Pembimbing:
Ns. Evi Harwiatiningrum, S.Kep.
Ns. Ririn Tri Widayanti, S.Kep
Oleh:
Kelompok 5
Aprilia Dwi P.
115070207131011
Fiqih Andrian I.
115070201131013
Yepy Hesti R.
115070207131007
Farihatul Hoiroh
115070201131014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan salah satu tatanan jasa pemberi pelayanan
kesehatan harus mampu menyediakan berbagai jenis pelayanan kesehatan yang
bermutu dan juga merupakan institusi pelayanan kesehatan yang kompleks,
padat karya, padat pakar, dan padat modal (Ilyas, 2000 dalam Warsito, 2006).
Rumah sakit merupakan salah satu subsistem pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat, yaitu pelayanan
kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup
pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, dan pelayanan keperawatan
(Wandy, 2007). Salah satu sumber daya manusia yang tidak bisa dipisahkan dari
rumah sakit adalah perawat. Disini, tenaga perawat sebagai sumber daya
manusia di rumah sakit selama 24 jam selalu berinteraksi dengan pasiennya,
memiliki waktu kontak serta jumlah yang paling banyak dibanding dengan tenaga
kesehatan manapun sehingga memiliki kontribusi yang besar dalam upaya
meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan yang diberikan dibanding dengan
tenaga kesehatan yang lain (Huberd, 2000 dalam Warsito, 2006).
Pelayanan keperawatan adalah pelayanan kesehatan yang didasarkan
pada ilmu dan kiat keperawatan, yang mencakup bio, psiko, sosio, dan spritual
yang komprehensif ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, baik sakit maupun sehat yang meliputi peningkatan derajat
kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan dan pemulihan kesehatan
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan (Keputusan Menpan
Nomor 94 tahun 2001). Untuk itu perawat harus mampu melakukan upaya
preventif, promotif, preventif. kuratif, rehabilitatif penyakit serta pemeliharaan
kesehatan. Keperawatan juga mencakup kegiatan perencanaan dan pemberian
perawatan pada saat sehat, sakit, masa rehabilitasi dan menjaga tingkat
kesehatan fisik, mental, dan sosial yang seluruhnya akan mempengaruhi status
kesehatan, terjadinya penyakit kecacatan dan kematian (PPNI, 2006).
Sejalan dengan tingginya tuntutan manyarakat akan kualitas asuhan
pelayanan kesehatan, maka diperlukan upaya peningkatan profesionalisme
tenaga keperawatan dengan tujuan untuk menghasilkan ilmuan keperawatan
yang siap dan mampu melaksanakan pelayanan keperawatan profesional, baik
keperawatan
adalah
pengelolaan
keperawatan
dalam
maupun
sumber
dana,
sehingga
dapat
memberikan
pelayanan
keperawatan yang efektif pada klien, keluarga, dan masyarakat (Gillies, 1994). Di
samping itu, manajemen keperawatan juga berhubungan dengan perencanaan,
pengorganisasian, pengaturan staf, kepemimpinan, dan pengendalian aktivitasaktivitas
keperawatan
pada
unit
atau
departemen
keperawatan.
1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
Setelah melakukan tahapan pendidikan profesi keperawatan
diharapkan mahasiswa mampu menggunakan keterampilan manajemen
dan kepemimpinan pada asuhan keperawatan terhadap klien secara
menyeluruh melalui manajemen pelayanan keperawatan dan berupaya
memprakarsai
perubahan
yang
efektif
dalam
sistem
asuhan
pelaksanaan
asuhan
keperawatan.
B. Tujuan Khusus
1. Mempelajari profil RS Tingkat II Dr Soepraoen.
2. Mampu
melakukan
pengkajian
terhadap
melaksanakan
alternatif
pemenuhan
kebutuhan
dan
seminar
evaluasi
hasil
pelaksanaan
kegiatan
C. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Mengaplikasikan
dan
mengintegrasikan
konsep
manajemen
Mengaplikasikan
metode
supervisi
klinis
dalam
praktek
manajemen keperawatan.
Memberikan
pengalaman
pada
mahasiswa
dalam
bidang
manajemen.
2. Bagi ruangan atau institusi rumah sakit
Dapat dijadikan sebagai sarana dukungan, masukan, atau
pengembangan fungsi manajemen ruangan gunamempertahankan
dan peningkatan kualitas pelayanan keperawatan di ruangan pada
khususnya dan kualitas pelayanan rumah sakit pada umumnya dalam
mencapai pelayanan yang prima.
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
2.1.
Anggrek
Mawar
Melati
PAV Tulip I
2.1.4. Mempunyai kapasitas tempat tidur klien sebanyak 179 tempat tidur, terdiri
dari 24 tempat tidur paviliun dan 155 tempat tidur umum.
2.1.5. Saat ini digunakan sebagai lahan praktek siswa SMK, mahasiswa DIII
Keperawatan dan DIII Kebidanan, Profesi Ners (S1 Keperawatan), S1
Gizi, serta Co-as (Profesi Dokter) dan Program Pendidikan Dokter
Spesialis (PPDS).
2.2.
1
1
A
1
0
A
1
2
B
1
1
B
1
0
B
9
A
9
B
7
A
8
A
B
8
B
6
B
5
B
Keterangan:
A : Ruang Perawat
8A
: Kamar 8A
B : Dapur
8B
: Kamar 8B
: Kamar 1
9A
: Kamar 9A
: Kamar 2
9B
: Kamar 9B
: Kamar 3
10A
: Kamar 10A
: Kamar 4
10B
: Kamar 10B
: Kamar 5
11A
: Kamar 11A
6A : Kamar 6A
11B
: Kamar 11B
6B : Kamar 6B
12A
: Kamar 12A
7A : Kamar 7A
12B
: Kamar 12B
7B : Kamar 7B
BAB III
HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA
SERTA SINTESA PERMASALAHAN
3.1. Hasil Pengkajian
3.1.1. Pengkajian 5 M
1. Man
A. Jumlah Tenaga
Kualifikasi tenaga keperawatan di Paviliun Mawar Rumah Sakit
Tingkat II Dr Soepraoen berjumlah 19 orang dengan rincian sebagai
berikut :
a. Tenaga Keperawatan
Tabel 3.1
No.
Kualifikasi
1.
S1
Keperawatan
2.
DIII
Keperawatan
3.
SPK
Jenis
Jumlah
HR
PNS
TNI
PNS
HR
Magang
PNS
HR
TNI
1
5
7
5
1
1
Jumlah
total
Prosentase
5%
17
85%
10%
20
100%
Jumlah
Pekarya
Total
Jumlah
5
5
Presentase
100%
100%
hasil
rekapitulasi
yang
dilakukan
didapatkan
No
Nama
Pendidikan
Masa
Kerja
1.
Ns. Ririn T,
S.Kep
S1
Keperawatan
17 tahun
2.
Yatin
3.
Siswanto
4.
Kasan
5.
Tri Tugas
6.
Nurul
Istiana
7.
Rupiati
8.
Andik
9.
Erva
10.
Istiana
11.
Ika
12.
Pradika
Duan
13.
Sismawati
Jenis
Ketenagaan
PNS
Pelatihan
yang Pernah
Diikuti
BLS, EKG,
KMB
EKG, Patient
Safety,
Clinical
Instructure,
Transfusi
darah
DIII
Keperawatan
13 tahun
PNS
SPK
21 tahun
TNI
Tidak pernah
DIII
Keperawatan
DIII
Keperawatan
DIII
Keperawatan
13 tahun
PNS
BLS
17 tahun
PNS
BLS,
Kemoterapi
6 tahun
PNS
BLS
SPK
16 tahun
PNS
BLS,
Kemoterapi
DIII
Keperawatan
DIII
Keperawatan
DIII
Keperawatan
DIII
Keperawatan
DIII
Keperawatan
DIII
Keperawatan
17 tahun
HR
BLS
9 tahun
HR
BLS
9 tahun
HR
Tidak pernah
12 tahun
HR
BLS
1 tahun
HR
BLS
10 tahun
HR
Tidak pernah
Keterangan
Sedang
menempuh
pendidikan
S1
keperawatan
Sedang
menempuh
pendidikan
D III
Keperawatan
14.
Siti
Miftaqul M
15.
Aries
16.
Fitri
17.
Riska
18.
Deni
19.
Dendy
20.
Nove
DIII
Keperawatan
2 tahun
SPK
DIII
Keperawatan
DIII
Keperawatan
DIII
Keperawatan
DIII
Keperawatan
DIII
Keperawatan
HR
BLS
HR
Tidak pernah
13 bulan
HR
BLS
14 bulan
HR
BLS
12 bulan
HR
BLS
12 bulan
HR
BLS
12 bulan
HR
BLS
Sedang
menempuh
pendidikan
D III
Keperawatan
No.
Tempat
Tidur
1
2
3
4
5A
5B
5C
6A
6B
7A
7B
8A
8B
Diagnosa Medis
Usia
(tahun)
Tingkat
Ketergantungan
Peritonitis+RPD Hepatitis C
Tumor Parotitis
Obs Hematuria
Kemoterapi
Kemoterapi
Kemoterapi
DM+Dekompensasi Cordis
Epitaksis + HT + DM
DHF H-5
57
25
74
60
46
44
52
56
17
P
T
P
M
M
M
P
P
P
9A
9B
10A
10B
11A
11B
12A
12B
GEA
Impaksi Gigi
LBP + DM
Bronkopneumonia
Post Op. APP H+3
JUMLAH
37
43
75
58
83
-
P
M
P
P
T
T= 2
P= 8
M= 4
Pasien= 14
Tabel 3.5. Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang Paviliun Mawar
RSTingkat II Dr Supraoen pada tanggal 8 September 2015
TIM
No.
