Anda di halaman 1dari 17

BAB V

DEMOKRASI INDONESIA

I.

Pendahuluan
Bab V tentang Demokrasi Indonesia
1. Memberi pengertian dan pemahaman demokrasi
2. Mengembangkan sikap demokrasi dalam kehidupan sehari-hari
3. Kelak dapat memiliki keterampilan yang dilandasi oleh jiwa sportif
dan demokratis

II.

Pengertian Demokrasi
Demokrasi dari bahasa Yunani

Demos

berarti

rakyat

dan

Kratos/Kratein berarti kekuasaan atau kedaulatan. Konsep dasar


demokrasi berarti rakyat berkuasa (government of rule by the
people). Jadi Negara yang menganut system demokrasi, maka
pemerintahannya diselenggarakan atas kehendak rakyat. Demokrasi
sering diartikan:pemerintahan dari rakyat,oleh rakyat, dan untuk
rakyat.
III.

Implementasi Demokrasi
1. Demokrasi akibat system pemerintahan yang otoriter atau dictator.
2. Hampir semua Negara didunia menjadikan demokrasi sebagai asas
penyelenggaraan Negara yang memberikan arah bagi peran
masyarakat.
3. Demokrasi melahirkan system pemerintahan presidensial yang
menjajarkan

antara

parlemen

dan

presiden

dan

memberi2

kedudukan kepada presiden, yaitu sebagai kepala Negara dan


kepala pemerintahan.
4. Demokrasi juga melahirkan system parlementer yang meletakkan
pemerintahan

dipimpin

oleh

perdana

menteri

yang

hanya

berkedudukan sebagai kepala pemerintahan, dan kepala Negara


biasanya diduduki oleh raja atau ratu, atau istilah lain yang hanya
menjadi symbol kedaulatan dan persatuan bengsanya.

5. Dalam pemerintahan yang demokratis, ada 3 hal yang perlu


ditegakkan:
a. Pemerintahan dari rakyat berarti pemerintahan yang sedang
berkuasa, diperoleh melalui pemerintahan dari rakyat.
b. Pemerintahan oleh rakyat, bermakna bahwa pemerintahan
adalah

dalam

pengawasan

rakyat,

agar

tidak

terjadi

kesewenang-wenangan (absolutisme)
c. Pemerintahan untuk rakyat bermakna bahwa kekuasaan yang
dipercayakan oleh rakyat agar dijalankan untuk kepentingan
rakyat, mendahulukan kepentingan rakyat.

IV.

Perkembangan Demokrasi
1. Demokrasi lahir dari pemikiran mengenai hubungan Negara dan
hokum yang berlaku di Yunani kuno antara abad ke -4 s/d abad ke 6
SM. Saat ini pelaksanaan demokrasi dipraktekan secara langsung,
artinya hak rakyat untuk membuat keputusan-keputusan politik
dilaksanakan secara langsung oleh seluruh warga Negara (rakyat)
berdasarkan keinginan mayoritas rakyat. Hal ini memungkinkan
karena saat itu Yunani kuno merupakan Negara kota
berpenduduk 300.000 jiwa.
2. Memasuki abad pertengahan

tahun

600-1400

yang

menurut

masyarakat yang dicirikan oleh struktur social yang feodal, yaitu


kehidupan social dan spiritual dikuasai oleh Paus dan pejabatpejabat agama, sedangkan kehidupan politik dikuasai oleh para
bangsawan,

sehingga

masyarakat

tenggelam

dalam

masa

kegelapan. Demokrasi pada abad ini berakhir dengan lahirnya


dokumen

magna-charta

(Piagam

Besar)

yang

memuat

prinsip,yaitu:
a. Kekuasaan raja dan bangsawan harus dibatasi
b. Hak asasi manusia lebih penting daripada kedaulatan raja
3. Masa Renaisance abad ke-15 sampai 16 kebebasan berpikir dan
berindak bagi manusia tanpa ada batasan:

a. Positif: membawa dunia pada kehidupan yang lebih modern dan


mendorong berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
b. Negatif: berkembang sifat-sifat buruk dan asocial seperti
kebencian dan apa saja yang diinginkan walaupun melalui cara
yang tercela secara moral.
4. Reformasi yaitu revolusi agama yang terjadi di eropa barat pada
tahun 1600 (abad ke-16), terutama perbaikan keadaan gereja
Khatolik dan melahirkan aliran Protestanisme.
5. Masa Aufklaung (abad pemikiran dan rasionalisme yang mendorong
untuk memerdekakan pikiran dari batasan-batasan yang ditentukan
gereja untuk mendasarkan pada pemikiran atau akal atau rasio
yang

