SEMARAK2016 - Hanifah Nurawaliah - Institut Teknologi Bandung - From Biowaste To
SEMARAK2016 - Hanifah Nurawaliah - Institut Teknologi Bandung - From Biowaste To
hayati dan biomassa lainnya yang diproses secara bioteknologi (Dewan Energi
Nasional Republik Indonesia, 2014).
Bioetanol yang termasuk biofuels (bahan bakar bio) ini memang menarik
untuk diteliti dan diproduksi secara komersial setelah tahun krisis minyak dunia,
yakni tahun 1970-an. Etanol digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang bisa
dicampur dengan gasolin dalam beberapa persentase. Sebagai contoh untuk bahan
bakar mobil, biasanya digunakan ethanol-petrol dengan kandungan 15%
bioethanol yang dicampur petroleum/bensin (Saka, Afolabi, & Ogochukwu,
2015). Bioetanol sebagai bahan bakar (bioethanol as a fuel) merujuk pada EU
standard EN 228 dengan kandungan 5% dicampur bensin jika tanpa modifikasi
mesin dan lebih tinggi dari 85% jika dengan modifikasi mesin (Gerlach, 2012).
Biowaste sebagai Sumber Bioethanol
Etanol dihasilkan dari proses fermentasi dengan dilakukan proses pemecahan
berupa hidrolisis terlebih dahulu menjadi gula sederhana. Bioetanol pada generasi
pertama diproduksi dari tanaman pangan (food-crops) dengan kandungan gula,
pati, serta lemak. Kemudian pada generasi selanjutnya diperkenalkan tanaman
nonpangan (non food-crops) sebagai material bioethanol.
Intinya, bahan pangan dengan kandungan pati dan gula yang tinggi dapat
dikonversi menjadi etanol. Khusus untuk bahan baku dengan kandungan selulosa
yang tinggi, diperluan pengolahan awal (pre-treatment). Nilai daripada suatu
biomassa untuk etanol adalah seberapa mudah konversi suatu bahan baku menjadi
etanol (Demirbas, Balat, & Balat, 2011).
Sampah kota (municipal waste) khususnya sampah organik kini dapat
dijadikan bahan baku produksi bioetanol (Stichnothe & Azapagic, 2009).
Penerapan sampah menjadi bioetanol ini tentu saja dapat mengurangi
ketergantungan lahan untuk landfilling atau pengurugan sampah dan dapat
meminimalisasi emisi gas rumah kaca (GRK) dari landfill.
Hasil studi (Li, 2008) menunjukkan sampah organik kota memproduksi 52%
glukosa untuk produksi etanol. Optimasi studi terkini menunjukkan sekitar 90%
glukosa dihasilkan dengan mengoptimalkan kondisi (konsentrasi substrat rendah,
konsentrasi enzim tinggi, suhu 50C, dan pH 4.8). Dalam persamaan
kesetimbangan massanya dijelaskan 0.25 g biomassa tersisa setelah tahap prahidrolisis dan 0.1 g setelah proses hidrolisis enzimatik untuk 0.5 g sampah organik
sebagai bahan baku. Artinya, sekitar 80% dari fraksi sampah biodegradable
terkonversi dalam proses produksi ethanol.
Proses Pembentukaan Bioetanol dari Biomassa
Terdapat dua tahap proses pembentukan etanol dari biomassa: hidrolisis dari
karbohidrat (baik dalam bentuk selulosa maupun hemiselulosa) menjadi gula
sederhana dan xylose serta fermentasi dari gula menjadi alkohol. Berikut adalah
bagannya.
(1)
DAFTAR PUSTAKA
Damanhuri, E. (2006). Teknologi dan Pengelolaan Sampah Kota di Indonesia. Workshop
Nasional Biokonversi Limbah, Universitas Brawijaya (p. 1). Bandung: Teknik
Lingkungan ITB.
Demirbas, M. F., Balat, M., & Balat, H. (2011, April). Biowaste-to-biofuels. Energy
Conversion and Management, 52, 1815-1828.
Dewan Energi Nasional Republik Indonesia. (2014). Outlook Energi Indonesia 2014.
Jakarta: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Gerlach, M. (2012). Bioethanol Potential of Preserved Biowaste. Tampere: Tampere
University of Applied Sciences Environmental Engineering.
Li, A. (2008, July 14). Municipal Solid Waste Used as Bioethanol Sources and its Related
Environmental Impacts. International Journal of Soil, Sediment and Water, 1(5),
2. Retrieved from http://scholarworks.umass.edu/intljssw/vol1/iss1/5
Saka, A. A., Afolabi, A. S., & Ogochukwu. (2015, Juli 1). Production and
Characterization of Bioethanol from Sugarcane Bagasse as Alternative Energy
Sources. World Congress on Engineering 2015. II, p. 1. London: ISBN.
Soerawidjaja, T. H. (2010). Peran Bioenergi dan Arah-arah Utama LitBangRap-nya di
Indonesia. Lokakarya Gasifikasi Biomassa. Bandung: Ketua Ikatan Ahli
Bioenergi Indonesia (IKABI).
Stichnothe, H., & Azapagic, A. (2009). Bioethanol from waste: Life cycle estimation of
the greenhouse gas saving potential. Resources, Conservation and Recycling, 53,
624-630.