Referat Sindr. Alagille
Referat Sindr. Alagille
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
pertumbuhan
longitudinal
dihubungkan
pada
5. Hepar
a. Kelainan hepar adalah gejala khas sindrom alagille
b. Sebagian besar bayi memperlihatkan ikterus kolestatik
c. Hepatosplenomegali
d. Peningkatan serum asam empedu sering menghasilkan pruritus dan
xanthoma (hypercholesterolemia)
e. Defisiensi vitamin yang larut lemak, meliputi seringnya terjadi
koagulopati dan rickets
6. Tulang
a. Kelainan vertebra, tulang iga dan tangan sering dihubungkan
dengan sindrom alagille
b. Butterfly hemivertebrae juga ditemukan pada separuh jumlah
pasien sindrom alagille
c. Kelainan yang lain yaitu anomali tulang iga dan pemendekan
radius, ulna dan phalang
7. Saraf
a. Keterlambatan
pertumbuhan
ringan
dan
retardasi
mental
renal,
hiperkolesterolemia
kelainan
glomerulus),
(mesangiolipodosis
kelainan
dengan
akibat
proteinuria,
9. Pembuluh darah
Kelainan pembuluh darah dideskripsikan pada 6% pasien sindrom
alagille. Kelainan ini aneurisma arteri basiler, anomaly arteri carotid
interna, aneurisma arteri serebral media, penyakit Moyamoya (oklusi
arteri karotis intrakranial dengan aterosklerosis, vaskulitis dan emboli
kardiogenik). Kelainan ini memberikan gejala khas berupa iskemia
otak pada anak dan perdarahan otak pada orang dewasa. Angiografi
menunjukkan abnormalitas vaskular dasar otak dan basal ganglia.
Belum diketahui penyebab kelainan vascular tersebut dan tidak jelas
korelasinya dengan hiperlipidemia dan aneurisma aorta.
D. DIAGNOSIS BANDING
-
Atresia bilier
Kolestasis intrahepatik
Kista koleduktus
Kelainan bilier
E. PEMERIKSAAN
Pada pemeriksaan fisik, manifestasi klinis yang ditemukan sangat bervariasi
tetapi yang utama (mayor) adalah kolestasis kronis, kelainan jantung, mata, tulang
vertebra, dan raut wajah yang khas. Terdapat pula gejala minor seperti gangguan
tumbuh kembang, gangguan ginjal dan pankreas. Diagnosis dini sangat berperan
dalam tatalaksana komplikasi dan dalam memperbaiki kualitas hidup anak.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan ditemukannya paling sedikit tiga manifestasi
klinis mayor atau cukup dua manifestasi klinis mayor.
Riwayat keluarga positif sindrom alagille dan disertai gambaran
histopatologi paucity of interlobular bile ducts. Namun demikian, kecurigaan
umumnya berawal dari raut wajah yang khas yaitu dahi menonjol, hipertelorisme,
puncak hidung yang rata serta mandibula kecil dengan dagu yang lancip. Namun
diagnosis sering tidak mudah pada kasus dengan manifestasi klinis yang minimal
5
Kadar bilirubin total selama anak-anak secara umum adalah 4-14 mg/dL
dengan fraksi secara umum meningkat lebih dari 30%. Pada sebagian
besar anak peningkatan kadar bilirubin akan membaik setelah tahun
pertama kehidupan
Pada pasien yang dewasa dengan sindrom alagille yang telah lama,
monitor fungsi ginjal dan srening karsinoma hepar rutin dilakukan
hypothyroidism
(thyroid
functions),
galactosemia
(urine-reducing
2. Pemeriksaan radiologi
3. Biopsi liver
ERCP
atau
menyingkirkan
cholangiography
mengevaluasi
anatomi
bilier
dan
diagnosis
4. Pemeriksaan histologik
F. PENATALAKSANAAN
1. Obat-obatan
pneumokokus,
terutama
jika
ditemukan
asites
akan
3. Diet
G. PROGNOSIS
Prognosis sindrom alagille sulit ditentukan mengingat adanya keterlibatan
multiorgan, tetapi pada dasarnya prognosis terkait dengan beratnya kelainan hati
atau jantung yang masing-masing merupakan 25% penyebab kematian pasien
sindrom alagille. Kelainan jantung merupakan penyebab utama kematian pada
neonatus, sedangkan kematian akibat gagal hati terjadi pada usia yang lebih besar.
Selain itu, 25% mortalitas disebabkan oleh perdarahan intrakranial yang sulit
diprediksi kapan akan terjadi mengingat perdarahan ini dapat bersifat spontan atau
pasca trauma kepala.
Di Amerika Serikat dilakukan pengamatan terhadap 92 kasus sindrom
alagille selama 25 tahun. Fraktur patologis dialami oleh 15% kasus, pruritus hebat
45%, gangguan pertumbuhan 87%, keterlambatan perkembangan pada 16%
kasus, dengan angka kematian 17%. Angka-angka ini tidak jauh berbeda dengan
penelitian sebelumnya. Diperkirakan 75% pasien sindrom alagille dapat mencapai
usia 20 tahun, sedangkan pada penelitian sebelumnya hanya 50% yang dapat
mencapai usia 19 tahun. Umumnya kolestasis akan berkurang dengan
bertambahnya usia, sehingga keluhan pruritus juga berkurang. Perbaikan tersebut
mungkin diakibatkan terjadinya pematangan fungsi ekskresi hati sesudah melalui
masa neonatus.
10
BAB III
KESIMPULAN
Sindrom alagille adalah kumpulan gejala yang melibatkan berbagai organ
penting seperti hati dan sistem bilier, jantung, ginjal, mata tulang dan organ
penting lainnya. Sindroma alagille ini diturunkan secara dominan autosomal dan
diperkirakan penyebabnya adalah karena adanya mutasi pada salah satu gen.
Diperlukan berbagai pemeriksaan penunjang dalam penegakan diagnosisnya.
Termasuk dalam kasus yang jarang ditemukan tetapi mempunyai prognosis yang
kurang baik mengingat sindroma alagille tanda dan gejalnya melibatkan
multiorgan. Pengobatan bersifat simptomatik dan transplantasi hepar diperlukan
jika sudah terjadi kerusakan hepar yang luas.
11
SINDROME ALAGILLE
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Kamath BM, Krantz ID, Spinner NB. Alagille Syndrome. In: Pagon RA,
ed. GeneReviews. Seattle (WA): University of Washington; 19932008.
http://www.genetests.org.
2. Purnamawati SP, Sander T. Permasalahan Diagnostik Sindrom Alagille.
Sari
Pediatri,
Vol.
2,
No.
3,
Desember
2000:
132
138.
www.pediatrik.com.
3. Scheimann Ann. 2010. Alagille Syndrome. www.emedicine.com
13