TINJAUAN PUSTAKA
mengenai proses pemurnian pada gas, proses dehidrasi gas yang terdapat di SPG
Merbau, larutan Triethylene Glycol (TEG), dan pemodelan.
suhu rendah sehingga dapat menyumbat peralatan dan perpipaan. Selain itu, CO 2
tidak memiliki nilai bakar sehingga menurunkan nilai bakar (heating value) dari
gas bumi. H2S merupakan gas beracun yang sangat korosif sehingga dapat
menyebabkan korosi pada peralatan proses dan sistem perpipaan (Muhammad
Fauzi, 2009).
Proses ini terdiri dari proses absorpsi yang terjadi pada menara kontaktor
(CO2 Absorber) dan proses distilasi pada regenerator untuk proses regenerasi
larutan absorben. Beberapa absorben yang biasa digunakan diantaranya adalah :
larutan K2CO3;
larutan Monoetanolamine (MEA);
larutan Diethanolamine (DEA);
sehingga dapat mengurangi masalah yang berkaitan dengan kandungan air dalam
gas, mengurangi penginjeksan inhibitor ke dalam proses produksi gas bumi dan
untuk meningkatkan kemurnian dari gas bumi yang diproduksi. Kandungan air
dalam gas dapat menyebabkan korosi, ice formation, dan terbentuknya gas
hydrates pada peralatan proses dan perpipaan (Dan Laudal Christensen, 2009).
2.1.2.1 Korosi
Air yang terdapat pada gas dapat menjadi faktor terbentuknya korosi. Korosi
dapat terjadi pada perpipaan dan peralatan yang dilewati oleh gas. Korosi
menyebabkan kerusakan pada perpipaan dan peralatan serta mengurangi umur
pakai peralatan. Hal ini akan berdampak pada besarnya biaya investasi peralatan
dan meningkatnya biaya produksi.
2.1.2.2 Pembentukan Es
Air di dalam gas bumi akan menjadi padat (membeku) dan akan menghambat
pada proses pendinginan gas bumi selanjutnya. Es yang terbentuk akan
menyumbat perpipaan dan menjadi masalah pada peralatan proses dan katup (Dan
Laudal Christensen, 2009).
2.1.2.3 Pembentukan Gas Hidrat
Gas hidrat adalah kristal gas bumi dan air yang dapat terbentuk diatas
temperatur terbentuknya es (Dan Laudal Christensen, 2009). Gas hidrat terbentuk
dari air yang mengikat gas misalnya methane. Struktur gas hidrat merupakan
Studi Optimasi Dehidration Gas Unit (DHU) Plant
di Stasiun Pengumpul Gas Merbau PT Pertamina EPRegion Sumatera Field Prabumulih
caged structure dimana caged terbentuk dari air dan gas akan terikat didalamnya.
Pembentukan gas hidrat ini akan menyumbat perpiapan dan akan mengurangi
produksi gas bumi yang dihasilkan.
Beberapa cara dapat dilakukan untuk menghilangkan air pada gas bumi
seperti proses adsorpsi, proses absorpsi, membrane processes, dan refrigeration
(Dan Laudal Christensen, 2009).
A. Adsorpsi
Adsorpsi ialah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida (cairan
maupun gas) terikat pada padatan dan akhirnya membentuk suatu
lapisan tipis pada permukaan tersebut (Robert, 1981). Proses ini
menghasilkan akumulasi konsentrasi zat tertentu di permukaan media
setelah terjadi kontak antarmuka atau bidang batas (paras, interface)
cairan dengan cairan, cairan dengan gas atau cairan dengan padatan
dalam waktu tertentu.
Atas dasar fenomena kejadiannya, adsorpsi juga dibedakan
menjadi tiga macam. Yang pertama disebut chemisorption, terjadi
karena ikatan kimia (chemical bonding) antara molekul zat terlarut
(solute) dengan molekul adsorban. Adsorpsi ini bersifat sangat
Studi Optimasi Dehidration Gas Unit (DHU) Plant
di Stasiun Pengumpul Gas Merbau PT Pertamina EPRegion Sumatera Field Prabumulih
10
Proses absorpsi terdiri dari dua tahap yaitu proses absorpsi dan
kemudahan
menguap
(volatilitas)
bahan.
