Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

UJI MATERIAL
WATER BATCH TESTER

Disusun :
KELOMPOK 2
GALANG SETYOKO

061240411468

HARDIANSYAH

061240411469

HENNY KOMALA SARI

061240411470

KHUSNUL KHOTIMAH

061240411471

LIS OCKTTY ZAHARA P.

061240411472

M. FAISAL ABDAUTH

061240411473

PRODI D-IV TEKNIK ENERGI JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2013/2014

WATER BATCH TESTER


PENGUJIAN KETAHANAN AIR
I.

TUJUAN PERCOBAAN
Mengetahui ketahanan air dari suatu sampel karet.

II.

ALAT DAN BAHAN


a. Alat yang digunakan
Water Batch Tester
b. Bahan yang digunakan
Karet yang telah divulkanisasi
Karet gelang

III.

2 buah
1 buah

DASAR TEORI
Water batch tester ini digunakan untuk pengujian ketahanan minyak dari karet,
plastic, dan kulit sintetis. Pengujian dengan temperatur yang menggunakan control waktu,
mampu melakukan pengujian yang sesuai dengan semua standar pengujian, misalnya
ASTM, ISO dan lain - lain.
Karet merupakan bahan alam dan umumnya sebagai poliisoprena (polimer dari
satuan cis 1,2 isoprena). Karet merupakan getah yang berasal dari pohon karet yang
menyerupai susu (lateks) dengan komposisi 28% karet, 60% air sedangkan sisanya berupa
garam garam organic, dammar, zat telur dan gula.
Ada dua jenis karet yang biasa digunakan dalam industry dalam industry yaitu
karet alam dan karet sintetis. Karet alam (natural rubber) merupakan air getah dari
tumbuhan hevea brasiliensis, yang merupakan polimer alam dengan monomer isoprena,
sedangkan karet sintetis sebagian besar dibuat dengan mengandalkan bahan baku minyak
bumi.

-- CH2
x H2C = C CH = CH2
CH3
Isoprena

CH2 -C=C

CH3

poliisoprena (karet alam)

Saat ini jumlah produksi dan konsumsi karet alam jauh di bawah karet sintetis.
Kedua jenis karet ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing masing. Karet alam
memiliki daya elastic atau daya lenting yang sempurna, memiliki plastisitas yang baik,
tidak mudah panas dan memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakan. Karet sintetis
lebih tahan terhadap berbagai bahan kimia dan harganya relative stabil.
Untuk mengubah sifat fisik dari karet dilakukan proses vulkanisasi. Vulkanisasi
adalah proses pembentukan ikatan silang kimia dari rantai molekul yang berdiri sendiri,
meningkatkan elastisitas dan menurunkan plastisitas. Suhu adalah faktor yang cukup
penting dalam proses vulkanisasi, namun tanpa adanya panas pun karet tetap dapat
divulkanisasi.
KARET KOMPON
Pembuatan dan pembentukan kompon karet merupakan tahap awal dalam
produksi barang jadi karet. Pembuatan kompon dilakukan dengan cara pencampuran karet
dengan bahan kimia di dalam mesin pencampur dan pembentukan dilakukan di dalam
mesin pembentuk setelah terlebih dahulu dilunakkan. Peranan mesin pencampur dalam
proses pembuatan kompon adalah mampu menghasilkan kompon yang homogen dengan
cara memasukkan dan mendispersikan bahan bahan pencampur ke dalam karet sehingga
mudah diolah pada pengolahan selanjutnya dan diperoleh hasil akhir yang memenuhi
persyaratan, antara lain mutu yang baik, biaya dan energy rendah.
Peranan mesin pembentuk dalam proses pembentukan adalah mampu melunakkan
kompon dengan cara menggesek dan memanaskannya di dalam silinder, lalu
membentuknya di dalam cetakan. Dalam proses pencampuran dan pembentukan kompon

diperlukan gaya geser yang cukup besar untuk melunakkan bahan dan ditambah lagi
dengan energy panas.
Disain dasar kompon karet harus memperhatikan tiga syarat berikut :
1. Pemakaian akhir serta persyaratan layanan produk.
2. Pemprosesan pembuatan kompon yang bebas masalah pada saat produksi.
3. Biaya volume dan ketersediaan bahan mentah.
Pembuatan kompon pada umunya terdiri dari 10 unsur bahan baku utama, diantaranya
adalah polimer karet, belerang, hitam karbon, minyak, besi, dan kuratif lainnya.