Tempat
Tidur
1
2
3
4
5A
5B
5C
6A
6B
7A
7B
8A
8B
9A
9B
10A
10B
11A
11B
12A
12B
Diagnosa Medis
Peritonitis+RPD Hepatitis C
Tumor Parotitis
Obs Hematuria
Kemoterapi
Kemoterapi
Kemoterapi
Kemoterapi
DM+Dekompensasi Cordis
Dekompensasi Cordis
Epitaksis + HT + DM
DHF H-6
GEA
Impaksi Gigi
TE
LBP + DM
TE
TE
Dekompensasi Cordis
Dekompensasi Cordis + DM
+ Dyspepsia
JUMLAH
Usia
(tahun)
Tingkat
Ketergantungan
57
25
74
43
20
40
37
52
51
56
17
37
43
10
75
10
10
66
74
P
P
P
M
M
M
M
P
T
P
P
P
M
P
P
P
P
P
T= 1
P= 13
M= 5
Pasien= 19
Keterangan: T:Total care; P: Partial care; M: Minimal care
Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 8
September 2015 terdapat 19 pasien, sebanyak 26,3% pasien yang dirawat
memiliki
tingkat
ketergantungan
minimal,
68,4%
memiliki
tingkat
Tabel 3.6. Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang Paviliun Mawar
RSTingkat II Dr Supraoen pada tanggal 9 September 2015
TIM
No.
Tempat
Tidur
1
2
3
4
5A
5B
5C
6A
6B
7A
7B
8A
8B
9A
9B
10A
10B
11A
11B
12A
12B
Diagnosa Medis
Usia
(tahun)
Tingkat
Ketergantungan
57
25
74
46
51
45
64
51
52
21
37
P
P
P
M
M
M
P
T
T
P
P
P
P
P
P
P
P
P
Peritonitis+RPD Hepatitis C
Tumor Parotitis
Obs Hematuria
Kemoterapi
Kemoterapi
Kemoterapi
Colestisitis
Dekompensasi Cordis
CKD
DHF H+3
GEA
APP
TE
LBP + DM
TE
TE
Dekompensasi Cordis
Dekompensasi Cordis + DM
+ Dyspepsia
JUMLAH
10
75
10
10
66
74
T= 2
P= 13
M= 3
Pasien= 18
2 x 6= 12 jam +
44 jam
Keperawatan tidak langsung
14 x 1 jam = 14 jam
Penyuluhan
14 x 15 menit = 210 menit = 3,5 jam
Total waktu keperawatan
Keperawatan langsung + keperawatan tidak langsung + penyuluhan=
44 jam + 14 jam+ 3,5 jam = 61,5 jam
Jumlah kebutuhan perawat per hari
Total waktu keperawatan=
61,5 jam = 8,8 = 9 orang
Waktu kerja efektif
7 jam
Jumlah kebutuhan per shift
Pagi = 47% x 9 = 4 orang
Sore = 35% x 9 = 3 orang
Malam = 17% x 9 = 2 orang
Tanggal 8 September 2015
a. Tingkat ketergantungan pasien
1) Minimal : 5 orang
2) Parsial
: 13 orang
3) Total
: 1 orang
b. Kebutuhan Perawat
Keperawatan Langsung
Minimal
5 x 2 = 10 jam
Parsial
13 x 3 = 39 jam
Total
1 x 6 = 6 jam +
55 jam
Keperawatan tidak langsung
19 x 1 jam = 19 jam
Penyuluhan
19 x 15 menit = 285 menit = 4,75 jam
Total waktu keperawatan
Keperawatan langsung + keperawatan tidak langsung + penyuluhan=
55 jam + 19 jam+ 4,75 jam = 78,75 jam
Jumlah kebutuhan perawat per hari
Total waktu keperawatan=
78,75 jam = 11,3 = 11 orang
Waktu kerja efektif
7 jam
Jumlah kebutuhan per shift
Pagi = 47% x 11 = 5 orang
Sore = 35% x 11 = 4 orang
2 x 6 = 12 jam
57 jam
Keperawatan tidak langsung
18 x 1 jam = 18 jam
Penyuluhan
18 x 15 menit = 270 menit = 4,5 jam
Total waktu keperawatan
Keperawatan langsung + keperawatan tidak langsung + penyuluhan=
57 jam+ 18 jam+ 4,5 jam = 79,5 jam
Jumlah kebutuhan perawat per hari
Total waktu keperawatan =
79,5 jam = 11,4 = 11 orang
Waktu kerja efektif
7 jam
Jumlah kebutuhan per shift
Pagi = 47% x 11 = 5 orang
Sore = 35% x 11 = 4 orang
Malam = 17% x 11 = 2 orang
Berdasarkan rumus Gillies didapatkan hasil perhitungan ratarata jumlah perawat perhari adalah 10 orang, yaitu 5 perawat dinas
pagi, 3 perawat dinas sore dan 2 perawat dinas malam.
2. Money
a. Sistem Gaji dan Remunerasi
Di Paviliun Mawar Rumah Sakit Tingkat II dr Soepraoen
menggunakan sistem pemberian gaji pegawai golongan tentara
dan PNS yang berasal dari pemerintah, dan sumber gaji pegawai
non-PNS (honorer) berasal dari intern rumah sakit ditambah
dengan insentif per bulan. Dana tersebut berasal dari instalasi
rawat inap masing-masing. Sampai saat ini untuk perawat yang
menjalani masa magang di ruangan tidak mendapatkan gaji,
justru membayar biaya praktik magang di RS. Sedangkan
pemberian remunerasi dihitung berdasarkan BOR.
b. Sumber pendapatan ruangan
Sumber pendapatan di Paviliun Mawar Rumah Sakit Tingkat II dr
Soepraoen hanya berasal dari pemerintah, dan tidak ada sumber
dana lain. Hal ini diatur oleh rumah sakit dan dibagikan pada tiap
ruangan sesuai kebutuhan yang terpusat dari instalasi rawat
inap.
c. Tarif rawat inap
Tarif rawat inap di Paviliun Mawar Rumah Sakit Tingkat II Dr
Soepraoen seluruhnya telah diberlakukan tarif ruang perawatan
kelas I, dengan rincian sebagai berikut:
Daftar Tarif Rawat Inap (Visite Dokter Ahli/Spesialis)
Ruang
Kelas I
Tarif
Adm
Biaya
Makan
Kamar
420.000
15.000
40.000
161.000
Jasa
Dokter
Perawat
137.500
66.500
Tarif
Adm
Biaya
Makan
Kamar
387.100
15.000
40.000
161.100
Jasa
Dokter
Perawat
110.000
61.000
Fasilitas:
Kelas I Kamar 1 4
satu
ruang
dengan
kondisi
kurang
rapi.
Untuk
Almari Obat
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Ambubag Dewasa
Bag Hot (Wwz)
Bag Ice (Escrap)
Bak Instrumen Besar
Bak Instrumen Kecil
Bak Instrumen Sedang
Bengkok Stainless
Brankarrt
Com Tutup 12 Cm
ECG
Gunting Verband
Kereta Oksigen
Korentang
Kursi Roda
Lampu Senter
Lampu Tindakan
Manometer O2
Matras Anti Dekubitus
Nebulizer
Pinset Anatomi
Pispot
Reflek Hammer
Tempat Tidur Multifungsi
Standar Infus Beroda
Sterilisator Kering
Stetoscope Dewasa
Suction Dewasa
Tabung O2 Kecil
Tensimeter dewasa
Termometer Axila
Termometer elektrik
Termometer rektal
Timbangan BB
Tongspatel stenlis
Torniquet
Troli Tindakan
Tromol Kecil
Urinal Plastik
Waskom Mandi Steinlis
Panjatan kaki pasien kayu
Lampu Pembaca Foto
1
1
1
1
1
2
5
1
3
1
1
1
2
2
1
1
4
1
1
2
18
1
15
9
1
2
1
1
1
1
2
2
1
1
4
3
1
16
10
2
1
41
42
43
(iluminator)
Pinset Chirugi
Klem
Meja ECG
1
3
1
1
1
1
1
1
2
3
1
3
1
1
1
2
1
1
1
4
1
1
2
18
1
15
9
1
2
1
1
1
1
2
2
1
1
3
3
1
16
10
2
1
1
3
1
44
45
Tensimeter Beroda
Troli dua lubang baskom
1
2
1
2
46
mandi
Dispencer auto soap
47
Rak pispot
12
12
48
Gunting bengkok
49
14
14
50
51
Nampan
52
Inkubator kemo
53
Tempat tidur
24
24
tangan
Korden Jendela hijau
Korden Lurus (sekat)
Manset Tensi Dewasa
Perlak putih
Selimut Lorek
Selimut Wool
Skort Perawat
Sprei Pink
25
28
2
12
17
12
16
40
25
28
2
10
17
12
16
40
14
15
16
40
7
15
40
6
11
17
18
19
20
21
hijau
Perlak coklat
Perlak pink
Celana operasi
Baju operasi
Selimut wol pink
10
20
47
14
19
10
20
47
14
19
1
4
Baki Melamin
Bantal Dewasa
Bel Pasien
Ceret Plastik/Teko
Dispencer
Galon Aqua
Gayung
Gelas pasien
Guling
Hand sanitizer
Jam Dinding
Kasur Pasien Dewasa Busa
Kasur Penunggu Pasien
Kereta Makan
Kunci Inggris
Kulkas
Kulkas Pasien
Kursi penunggu panjang
28
20
24
3
1
2
19
12
4
12
2
20
4
1
1
1
5
10
28
20
24
3
1
2
19
12
4
12
2
20
4
1
1
1
5
10
kayu
Kursi petugas jaga
Komputer
Lap Dapur
11
1
5
11
1
5
20
21
22
23
24
25
26
27
Loker Petugas
Mangkok nasi
Meja Dapur
Meja Makan Pasien
Rak formulir
Rak handuk
Rak sepatu plastik
Rambu-rambu dilarang
1
39
1
20
1
1
2
2
1
36
1
20
1
1
2
2
28
merokok
Rambu-rambu jagalah
29
30
kebersihan
Sendok
Tempat Sampah Kecil
20
3
20
3
31
Tertutup
Tempat Sampah Besar
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
Tertutup
Troli Baju Kotor
1
1
Tutup gelas stainless
6
6
AC
12
12
Almari Linen
1
1
Almari pasien plastik
12
12
Kipas angin berdiri
1
1
Kompor Gas
1
1
Lukisan gambar figura
3
3
Meja Kepala Ruangan
1
1
Meja Perawat
1
1
Regulator Gas
1
1
Stavolt
1
1
Tabung Elpigi
1
1
Telepon Fleksi
1
1
Telepon Permanen
1
1
Televisi 21 Inci
12
12
Tempat Tidur Penunggu
4
4
Tempat Tidur Pasien
20
20
Piring lauk sango
7
5
2
Piring makan ceper
12
12
Piring makan sango
10
10
Mangkok sayur
42
41
1
Wastavel
13
13
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data peralatan rumah tangga
seperti gelas pasien, sendok dan lain-lain, sesuai dengan standard dan
dapat mencukupi kebutuhan pasien. Kebutuhan peralatan rumah tangga
telah diatur oleh 1 orang penanggung jawab inventaris.
