Pada hari ini tanggal 02 Mei 2016 telah dipresentasikan portofolio oleh:
Nama Peserta
: Desita Permatasari
Dengan judul/topik : Gangguan Mental dan Perilaku Ringan Yang Berhubungan Dengan Masa Nifas YTK
Nama Pendamping : dr.Siti Rahmaniah
Nama Wahana
No
.
No
.
10
10
11
11
Tanda Tangan
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Pendamping
Borang Portofolio
Nama Presentan : dr. Desita Permatasari
Nama Wahana: RSUD Dr.H.Moch.Ansari Saleh, Banjarmasin, Kalimantan Selatan
Topik: Kasus Jiwa
Tanggal (kasus): 19 April 2016
Nama Pasien: Ny. RA
No. RM : -
Keterampilan
Manajemen
Bayi
Penyegaran
Masalah
Anak
Tinjauan Pustaka
Istimewa
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi: Seorang perempuan 20 tahun dengan keluhan sering menangis sendiri, tidak bisa tidur, murung sesudah melahirkan
Tujuan: Mengetahui diagnosis pasien dengan gangguan jiwa dan melakukan tatalaksana secara cepat dan tepat.
Bahan bahasan:
Tinjauan Pustaka
Cara membahas:
Diskusi
Data pasien:
Riset
Nama: Ny. NA
Kasus
Audit
Pos
3. Riwayat Penyakit Dahulu : pasien belum pernah mengalami hal seperti ini
6. Riwayat kebiasaan dan psikososial: pasien tinggal bersama dengan suami. Pasien tidak bekerja dan sehari-hari berperan sebagai ibu rumah
tangga.
7. Riwayat imunisasi: tidak diketahui
RIWAYAT PSIKIATRI
Diperoleh dari alloanamnesa pada tanggal 19 April 2016 pada pukul 10.35 wita dan dengan suami os
Keluhan utama : Menangis tanpa sebab
Keluhan tambahan : Tidak bisa tidur, sering melamun dan merasa tidak berguna
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Alloanamnsesis dengan Tn BS / 25 tahun / Suami os
Suami os mengatakan os mengalami perubahan sikap sejak dua minggu yang lalu (awal bulan April 2016), pasien sering menangis tanpa sebab.Pasien juga
tidak mau bicara, os hanya mau mengangguk dan tidak mau menjawab jika diberi pertanyaan oleh keluarga dekat. Pasien tampak murung dengan tatapan mata
kosong dan hanya berdiam diri dirumah. Selain itu pasien juga tidak bisa tidur, tidak mau mandi dan makan sehingga harus dibantu bahkan dipaksa oleh
keluarga terutama oleh suami pasien yang tinggal serumah. Pasien tampak tidak bersemangat melakukan aktivitas sehari-hari bahkan tidak dapat mengurus
bayinya yang baru berusia 1 bulan. Setiap kali melihat anak os, os merasa khawatir dan cemas.Os merasa dirinya tidak berguna sebagai ibu karena tidak dapat
mengurus anaknya. Waktu luang hanya digunakan untuk melamun dan menyendiri. Pasien baru saja menjadi seorang ibu dan memiliki anak pertama saat
masih berusia muda 20 tahun.
Pasien menikah dengan suami pada bulan Mei 2014. Mereka sempat tinggal dengan kedua orang tua pasien di kota Sampit, namun kemudian akhirnya pasien
pindah hingga beberapa kali dan terakhir tinggal di daerh Anjir Muara Lama dengan suaminya. Pada bulan Juli 2015 pasien akhirnya mengandung anak
pertama dari pernikahan dengan suaminya. Awalnya pasien sempat khawatir tidak bisa punya anak karena sudah 1 tahun menikah belum dikaruniai anak
sehingga anak yang pertama ini sangat diinginkan dan ditunggu kehadirannya. Selama kehamilan tidak ada masalah kesehatan yang serius pasien hanya
mengkonsumsi vitamin dari Puskesmas disekitar rumah.