melahirkan

kebebasan

berpikir,

termasuk

kebebasan

berpolitik. Akhirnya timbul gagasan tentang hak-hak politik rakyat


yang tidak boleh diingkari oleh raja agar kekuasaan-kekuasaan raja
tidak bersifat absolutism monarki). John Locke (1631-1704) filsuf
Inggris mengemukakan bahwa hak-hak politik rakyat mencakup hak
atas hidup, kebebasan, dan hak milik. Montesquieu (1689-1755)
filsuf Prancis mengemukakan tentang Trias Politika yakni suatu
system pemisahan kekuasaan dalam Negara yakni kekuasaan
legislative, eksekutif, dan yudikatif yang masing-masing dipegang
secara terpisah. Kedua filsuf ini yang dianggap berjasa tentang
pemikiran demokrasi.

PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA

I.

Dari segi waktu dibagi dalam 4 periode


Periode I 1945-1959 Demokrasi Parlementer
Sejak 18-8-1945 sampai peneyahan kedaulatan 1949 sebetulnya
berlaku UUD 1945 dengan system/konstitusi Presidensial, namun
karena Negara dalam keadaan darurat (terjadi prgolakan dalam
negeri terus menerus) maka diberlakukan system parlementer.
Kemudian dilanjutkan dengan konstitusi RIS tahun 1949 dan UUD
Sementara 1950 sampai pemilu DPR bulan September 1955 dan
pemilu Badan Konstituante (MPR) 15 Desember 1955.
Karena Badan Konstituante (MPR) yang mestinya membuat UUD
yang baru untuk mengganti UUD Sementara 1950, tidak berhasil
maka Presiden Soekarni mengeluarkan Dekrit 5 Juli 1959 kembali
berlakunya UUD 1945.
Periode II: 1959 (Dekrit Presiden) sampai 1966 Pasca
G30S/PKI berlaku Bemokrasi Terpimpin.
Ciri-ciri Demokrasi Terpimpin
1. Kekuasaan pemerintahan didominasi atau dikendalikan oleh
Presiden.
2. Peran partai politik sebagai saluran aspirasi rakyat, dibatasi.
3. Berkembangya pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI),
karena diberi ruang yang luas oleh Presiden Soekarno.
4. Menguatnya peran ABRI sebagai stabilisator.
5. Ditetapkannya Presiden Soekarno sebagai Presiden seumur
hidup.
6. Presiden Soekarno membubarkan DPR hasil Pemilu 29
Sptember 1955, dan mengganti dengan nama DPRGR tetapi

berfungsi sebagai pembantu Presiden, bukan sebagai


parlemen yang berperan sebagai fungsi social control.
7. Pimpinan DPR, dijadikan menteri sebagai pembantu Presiden.
8. Dibentuk Fron Nasional (sebuah lembaga non department)
dan peran PKI sangat menonjol.
Beberapa catatan penting dari system Demokrasi Terpimpin yang
melemahkan kehidupan ketatanegaraan
1. Melemahnya fungsi DPR sebagai social control, sehingga
Presiden (pemerintah) tidak punya pengawasan yang efektif.
2. Dekrit Presidean sering dipakai sebagai senjaa untuk
menekan kekuatan social politik agar selalu menerima
kebijakan pemerintah, sehingga tidak ada check and
balances.
3. Pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi, sehingga muncul
kekuasaan yang absolutism.
Periode III: demokrasi Konstitusional 1966-1998
Pasca G30S/PKI dan dengan penyerahan kekuasaan melalui
Supersemar (SP 11 Maret 1966) muncul era Orba (Orde Baru) 19661998. Demokrasi konstitusional secara formal berlandaskan
Pancasila dan UUD 1945 sehingga disebut Demokrasi
Konstitusional.
Ciri Demokasi Konstitusional:
1. Secara formal pemerintahan berjalan sesuai dengan Pancasila
dan UUD 1945. Sebagai pelaksanaan pasal 22 UUD 1945,
diadakan pemilihan umum setiap 5 tahun sekali sejak pemilu
1971-1977.
2. Ketetapan MPRS NO III tahun 1963 tentang pengangkatan
Presiden seumur hidup dicabut.
3. DPRGR difungsikan kembali sebagai lembaga legislative
(Parlemen).