Dalam
Membran
secara
selektif
mengontrol transport massa antara dua fasa atau lingkungan (materialsciences.blogspot.com, 15 Mei 2012).
Dalam proses membran, gas dilewatkan ke dalam membran yang
dapat memisahkan air. Membran dapat membentuk suatu polymeric
interphases yang secara selektif hanya mengijinkan spesies kimia
11
D. Refrigeration
refrigeration
ini
pertukaran panas dengan gas alam terjadi pada tahap evaporasi dimana
sebagian panas dari gas alam diserap oleh pendingin ( refrigerant)
(Inayah Fatwa Kurnia Dewi, 2009).
Dehidrasi
gas
dengan
metode
pendinginan
( refrigeration)
12
dilengkapi
dengan proses flashing. Terdapat dua bagian utama pada proses
flashing ini yaitu flash valve dan flash separator. Flash valve terletak setelah
contactor yang berfungsi untuk menurunkan tekanan rich glycol sebelum
memasuki regenerator. Flash separator terletak setelah flash valve yang berfungsi
untuk merilis sebagian hidrokarbon dan air yang terserap oleh glikol sehingga
hidrokarbon dapat digunakan sebagai gas proses di plant. Jika tidak tedapat proses
flashing maka hidrokarbon dan air seluruhnya akan dilepaskan di proses
Komposisi gas umpan pada proses dehydration unit adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2 Komposisi Gas Umpan
Komposisi
Glycol
% - mol
0,0000
H2O
% - mol
0,2341
Nitrogen
% - mol
2,2913
Oxygen
% - mol
0,0000
13
H2S
% - mol
0,0000
CO2
% - mol
4,9883
Methane
% - mol
84,9961
Ethane
% - mol
3,9670
Propane
% - mol
1,9033
i-Butane
% - mol
0,3650
n-Butane
% - mol
0,5850
i-Pentane
% - mol
0,2326
n-Pentane
% - mol
0,1979
n-Hexane
% - mol
0,1591
n-Heptane
% - mol
0,0802
n-Octane
% - mol
0,0798
Berikut ini skema proses dehidrasi gas yang terdapat di SPG Merbau :
14
pada tekanan 644 psig dengan suhu 110 oF dan larutan TEG dari bagian
atas menara (counter current) pada tekanan 650 psi dengan suhu 122 oF.
Perbedaan suhu antara gas yang masuk dengan larutan TEG yang masuk
harus dijaga antara 5-20 oF (Dan Laudal Christensen, 2009). Hal ini
Aliran gas yang keluar telah memiliki kandungan air kurang dari 7 lb
/MMSCF dan biasa disebut dengan dry gas. Aliran dry gas yang keluar
dari aliran upstream masuk ke Heat Exchanger (HE). Pada aliran Heat
Exchanger ini terdapat pemanfaatan panas yang berasal dari lean TEG
(TEG yang tidak mengandung air). Gas hasil proses dikontakan dengan
lean TEG di Heat Exchanger secara counter current. Selain itu,
15
114 F hingga 116 F dan lean TEG yang masuk ke menara mengalami
Strike Shell and Tube. Aliran dry gas masuk di bagian Tube dan lean
TEG
dialirkan
menuju
Glycol
Reflux
Condenser
untuk
terbawa pada aliran TEG (loss methane) dan sebagian air pada rich
TEG. Alat ini merupakan separator tiga fasa yang berfungsi memisahkan
cairan, hidrokarbon, dan gas. Hidrokarbon liquid dihasilkan dari proses
kondensasi gas yang terbawa aliran TEG. Fasa gas yang dipisahkan
merupakan gas yang ikut terbawa dalam aliran TEG dan sebagian air
yang teruapkan.
Setelah melewati Glycol Flash Drum aliran rich TEG dialirkan ke
Glycol Solid Filter dan Charcoal Filter untuk menghilangkan partikel
16
rich TEG masuk ke Glycol Still Column dan masuk ke Glycol Reboiler .
psig dan suhu 400 oF. Pemanasan dilakukan dengan bahan bakar gas. Air
yang terkandung dalam TEG akan berubah fasa menjadi uap yang
tahap ini terjadi proses penguapan air yang dibantu oleh Packing yang
terdapat pada Glycol Still Column.