Menurut cerita dari suami, os memiliki hubungan yang kurang baik dengan ayah os. Saat os masih tinggal dengan keluarganya, os sering mendapat pukulan
dari ayah os. Hal itu terjadi karena pada saat kedua orang tuanya bertengkar, os selalu mencoba untuk melerai pertengkaran kedua orang tuanya tersebut. Os
juga merasa dipilih kasihkan oleh kedua orang tuanya dibanding dengan saudara os yang lain. Orang tua os juga sempat menentang pernikahan os dengan
suami yang sekarang karena hendak menjodohkan os dengan lelaki pilihan orangtuanya yang lebih kaya. Os merasa kecewa dengan keputusan kedua orang
tuanya sehingga mengancam tidak akan menikah selamanya jika tidak dinikahkan dengan suaminya yang sekarang. Dan akhirnya orang tua os merestui
pernikahan os. Pasien termasuk anak yang cukup periang dan bisa saja bergaul terutama pada teman-teman sekolah, namun tertutup terutama saat pasien
memiliki masalah pribadi. Pasien hanya menceritakan semua masalah yang dialaminya secara terbuka hanya pada suaminya.
RIWAYAT KELUARGA
Herediter (-)
Keterangan :
= Pasien
= Laki-laki
= Wanita
= Meninggal
Didalam keluarga os tidak ada memiliki keluhan yang sama.
RIWAYAT SITUASI SEKARANG
Os tinggal bersama suaminya. Kehidupan sehari-hari pasien dibiayai oleh suami os. Setelah melahirkan, pasien tampak suka melamun, menyendiri,
menangis tanpa sebab, sulit diatur bahkan tidak bisa mengurus anaknya. Suami pasien setia menemani pasien berobat. Pasien hanya mengangguk apabila
diberi pertanyaan hingga berkali-kali oleh keluarganya. Pasien mendapat banyak motivasi terutama dari keluarga suami pasien melebihi dari kedua orang
tua pasien.
B. Hidup Emosi
Afek (mood)
: Hipotym
Reaksi emosi
a. Stabilitas
: Labil
b. Pengendalian
c. Kesungguhan
: sungguh-sungguh
d. kedalaman
: dangkal
e. Skala diferensiasi
: luas
f. Empati
g. Arus Emosi
: lebih lambat
C. Fungsi Kognitif
Kesadaran
: kompos mentis
: sde
Orientasi
: sde
Daya Ingat
: Waktu
Tempat
: sde
Orang
: sde
Situasi
: sde
: Segera
: sde
Jangka Pendek
Jangka Panjang
: sde
: sde
Pikiran abstrak
: sde
Bakat kreatif
: sde
: Mutisme
Kontinuitas
: terganggu
Hendaya berbahasa: +
Isi Pikir
Preokupasi
: sde
: sde
G. Daya Nilai
Daya nilai sosial : sde
Uji daya nilai
: sde
STATUS FISIK
Status Interna
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda vital
- Tekanan darah : 110/80 mmHg
- Nadi
: 82 kali/menit
- Pernapasan
: 18 kali/menit
- Suhu
: 36,6 o C
Kepala
: Normocephal, rambut hitam, distribusi merata.
Mata
: CA (-/-). SI( -/-), pupil bulat isokor, RCL/RCTL(+/+)
Mulut
: Bibir tidak kering, sianosis (-)
THT
: Dalam batas normal
Leher
: Pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thorax
: Pulmo : vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Abdomen
: supel, nyeri tekan (-), hepatosplenomegali (-), BU (+)
Ekstremitas
: akral hangat, edema (-/-), RCT < 2 detik
Kulit
: lesi (-), petekie (-), scar (-), keloid (+)
Status Neurologis
Rangsang Meningeal
Nervus Cranial I XII
Reflek fisiologis
Reflek Patologis
: Tidak ada
: tidak ada kelainan
: normal
: tidak ada
Pembicaraan : Os tidak menjawab saat diajukan pertanyaan dan lebih banyak menunduk
Afek : hypotimia
EVALUASI MULTIAKSIS
AKSIS I
: Gangguan Mental dan Perilaku Ringan yang Berhubungan dengan Masa Nifas YTK (F 53.0)
AKSIS II
AKSIS III
AKSIS IV
AKSIS V
: GAF SCALE 80-71 (gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll).