Karet kompon merupakan pembuatan dari getah karet yang melalui beberapa
proses.
Proses pembuatan kompon karet melalui beberapa tahapan, yaitu :
1. Proses vulkanisasi rantai molekul karet yang semula lepas dan bebas bergerak
kemudian terikat membentuk jaringan tiga dimensi oleh adanya bahan
pemvulkanisasi. Bahan / kompon karet yang semula lembek dan plastis menjadi
kuat dan elastic.
2. Bahan percepat (accelerator) untuk mempercepat waktu vulkanisasi dengan suhu
yang relative rendah. Accelerator dikelompokkan menjadi 5, yaitu :
-

Aldehid amina

Quanidin

Thiasol (MBT/MBTS)

Thiuram

Dithiocarbamat

3. Bahan activator
Fungsi : untuk mengaktifkan kerja accelerator, karena pada umumnya accelerator
tidak akan berfungsi secara efisien dan maksimal. Bahan yang dipunyai antara

lain zinc stearate yang mempunyai sifat sebagai reinforce agent, Mg stearate,
Calcium stearate, dan lain-lain.
4. Bahan pelunak (plasticizer)
Untuk bahan plasticizer : LID dan DBP lebih special dari bahan lain seperti,
parafinic oil, naftenic, fenolic resin, campuran resin, dan lain-lain.
5. Filler (bahan pengisi)
-

Micro talc (ex, norwegia) pengganti silikat, magnesium silikat dan aluminium
silikat.

HDK-N 20 filter transparent.

Carbon Black.

Filler ini merupakan filler aktif yang mempunyai sifat memperkuat dan
meningkatkan kekerasan produk, ketahanan sobek tinggi, ketahanan kikis dan
tensile strenghtnya bagus.
6. Anti oksidan
-

BHT Yoshinox dan BHT Fujichem, dan lain-lain.

Kompon karet yang divulkanisasi adalah kompon yang dibentuk dalam ekstruder,
dan selama melalui ruang udara panas, kompon mengalami blow dan curring atau
ekspansi dan vulkanisasi.
Faktor faktor yang dipengaruhi perubahan karet, yaitu :
a. Tekanan
b. Suhu
c. Gesekan
d. Tegangan

IV.

PROSEDUR PERCOBAAN
-

Memilih pemanasan menurut kebutuhan pengujian yang sesuai.

Menghidupkan power pada alat water batch tester.

Mengukur ukuran sampel karet sebelum dilakukan pengujian.

Mengeset temperatur pada alat water batch tester pada suhu 900C.

Menghidupkan motor reducer untuk menyeimbangkan temperatur pemanasan.

Setelah mencapai suhu 900C, memasukkan sampel karet yang mempunyai ukuran
dan bentuk yang berbeda ke dalam wadah/cup pengujian yang berisi air yang telah
mendidih.

Mengatur waktu pengujian selama 1 jam.

Setelah pengoperasian selesai, mengambil karet dari cup pengujian dan mengamati
perubahan yang terjadi serta mengukur ukurannya sampel karet.

V.

Mematikan power pada alat water batch tester.