Uap air akan menuju Glycol Reflux Condenser untuk merubah fasa
uap air menjadi fasa cair. Media pendingin yang digunakan adalah rich
TEG yang keluar dari menara kontaktor. Rich TEG yang berasal dari
reboiler mengalir ke Stripping Column untuk membantu penguapan air
menggunakan fuel gas. Hasil dari proses regenerasi merupakan lean
TEG yang telah memiliki kandungan air sekecil mungkin. Lean TEG
kemudian melewati dua Heat Exchanger sebagai media pemanasan
untuk rich TEG.
Setelah melewati Heat Exchanger lean TEG masuk ke Glycol
Accumulator dan dipompakan oleh Glycol Circulation Pump menuju
18
proses
dehidrasi hal ini dikarenakan :
Laju umpan larutan TEG pada proses dehidrasi gas dianjurkan antara 0.017
sampai 0.042 m3 lean TEG per kg air pada feed gas. Adanya rentang laju umpan
TEG bertujuan untuk meminimalisasi terbawanya gas ke aliran TEG dan
terbawanya larutan TEG ke aliran gas (Dan Laudal Christensen, 2009).
2.4 Pemodelan
Model didefinisikan sebagai suatu deskripsi logis tentang bagaimana
sistem bekerja atau komponen-komponen berinteraksi. Dengan membuat model
dari suatu sistem maka diharapkan dapat lebih mudah untuk melakukan
analisis. Hal ini merupakan prinsip pemodelan, yaitu bahwa pemodelan bertujuan
untuk mempermudah analisis dan pengembangannya.
Melakukan pemodelan adalah suatu cara untuk mempelajari sistem dan
model itu sendiri dan juga bermacam-macam perbedaan perilakunya.
2.4.1 Validasi
Penjelasan mengenai validasi (Harrell, 2003), yaitu sebagai berikut model
simulasi yang dibangun harus kredibel. Representasi kredibel sistem nyata oleh
Studi Optimasi Dehidration Gas Unit (DHU) Plant
di Stasiun Pengumpul Gas Merbau PT Pertamina EPRegion Sumatera Field Prabumulih
19
model simulasi ditunjukkan oleh validasi model. Validasi adalah proses penentuan
apakah model sebagai konseptualisasi atau abstraksi merupakan representasi
merupakan perwakilan yang sah dari realitas yang dikaji yang dapat menghasilkan
kesimpulan yang meyakinkan. Validasi adalah suatu proses iteratif yang berupa
pengujian berturut-turut sebagai proses penyempurnaan model komputer.
Umumnya validasi dimulai dengan uji sederhana seperti (1) tanda aljabar, (2)
tingkat
kepangkatan dari besaran, (3) format respons (linear, eksponensial,
logaritmik, dan sebagainya, (4) arah perubahan peubah apabila input atau
parameter diganti-ganti, dan (5) nilai batas peubah sesuai dengan nilai batas
parameter sistem.
2.4.2 Simulasi (Analisis Sensitivitas)
Simulasi merupakan suatu teknik meniru operasi-operasi atau prosesproses yang terjadi dalam suatu sistem dengan bantuan perangkat komputer dan
dilandasi oleh beberapa asumsi tertentu sehingga sistem tersebut bisa
dipelajari secara ilmiah (Law and Kelton, 1991).
Dalam simulasi digunakan komputer untuk mempelajari sistem secara
numerik, dimana dilakukan pengumpulan data untuk melakukan estimasi
statistik untuk mendapatkan karakteristik asli dari sistem.
Simulasi merupakan alat yang tepat untuk digunakan terutama jika
diharuskan untuk melakukan eksperimen dalam rangka mencari komentar
terbaik dari komponen-komponen sistem. Hal ini dikarenakan sangat mahal dan
memerlukan waktu yang lama jika eksperimen dicoba secara riil. Dengan
melakukan studi simulasi maka dalam waktu singkat dapat ditentukan
keputusan yang tepat serta dengan biaya yang tidak terlalu besar karena
semuanya cukup dilakukan dengan komputer.
Pendekatan simulasi diawali dengan pembangunan model sistem nyata.
Model tersebut harus dapat menunjukkan bagaimana berbagai komponen dalam
sistem saling berinteraksi sehingga benar-benar menggambarkan perilaku sistem.
Studi Optimasi Dehidration Gas Unit (DHU) Plant
di Stasiun Pengumpul Gas Merbau PT Pertamina EPRegion Sumatera Field Prabumulih
20