DIAGNOSIS
: Gangguan Mental dan Perilaku Ringan yang Berhubungan dengan Masa Nifas YTK (F 53.0)
DIAGNOSIS BANDING : Gangguan Mental dan Perilaku Berat yang Berhubungan dengan Masa Nifas YTK (F 53.1)
DAFTAR MASALAH
1. Problem organobiologi
: status interna dan neurologis dalam batas normal
2. Problem psikologik dan perilaku : merasa sedih, penurunan dalam kegiatan, gangguan konsentrasi dalam kehidupan sehari-hari yakni sering melamun.
3. Problem sosial dan lingkungan
PROGNOSIS
Diagnosis penyakit
Stressor
Riwayat herediter
Pola keluarga
Aktivitas pekerjaan
Lingkungan sosial
Pengobatan psikiatri
Kesimpulan
: ad bonam
: dubia ad bonam
: ad bonam
: ad bonam
: ad bonam
: dubia ad bonam
: ad bonam
: ad bonam
RENCANA TERAPI
Perjalanan penyakit
Psikososial
Usia saat menderita
Pendidikan
Ekonomi
Organobiologi
Ketaatan berobat
: ad bonam
: ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: ad bonam
Farmakoterapi
Antidepresan
: Fluoxetine 1 x 20 mg
Vitamin B Kompleks 2x1
Psikoterapi
Support terhadap penderita terutama berasal dari suami
Orang tua pasien (ayah) memberikan kasih sayang yang penuh
Menjalin hubungan erat antara pasien dengan bayinya, namun tetap dipantau agar tidak mencelakakan bayinya
Mencoba lebih berpikir positif, bahwa kehamilan dan persalinan adalah hal wajar dan menyenangkan
Membawa istri rajin kontrol ulang, untuk meluruskan masalah
Sosioterapi
Menjelaskan kepada keluarga tentang keadaan pasien agar selalu mengerti dan memberikan dukungan kepada pasien
Religius
Bimbingan atau ceramah agama, shalat berjamaah dan pengajian
Daftar Pustaka :
Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkasan dari PPDGJ-III. Jakarta : PT Nuh Jaya, 2003
Mansur,Herawati. Psikologi Ibu dan Anak Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika, 2010
Maryunani, Anik. Asuhan pada Ibu dalam Masa Nifas (post partum). Jakarta: Trans Info Media, 2010
Suherni, dkk. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya, 2010
Hasil Pembelajaran :
1. Penegakkan diagnosis depresi post partum
2. Mengetahui perbedaan gangguan psikologis pada masa nifas
3. Tatalaksana pasien dengan depresi post partum
4. Edukasi pada keluarga pasien dengan depresi post partum
Assessment
Pedoman diagnostik untuk episode depresi menurut PPDGJ III, antara lain:
Gejala Utama ( pada depresi derajat ringan, sedang, berat):
I - afek depresi,
I - kehilangan minat dan kegembiraan
I - berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah ( rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.
Gejala lainnya :
a. Konsentrasi dan perhatian berkurang
b. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
c. Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
d. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
e. Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
f. Tidur terganggu
g. Nafsu makan berkurang
Untuk episode depresi dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakkan diagnosa, akan tetapi periode
lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.
Secara umum sebagian besar wanita mengalami gangguan emosional setelah melahirkan. Bentuk gangguan postpartum yang umum adalah depresi dan
psikosis. Gangguan emosional selama periode postpartum merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi pada wanita baik primipara maupun
multipara. Ada 3 tipe gangguan jiwa pascapersalinan, diantaranya adalah postpartum blues, postpartum depression dan postpartum psikosis. Postpartum
blues atau sering disebut juga sebagai maternity blues yaitu kesedihan pasca persalinan yang bersifat sementara. Postpartum depression yaitu depresi pasca
persalinan yang berlangsung saat masa nifas, dimana para wanita yang mengalami hal ini kadang tidak menyadari bahwa yang sedang dialaminya
merupakan penyakit. Postpartum psikosis, dalam kondisi seperti ini terjadi tekanan jiwa yang sangat berat karena bisa menetap sampai setahun dan bisa
juga selalu kambuh gangguan kejiwaannya setiap pasca melahirkan.