No
Nama
Ada
Tidak ada
jumlah
Sediaan
Sediaan
Sediaan
Form observasi
Sediaan
Form resume
Sediaan
Sediaan
Form radiologi
Sediaan
10
Sediaan
11
Sediaan
12
Sediaan
13
Form konsul
Sediaan
14
Resep umum
Sediaan
15
Resep JKN
Sediaan
16
Resep alat
Sediaan
17
Sediaan
18
Sediaan
19
20
21
White board
22
Sediaan
23
Alat tulis
Sediaan
24
Staples
4. Methods
Methods adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar
jalannya pekerjaan. Sebuah metode dapat dinyatakan sebagai
penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan
berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitasfasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu serta uang dan
kegiatan usaha. Perlu diingat, meskipun metode baik, sedangkan
orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai
pengalaman, maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan
demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya.
Metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan di ruang
Paviliun Mawar adalah Metode Tim. Metode tim adalah suatu metode
yang didasarkan pada pemberian asuhan keperawatan dimana
seorang
perawat
keperawatan
profesional
dalam
memimpin
memberikan
asuhan
sekelompok
keperawatan
tenaga
pada
Langkah-langkah
Persiapan:
1. Buku
laporan
2.
sebelumnya
Membaca laporan
3.
sebelumnya.
Shift
yang
7/09/15
M-P
P-S
Tanggal
8/09/15
M-P
P-S
9/09/15
M-P
P-S
shift
shift
akan
mengoperkan,
menyiapkan hal-hal yang
4.
akan di sampaikan.
Shift yang akan menerima,
siap.
Prosedur Pelaksanaan:
1. Kepala ruang / Ketua Tim
mengucapkan
salam
(selamat
pagi/
assalamualaikum)
dan
menyampaikan
2.
3.
akan
yang
akan
bertugas selanjutnya.
Kegiatan di mulai dengan
menyebut/mengidentifikasi
secara
satu
persatu
alamat, no register
Jelaskan
kondisi
5.
7.
atau
muncul
masalah baru.
Jelaskan secara singkat
dan jelas rencana kerja
dan tindak lanjut asuhan
8.
shift
yang
klarifikasi
jelas.
Perawat yang menerima
harian
Perawat
yang
mengoperkan
menyerahkan
semua
tim
yang
menjalankan
akan
tugas
berikutnya.
Penutup:
1. Kepala Ruang / ketua tim
(yang memimpin) kembali
2.
ke Nurse Station
Berdoa bersama
yang
/ ketua Tim.
Mengucap salam.
Mengucapkan
selamat
istirahat bagi anggota tim /
5.
shift sebelumnya.
Mengucapkan
selamat
bekerja untuk tim / shift
berikutnya
TOTAL
Presentase
Keterangan :
20
20
20
20
20
100% 100% 100% 100% 100%
20
100%
: Dilakukan
: Tidak Dilakukan
M-P
P-S
Keterangan:
Operan merupakan suatu timbang terima tugas dari shift satu
ke shift lain dengan waktu, isi dan strategi yang telah ditentukan.
Pelaksanaan operan di Paviliun Mawar selalu dilaksanakan di setiap
Tim
12/01/15
D
T
Tanggal
13/01/15
D
T
14/01/15
D
T
konferens
Langkah-langkah
1.
Kepala
ruang/
Ketua
2.
memberi salam
Jelaskan tujuan
3.
awal
Berikan pengarahan kepada
4.
5.
kepada tim
Berikan kesempatan
pada
serta
tim
pasien
membagi
Tim
mempresentasikan
untuk
kasus
Klien:
nama,
umur, no register
Diagnosa medis.
Diagnosa keperawatan dan
data focus yang menunjang
Tindakan
keperawatan
yang sudah dilakukan dan
7.
hasilnya.
Rencana tindak lanjut
Masalah yang dihadapi
Berikan kesempatan kepada
Tim
yang
mendiskusikan/
menanggapi,
lain
untuk
bertanya/
memberikan
8.
masukan.
Karu / Katim mencatat hasil
9.
lakukan.
Karu memberikan penekanan
untuk
pelaksanaan
tindakan.
Tanyakan kesiapan anggota
tim untuk melakukan kegiatan
12
pelayanan keperawatan.
Sampaikan kontrak waktu
untuk
13
14
pelaksanaan
post
konferens
Mengucapkan salam
Mengucapkan selamat bekerja
TOTAL
Prosentase
Keterangan :
12
2
12
2
12
86% 14% 86% 14% 86%
D :
Dilakukan
T :
Tidak Dilakukan
2
14%
c. Post Conference
No.
Langkah-langkah
1.
Kepala
Tim
7/09/15
D
T
2.
3.
memberi salam
Jelaskan tujuan konferens akhir
Berikan
kesempatan
pada
ruang/
Ketua
Tanggal
8/09/15
D
T
9/09/15
D
T
menjelaskan
kelolaannya.
Memberikan
kepada
pasien
kesempatan
Tim
untuk
mempresentasikan
kasus
Klien:
nama,
umur, no register
Diagnosa medis.
Diagnosa keperawatan dan
data fokus yang menunjang.
Tindakan keperawatan yang
sudah
5.
dilakukan
dan
hasilnya.
Rencana tindak lanjut
Masalah yang dihadapi
Berikan kesempatan kepada
Tim
yang
lain
untuk
mendiskusikan/
bertanya/menanggapi,
6.
memberikan masukan.
Karu / Katim mencatat hasil
7.
lakukan.
Karu memberikan penekanan
perhatikan
Mengucapkan salam
TOTAL
Prosentase %
Keterangan :
0
0%
Dilakukan
Tidak Dilakukan
9
3
6
8
100% 33% 67% 89%
1
11%
baru
tersebut
hanya
pasien
(66,7%)
yang
diorientasikan.
e. Ronde Keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara kepada salah satu perawat
ruangan di Paviliun Mawar, belum pernah dilakukan ronde
keperawatan oleh perawat di Ruang Paviliun Mawar. Ronde
keperawatan pernah dilakukan oleh mahasiswa keperawatan
f.
5. Market
a. Efisiensi Ruang Rawat Inap
- BOR
Hasil pengkajian analisis selama tanggal 7-9 September 2015
di Paviliun Mawar RS Tingkat II Dr Soepraoen.
Tgl
-
Jumlah
BOR
(Px/Bed x 100%)
Jumlah
07/08/15
Bed
21
Px
14
66,7%
klien
08/08/15
09/05/15
21
21
19
18
90,5%
85,7%
per
No.
1
2
3
4
5
6
bulan
Total
pasien
Maret
62
April
105
Mei
113
Juni
93
Juli
88
Agustus
86
Rata-Rata
91,16
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari bulan oktober
Bulan
pasien.
Jumlah kasus terbanyak
No.
1
2
3
4
5
6
Bulan
Diagnosa
Jumlah
Maret
Ca Mammae
62
April
BPH
105
Mei
CKD
113
Juni
DHF
93
Juli
CKD
88
Agustus
CKD
95
Tabel diatas menunjukkan bahwa kasus terbanyak yang
PX
62
Mortalitas
-
April
105
Mei
113
Juni
93
Juli
88
Agustus
86
3
Tabel diatas menunjukkan bahwa dalam enam bulan
bulan terakhir terdapat 3 pasien meninggal yang dirawat di
Paviliun Mawar.
b. Jenis pembayaran
- BPJS/JKN
Askes aktif, Askes Non Hankam (ANH), Askes Hankam (AH),
Asuransi Mandiri, pegawai pemerintah non negeri,pegawai
swasta, pegawai lain yang memenuhi kriteria pekerja
-
penerima upah
Swasta
Pasien luar berhak (PLB)
Pengguna jasa pelayanan kesehatan di pelayanan kesehatan
di instalasi Kesad.