4. Pimpinan DPR tidak lagi berfungsi sebagai menteri (pembanu


Presiden).
5. Sebagai pelaksanaan pasal 28 UUD 1945, kebebasan
berpendapat masyarakat, partai, pers dll diberi ruang gerak
yang lebih bebas, terutama menjelang Pemilu 1971.
Namun dalam perjalanan Orde Baru kedepan, setelah Soeharto
berkuasa lebih dari 10 tahun, konstitusi Negara mulai terkebiri
dengan cirri-ciri:
1. Dominasi peranan ABRI mulai menonjol sehingga diperlukan
Dwi Fungsi ABRI.
2. Kekuatan social politik mulai didikte oleh pemerintah dan
dikendalikan sesuai dengan keinginan pemerintah, sehingga
diadakan fusi (penggabungan parpol) dan diberikan peran
yang lebih besar kepada Golkar yang didukung oleh BRI dan
Pegawai Negeri.
3. Diberlakukan masa mengambang atau foating mass dan
kepengurusan partai politik hanya sampai Tingkat Kabupaten.
4. PNS diharuskan monoloyatitas kepada pemerintah.

KESIMPULAN
1. Kekuasaan pemerintah sangat dominan disegala bidang
kehidupan masyarakat.
2. Nilai-nilai demokrasi mulai hilang.
3. Pancasila dan UUD 1945 hanya dijadikan sebagai senjata
untuk menggiring pendapat (opini) masyarakat.

Periode IV: Demokrasi Pancasila di era Reformasi 1998sekarang


Penyerahan kekuasaan Soeharto Bulan Mei 1998 kepada wakil
Presiden BJ habibie, ditamdai dengan era Reformasi.

Ciri-ciri era reformasi antara lain:


1. Era keterbukaan, kebebasan demokrasi, dan lain-lain.
2. Amandemen UUD 1945 tahun 1999-2002.
3. Pengembalian peran dan fungsi lembaga-lembaga Negara
sesuai dengan UUD 1945.
4. Dibentuknya beberapa lembaga Negara sesuai dengan
amanat UUD 1945.
Beberapa catatan penting dari era Reformasi:
1. Era Reformasi diharapkan membawa angin segar terhadap
kehidupan Demokrasi.
2. Demokrasi yang berkembang serta seluruh pranata politik,
social, ekonomi, hokum, budaya, dan lain-lain harus sesuai
dengan Pancasila dan UUD 1945.

BAB VI
HAK ASASI MANUSIA

I.

Pemahaman Hak Asasi Manusia


1. Sifat kodrat manusia
Manusia sebagai mahkluk Tuhan yang mempunyai 2 sifat kodrat
monodualis:
a. Sifat pribadi (perorangan)
b. Sifat social
Antara kedua sifat ini harus seimbang dan dinamis, artinya kebebasan
setiap individu dibatasi pula oleh hak asasi orang lain. Sebagai
mahkluk Tuhan, manusia memiliki kebebasan dasar dan hak yang tidak
dapat diingkari dan inilah yang disebut Hak Asasi Manusia.
Oleh karena itu Negara dan pemerintah Negara wajib mengakui dan
melindungi Hak Asasi Manusia setiap orang tanpa terkecuali.
Kseimpulan:
Hak

Asasi

Manusia

harus

menjadi

titik

tolak

dan

tujuan

penyelenggaran kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.


2. Perkembangan Hak Asasi Manusia
a. Lahirnya HAM diawai saat lahirnya Magna Charta, yang
memuat tentang pembatasan kekuasaan raja serta perlakuan
hokum terhadap semua orang, termasuk raja dan para
penguasa.
b. Perkembangan HAM sejak dirumuskannya Declaration of
Independence Amerika Serikat 4 Juli 1776 yang menegaskan
bahwa manusia sejak dalam kandungan sudah memiliki Hak