Plan:
Karakteristik
Insiden
Onset
Durasi
Stressor yang
berhubungan
Rasa Sedih
Ya
Ya
Mood Lability
Ya
Anhedonia
Tidak
Gangguan Tidur
Kadang-kadang
Sering
Tidak ada
Kadang-kadang
Keinginan untuk
Menyakiti Bayi
Jarang
Sering
Diagnosis: Gangguan Mental dan Perilaku Ringan yang Berhubungan dengan Masa Nifas YTK (F 53.0)
Pengobatan: Fluoxatine 20 mg (1x1 caps), termasuk anti depresan golongan SSRI ( Selektif Serotonin Reuptake Inhibitor ) selektif menghambat
ambilan serotonin dan mengingat profil efek sampingnya untuk penggunaan pada sindrom depresi ringan dan sedang yang datang berobat jalan
sebaiknya pertama-tama menggunakan golongan SSRI yang efek sampingnya minimal (meningkatkan kepatuhan minum obat), spektrum efek anti
depresi luas dan gejala putus obat sangat minimal, serta lethal dose yang tinggi (> 6000mg) sehingga relatif aman.
Psikoterapi
a.
Suportif
Memberikan semangat dan masukan positif bahwa kehamilan dan persalinan adalah anugerah dan hal wajar yang dialami oleh semua ibu, serta
mengarahkan pasien agar menjalin hubungan erat antara pasien dengan bayinya.
b. Keluarga
Menjelaskan kepada keluarga mengenai penyakit yang diderita oleh pasien, penyebabnya, faktor pencetus, dan rencana terapi. Menyarankan
keluarga untuk selalu memberikan dukungan dan perhatian lebih kepada pasien.
Memotivasi keluarga pasien untuk selalu mendorong pasien mengungkapkan perasaan dan berbagi tentang masalah yang sedang dihadapinya.
Memberikan nasihat kepada keluarga untuk bersama-sama membantu dan mendukung kesembuhan baik mental, jiwa, emosi, dan rohani pasien
dalam kesinambungannya dengan pemulihan kesembuhan yang seutuhnya.
Menghindarkan sikap tak acuh anggota keluarga terhadap masalah yang terjadi oleh pasien, karena perhatian dan kasih sayang anggota keluarga
sangat berarti
DISKUSI
A. Definisi
Berdasarkan hasil anamnesa alloanamnesa serta pemeriksaan status mental yang dilaksankan pada hari selasa tanggal 19 April 2016, dan merujuk
pada kriteria diagnostik dari PPDGJ III, diagnosis penderita dalam kasus ini mengarah pada Gangguan Mental dan Perilaku Ringan yang Berhubungan
dengan Masa Nifas YTK (F 53.0). Depresi postpartum adalah depresi pasca persalinan yang mulai terjadi pada hari ketiga setelah melahirkan dan
berlangsung sampai berminggu-minggu atau bulan yang dikategorikan sebagai sindrom gangguan mental ringan dengan menunjukkan kelelahan, perasaan
sedih, mudah marah, gangguan tidur, gangguan nafsu makan, dan kehilangan libido (kehilangan selera untuk berhubungan dengan suami). Menurut Pitt dkk
(2001), tingkat keparahan depresi postpartum bervariasi. Keadaan ekstrem yang paling ringan yaitu saat ibu mengalami kesedihan sementara yang
berlangsung sangat cepat pada masa awal postpartum, ini disebut dengan baby blues atau maternity blues. Gangguan postpartum yang paling berat disebut
psikosis postpartum atau melankolia. Diantara 2 keadaan ekstrem tersebut terdapat keadaan yang relatif mempunyai tingkat keparahan sedang yang disebut
neurosa depresi atau depresi postpartum. Dapat disimpulkan bahwa depresi postpartum adalah gangguan emosional pasca persalinan yang bervariasi, terjadi
pada 10 hari pertama masa setelah melahirkan dan berlangsung terus menerus sampai 6 bulan bahkan sampai satu tahun.
B. Etiologi
Penyebab depresi postpartum hampir sama penyebabnya dengan psikosis postpartum. Pitt dkk (2001), mengemukakan dua faktor penyebeb depresi
dan psikosis postpartum
sebagai berikut :
Diagnosis
Depresi sedang
a. Biologis.