Istri/suami sah Prajurit/PNS TNI AD yang masuk dan terdaftar
serta
masuk
dan
terdaftar
dalam
buku
janda
PNS
TNI AD
dan
keluarganya
dapat
klasifikasi
pasien
tersebut
berhak
mendapat
Sakit
Kebanggaan
Prajurit
dan
Masyarakat
Pengguna
Misi Rumah Sakit
a. Memberikan
Pelayanan
Kesehatan
yang
Terbaik
prosedur,
dan
peraturan
mengenai
dan
dekubitus
yaitu
dengan
modifikasi
Instalasi
Rawat
Inap
saat
ini,
dengan
Background
Assessment
Recomendation (SBAR)
Program ini meliputi pemberian komunikasi efektif antar
perawat dan tenaga kesehatan lain. Pada saat operan,
pre-conference
kepala
ruangan
telah
menerapkan
komunikasi S-BAR.
b. Keterlibatan staf keperawatan dalam perencanaan
Staf keperawatan terlibat dalam pemberian perawatan
secara langsung sesuai program yang telah direncanakan.
Pada saat pre-conference, kepala ruangan dan anggota tim
membahas tentang tugas dan tanggung jawab masingmasing perawat di ruangan. Staff selalu dilibatkan dalam
diskusi terkait rencana kegiatan perawatan.
2. Fungsi Pengorganisasian
1.
Struktur
Organisasi
Ruang
Paviliun
Katim 2
Perawat Pelaksana
Katim 3
Perawat Pelaksana
2.
Uraian tugas
a. Kepala Ruangan
Uraian Tugas
Dilakukan
Tidak
dilakukan
KEPALA RUANG
1. Melaksanakan
fungsi
perencanaan
(p1)
meliputi:
a. Menyusun rencana kerja harian, mingguan,
masing-masing.
c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien
jumlah
perawat
yang
strategi
pelaksanaan
mengetahui
perawatan.
f.
Mengikuti
visite
dokter
untuk
terwujudnya
visi
dan
misi
tenaga
rencana
keperawatan
kualifikasi
dari
untuk
kebutuhan
segi
ruang
jumlah
rawat,
maupun
koordinasi
m. Menyusun
rencana
mutu.
2. Melaksanakan
kegiatan
fungsi
pengendalian
penggerakan
dan
penugasan
yang
metode
digunakan.
b. Merumuskan tujuan metode penugasan.
dan
mengendalikan
tenaga
keperawatan.
f.
g. Menyelenggarakan konferen.
h. Mengatur
dan
mengkoordinasikan
seluruh
Melaksanakan
orientasi
kepada
tenaga
yang
menggunakan
ruang
Membimbing
tenaga
keperawatan
untuk
berkala/sewaktu-
pertemuan
kesempatan/ijin
keperawatan
untuk
kepada
mengikuti
staf
kegiatan
sesuai
kebutuhan
berdasarkan
dan
mengkoordinasikan
siap pakai.
q. Mengelompokkan
pasien
dan
mengatur
infeksi/non
infeksi,
untuk
Meneliti
pengisian
formulir
sensus
harian
pasien
sesuai
dengan
program
dietnya.
t.
penyuluhan
kesehatan
pada
dinas.
x. Mengatur
dan
mengendalikan
tenaga
dan
menilai
mahasiswa
penilaian
yang
kinerja
berada
tenaga
dibawah
pujian
kepada
perawat
yang
peningkatan
motivasi
dalam
Menginformasikan
hal-hal
yang
dianggap
bawahan
yang
mengalami
Melalui
komunikasi,
berkomunikasi
pelaksana
mengawasi
langsung
mengenai
dengan
asuhan
dan
perawat
keperawatan
upaya
pelaksanaan
dan
44
86%
7
14%
Dilakukan
Tidak
dilakukan
KETUA TIM
ruangan/
perawat
mengadakan
associate/
serah
terima
anggota
tugas
tim
setiap
penggantian dinas.
b. Melakukan pembagian tugas kepada perawat
f.
V
V
dengan kedaruratan.
j.
pasien,
kejadian
diluar
dugaan
yang
tidak
diinginkan.
k. Mengatur waktu istirahat.
l.
perawat
pagi,
sore,
dan
malam
keperawatan
pasien
yang
sudah
konsultasi
dari
anggota
V
tim
dan
anggota
tim,
pelaksanaan
asuhan
maupun horizontal.
s. Melakukan penyuluhan kepada pasien/keluarga
V
V
tim.
v. Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan
perawat pelaksana.
w. Mengawasi proses asuhan keperawatan yang
didik.
Total
Prosentase
17
71%
7
29%
pembagian
tugas
kepada
perawat
associate
dengan
Dilakukan
ANGGOTA TIM
a. Memberikan
pelayanan
keperawatan
secara
masalah klien.
2) Melaksanakan
tindakan
perawatan
sesuai
dengan rencana.
diberikan.
4) Mencatat atau melaporkan semua tindakan
perawatan dan respon klien pada catatan
perawatan.
b. Melaksanakan program berikut dengan penuh
tanggung jawab:
Tidak
dilakukan
1) Pemberian obat.
2) Pemeriksaan laboratorium.
2) Mengurangi
penderitaan
klien
dengan
V
V
dengan kemampuannya.
f.
meninggal.
2) Rujukan dan penyuluhan PKMRS.
Menciptakan
dan
memelihara
kebersihan,
dengan penyakitnya.
l.
Total
Prosentase
20
86%
3
14%
adalah
pemberian
pelayanan
keperawatan
secara
Kode Berkas
5
6
%
7
10
A
1
Pengkajian
Mencatat data
dengan
40
pedoman pengkajian
Data dikaji sejak pasien masuk sampai
40
pulang
Masalah
50
B
1
40
40
C
1
actual/potensial
Rencana tindakan
Berdasarkan diagnosa keperawatan
40
40
40
40
40
40
kesenjangan
yang
dikaji
dirumuskan
antara
berdasarkan
status
Rata-rata
43,3%
kesehatan
40%
40%
D
1
2
3
4
E
1
respon
pasien
20%
100%
90%
100%
20%
77,5%
60%
ditentukan
Perawat mengevaluasi
respon
pasien,
100%
tindak lanjut.
Catatan asuhan keperawatan
Menulis pada format yang baku
Pencatatan dilakukan sesuai
dengan
100%
100%
perawat
100%
100%
mancantumkan
4
paraf/nama
jelas
100%
dan
disimpan
60,13%
Berdasarkan hasil survey pada 10 rekam medik klien, didapatkan bahwa pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang paviliun
mawar sudah cukup dengan prosentase rata-rata 60,13%. Pengkajian keperawatan, tujuan, kriteria hasil dan rencana tindakan keperawatan
masih belum terlaksana dengan baik. Sedangkan tindakan keperawatan selalu menyesuaikan pada rencana medis dokter,. Rencana mandiri
keperawatan jarang didokumentasikan
Orientasi ruangan
Kepala ruangan dan perawat-perawat yang bertugas di Ruang Paviliun
Mawar selalu mengorientasikan setiap karyawan baru yang telah
dipilih oleh WATNAP. Orientasi diantaranya pengenalan anggota
tenaga kerja yang ada di ruangan, orientasi ruangan, peralatan,
peraturan-peraturan yang berlaku di ruangan, dll.
f.
Sedangkan
untuk
pengembangan
staf
berupa
pelatihan,
masih
belum
terjadwalkan
berupa
peringatan
mengajar,
atas
pelanggaran
merencanakan,
mengobservasi,
yang
mengarahkan,
mendorong,
kemampuan
anggotanya,
sehingga
supervise
seperti
4. Pendelegasian
Dalam proses pendelegasian tugas, wewenang dan tanggung
jawab apabila ada perawat yang tidak masuk maupun cuti
sepenuhnya
ditentukan
oleh
kepala
ruangan
dengan
mempertimbangkan
kebutuhan
dan
ketersediaan
tenaga
penilaian kinerja
Hasil Penilaian Kinerja
Hasil penilaian kinerja perawat tidak didokumentasikan
oleh karu
Pengendalian mutu
a. Patient safety
Kejadian jatuh
Pengkajian risiko jatuh pada pasien-pasien di
ruang
Paviliun
Mawar
dilakukan
setiap
hari
hari
(7-9
September
2015)
tidak
pasien
yang
terpasang
restrain
selama
didapatkan
hari
(7-9
pasien
September
yang
2015)
mengalami
tidak
dekubitus
2015)
tidak
didapatkan
kejadian
kejadian
data
sebanyak
dilakukan
19,05%.
dengan
cara
yang
dapat
dimasukkan
dalam
indikator-indikator
kepuasan
kecemasan,
keprofesionalan
tertentu
= 6x100% = 28,6%
21
Pengembangan standar
a. Standar askep
Ruang paviliun mawar sudah memiliki standar asuhan
keperawatan (SAK) yang dalam tahap pengembangan dan
validasi
b.
dari
pusat.
Perlu
adanya
pengembangan
diatas menunjukkan
bahwa
responden
yang
pengetahuan
tentang
yang
kurang
pencegahan
infeksi
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Masih terdapat kejadian plebiitis 4 orang atau setara 19,05% selama 3 hari
Ketika memberikan obat pada pasien, perawat belum menjelaskan fungsi obat pada
pasien.
Penempatan cairan infus belum tertata rapi sehingga ketika akan mengganti infus
harus mencari ditempat penyimpanan cairan.
Penempatan dan pemanfaatan papan data pasien kurang optimal dilakukan.
