Peningkatan kadar bilirubin terjadi akibat belum sempurnanya fungsi hati pada
bayi baru lahir
Umumnya, usia sel darah merah (eritrosit) adalah 120 hari. Pada bayi, usia sel
darah merahnya ada yang lebih pendek, kira-kira 90 hari. Sel darah merah yang
sudah tua ini mengalami pemecahan dan terurai menjadi zat yang disebut
heme dan globin. Heme akan diubah menjadi biliverdin dan melalui proses
selanjutnya diubah menjadi bilirubin bebas (indirek). Semestinya, sisa
pemecahan ini (bilirubin indirek) diproses oleh hati bayi menjadi bilirubin direk
yang larut dalam air dan melalui saluran empedu selanjutnya dibuang melalui
usus besar serta bercampur dengan feses atau kotoran. Namun, saat lahir, hati
bayi belum cukup baik untuk melakukan tugasnya. Akibat proses pengolahan
yang tidak sempurna itulah yang menyebabkan kuning pada bayi.
Tidak
terkonyugasi:Bil I
Bilirubin indirek
Tidak larut dalam air
Berikatan dengan albumin untuk transport
Komponen bebas larut dalam lemak
Terkonyugasi:BIL II
Bilirubin direk
bulan (normal), bayi kuning dianggap normal jika kadar bilirubin-nya sebanyak
12 mg/dl.
Dengan fototerapi, bilirubin dalam tubuh bayi dapat dipecahkan dan menjadi
mudah larut dalam air tanpa harus diubah dulu oleh organ hati. Terapi sinar juga
berupaya menjaga kadar bilirubin agar tak terus meningkat sehingga
menimbulkan risiko yang lebih fatal.
Sinar yang digunakan pada fototerapi berasal dari sejenis lampu neon dengan
panjang gelombang tertentu. Lampu yang digunakan sekitar 12 buah dan
disusun secara paralel. Di bagian bawah lampu ada sebuah kaca yang disebut
flexy glass yang berfungsi meningkatkan energi sinar sehingga intensitasnya
lebih efektif.