Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asfiksia neonatorum adalah kegagalan napas secara spontan dan teratur pada
saat lahir yang ditandai dengan hipoksemia, hiperkarbia dan asidosis. Asfiksia
neonatorum dapat terjadi selama kehamilan, pada proses persalinan dan
melahirkan atau periode segera setelah lahir. Janin sangat bergantung pada
pertukaran plasenta untuk oksigen, asupan nutrisi, dan pembuangan produk sisa
sehingga gangguan pada aliran darah umbilikal maupun plasental hampir selalu
akan menyebabkan asfiksia (1).
Sebelum tahun 1950-an digunakan kriteria breathing time dan crying time
untuk menilai keadaan bayi setelah lahir. Kriteria ini kemudian ditinggalkan
karena tidak dapat memberikan informasi yang tepat pada keadaan tertentu.
Virginia Apgar lalu mengusulkan beberapa kriteria klinis untuk menentukan
keadaan bayi baru lahir. Skor APGAR dihitung dengan melihat kondisi bayi baru
lahir menggunakan lima kriteria klinis dengan skala dari nol sampai dua. Kata
APGAR kemudian dibuat jembatan keledai sebagai singkatan dari appearance,
pulse, grimace, activity, dan respiration. Kriteria ini ternyata berguna untuk
menentukan keadaan asam-basa pada bayi. Di samping itu, kriteria ini dapat pula
memberikan gambaran beratnya perubahan kardiovaskuler yang ditemukan (2).
Kurangnya pemahaman mahasiswa tentang bagaimana menilai skor apgar
yang benar, mendasari ditulisnya makalah ini.
1

2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menilai skor APGAR yang benar?
2. Apakah kekurangan dari penilaian menggunakan skor APGAR?
C. Tujuan
1. Mengetahui cara menilai skor APGAR
2. Mengetahui kekurangan dari penilaian skor APGAR

Anda mungkin juga menyukai