Belum ada jadwal khusus di ruangan untuk promosi kesehatan, promosi kesehatan
hanya berjalan saat ada mahasiswa keperawatan saja
Wastafel di dapur ruang paviliun mawar masih digunakan bersamaan sebagai tempat
mencuci alat makan pasien dan alat kebersihan ruangan pasien.
9
10
11
12
13
14
15
No
Mencuci alat dilakukan di wastafel yang juga digunakan untuk cuci tangan
Terdapat beberapa alat medis di ruangan yang belum memadai seperti jumlah
tensimeter dan thermometer yang hanya ada satu untuk 21 tempat tidur
Penempatan inventaris ruangan masih terlihat kurang rapi
Perawat sudah menekankan teknik aseptik saat tindakan invasif kepada pasien tetapi
belum tepat.
Tempat sampah medis, non medis dan radioaktif belum digunakan dengan tepat dan
optimal
Pendokumentasian terapi cairan infus dan obat belum didokumentasikan dengan baik.
SOP pemasangan infus masih versi lama (tahun 2008) dan didalamnya tidak dapat
prosedur pemakaian sarung tangan.
Opportunity (O)
1
Tingkat kepuasan pasien di ruang Pav. Mawar tinggi dengan prosentase 62%
2
Sistem pemberian gaji pegawai golongan tentara berasal dari pemerintah, dan sumber
gaji pegawai non-PNS berasal dari intern rumah sakit ditambah dengan insentif per
bulan.
3
RS mempunyai beberapa rencana strategis yang harus dijalankan oleh Instalasi rawat
inap yaitu semua perawat menjalankan program cuci tangan 6 langkah dalam 5
moment
4
RS mempunyai beberapa rencana strategis yang harus dijalankan oleh Instalasi rawat
inap yaitu program penandaan (pemberian gelang) untuk pasien risiko jatuh, alergi,
dan dekubitus.
5
RST merupakan rumah sakit yang menerima pasien umum dan BPJS
6
RST merupakan rumah sakit tipe B rujukan wilayah V/BRAWIJAYA
7
RST merupakan rumah sakit yang dalam pembiayaan alat kesehatan berasal dari RS
sendir. Oleh karena itu dalam penyediaan alat kesehatan RST mengajukan
permintaan alat kepada RS sendiri.
8
Kebanyakan asal daerah pasien di pavilion mawar adalah dari regional Malang dan
luar Kota Malang tetapi masih dalam satu provinsi
Nilai X
Strengths
Skala
SxK
Bobot
Rating
(SxK/SxK)
BxR
S1
S2
S3
S4
S5
S6
S7
S8
S9
S10
S11
S12
S13
S14
S15
1
2
13
4
3
5
7
8
9
14
10
11
6
15
12
Jumlah
4
8
52
16
12
20
28
32
36
56
40
44
24
60
48
0,0083
0,0166
0,1083
0,0333
0,025
0,0416
0,0583
0,0666
0,075
0,1166
0,0833
0,0916
0,05
0,125
0,1
480
0,9995
4
4
3
4
3
3
3
2
4
3
4
4
4
2
3
0,0332
0,0664
0,3249
0,1332
0,075
0,1248
0,1749
0,1332
0,3
0,3498
0,3332
0,3664
0,2
0,25
0,3
3,165
Weaknesses
Skala
SxK
Bobot
Rating
BxR
W1
W2
W3
W4
W5
W6
W7
W8
W9
W10
W11
W12
W13
W14
W15
8
9
1
4
7
15
10
13
12
11
14
3
6
2
5
32
36
4
16
28
60
40
52
48
44
56
12
24
8
20
0,0666
0,075
0,0083
0,0333
0,0583
0,125
0,0833
0,1083
0,1
0,0916
0,1166
0,025
0,05
0,0166
0,0416
3
3
4
4
3
3
2
3
3
3
4
4
4
4
4
0,1998
0,225
0,0332
0,1332
0,1749
0,375
0,1666
0,3249
0,3
0,2748
0,4664
0,1
0,2
0,0664
0,1664
480
0,9995
Jumlah
3,2066
Total
6,3716
Nilai Y
Strengths Skala
SxK
Bobot
Rating
BxR
O1
O2
O3
O4
O5
O6
O7
O8
1
5
6
7
4
2
3
8
Jumlah
4
20
24
28
16
8
12
32
0,027
0,138
0,166
0,194
0,111
0,055
0,083
0,222
144
0,996
4
3
3
3
4
4
2
3
0,108
0,414
0,498
0,582
0,444
0,22
0,166
0,666
3,098
Threat
Skala
SxK
Bobot
Rating
BxR
T1
T2
T3
T4
T5
T6
5
6
4
2
1
3
20
24
16
8
4
12
0,238
0,285
0,190
0,095
0,047
0,142
3
3
2
3
4
4
0,714
0,855
0,38
0,285
0,188
0,568
Jumlah
84
0,997
Total
196
2,990
6,088
Grafik SWOT :
WO
(-0,0416,0,108)
0,10
8
S
W
0,04
16
T
RUMUSAN MASALAH
1. Masih terdapat kejadian plebiitis 4 orang atau setara 19,05% selama 3
hari pengkajian dikarenakan teknik aseptik pemasangan infus yang
kurang tepat dan SOP pemasangan infus yang belum diperbarui.
2. Prinsip 7 benar obat di ruang pavilliun mawar belum dilakukan dengan
tepat terutama B6 (benar dokumentasi) dan B7 (benar informasi). PP
belum menjelaskan jenis dan manfaat ketika memberikan obat kepada
pasien. Pendokumentasian pemberian obat belum dilaksanakan.
3. Pemberian terapi cairan belum didokumentasikan oleh PP dan
penempatan cairan infus belum tertata rapi sehingga ketika akan
mengganti infus harus mencari ditempat penyimpanan cairan.
4. Tempat sampah medis, non medis dan radioaktif belum digunakan
dengan tepat dan optimal.
BAB IV
PRIORITAS MASALAH, ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH DAN POA
PENYELESAIAN MASALAH
Setelah dilaksanakan pengkajian selama tiga hari (7 9 September 2015),
didapatkan
beberapa
permasalahan
di
ruang
Paviliun
Mawar,
untuk
2.
3.
4.
5.
No
1
Masalah
Mg
Masih terdapat kejadian 5
plebiitis 4 orang
atau
setara 19,05% selama 3
hari
pengkajian
dikarenakan teknik aseptik
pemasangan infus yang
kurang tepat dan SOP
pemasangan infus yang
belum diperbarui.
Sv
5
Mn
5
Nc
4
Af
5
Total
24
Prioritas
I
23
II
21
III
obat
kepada
pasien.
Pendokumentasian
pemberian
obat
belum
dilaksanakan.
4
19
IV
Keterangan :
5
= sangat penting
= penting
= kurang penting
= tidak penting
Masalah
Penyebab
Masih
terdapat 1. Lama pemasangan
kejadian plebiitis 4
infus > 3 hari dan
orang atau setara
belum
dilakukan
19,05% selama 3
perwatan
hari
pengkajian
dikarenakan teknik
penggantian infus.
aseptik
2. Penempatan kateter
pemasangan infus
intravena
yang
yang kurang tepat
terletak
dan
SOP
pemasangan infus
dipergelangan
yang
belum
tangan
diperbarui.
3. Teknik
desinfeksi
yang belum tepat
4. Tidak menggunakan
sarung tangan ketika
Alternatif Pemecahan
Masalah
1. Melakukan deteksi
dini
2. Pendokumentasian
patient safety pada
pasien
3. Menerapkan
SOP
pemasangan infus
yang terbaru
4. Observasi
pemasangan infus
sesuai SOP
5. Edukasi
pasien
tentang perawatan
infus
melakukan tindakan
pemasangan infus
5. SOP yang belum
diperbaharui (terakhir
2
Pemberian
terapi
tahun 2008)
1. Kurangnya
1. Membuat
jadwal
cairan
belum
didokumentasikan
oleh
PP
dan
penempatan cairan
infus belum tertata
rapi sehingga ketika
akan
mengganti
infus harus mencari
ditempat
penyimpanan
cairan.
kesadaran PP dalam
mendokumentasikan
terapi cairan
tentang kegiatan PP
2. Membuat
jadwal
tentang
2. Kurangnya
dokumentasi
kesadaran PP untuk
menjaga
kerapian
tindakan
3. Menyediakan papan
tempat
nama
penyimpanan infus
dokumentasi cairan
3. Katim
kurang
untuk
sehingga
mengingatkan
memudahkan
tentang
melakukan
pendokumentasian
dokumentasi
terapi cairan
PP
4. Observasi
pendokumentasian
1. Pasien
atau
1. Observasi
keluarga
tidak
dalam
menanyakan
jenis
dan
obat
fungsi
pemberian
obat
2. Menyediakan
blanko
tersebut
2. Kurangnya
PP
supervisi
untuk pelaksanaan
kesadaran perawat
dalam
melakukan
prinsip
benar
(terutama B6 dan
SOP
pemberian
obat
3. Membuat
poster
mini
tentang
prinsip 7 benar
B7)
3. Katim
kurang
mengingatkan
dalam
melakukan
prinsip
benar
(terutama B6 dan
4
Tempat
sampah
medis, non medis
dan radioaktif belum
digunakan dengan
tepat dan optimal.
1.
B7)
Kurangnya
1. Memperbaiki
pengetahuan
tentang
macam-
macam sampah di
rumah sakit
tempat sampah
2. Memasang gambar
dan tulisan tentang
sampah medis dan
2.
