Lapsus
Lapsus
SINDROM NEFROTIK
Disusun oleh :
Dr. Putri Minang Mandasari
Dokter Pendamping :
Dr. Novita
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
Jenis kelamin
Umur
Status
Agama
Alamat
Pekerjaan
RM
Jenis Kasus
Masuk RS tanggal
Pulang dari RS tanggal
II.
: Tn. S
: Laki-laki
: 19 Tahun
: Menikah
: Islam
: Jalan Junsiunan Kepahiang
: Pelajar
: 71-52-67
: Penyakit Dalam
: 08 April 2016
: .... April 2016
ANAMNESIS
Keluhan Utama
: Perut membesar
Keluhan Tambahan
Anamnesis Sistem
Cerebrovascular : nyeri kepala (-), pingsan (-), mata berkunang kunang (-)
Respiratory : sesak (+), batuk (+)
Cardiovaskuler : jantung berdebar debar (-), nyeri dada (-)
Digestive : mual (+), muntah (+), nyeri perut (-), perut membesar (+)
Genitourinaria : nyeri berkemih (-), kemih berwarna seperti teh (-), BAK
sedikit (+)
Pasien tinggal didesa dengan suami, lokasi rumah tinggal dekat dengan mata air dan
jauh dari pabrik serta sumber air bersih berasal dari sumur pribadi yang letaknya jauh
dari septitank
Pasien makan tidak teratur semenjak pasien mempunyai sakit maag. Menu sayuran
bervariasi tetapi pasien sangat menyukai daging baik daging sapi maupun kambing
maupun jeroan
Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga
Tidak pernah terjadi permasalahan yang serius dalam keluarga yang menjadikan
beban mental bagi pasien
III.
mentis
Kesan gizi
Habitus
IMT
Tanda vital
- TekananDarah
- Denyut Nadi
- Laju nafas
- Suhu aksila
:
: picnikus
: berat badan 78 kg/ tinggi badan 158 cm (obesitas 1)
: 120/70 mmHg
: 100x/menit, regular, isi dan tegangan halus
: 21x/menit, regular
: 37o C
Status Generalis
Kepala :
1. Bentuk : normosefal, warna rambut dominasi putih,
2. Mata : palpebra tidak cekung, konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-, reflek
cahaya langsung +/+, reflek cahaya tidak langsung +/+
3. Telinga : Normotia, tidak tampak serumen dan tidak tampak sekret.
4. Hidung : Tidak ada deformitas, septum deviasi (-), sekret (-)
5. Bibir : tampak kering, tidak sianosis
6. Mulut : Stomatitis (-), mukosa mulut tidak kering
Leher :
-
Bentuk normal
KGB tidak teraba membesar
JVP indirect 5-1
Kelenjar tiroid (tidak membesar)
Toraks:
1
Dinding toraks: Bentuk normal, retraksi sela iga (-), simetris dalam keadaan statis
dan dinamis
Paru
-
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Abdomen:
-
Inspeksi
: atas
V.
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Hemoglobin
12.0
14-16 mg/dl
Leukosit
12.000
5000 10000/UL
Eritrosit
4.0
3.5-5.5 jt/ul
Trombosit
250000
150000- 400000/UL
LED
11
10 mm/jam
Waktu pembekuan
Waktu perdarahan
DDR (Malaria)
negatif
Negatif
Ureum
43
10-50 mg %
Creatinin
0,8
0.6-1.2 mg %
143
SGOT
67
SGPT
55
kolesterol
250
trigliserida
190
asam urat
6,7
Bliribubin
HBsAg
negatif
DIAGNOSIS BANDING
a. Kolik abdomen ec kolelitiasis
b. Kolik abdomen ec kolesistitis akut
c. kolik abdomen ec abses hepar
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa :
-
Non Medikamentosa :
-
Bed rest
Diet lunak tinggi protein
VIII. PROGNOSIS
Ad vitam
: Bonam
Ad fungsionam : Bonam
Ad sanasionam : Dubia ad bonam
IX.
S
O:
FOLLOW UP
26 Juli 2015 (09.00 WIB)
Nyeri perut (+), lemas (-),Mual (+), muntah (-)
Keadaan Umum : tampak sakit sedang, CM
TD
: 110/70 mmHg
Nadi
: 82 x/menit
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu
: 37 0C
Status generalis :
Mata : CA-/-, SI-/Thorak : SN ves, rh -, wh-, BJ I II reg, murmur -, gallop Abdomen : supel, NT +,murphy sign (+) BU +
Ekstremitas : Akral Hangat
A:
P
-
S
O:
A:
P
-
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Klasifikasi dan Penyebab Sindrom Nefrotik
Glomerulonefritis primer
dissease)
Efek obat dan toksin
Obat antiinflamasi non-steroid, preparat emas, penisilinamin, probenesid, air raksa,
captopril, heroin
Lain-lain
Diabetes melitus, amilodosis, pre-eklamsia, rejeksi alograf kronik, refluks vesikoureter
atau sengatan lebah
Sindrom nefrotik adalah keadaan klinis dengan gejala proteinuria masif, hipoalbumin, edema
dan hiperkolestreronemia. Kadang-kadang gejala disertai dengan hematuria, hipetensi dan
penurunan fungsi ginjal. (ppm)
Etiologi dan Faktor Resiko
Sindrom nefrotik dapat disebabkan oleh GN primer dan sekunder akibat infeksi, keganasan,
penyakit jaringan penghubung (connective tissue disease),
sistemik
Patogenensis
Manifestasi Klinis
Edema
Edema pada SN dapat diterangkan dengan teori underfill dan overfill. Teori underfill
menjelaskan bahwa hipoalbumin merupakan faktor kunci utama yang menyebabkan
terjadinya edema pada SN. Hipoalbumin menyebabkan penurunan tekanan onkotik
plasma sehingga terjadi pergeseran cairan dari intravaskular ke jaringan interstisium
dan terjadi edema. Teori overfill menjelaskan bahwa retensi natrium sebagai defek
renal utama yang menyebabkan cairan ekstraselular meningkat dan menyebabkan
terjadinya edema. Adanya penurunan filtrasi glomerulus akibat kerusakan ginjal akan
Diagnsosis
Dapat melalui anamnesis 4F, manifestasi klinis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang (USG, CT scan, MRCP, serta pemeriksaan laboratorium).
Tata Laksana
Terapi definitif berupa operatif (kolesistotomi), namun sambil menunggu tindakan operatif
dapat diberikan restriksi asupan lemak dan pemberian hidrasi, analgetik, antibiotik sistemik
DAFTAR PUSTAKA
-
Wibisono, elita (2014). Batu empedu dalam Kapita Seleta Kedokteran edisi IV jilid I