Asasi. Deklarasi inilah yang menjadi dasar pokok konstitusi


AS.
c. Rumusan F.Rosevelt pada 6 Januari 1941 (The four Freedom)
1) Kebebasan berbicara (Freedom of Speech).
2) Kebebasan beragama (Freedom of Religion).
3) Kebebasan dari rasa takut (Freedom of Fear).
4) Kebebasan dari kemiskinan (Freedom of Want).
3. 10 Desember 1948 lahirlah Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia (PBB).
4. UU No 39 Tahun 1999 tentang HAM didasarkan pada konstitusi
RI:
- Pembukaan UUD 1945 (alenia 1).
- Pancasila sila ke-4.
- Batang tubuh UUD 1945.
5. UU No 26/2000 merumuskan tentang Pengadilan HAM di
Indonesia.
KESIMPULAN:
Dengan adanya UU No 39 Tahun 1999 maka Indonesia masuk
pada era baru dalam menegakkan masyarakat yang demokratis,
melindungi hak-hak asasi rakyat Indonesia.

II.

IKhtisar Hak-Hak Asasi Manusia.


1. Dalam Deklarasi HAM PBB, berarti suatu pengakuan yuridis
formal merupakan titik kulminasi perjuangan umat manusia
didunia

tentang

hak-hak

asasi

manusia.

Dalam

Deklarasi

Universal tentang HAM tersebut, hak asasi manusia terbagi


dalam beberapa jenis yaitu:
a. Hak personal.
b. Hak legal.
c. Hak sipil dan hak politik.
d. Hak substensi.
e. Hak ekonomi.
2. Dalam UU No 39 Tahun 1999, HAM di Indonesia secara
operasionla terbagi dalam:
a. Hak untuk hidup.

III.

b. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan.


c. Hak mengembangkan diri.
d. Hak memperoleh keadilan.
e. Hak atas kebebasan pribadi.
f. Hak atas rasa aman.
g. Hak atas kesejahteraan.
h. Hak turut serta dalam pemerintahan.
i. Hak wanita.
j. Hak anak.
Hak Asasi Manusia di Indonesia.
1. Periode 1945-1950
Pemikiran HAM diawal kemerdekaan menekankan pada:
a. Hak untuk merdeka.
b. Hak kebebasan berpolitik dan mengemukakan pendapat,
maklumat 3 November 1945:
a. Agar rakyat mendirikan partai politik.
b. Agar partai tersebut mempersiapkan diri bila sewaktuwaktu diadakan pemilu.
2. Periode 1950-1959.
Dalam demokrasi parlementer atau demokrasi liberal saat itu,
ditandai 5 aspek:
a. Tumbuhnya partai-partai dengan berbagai ideology.
b. Kebebasan pers yang terjamin sebagai pilar demokrasi.
c. Pemilu berlangsung bebas, adil, dan demokratis.
d. Parlemen menjalankan fungsinya sebagai social control.
e. HAM menjadi iklim yang baik/kondusif.
3. Periode 1959-1966.
Dalam Demokrasi Terpimpin, sebagai reaksi Presiden Soekarno
terhadap parlementer (liberal), HAM telah terpasung, karena
kekuasaan terpusat dan berada ditangan Presiden. Hak-hak
rakyat dan sipil dibatasi secara ketat.
4. Periode 1966-1998.
a. Tahun 1966-1970 HAM di Indonesia mengalami kemajuan,
diadakannya seminar tentang HAM dan Pengadilan HAM di
Indonesia.
b. 1970- 1980 HAM mengalami kemunduran karena:
Para elit penguasa menolak HAM karena dianggap produk

barat.
HAM dianggap tidak sesuai luhur bangsa dan Pancasila.

Melaui HAM, bangsa barat sering memojokkan Negara-

negara berkembang, seperti Indonesia.


5. Periode 1998-sekarang.
Era reformasi, kemajuan HAM sangat pesat, ditandai beberapa
hal:
a. Pengkajian terhadap beberapa kebijakan pemerintah
orde baru terhadap HAM.
b. Penghormatan dan kemajuan HAM telah dirumuskan
dalam UUD 1945 hasil amandemen, yaitu dari pasal 26
sampai pasal 34, kemudian terdapat 10 pasal tentang
HAM yaitu pasal 28 A 28 J.

BAB VII
GEOPOLITIK INDONESIA

I.

Konsepsi Geopolitik Indonesia.