Pembuangan
non medis
dengan
tempatnya
4.3 Penentuan Prioritas Cara Pemecahan Masalah
Prioritas cara pemecahan masalah dilakukan dengan memperhatikan aspek :
1. Besarnya masalah yang diselesaikan (Magnitude = Mg)
2. Pentingnya cara penyelesaian masalah (Importancy = I)
3. Sensitivitas penyelesaian masalah (Vulnerability = V)
4. Efisiensi Biaya (Efficiency = E)
Nilai yang diberikan pada aspek 1 sampai 5 (nilai 1 = sangat kurang penting, nilai
2 = kurang penting, nilai 3 = cukup penting, nilai 4 = penting dan nilai 5 = sangat
penting)
No.
Alternatif
Penyelesaian masalah
Masih terdapat kejadian
plebiitis 4 orang
Efektivitas
I
Efisiensi
C
Total
MxIxV/C
Prioritas
32
21,3
9,6
atau
pengkajian
dikarenakan
aseptik
teknik
pemasangan
yang
belum
diperbarui.
Pemberian terapi cairan
belum
didokumentasikan
PP
2
dan
cairan
penempatan
infus
tertata
oleh
rapi
belum
sehingga
harus
ditempat
3
mencari
penyimpanan
cairan.
Prinsip 7 benar obat di
ruang pavilliun mawar
terutama
(benar
dan
B6
dokumentasi)
B7
informasi).
(benar
PP
belum
ketika
memberikan
obat
kepada
pasien.
Pendokumentasian
pemberian obat belum
dilaksanakan.
Tempat sampah medis,
non medis dan radioaktif
4
belum
dengan
digunakan
tepat
dan
optimal.
: Aprilia Dwi P
Wakil
: Fiqih Andrian I
Sekretaris
Bendahara
: Farihatul Hoiroh
Putar
an
I
II
III
IV
Kepala
Ruang
Yepy
April
Ica
Fiqih
KaTim
April
Ica
Fiqih
Yepy
PP 1
Ica
Fiqih
Yepy
April
PP 1
Fiqih
Yepy
April
Ica
Keterangan:
NB
Ica
( 18 September )
Fiqih
( 25 September )
Yepy
( 2 Oktober )
April (Ronde Besar)
( 8 Oktober )
September-12 Pengkajian
Sepetember 2015
Minggu II-V
Minggu VI
14
5M
dan
fungsi-fungsi
manajemen.
Penyusunan makalah diseminasi awal.
Seminar diseminasi awal.
Perumusan prioritas masalah dan alternatif
pemecahan masalah.
September-10 Implementasi program.
Oktober 2015
12-13 Oktober 2015
14-15 Oktober 2015
16 Oktober 2015
NO
PRIORITAS
MASALAH
Masih
terdapat
FAKTOR
WHY
PENYEBAB
1. Lama
Sebagai
kejadian plebiitis
pemasangan
indikator
4 orang
pelayanan
atau
WHAT
setara
19,05%
dan
selama
dilakukan
mawar
pengkajian
perawatan
patient savety
dikarenakan
penggantian
teknik
hari
aseptik
pemasangan
infus
yang
belum
infus.
2. Penempatan
kateter
intravena yang
terletak
dipergelangan
tangan
3. Teknik
desinfeksi yang
belum tepat
4. Tidak
menggunakan
ruang
mutu
paviliun
terkait
WHERE
WHEN
1. Melakukan
R.
14
deteksi dini
2. Pendokumentasi
Paviliun
September
Mawar
2015
an patient safety
3. Menerapkan
WHO
-Karu
-Katim
-Perawat
pelaksana
-Mahasiswa
SOP
PJ:
pemasangan
infus
yang
1. Sosialisasi
masalah.
2. Melakukan
deteksi dini
3. Pendokumentasian
patient
terbaru
4. Obervasi
kejadian
HOW POA
safety
4. Obervasi
plebitis
15
menggunakan
September-
instrumen
10 Oktober
phlebitis
scale
setiap pagi
5. Melakukan
perawatan infus 3
hari sekali
6. Observasi
pemasangan
2015
kejadian
plebitis
menggunakan
instrumen
phlebitis
scale setiap
pagi
5. Melakukan
HOW
MUCH
sarung tangan
ketika
perawatan
infus 3 hari
tentang
melakukan
sekali
6. Menerapkan
perawatan infus
tindakan
SOP
pemasangan
infus
5. SOP
pemasangan
yang
infus yang
belum
terbaru
7. Observasi
diperbaharui
pemasangan
(terakhir tahun
infus sesuai
2008)
SOP
8. Edukasi
pasien
tentang
perawatan
infus
9. Evaluasi
12-13
Oktober
2
Pemberian terapi
1. Kurangnya
Sebagai
1.
Membuat
R.
2015
14
-Karu
1. Sosialisasi
cairan
kesadaran
indikator
lemmbar
Paviliun
September
belum
PP
pelayanan
gantungan
Mawar
2015
didokumentasi-
mendokumen
ruang
dokumentasi
kan oleh PP di
tasikan terapi
dalam perannya
cairan di setiap
lembar observasi
cairan
memberikan
cairan pada RM
2. Kurangnya
pelayanan
terpasang infus
dan penempatan
kesadaran
cairan
infus
PP
belum
tertata
menjaga
yang dibutuhkan
sehingga
kerapian
pasien dalam 24
tempat
mengganti infus
penyimpanan
lembar cairan di
harus
infus
RM dan lembar
16
gantungan
September-
dokumentasi
10 Oktober
Observasi
2015
rapi
parentral
ketika
akan
mencari
ditempat
dalam
prima
mutu
pavilion
2.
untuk
penyimpanan
mengingat-
cairan.
kan
tentang
3.
pendokumen-
asian
tasian cairan
terapi
di
4.
APRIL
cairan
di
setiap
bed
pasien yang
terpasang
infus
3. Memrogram
kan
kebutuhan
cairan yang
dibutuhkan
pasien
dalam
24
pada
lembar
katim
observasi
untuk mengisi /
cairan
memrogramkan
RM
gantungan
setiap
lembar
pada
lembar
jam
Mengingatkan
atau
masalah
2. Membuat
dokumentasi
PJ:
Memrogramkan
pendokument
cairan
pelaksana
-Mahasiswa
kebutuhan cairan
3. Katim kurang
-Katim
-Perawat
PP
cairan di lembar
cairan di RM
dan
lembar
gantungan
cairan
dan
gantungan
dokumentasi saat
pre-conference
5.
Menyediakan
wadah
botol
untuk
infus
dandikelompokkan berdasarkan
jenis cairan
dokumentasi
4. Observasi
pendokumen
-tasian
cairan
5. Mengingatkan
katim
atau
PP
untuk
mengisi
memrogram
kan cairan di
lembar
cairan
dan
gantungan
dokumentasi
saat
pre-
conference
6. Menyediakan
wadah
untuk
botol
infus
dan
dikelompokkan
berdasarkan
jenis cairan
7. Evaluasi
21
September13 Oktober
3
Prinsip 7 benar
obat
di
pavilliun
atau
Sebagai
ruang
keluarga tidak
indikator
mawar
menanyakan
pelayanan
jenis
ruang
belum dilakukan
dengan
tepat
terutama
B6
(benar
dan B7 (benar
PP
tersebut
2. Kurangnya
jenis
dan
ketika
memberikan
kepada
paviliun
mawar
dalam
pelayanan
prima
benar
(terutama B6
3. Katim kurang
mengingat-
mutu
memberikan
dalam
dan B7)
1. Observasi
perannya
perawat
prinsip
menjelaskan
obat
obat
melakukan
belum
manfaat
fungsi
dan
kesadaran
dokumentasi)
informasi).
1. Pasien
dalam
PP
pemberian
obat
2. Menyediakan
blanko
R.
2015
14
Paviliun
September
Mawar
2015
supervisi
tentang
PJ:
pemberian
obat
3. Mengingatkan
benar
pemberian
obat
saat
pre-
conference
YEPY
PP
pelaksana
-Mahasiswa
1. Sosialisasi
program.
2. Observasi PP
dalam
untuk pelaksanaan
SOP
-Karu
-Katim
-Perawat
pemberian
obat
3. Menyediakan
blanko
15
September10 Oktober
2015
supervisi
untuk
pelaksanaan
SOP
pemberian
obat
4. Mengingatkan
PP
pasien.
kan
Pendokumenta-
melakukan
sian
pemberian
prinsip
obat
belum
dilaksanakan.
dalam
tentang
benar
7
pemberian
benar
obat
(terutama B6
pre-
dan B7)
saat
conference
5. Evaluasi
12-13
September
4
Tempat sampah
1. Kurangnya
Sebagai
pengetahuan
indicator
medis
tentang
pelayanan
belum
digunakan
dengan
dan optimal.
macamtepat
ruang
macam
pavilion
dalam
sampah
di
rumah sakit
2. Pembuangan
sampah yang
tidak
mutu
sesuai
dengan
tempatnya
perannya
dalam
pencegahan
inos
1. Mengganti
R.
2015
14
tempat sampah
2. Memasang
Paviliun
September
Mawar
2015
tulisan
sampah
tentang
medis
dengan
intrumen
pembuangan
sampah
-Karu
-Katim
-Perawat
pelaksana
-Mahasiswa
15
program
2. Mengganti
tempat
September-
PJ:
10 Oktober
FIQIH
2015
1. Sosialisasi
sampah
3. Memasang
tulisan
tentang
sampah
medis
dan
non medis
4. Observasi
4. Mendokumentasi
ketepatan
kan
pembuangan
ketidaktepatan
sampah
pembuangan
dengan
sampah
5. Mengingatkan
untuk membuang
sampah
dengan
intrumen
pembuangan
sampah
5. Mendokume
ntasikan
pre-conference
ketidaktepatan
pembuangan
sampah
6. Mengingatkan untuk
membuang
sampah
dengan tepat
pada saat
preconference
7. Evaluasi
12-13
September
5
PP
dan
Katim
1. PP dan Katim
1. Observasi
merasa
enggan
nyaman
pelayanan
menggunakan
menggunakan
ruang
APD
sarung tangan
terutama
sarung tangan
saat
tidak
Sebagai
indikator
mutu
penggunaan
saat
APD
tindakan
tindakan
invasif
2.
