Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN TETAP UJI MATERIAL

AKRON ABRASION TESTER

Disusun Oleh :
Kelompok

: 3 (tiga)

Nama anggota:
1. Aan Harianto

: 061440410765

2. Agrivina Abel Novira : 061440410766


3. Agung Rafilanda

: 061440410767

4. Ahmad Buhori

: 061440410768

5. Delvi Karlini

: 061440410770

Kelas

: 2 EGC

Instruktur : Ir. Sahrul Effendy, M.T

JURUSAN TEKNIK ENERGI


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2014/2015

AKRON ABRASION TESTER


PENGUJIAN KETAHANAN KIKIS AKRON

I. TUJUAN
Mengetahui ketahanan kikis pada suatu sampel yang ingin di uji.

II. ALAT DAN BAHAN

III.

Abration tester

Bahan baku karet

Termometer laser

Cetakan dari besi

Molting tester (tempat pemasakan karet)

Palu

Tang

Obeng

Gunting

Stop watch

Sarung tangan

sekrup

DASAR TEORI
Suatu polimer adalah rantai berulang dari atom yang panjang,
terbentuk dari pengikat yang berupa molekul identik yang disebut monomer.
Sekalipun biasanya merupakan organik (memiliki rantai karbon), ada juga
banyak polimer inorganik. Contoh terkenal dari polimer adalah plastik dan
DNA. Polimer didefinisikan sebagai substansi yang terdiri dari molekulmolekul yang menyertakan rangkaian satu atau lebih dari satu unit monomer.
Manusia sudah berabad-abad menggunakan polimer dalam bentuk minyak,

aspal, damar, dan permen karet. Tapi industri polimer modern baru mulai
berkembang pada masa revolusi industri.
Di akhir 1830-an, Charles Goodyear berhasil memproduksi sebentuk
karet alami yang berguna melalui proses yang dikenal sebagai vulkanisasi.
40 tahun kemudian, Celluloid (sebentuk plastik keras dari nitrocellulose)
berhasil dikomersialisasikan. Adalah diperkenalkannya vinyl, neoprene,
polystyrene, dan nilon pada tahun 1930-an yang memulai ledakan dalam
penelitian polimer yang masih berlangsung sampai sekarang.
Meskipun istilah polimer lebih populer menunjuk kepada plastik, tetapi
polimer sebenarnya terdiri dari banyak kelas material alami dan sintetik
dengan sifat dan kegunaan yang beragam. Bahan polimer alami seperti shellac
dan amber telah digunakan selama beberapa abad. Kertas diproduksi dari
selulosa, sebuah polisakarida yang terjadi secara alami yang ditemukan dalam
tumbuhan. Biopolimer seperti protein dan asam nukleat memainkan peranan
penting dalam proses biologi.
Teknologi polimer berdasarkan sumbernya dapat dikelompokkan
dalam 3 kelompok, yaitu (1) Polimer Alam yang terjadi secara alami seperti
karet alam, karbohidrat, protein, selulosa, dan wol. (2) Polimer Semi Sintetik
yang diperoleh dari hasil modifikasi polimer alam dan bahan kimia seperti
serat rayon dan selulosa nitrat. (3) Polimer Sintesis, yaitu polimer yang dibuat
melalui polimerisasi dari monomer-monomer polimer, seperti formaldehida."
Pengujian ini dibuat menurut CNS-734-k6047 dan cocok untuk
pengujian sampel karet, pembalut tangki, sol sepatu, dan lain-lain. Peralatan
ini digunakan untuk menguji ketahanan kikis sampel tesebut. Perhatikan: Jika
sampel dapat dibuat menjadi berbagai bentuk, buat sampel dengan bentuk
cakram berukuran 63(OD) X 12 (ID) X 2(ID) X 13(t) mm, jika sampel tidak
dapat dibuat menjadi bentuk tersebut maka sampel strip ukuran panjang 220,
lebar 12,7 , dan tebal 1,5 yang dapat dilipatkan pada rubber wheel yang
berdimensi 60,5 (OD) X 12(ID) dan 13(t) mm, kekerasan 60-70 shore.
Lem diratakan dipermukaan karet dan ditempelkan pada rubber whell.
Ratakan ujung-ujung sambungan dengan gerinda untuk menjaga ketebalan.
Setelah membubuhkan lemselama 1 jam tunggu lem sampai kering, ukur berat
dengan menggunakan neraca yang memiliki akurasi tinggi. Setelah 30 menit,
ukur sekali lagi untuk mendapatkan berat yang paling akurat. Secara umum,
sifat-sifat karet adalah sebagai berikut:

Kuat

Lentur atau elastis

Tidak tahan api (mudah meleleh)

Isolator panas dan listrik

Tidak tembus air.

Berdasarkan sifatnya kegunaan karet adalah sebagai berikut

Bahan pembuat ban dan balon karena sifatnya yang elastic

Bahan pembuat peredam benturan karena sifatnya yang elastic

Membuat pembungkus kabel karena sifatnya yang isolator listrik.

Karet alam bersifat lunak, lekat, dan mudah dioksidasi. Agar menjadi
lebih keras dan stabil dilakukan vulkanisasi, yaitu karet alam dipanaskan pada
suhu 150 C, dengan sejumlah kecil belerang. Dengan cara ini ikatan rangkap
pada karet terbuka kemudian terjadi ikatan jembatan belerang di antara rantai
molekulnya. Karet diekstraksi dari lateks (getah pohon karet), hasil
vulkanisirnya digunakan untuk ban kendaraan.
Komposisi karet:

Partikel karet (cis

1-4, polyisoprene): 30-40 %

Protein : 2-3 %

Air 55-65 %

Sterol glycoside : 0,1 -0,5 %

Resin : 1,5-3,5 %

Debu/kotoran : 0,5-1%

Gula : 1-2%

IV.

LANGKAH KERJA 1. Menyiapkan alat dan bahan seperti bahan baku karet, gunting, cetakan, dll.
2. Menggunting bahan baku karet dan melipat nya serapat dan setebal
mungkin yang bisa di masukkan ke dalam cetakan.
3. Memasukkan ke dalam cetakan dan dimasukkan kedalam oven (molting
tester), selanjutnya mengatur suhu sampai 150C untuk suhu pengepressan
(suhu bisa dilihat dengan termometer laser atau dari angka di oven).
4. Mencatat suhu pemasakan selama 15 menit dan interval 5 menit.
5. Mengambil karet yang telah masak dan mengeluarkannya dari cetakan
6. Menimbang berat karet tersebut
7. Melakukan uji ketahanan kikis dengan menggunakan alat abrasion tester,
mula-mula dengan beban yang kecil dan manggantinya dengan beban yang
besar. Dengan 5000x putaran.
8. Menimbang kembali karet yang telah terkikis.
9. Catat hasil nya dan dimassukan ke dalam tabel pengamatan.

V.

DATA PENGAMATAN

Berat beban uji kikis = 2lb


Putaran

Sudut

Berat
sebelum(gr)

500
500

0
15

42,62
42,60

Berat
sesudah(gr)
42,60
42,40

Diameter
sebelum
(mm)
60
59

Diameter
sesudah
(mm)
59
58

VI.