Geopolitik (Geo=bumi), politik (esensinya kebijakan atau kekuatan)


maka

geopolitik

berarti

kebijakan

yang

didasarkan

pada

pertimbangan-pertimbangan letak bumi sebagai wilayah hidup


dalam menentukan alternative untuk mewujudkan suatu tujuan.
Jadi geopolitik adalah politik (kebijakan) yang tidak lepas dari
pengaruh letak dan kondisi geografis bumi yang emnjadi wilayah
hidup.
Politik (kebijakan) dalam ketatanegaraan berdasarkan 3 hal:
1. Bagaimana menyatukan bangsa dan tanah air (nusanya).
2. Bagaimana cara pemerintahan dengan bangsanya

yang

pluralistic (majemuk).
3. Bagaimana mensejahterakan bangsa dan rakyatnya.
Politik ketatanegaraan yang mendasarkan pada 3 hal tersebut,
karena keadaan geografis dan demografi di Indonesia sebagai
Negara terbesar di Asia Tenggara dan terdiri dari 65% lautan dan
35% daratan, Negara maritime yang terdiri atas 17.508 pulau
(seluas 2.027.087 km) serta 3.166.163 km perairan sehingga luas
wilayah Indonesia 5.193.250 km.
Sebagai Negara kepulauan dan masyarakat yang pluralistic (berbhineka) maka Negara Indonesia memiliki kekuatan sekaligus
kelemahan.
Kekuatan:
Posisi dan keadaan geografis yang strategis dan kaya sumber daya
alam.
Kelemahan:
Kepulauan yang banyak dan terpisah serta masyarakat yang
majemuk harus disatukan dalam suatu bangsa, satu tanah air dan
satu bahasa persatuan.

Letak geografis Indonesia (dikatakan strategis) karena diapit 2


samudra dan 2 benua yaitu samudra Pasifik dengan samudra
Hindia,dan benua Asia dengan benua Australia.
Hail ini berpengaruh pada aspek:
a.
b.
c.
d.

Politik: utara komunis dan selatan liberal.


Ekonomi: utara ekonomi sosialis dan liberal.
Social budaya: budaya totaliter dan liberal.
Pertahanan dan keamanan: kekuatan militer komunis dan
imperalis.

Karena kedudukan yang strategis, maka bangsa Indonesia perlu


memiliki prisip prinsip dasar agar tidak terombang ambing dalam
mewujudkan kepentingan nasional, dan cit-cita bangsa. Salah satu
pedoman itu disebut: wawasan nasional yang berpijak pada wujud
wilayah nusantara, sehingga disebut wawasan nusantara. Oleh
karena itu wawasan nusantara juga disebut: geopolitik Indonesia.
II.

Pengertian Wawasan Nusantara.


Setiap bangsa Indonesia memiliki wawasan nasional sebagai visi
bangsa itu menuju masa depan. Kehidupan berbangsa dalam
Negara memerlukan suatu konsep cara pandang atau wawasan
yang bertujuan untuk menjamin kelangsungan hidup dan keutuhan
bangsa serta jatidiri bangsa itu, itulah yang disebut wawasan
nusantara.
Wawasan: cara pandang atau melihat.
Nusantara: nusa (pulau) antara: diapit diantara 2 hal.
Jadi Nusantara menggambarkan kesatuan wilayah baik perairan
maupun pulau-pulau.
Jadi Wawasan Nusantara= cara pandang bangsa Indonesia tentang
diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta
sesuai dalam geografis wilayah nusantara yang menjiwai kehidupan
bangsa untuk mencapai cita-cita bangsa.

Maka: Wawasan Nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi,


dorongan

serta

kebijaksanaan,

rambu-rambu
keputusan,

dalam

tindakan

menentukan
dan

perbuatan

segala
bagi

penyelenggara Negara dari pusat sampai daerah maupun bagi


seluruh

rakyat

Indonesia

dalam

kehidupan

bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.


Wawasan Nusantara juga bertujuan mewujudkan Nasionalisme
dalam segala aspek kehidupan rakyat Indonesia. Dalam hubungan
Internasional Wawasan Nusantara berpijak pada paham kebangsaan
(nasionalisme) yang membentuk wawasan kebangsaan dengan
menolak:

III.