Mengingatkan
mawar
terkait
Katim dan PP agar
patient savety
seperti
R.
2015
14
Paviliun
September
Mawar
2015
paviliun
-Karu
-Katim
-Perawat
1. Sosialisasi
pelaksana
-Mahasiswa
2. Observasi
15
PJ:
menggunakan APD
10 Oktober
Yepy
pemasangan
saat
2015
infus
tindakan
dan
injeksi IV
2. Terbatasnya
melakukan
setiap
invasif
pre-
saat
tindakan
invasif
3. Mengingatkan
Katim
dan PP agar
conference
mengguna-
persediaan
kan
sarung tangan
APD
saat
di ruangan
3. PP dan Katim
melakukan
tindakan
belum terbiasa
invasif setiap
menggunakan
pre-
sarung tangan
saat
penggunaan
APD
September-
invasif
program
conference
4. Evaluasi
tindakan
invasif
12-13
September
2015
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Evaluasi Hasil Implementasi Berdasarkan Prioritas Masalah
Evaluasi hasil implementasi berdasarkan prioritas masalah dilakukan
selama 3 hari, yaitu mulai tanggal 13-16 Februari 2015. Berikut ini adalah
penyajian hasil evluasi.
5.1.1 Pelaksanaan Program
A. Implementasi
No
1.
Kegiatan
Rencana
Pelaksanaan
Keterangan
dan
pengadaan lembar
balik
12-16
12-24
Januari
Januari
2015
2015
pengenalan
ruangan
Mensosialisasikan
terkait
masalah
belum
orientasi
terlaksananya
pada
pasien
baru,
bagi
hal
pasien baru.
yang
perlu
disampaikan
yang
telah
disepakati
bersama.
Pengadaan lembar balik orientasi
pasien baru memerlukan waktu
yang
lebih
lama
dari
yang
diperkirakan
karena
pencetakan,
laminasi,
dan
memerlukan
waktu
penjilidan
proses
dan
hari
untuk
penjilidan.
Implementasi dan
23 Januari -
26 Januari -
Pelaksanaan
orientasi
pasien
dokumentasi
14 Febuari
14 Febuari
program orientasi
2015
2015
pasien baru
dengan
menggunakan
lembar
pasien
baru
keterlambatan
pengalami
dari
yang
direncanakan
karena
proses
pengadaan
lembar
balik
16 18
16 17
Evaluasi
Orientasi pasien
Februari
Februari
2015
2015
Baru
program
deadline
dilakukan
pengumpulan
booklet
16 Januari
18 Januari
2015
2015
Sosialisasi
pengkajian
patient
ini
tanggal
pengkajian
dikarenakan
16
Januari
masalah
tersebut
belum selesai.
Pengadaan form
19 Januari
23 Januari
2015
2015
Penggadaan
form
morse
fall
sumber
yang
belum
program
dimulai
ditemukan.
Implementasi
program deteksi
dini dan
dokumentasi
20 Januari
24 Januari
14
14
Febuari
Febuari
2015
2015
Implementasi
pre
pelaksanaan
conference
dan
dilakukan
saat
operan
dan
pre
conference
Menghitung kejadian phlebitis
Melakukan injeksi dengan
mengencerkan
obat
yang
kejadian
pada
saat
conference
Menghitung
post
kejadian
decubitus
Monitor risiko jatuh
Menilai setiap pasien yang
datang
Melaporkan
kejadian
risiko
3.
16-18
16-17
Febuari
Febuari
2015
2015
jatuh
Melakuakan
evaluasi
kejadian
16 Januari -
program masalah
14 Februari
2015
18 Januari
penempatan
linen
mengoptimalkan
pen-
cegahan
infeksi
melalui
ketepatan
dalam
linen
pada
penempatan
nososkomial
kotor
timba hitam.
Keterlambatan
dalam
men-
19 Januari
21 Januari
Kelompok
membuat
stiker
2015
2015
bertuliskan
TEMPAT
LINEN
perawat terkait
pengadaan tempat
penempatan
linen
membertahu
kepada
kotor
dan
pekarya
menyebabkan
tetapi
baru
terlaksana
tempat
yang
sesuai
dengan dibutuhkan.
Melakukan
21 Januari-
22 Januari -
Setiap
pengawasan setiap
14 Februari
14 Februari
2015
2015
harinya terhadap
dilaksanakan
mengevaluasi
penempatan linen
lisan
kotor
pembuangan
perawat
dengan
secara
menanyakan
linen
kotor,
yang
menghambat
pada
tanggal
21
baru
bisa
4.
16-17
16-17
Evaluasi
aspek
psikomotor
evaluasi terhadap
Februari
Februari
dilakukan
dengan
memantau
perawat terhadap
2015
2015
ketepatan
penempatan linen
kotor
16 Januari
2015
16 Januari
2015
masalah/ sosialisasi
terlaksana
program
dilakukan
saat
bersama
kepala
untuk
mengatasi masalah
dengan
maksimal
diseminasi
awal
ruangan
dan
masalah,
dalam
jadwal
rutin
dari
RS
maupun
mahasiswa keperawatan
- Dokumentasi menggunakan buku
Membuat
Jadwal
mingguan PKRS
19 Januari
2015
19 Januari
2015
ditetapkan
untuk
telah
pelaksanaannya
19 Januari
15 Febuari
2015
PKRS
dilaksanakan
rutin
setiap
hari
Jumat, yaitu
tanggal:
- 23 Januari
2015
- 6 Februari
2015
- 13 Februari
2015
setiap
hari
Jumat,
kecuali
melaksanakan
kegiatan
Pengadaan
PKRS
leaflet
19 Januari
19 Januari
15 Febuari
15 Febuari
2015
2015
Sebelum
kegiatan
manajemen
berjalan,
role
play
penyediaan
kegiatan
manajemen
role
berjalan,
play
penyediaan
Penyedia
mahasiswa
PKRS
adalah
dari
keperawatan
leaflet
RST.
aktif
Mahasiswa
menyediakan
leaflet,
yaitu
pada
16-17
Februari
2015
B. Evaluasi
a) Orientasi Pasien Baru
Orientasi pasien baru adalah pelaksanaan program orientasi bagi
pasien baru pada 1x24 jam pertama sejak pasien datang di ruang paviliun
mawar, orientasi pasien baru meliputi perkenalan perawat, denah ruangan,
fasilitas ruangan, tata tertib selama di ruangan, fungsi gelang, cara cuci
pengunjung
didokumentasikan
pada
yang
berkunjung
buku
dokumentasi
diluar
jam
bimbingan
dinas
yang
rohani,
buku
sebanyak
76%.
Sedangkan
pada
evaluasi
akhir
setelah
Berdasarkan
grafik
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
terjadi
Sehingga sebagian linen yang tidak cukup dibak diletakkan pada di atas
brankarr dan trolli.
Penempatan linen kotor di ruang Pavilliun Mawar saat pengkajian
tergolong sangat rendah yaitu 0%. Saat implementasi tergolong sebagian
yang dimasukkan ke tempat khusus linen. Saat evaluasi mengalami
peningkatan yaitu sebanyak 100% dikarenakan pergantian linen sangat sedikit
jadi memungkinkan linen untuk masuk semua pada tempatnya.
Pada
saat
sebelum
dilakukan
intervensi
(pengkajian),
untuk
pengadaan
troli
khusus
yang
digunakan untuk merapikan bed pasien, troli khusus tersebut dapat digunakan
untuk mengangkut linen kotor pasien dan linen bersih untuk mengganti sprei
sekaligus, sehingga dapat meringankan beban kerja perawat, serta dapat
menghemat jam kerja perawat dalam melaksanakan kesehatan lingkungan.
d) Promosi Kesehatan Rumah Sakit
Pelaksanaan program Pendidikan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) di
ruang Paviliun Mawar sudah berjalan dengan baik. Ruang Paviliun Mawar
sudah mempunyai jadwal khusus serta pengadaan buku dokumentasi dalam
pelaksanaan kegiatan PKRS. Untuk selanjutnya, diharapkan program PKRS
di ruang Pavilliun Mawar dapat dipertahankan. Namun, untuk penyediaan
leaflet dari tim PKRS RST perlu ditingkatkan lagi guna mempertahankan
program pojok edukasi. Selain itu, diharapkan ada program PKRS melalui
video interaktif tentang promosi kesehatan.
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1
atas pasien,
Pasien dan keluarga dapat mengetahui denah ruangan,
Pasien dan keluarga dapat mengetahui fasilitas ruangan,
Pasien dan keluarga dapat mengetahui tata tertib selama di ruangan,
Pasien dan keluarga dapat mengetahui fungsi gelang,
Pasien dan keluarga dapat mengetahui cara cuci tangan 6 langkah,
Pasien dan keluarga dapat mengetahui 5 momen cuci tangan,
Pasien dan keluarga dapat mengetahui jadwal harian di ruangan,
Pasien dan keluarga dapat mengetahui tersedianya konseling keperawatan
di ruang Paviliun Mawar.