Analisa percobaan
Pada percobaan yang dilakukan pengujian kikis akron pada sampel
karet dengan pengikisan pada sumbu putar pengikis dengan putaran pada
kecepatan tertentu dan banyak putaran yang ditentukan untuk melihat
ketahanan dan kualitas fisik dari karet sampel yang diuji.
Sebelum melakukan kikis akron bahan uji harus disiapkan terlebih
dahulu, bahan uji juga harus dari karet alam yang telah divulkanisasi karena
karet alam yang telah divulkanisasi sangat memiliki keunggulan fisik pada
segi ketahanan gesekan, benturan, kelenturan yang membuat karet alam
menjadi bahan material yang pas.
Karet alam dicetak dengan diameter dan ketebalan tertentu agar dapat
menyesuaikan bentuk pada alat uji kikis akron nanti karet alam yang baru pada
tahap penyatuan fisik, dimasukkan ke oven dengan suhu 150C agar terjadi
penyatuan kimia yang sempurna karena ikatan karbon(C) dan rantai poli
isoprena pada karet alam dapat mengurai dan saling mengikat pad proses
penyatuan secara kimiawi dengan waktu 15 menit pemanasan..
Sesudah bahan uji divulkanisasi, bahan uji di tes ketahanan kikis pada
permukaan material uji. Dengan beban tekanan 2 lb agar tekanan alat kikis
dapat menekan bahan sampel saat pengujian putar kikis akron. Pengujian
pengikisan diuji dengan putaran kecepatan standar dan banyak putaran yang
dilakukan sebanyak 500 putaran agar dapat mengikis bahan material yang
diuji dan lebih tampak hasil pengikisan.
Pengikisan yang terjadi pada bahan material pada alat kikis akron
terjadi terus menerus selama 500 putaran dengan kecepatan srandar dengan
tekanan beban yang diatur 2 lb agar hasil kikis dapat mencapai standar
maksimal. Setelah melakukan kikis dengan putaran500 putaran maka bahan
material tadi berubah bentuk permukaan lingkaran menjadi terkikis
Setelah melakukan uji kikis benda uji ditimbang. Seharusnya benda uji
yang dikikis akan mengalami pengurangan massa benda tapi disini terjadi
sebaliknya pada percobaan ini, mengapa dapat terjadi. Menurut analisa pada
saat melakukan kikis akron ada penekanan benda dengan berat yang
menyebabkan bahan material memadat dan lebih solid dibanding sebelumnya
yang renggang, maka dari itu terjadinya pengurangan beban massa dan
diameter.
Sudut mempengaruhi berat dari kompon karet. Semakin besar sudut
yang diberikan pada pengujian, maka makin besar pula berat sampel
berkurang. Pada pengujian dengan sudut 0, diameter sebelum dan sesudah
diuji berkurang 1mm dari 60mm menhadi 59mm. Berat kompon karet
berkurang hanya sedikit yaitu sebesar 0,02 gr dari berat 42,62 menjadi 42,60
gr.

Pada pengujian dengan sudut 15, diameter sebelum dan sesudah diuji
berkurang 1mm dari 59mm menhadi 58mm. Tetapi berat kompon karet
berkurang terlalu besar yaitu sebesar 0,2 gr dari berat 42,60 menjadi 42,40 gr.
VII.

Kesimpulan
Pada percobaan ini dapat disimpulkan percobaan telah berhasil karena
kami dapat mengetahui cara menggunakan alat kikis akron yang baik
dan benar, dan juga dapat dan telah mencapai tujuan mengetahui
ketahanan kikis pada suatu sampel yang ingin di uji.
Kikis akron sendiri ialah suatu metode untuk menguji suatu sampel
karet atau berbahan dasar karet dengan mengandalkan proses putaran
dan kikisan, untuk menguji ketahanan gesekan, goresan, tekanan pada
bahan material yang diuji
Data yang didapat setelah pengujian kikis akron
Perlakuan pada sampel dengan sudut 0
o Berat sebelum pengujian: 42,62 gr
o Berat sesudah pengujian: 42,60 gr
o Diameter sebelum pengujian : 60 mm
o Diameter sesudah pengujian : 59 mm
Perlakuan pada sampel dengan sudut 15
o Berat sebelum pengujian: 42,60 gr
o Berat sesudah pengujian: 42,40 gr
o Diameter sebelum pengujian : 59 mm
o Diameter sesudah pengujian : 58 mm

Daftar Pustaka
Buku penuntun praktikum uji material.politeknik negeri sriwijaya.2016.
palembang.

GAMBAR ALAT

abrasion tester

Anda mungkin juga menyukai