Lahan.
Jakarta : Badan Planologi Kehutanan.
Esen,

A. (ed). 1993. -glucosidases :


Biocheistry & Molecular BiologyCongresses.

Fokus

geografi. (2013, 24 September).


Pedosfer Lapisan Tanah. Diperoleh 6
April
2016,
dari
http://fokusgeografi.blogspot.co.id/2013
/09/pedosfer-lapisan-tanah.html.

Go green canyon. (2014, 9 April). Taman


Wisata Alam dan Cagar Alam.
Diperoleh
6 April
2016,
dari
http://www.gogreencanyon.com/2014/09
/taman-wisata-alam-dan-cagaralam.html
Hatano T, Mutsuko K and Sakuzo F. 1991.
Purification and Characterization of a
CarboxymethylcelluloseDegrading
Enzyme Secreted by aYeast strain Newly
isolated from Soil.Journal of Fermentation
andBioengineering 71, 313 - 317.
Indriani, Y. 2008. Produksi dan Laju
Dekomposisi Serasah Daun Mangrove
Api api (Avicennia Marina Forssk.
Vierh) di Desa Lontar, Kecamatan
Kemiri, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten.

Johnson, L. C. and Damman, A. W. H. 1991.


Species-controlled sphagnum decay on
a south Swedish raised bog. Oikos. 61:
234-242.
Kurtzman, C. P & J.W Fell (ed). 1998. The
Yeast, A Taxonomy Study. New York :
Elsevier
Mandels M, Weber J. (1969) The production of
cellulases. In: Cellulases and their
applications. GJ Hajny, ET Resse
(ed.) American Chemical Society Advanced
Series. 95(23):391414.
Purwadaria, T., P.A. Marbun, A.P. Sinurat, dan
P.P. Ketaren. 2003. Perbandingan
aktivitas enzim selulase dari bakteri
dan kapang hasil isolasi dari rayap. J.
Ilmu Ternak dan Veteriner,
8(4):213219.
Saetre, P. 1998. Decomposition, microbial
community strusture, and earthworm
effects along a birch-spure soil gradient.
Ecology. 79: 834-846.
Salma, S dan L. Gunarto. 1999.
Enzim Selulase dari Trichoderma
spp. Buletin AgriBio Vol. (2) No.
2.
Schinner, F., R. Oninger, E. Kandeler & R.
Margcsin. 1996 Methods in Soil Biology
Springer, Verlag. Berlin Heidelberg.
Jerman.
Siarudin, M dan Rachman, E. 2008. Biomassa
Lantai Hutan dan jatuhan serasah di
kawasan mangrove blanakan subang.
Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
5(4):329-335.
Sulistiyanti, Y., J. O. Rieley, dan S. H. Limin.
2005. Laju Dekomposisi dan Pelepasan
Hara dari Serasah pada Dua Sub-tipe
Hutan Rawa Gambut di Kalimantan
Tengah. Jurnal Manajemen Hutan
Tropica 11(2): 1-14.
Sutedjo, dkk. 1991. Mikrobiologi Tanah.
Jakarata : Rineka Cipta.

_____________________________
1)

Dipresentasikan pada Seminar Proposal KuliahKerjaLapangan, Jakarta, 13 April 2016

2)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Bilingual, Jurusan Biologi FMIPA UNJ

3)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Reguler, Jurusan Biologi FMIPA UNJ

4)

Mahasiswa Program Studi Biologi, Jurusan Biologi FMIPA UNJ

5)

Staf Pengajar Jurusan Biologi FMIPA UNJ

Van Breemen, N. 1995. Nutrient cycling


strategies. Plant and Soil, 168-169: 321326.
Walker, G.M. 1997. Yeast Physiology and
Biotechnolog. John Wiley & Sons,
Chichester.
Wibisana, T B. 2004. Produksi dan Laju
Dekomposisi Serasah Mangrove di
Wilayah Pesisir Kabupaten Berau,
Propinsi Kalimantan Timur.
Wisata alam pangandaran. (2015, 7
September). Cagar Alam dan Taman
Wisata Pangandaran Sebuah Aset yang
Tak Ternilai. Diperoleh 6 April 2016,
dari
http://wisataalampangandaran.com/caga
r-alam-ca-dan-taman-wisata-alam-twapangandaran-sebuah-aset-yang-takternilai/
Yustian dan donhi. 2010. Prediction of carbon
stock
in
Palembang
Pulokerto
swampf'orest: the impact of Turban
climate change mitigatton. Palembang.

_____________________________
1)

Dipresentasikan pada Seminar Proposal KuliahKerjaLapangan, Jakarta, 13 April 2016

2)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Bilingual, Jurusan Biologi FMIPA UNJ

3)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Reguler, Jurusan Biologi FMIPA UNJ

4)

Mahasiswa Program Studi Biologi, Jurusan Biologi FMIPA UNJ

5)

Staf Pengajar Jurusan Biologi FMIPA UNJ

Anda mungkin juga menyukai