Setelah dilakukan implementasi orientasi pasien baru pada tanggal 26
pengajian risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
(Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah sakit, Depkes R.I. 2006). Tujuan
dilakukannya kegiatan Patient Safety di rumah sakit adalah untuk menciptakan
budaya keselamatan pasien di rumah sakit, meningkatkan akuntabilitas rumah
sakit, menurunkan KTD di rumah sakit, terlaksananya program-program
pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.
6.2.1 Pasien Risiko Jatuh
Pada saaat pengkajian yang dilakukan tanggal 12- 14 Januari 2015 di
ruang Paviliun Mawar selama 3 hari kami mengamati jika dalam pemberian
penilaian terhadap pasien risiko jatuh dan penanda pasien risiko jatuh masih
belum optimal. Hal ini bisa terlihat dari data yang diperoleh berdasarkan
pengkajian kami seharusnya ada 11,11 % pasien dengan risiko jatuh, namun
pasien-pasien tersebut tidak diberikan penanda khusus pasien risiko jatuh.
Selain itu tidak penyebab lain kurang optimalnya program ini adalah tidak
adanya form pengkajian pasien risiko jatuh (form morse scale), serta tidak
adanya tempat untuk meletakkan penanda risiko jatuh pada kamar pasien.
Pada saat dilakukan implementasi, didapatkan hasil 0% pasien jatuh.
Penatalaksaan yang telah dilakukan yaitu penilaian saat orientasi pasien
baru serta pengkajian secara rutin terhadap semua pasien, kemudian
memasang penanda pasien resiko jatuh berupa stiker pada gelang pasien
dan gantungan gambar pada bed pasien, memasang side rail pada bed
pasien, serta memberikan KIE kepada keluarga tentang pentingnya
menemani pasien dengan resiko jatuh. Setelah dilakukan implementasi
tersebut saat evaluasi tidak ada (0%) pasien jatuh di ruangan.
Pada saat evaluasi, pengkajian dan penanda risiko jatuh kurang
berjalan secara optimal karena beban kerja perawat tinggi. Selain itu,
program ini juga terkendala dengan penggandaan form morse fall scale.
6.2.2 Kejadian Dekubitus
Pada saaat pengkajian yang dilakukan tanggal 12- 14 Januari 2015 di
ruang Paviliun Mawar selama 3 hari kami mengamati jika pengendalian
kejadian dekubitus sudah berjalan dengan cukup baik. Disetiap ruangan
sudah terdapat jadwal untuk miring kiri dan miring kanan. Namun, untuk
pemberian penanda pasien dekubitus masih belum optimal.
Pada saat dilakukan implementasi, didapatkan hasil minggu 1
sebanyak 0%, minggu 2 sebanyak 0%, minggu 3 sebanyak 1% atau 1 orang,
dan minggu 4 sebanyak 0%. Penatalaksaan yang telah dilakukan yaitu
penilaian saat orientasi pasien baru terkait risiko dekubitus, memasang stiker
warna hijau pada gelang pasien dengan dekubitus, memasang kasur angina
(bila ada), dan memberikan KIE kepada keluarga tentang pentingnya miring
kanan dan miring kiri pada pasien risiko dekubitus.
Dalam pelaksanaan program tentunya ditemui hambatan yang
menyebabkan pelaksanan program belum bisa 100% dianggap berhasil. Hal
ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain kurangnya kesadaran keluarga
untuk membantu pasien miring kanan dan miring kiri serta kurangnya kasur
angin yang dimiliki ruangan untuk meminimalkan kejadian dekubitus.
6.2.3 Pelaksanaan Kejadian Flebitis
Flebitis merupakan suatu peradangan pada pembuluh darah (vena)
yang dapat terjadi karena adanya injury misalnya oleh faktor (trauma)
mekanik dan faktor kimiawi, yang mengakibatkan terjadinya kerusakan pada
endotelium
dinding
pembuluh
darah
khususnya
vena.
Flebitis
Laju Pemberian
Para ahli umumnya sepakat bahwa makin lambat infus larutan hipertonik
diberikan makin rendah risiko flebitis. Vena perifer yang paling besar dan
kateter yang sekecil dan sependek mungkin dianjurkan untuk mencapai
laju infus yang diinginkan, dengan filter 0,45 mm. Kanula harus diangkat
bila terlihat tanda dini nyeri atau kemerahan. Infus relatif cepat ini lebih
relevan dalam pemberian infus jaga sebagai jalan masuk obat, bukan
terapi cairan maintenance atau nutrisi parenteral (Darmawan, 2008)
Pengenceran obat
Dalam
pemberian
obat
melalui
IV
perlu
diperhatikan
dalam
dengan hati hati, untuk mencegah infeksi nosokomial. Untuk mencegah infeksi
nosokomial melalui linen, maka harus dilakukan perlakuan tepat dalam proses
pengolahan linen. Pengumpulan linen tentunya akan berbeda antara linen infeksius
dan linen non infeksius.
Di rumah sakit RS Tentara Dr Soepraoen malang khususnya paviliun mawar
didapatkan hasil saat pengkajian pada tanggal 7-9 September 2015 bahwa
penempatan linen di paviliun mawar masih meletakkan linen diatas brankar dan diatas
trolli yaitu linen non infeksi. Hal ini dapat menimbulkan infeksi nosokomial lebih besar.
Hal ini dikarenakan tidak terdapat tempat khusus yang disediakan untuk penempatan
linen sehingga para perawat menempatkan linen kotor diatas brankar dan diatas trolli.
Pada saat minggu ke 2 program penempatan linen kotor mulai berjalan pada tanggal
22 januari yaitu sebagian linen dimasukkan ke bak yang telah disediakan. Pada
tanggal 19-21 januari belum dilaksanakan penempatan linen dikarenakan tempat
belum tersedia. Pada saat implementasi minggu 3 dari aspek psikomotor didapatkan
sebagian linen kototr masuk pada tempatnya yaitu mulai tanggal 30 januari dan 31
januari, namun pada tanggal 28 januari dan 30 januari didapatkan penempatan linen
hampir semua masuk karena yang mengganti linen pasien sedikit. Pada implementasi
minggu ke 4 yaitu sebagian linen kotor masuk pada tempatnya. Namun pada tanggal 5
februari dan 7 februari linen masuk semua pada bak hitam hal ini dikarenakan
pergantian linen ke pasien 2 hari sekali sehingga hanya sedikit yang mengganti linen.
Pada implementasi minggu ke 5 juga sudah mengalami peningkatan sebagian linen
masuk pada tempatnya namun pada tanggal 12 februari dan 14 februari linen masuk
semua pada tempatnya hal ini dikarenakan mengganti linen hanya sedikit karena
pergantian linen 2 hari sekali atau keltika linen kotor sebelum 2 hari. Pada tanggal 16
17 februari 2015 dilakukan evaluasi bahwa penempatan linen kotor semua masuk
pada tempatnya. Hal ini dikarenakan saat evaluasi penggantian linen sangat sedikit
sehingga memungkinkan linen kotor untuk masuk semua ke bak hitam atau tempat
khusus yang telah disediakan. Namun di ruang paviliun mawar ini sesungguhnya
semua linen kotor masuk pada tempatnya hanya saja keterbatasan tempat yang tidak
tersedia sehingga ketika tempat penuh para perawat menasruh linen kotor diatas
brankar atau trolli.
Untuk meningkatkan aspek psikomotor dalam ketepatan penempatan linen
diperlukan melakukan sosialisasi
pengetahuan ketepatan penempatan linen pada saat pre conference secara lisan,
memberikan label pada bak linen kotor serta melakukan pemantauan ketepatan
penempatan linen kotor dan apabila bak penuh dan sebagian masih ditempatkan
diatas brankar dan trolli maka untuk itu perlu untuk menyediakan penambahan tempat
linen kotor. Karena sesungguhnya keterbatasan tempat linen sebagai hambatan tidak
dapat memasukkan linen pada tempatnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam
penempatan linen ini sebagian besar dimasukkan ke dalam bak hitam.
sakit
adalah
salah
satu
sarana
kesehatan
tempat
pemeliharaan,
peningkatan
kesehatan
(promotif),
pencegahan
yang
diselenggarakan
secara
menyeluruh,
terpadu,
dan
dengan
melakukan
pendidikan
kesehatan
atau
penyuluhan
kesehatan.
Pendidikan
kesehatan adalah
berjalan
secara maksimal
dan
tidak ada
jadwal
khusus dalam
informasi
seperti
leaflet
terkait
dengan
penyakit
yang
menggambarkan
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1
Kesimpulan
satu
orang
perawat
ruangan,
penyediaan
leaflet,
pendokumentasian pada buku PKRS dan foto kegiatan. namun, pada minggu
kedua, kegiatan tidak dapat terlaksana karena adanya miss communicatio
7.2 Saran
1. Diadakan video sentral sebagai sarana untuk orientasi pasien dan keluarga di
setiap ruangan menggunakan LCD TV yang telah tersedia di setiap kamar
pasien.
2. Diperlukan edukasi dan demontrasi secara terus menerus untuk keluarga
pasien tentang pengetahuan cuci tangan 6 langkah dan 5 momen melalui
penyuluhan atau pada saat orientasi pasien baru.
3. Diperlukan ketelitian dan dan pencatatan yang jelas untuk mengkaji kejadian
plebitis dan pengantian infus setiap 4 hari sekali.
4. Diadakan sosialisasi setelah preconference untuk program penempatan linen
kotor. Sifat saling mengingatkan antar perawat maupun antar tenaga kesehatan
juga sangat dibutuhkan dalam menjaga keberlangsungan program tersebut
sehingga program tersebut dapat bermanfaat bagi pasien maupun tenaga
kesehatan yang tentunya akan berdampak pada nama baik rumah sakit.