Anda di halaman 1dari 2

Bayi kuning

Ikterus pada neonatus tidaklah selamanya patologis (red: penanda adanya


sebuah penyakit). Pada neonatus dapat pula terjadi ikterus fisiologis yang dapat
merupakan fenomena dari keadaan berikut, yaitu:
1.
Peningkatan penghancuran eritrosit janin karena pendeknya usia eritrosit.
2.
Rendahnya ekskresi hepar dan rendahnya kadar glukoronil transferase
pada neonatus.
3.
Gerakan usus yang lambat akibat belum ada intake.
Suatu ikterus pada neonatus dikatakan fisiologis jika ditemukan keadaan berikut,
yaitu:
1.
Pertama kali muncul pada usia 24-72 jam setelah lahir.
2.
Terjadi selama 4-5 hari pada bayi normal dan 7 hari pada bayi prematur.
3.
Kadar bilirubin tidak melebihi 15 mg/dl
4.
Tidak terdeteksi secara klinis setelah 14 hari. Atau dengan kata lain tidak
ditemukan dasar patologis.
Peningkatan level bilirubin indirek yang lebih tinggi lagi dapat digolongkan
sebagai keadaan patologis yang dapat disebabkan oleh berbagai keadaan.
Beberapa keadaan berikut tergolong dalam ikterus patologis, antara lain:
Timbul dalam 24 jam pertama kehidupan.
Bilirubin total/indirek untuk bayi cukup bulan > 13 mg/dL atau bayi kurang bulan
>10 mg/dL.
Peningkatan bilirubin > 5 mg/dL/24 jam.
Kadar bilirubin direk > 2 mg/dL.
Ikterus yang disertai proses hemolisis (inkompatabilitas darah, defisiensi G6PD,
atau sepsis)
Ikterus yang disertai oleh: Berat lahir <2000 gram="gram" span="span">, Masa
gestasi 36 minggu, Asfiksia, hipoksia, sindrom gawat napas pada neonatus,
Infeksi, Trauma lahir pada kepala, Hipoglikemia
Ikterus klinis yang menetap setelah bayi berusia >8 hari (pada aterm) atau >14
hari (pada prematur)
Secara garis besar, batasan kekuningan bayi baru kahir karena proses alamiah
(fisiologis) adalah sebagai berikut:
Warna kekuningan nampak pada hari kedua sampai hari keempat.
Secara kasat mata, bayi nampak sehat
Warna kuning berangsur hilang setelah 10-14 hari.
Kadar bilirubin (pigmen empedu) dalam darah kurang dari 12 mg%.
Adapun warna kekuningan pada bayi baru lahir yang menggambarkan suatu
penyakit (patologis), antara lain:
Warna kekuningan nampak pada bayi sebelum umur 36 jam.
Warna kekuningan cepat menyebar kesekujur tubuh bayi.
Warna kekuningan lebih lama menghilang, biasanya lebih dari 2 minggu.

Adakalanya disertai dengan kulit memucat (anemia).


Kadar bilirubin (pigmen empedu) dalam darah lebih dari 12 mg% pada bayi
cukup bulan dan lebih dari 10 mg% pada bayi prematur.
Jika ada tanda-tanda seperti di atas (patologis), bayi kurang aktif, misalnya
kurang menyusu, maka sebaiknya segera periksa ke dokter terdekat untuk
mendapatkan pemeriksaan dan perawatan.
Disamping itu, beberapa kondisi yang dapat beresiko terhadap bayi, antara lain:
Infeksi yang berat.
Kekurangan enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase(G 6 PD).
Ketidaksesuaian golongan darah antara ibu dan janin
Beberapa penyakit karena genetik (penyakit bawaan atau keturunan).
MEKANISME TERJADINYA PENYAKIT
Bagaimana terjadi kuning pada bayi , baik pada proses alamiah (fisiologis)
maupun warna kekuningan yang berhubungan dengan penyakit
Pada dasarnya warna kekuningan pada bayi baru lahir dapat terjadi karena
beberapa hal, antara lain:
Proses pemecahan sel darah merah (eritrosit) yang berlebihan.
Gangguan proses transportasi pigmen empedu (bilirubin).
Gangguan proses penggabungan (konjugasi) pigmen empedu (bilirubin) dengan
protein.
Gangguan proses pengeluaran pigmen empedu (bilirubin) bersama air.

Peningkatan kadar bilirubin terjadi akibat belum sempurnanya fungsi hati pada
bayi baru lahir
Umumnya, usia sel darah merah (eritrosit) adalah 120 hari. Pada bayi, usia sel
darah merahnya ada yang lebih pendek, kira-kira 90 hari. Sel darah merah yang
sudah tua ini mengalami pemecahan dan terurai menjadi zat yang disebut
heme dan globin. Heme akan diubah menjadi biliverdin dan melalui proses
selanjutnya diubah menjadi bilirubin bebas (indirek). Semestinya, sisa
pemecahan ini (bilirubin indirek) diproses oleh hati bayi menjadi bilirubin direk
yang larut dalam air dan melalui saluran empedu selanjutnya dibuang melalui
usus besar serta bercampur dengan feses atau kotoran. Namun, saat lahir, hati
bayi belum cukup baik untuk melakukan tugasnya. Akibat proses pengolahan
yang tidak sempurna itulah yang menyebabkan kuning pada bayi.
Tidak

terkonyugasi:Bil I
Bilirubin indirek
Tidak larut dalam air
Berikatan dengan albumin untuk transport
Komponen bebas larut dalam lemak

Komponen bebas bersifat toksik untuk otak

Terkonyugasi:BIL II

Bilirubin direk

Larut dalam air

Tidak larut dalam lemak

Tidak toksik untuk otak


Pada bayi tidak cukup bulan (prematur), bayi kuning dianggap normal jika kadar
bilirubin-nya sebanyak 10 miligram per desiliter (mg/dl). Sedang pada bayi cukup

bulan (normal), bayi kuning dianggap normal jika kadar bilirubin-nya sebanyak
12 mg/dl.
Dengan fototerapi, bilirubin dalam tubuh bayi dapat dipecahkan dan menjadi
mudah larut dalam air tanpa harus diubah dulu oleh organ hati. Terapi sinar juga
berupaya menjaga kadar bilirubin agar tak terus meningkat sehingga
menimbulkan risiko yang lebih fatal.
Sinar yang digunakan pada fototerapi berasal dari sejenis lampu neon dengan
panjang gelombang tertentu. Lampu yang digunakan sekitar 12 buah dan
disusun secara paralel. Di bagian bawah lampu ada sebuah kaca yang disebut
flexy glass yang berfungsi meningkatkan energi sinar sehingga intensitasnya
lebih efektif.

Anda mungkin juga menyukai