DATA PENGAMATAN
No

sample

Kondisi Sample
Sebelum Pengujian
Sesudah Pengujian

Kompon 1

Kompon 2

Diameter : 2,5 cm
Berat
: 6,3 gr
Tebal
: 1,4cm
- Permukaan tidak rata

Diameter : 2,53 cm
Berat
: 6,4 gr
Tebal
: 1,4 cm
- Permukaan tidak rata

- Berongga

- Berongga

- Halus

- Lebih halus dari sebelumnya

- Kenyal

- Lebih kenyal dari sebelumnya

- Kering
Diameter : 2,5 cm
Berat
: 6,4 gr
Tebal
: 1,4 cm
- Permukaan lebih rata dari

- Berair
Diameter : 2,3 cm
Berat
: 6,4 gr
Tebal
: 1,4 cm
- Permukaan rata

kompon 1

VI.

Karet gelang

- Berongga

- Berongga

- Lebih halus dari sebelumnya

- Halus

- Lebih kenyal dari sebelumnya

- Kenyal

- Berair

- Kering
Berat
: 0,4 gr
Panjang : 14 cm
Tebal
: 0,1 cm
- Permukaan rata

Berat
: 0,4 gr
Panjang : 12,5 cm
Tebal
: 0,1 cm
- Permukaan rata

- Halus

- Halus

- Padat

- Padat

- Kering

- Kering

ANALISA HASIL PERCOBAAN


Pada percobaan pengujian ketahanan air dari sample karet kompon dan karet
gelang, dapat kita analisa bahwa terdapat perubahan kondisi pada sample kompon dan

karet gelang setelah dimasukkan ke dalam water batch tester yang berisi air yang
dipanaskan hingga suhu 900C selama 60 menit.
Dari ketiga sample tersebut kita dapat menganalisa bahwa dari sifat karet yang
berbeda-beda ketika dilakukan pengujian ketahanan air terjadi perubahan fisik karet yaitu
penyusutan permukaan karet namun tidak mengubah berat dan tebalnya. Hal ini sesuai
dengan sifat karet yang apabila mendapatkan perlakuan panas atau peningkatan suhu maka
sifat karet akan berubah karena perlakuan panas yang dilakukan pada karet hasil
pengerjaan dingin atau cold working. Perlakuan panas ini bertujuan untuk mendapatkan
kembali atau merecoveri sifat-sifat fisik yang berubah selama proses deformasi dingin dan
mendapatkan sifat-sifat mekanik yang lebih sesuai dengan aplikasinya. Proses anil akan
menurunkan sifat mekanik seperti kuat tarik dan kekerasan, namun karet akan menjadi
lunak dan ulet, sehingga dapat diproses lebih lanjut. Panas yang diterima karet menjadi
pendorong tersusunnya kembali dislokasi-dislokasi ke susunan yang memiliki energy lebih
rendah dan stabil. Pada tahapan pemulihan ini, dislokasi-dislokasi akan menyusun kembali
menjadi dinding sel. Fenomena ini disebut dengan poligonisasi. Poligonisasi merupakan
pembentukan sub batas butir dengan mekanisme pergerakan kekosongan atau vacancies
dari atom untuk menghasilkan pergerakan dan pemanjatan dislokasi. Pada proses
pemulihan ini kekuatan karet sedikit berkurang yang dibarengi dengan peningkatan
kekenyalannya.

VII. KESIMPULAN
1. Pengujian ketahanan air pada karet menyebabkan perubahan sifat dan kondisi pada
sample yang disebut dengan proses annealing.
2. Proses annealing atau anil merupakan perlakuan panas yang dilakukan pada karet hasil
pengerjaan dingin atau cold working.
3. Perlakuan panas ini bertujuan untuk mendapatkan kembali atau merecoveri sifat-sifat
fisik yang berubah selama proses deformasi dingin dan mendapatkan sifat-sifat
mekanik yang lebih sesuai dengan aplikasinya. Proses anil akan menurunkan sifat
mekanik seperti kuat tarik dan kekerasan, namun karet akan menjadi lunak dan ulet,
sehingga dapat diproses lebih lanjut.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Penuntun praktikum uji material. Water batch tester.hal.8, 2013. Prodi D-4 Teknik Energi
Jurusan Teknik Kimia POLSRI.

IX.

GAMBAR ALAT

Water Bath tester

Anda mungkin juga menyukai