Faktor biologis dijelaskan bahwa depresi postpartum sebagai akibat kadar hormon seperti estrogen, progesteron dan prolaktin yang terlalu tinggi atau
terlalu rendah dalam masa nifas atau mungkin perubahan hormon tersebut terlalu cepat atau terlalu lambat.
b. Karakteristik ibu, yang meliputi :
1.) Faktor umur.
D.
Manifestasi Klinik
Blues Syndrome
1. Kelelahan
1. Agitasi.
2. Perasaan sedih
2. Gelisah.
3. Mudah menangis
kehidupannya.
4. Cemas
5. Labil
4. Kegembiraan yang
2.
6. Bingung
jadi marah
7. Sangat sensitive
8. Susah tidur
3.
berlebihan.
5. Insomnia.
6. Menangis.
7. Bingung.
8. Dan lama-kelamaan
akan timbul episode
4.
5.
6.
7.
8.
Kesulitan untuk
berkonsentrasi
E.
Tatalaksana
Depresi disebabkan oleh defisiensi relatif salah satu atau beberapa aminergic neurotransmitter salah satunya serotonin pada celah sinaps neuron di SSP
khususnya sistem limbic sehingga aktivitas reseptor serotonin menurun. Pada pasien depresi diberikan obat antidepresan yang dapat menghambat re-uptake
aminergic neurotransmiter dan menghmbat penghancuran oleh enzim Monoamine Oxidase sehingga terjadi peningkatan jumlah aminergic neurotransmitter
pada celah sinaps neuron tersebut yang dapat meningkatkan aktivitas reseptor serotonin. Pada os diberikan obat Fluoxetin 20 mg (1 x 1 caps), yang termasuk
dalam obat anti-depressan golongan SSRI (Selektif Serotonin Reseptor Inhibitor). Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) merupakan grup kimia
antidepresan baru yang khas, hanya menghambat ambilan serotonin secara spesifik. Berbeda dengan antidepresan trisiklik yang menghambat tanpa seleksi
ambilan norepinefrin, serotonin, reseptor muskarinik. Dibandingkan dengan antidepresan trisiklik, SSRI menyebabkan efek antikolinergik lebih kecil dan
kordiotoksisitas lebih rendah. Mengingat os baru pertama kali berobat jalan dan mengingat profil efek sampingnya sebaiknya pertama-tama meggunakan
golongan SSRI tetapi apabila dalam jangka waktu yang cukup (sekitar 3 bulan) tidak efektif, dapat beralih ke golongan trisiklik dan jika pilihan kedua belum
berhasil dapat beralih dengan spektrum anti-depresan yang lebih sempit yaitu golongan tetrasiklik.
Efek samping obat anti-depresan dapat berupa sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif
menurun, dll), efek anti-kolinergik (mulut kering, retensi urin, penglihatan kabur, konstipasi, sinustakikardia, dll), efek anti-adrenergik alfa (perubahan EKG,
hipotensi) dan efek neurotoksis (tremor halus, gelisah, agitasi).
Tambahan terapi lainnya adalah vitamin B kompleks yaitu suatu kelompok vitamin B, yang bermanfaat untuk fungsi hampir semua proses dalam tubuh.
Vitamin B kompleks berperan besar dalam pemecahan lemak dan protein yang membantu mempertahankan fungsi sistem saraf. Vitamin B5 meningkatkan
fungsi kelenjar adrenal. Kelenjar ini mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, membantu mengatur fungsi ginjal, serta membantu mengelola stres.
Vitamin ini juga diperlukandalam produksi hormon tertentu, serta zat pengatur saraf. Seluruh fungsi sistem saraf, termasuk otak diatur oleh vitamin B1,B6
dan B12. Kekurangan vitamin ini meyebabkan seseorang rentan terhadap stres kecemasan dan depresi.
Selain menggunakan psikofarmaka, terapi pada pasien ini dapat dilakukan dengan cara psikoterapi berupa terapi keluarga dan masyarakat agar bisa
menerima keadaan penderita dengan tidak menimbulkan stressor-stressor baru, melainkan dapat menciptakan suasana yang kondusif untuk kesembuhan
penderita. Peran keluarga dan masyarakat sangat penting dalam membantu kesembuhan pasien.