Pandangan chauvinisme.
Paham ekspansionalisme.
Adu kekuatan baik militer maupun persenjataan.
Paham komunisme.
Unsur-unsur Dasar Wawasan Nusantara:
1. Wadah.
Wawasan Nusantara sebagai wadah memiliki komponen:
a. Wujud wilayah:
Letak geografis berada diantara 2 benua dan 2 samudera.
b. Tata inti organisasi didasarka pada UUD 1945 yang
mengyangkut:
b1. NKRI bentuk dan kedaulatan Negara.
b2. Kedaulatan ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UU
kekuasaan pemerintahan.

b3. System pemerintahan menganut system Presidensial.


b4. System perwakilan berdasarkan DPR adalah kuat.
c. Tata kelengkapan organisasi.
c1. Kesadaran politik.
c2. Kesadaran berbangsa dan bernegara.
c3. Mewujudkan demokrasi secara konstitusional berdasarkan
UUD

1945

dan

Pancasila

dalam

kegiatan

benegara, dan bermasyarakat.


d. Wawasan Nusantara dan Implementasinya.

berbangsa,

D1. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan


system politik:
Pancasila sebagai falsafah dan Ideologi.
Kehidupan politik Nusantara adalah satu kesatuan system

politik.
Kebulatan wilayah merupakan milik bangsa Indonesia.

D2. Perwujudan Nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi:

Ekonomi harus seimbang diseluruh Indonesia


Perekonomian adalah asas kekeluargaan

D3. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan


budaya:

Kemajuan bangsa harus serasi


Budaya adalah sebagai ragam corak budaya Indonesia

D4. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan


pertahanan dan keamanan:

Ancaman suatu pulau atau daerah merupakan ancaman

terhadap seluruh wilayah nusantara.


Tiap warga Negara mempunyai hak dan kewajiban sama
atas pembelaan Negara.

BAB VIII
GEOSTRATEGI INDONESIA

1. Pengertian
Setiap warga Negara mempunyai cita-cita, untuk menggapainya,
berbagai hal harus ditanggulangi: ancaman, tantangan, hambatan,
serta

gangguan.

kemampuan,

Oleh

kekuatan,

karena
dan

itu

bangsa

ketangguhan

harus

mempunyai

untuk

menghadapi

tantangan dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup


bangsa

itu.

Jadi

geostrategic

adalah

pemanfaatan

kondisi

lingkungan untuk mewujudkan tujuan nasional.


2. Geostrategi Indonesia
Geostrategi Indonesia adalah

strategi

dalam

pemanfaatan

konstelasi geografi Negara Indonesia untuk menentukan kebijakan


dan sarana-sarana lain untuk mencapai cita-cita bangsa Indonesia.
Dengan demikian berkembangya geostrategi Indonesia, erat
hubungannya dengan terbentuknya bangsa Indonesia dari berbagai
macam etnis, suku, ras, golongan, agama, territorial geografis yang
terpisah.
Professor Notonegoro mengatakan bahwa terbentuknya bangsa
Indonesia merupakan proses persatuan monopluralis.
Prinsip-prinsip nasionalisme:
a. Kesatuan sejarah.
b. Kesatuan nasib.
c. Kesatuan kebudayaan.
d. Kesatuan wilayah.
e. Kesatuan asas kerohanian.

3. Ketahanan nasional
a. Pengertian.
Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa
yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan
menghadapi

mengembangkan
dan

mengatasi

kekuatan
segala

nasional

ancaman,

dalam

gangguan,

hambatan, dan tantangan aik dalam negeri maupun luar negeri,

baik langsung maupun tidak lansung yang membahayakan


integritas dan kelangsungan hidup bangsa.
Geostrategic dirumuskan dalam konsepsi Ketahanan Nasional
b. Sifat-sifat dasar Ketahanan Nasional
Integratif/manunggal.
Mawas diri-BIN-BAKIN-CIA.
Wibawa
Berubah menurut waktu
Percaya diri
Tidak tergantung pihak lain
c. Aspek Ketahanan Nasional
Kekuatan Nasional yang bertumpu pada kekuatan fisik

Dengan

militer.
Kesejahteraan dan kemakmuran bangsa.
demikian

dapat

dikembangkan

dengan

pendekatan

keamanan dan kesejahteraan. Dalam rangka mendukung Ketahanan


Nasional dalam kehidupan nasional, maka memanfaatkan segala
kekayaan alam:
a. Aspek ilmiah (Tri Gatra), meliputi:
Letak geografis Negara
Keadaan dan kekayaan lain
Keadaan dan kemampuan penduduk
b. Aspek kemasyarakatan (Panca Gatra):
Ideologi
Politik
Ekonomi
Sosial budaya
Pertahanan dan keamanan

Anda mungkin juga menyukai