Oleh:
dr. Ekki Dita Anggariksa
Pembimbing:
dr. Ikke Indrayani
dr. Dyah Ayu Retnaningtyas
IDENTITAS PASIEN
Nama
: An.A
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 11 tahun
II.
Alamat
: Nglajo, Cepu
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Pekerjaan
: pelajar
Tanggal masuk RS
: 05 Februari 2016
Tanggal pemeriksaan
: 05 Februari 2016
Tanggal Operasi
: 05 Februari 2016
No. RM
: 10.09.xx
ANAMNESA
A. Keluhan utama :
Benjolan testis kanan.
B. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke Poliklinik Bedah RS PKU Muhammadiyah Cepu
dengan keluhan ada benjolan di testis kanan. Benjolan timbul sejak
setelah lahir, semakin bertambah usia benjolan dirasakan semakin
membesar. Benjolan terkadang membesar dan mengecil. Benjolan
membesar saat beraktifitas, dan mengecil saat istirahat. Tidak terdapat
nyeri di benjolan dan di sekitar benjolan. Pasien merasa benjolan
mengganggu gerakan saat beraktifitas.
Pasien tidak mengeluh adanya nyeri dibagian tubuh lain, pusing(-),
sakit kepala (-), demam (-), mual (-), muntah (-), sesak nafas (-), nyeri
dada (-), nyeri perut (-).
Riwayat Asma
: disangkal
Riwayat Alergi
: disangkal
Riwayat Trauma`
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
E. Anamnesis Sistem
Sistem Serebrospinal
Sistem Respirasi
Sistem Digestivus
Sistem Urogenital
Sistem Integumentum
Keadaan Umum
: Baik
Gizi
: Cukup
Kesadaran
Vital Sign
Tekanan Darah
: 100/70 mmHg
Nadi
RR
: 22 x/menit
Suhu
B. Pemeriksaan fisik
a) Kepala/Leher
Jejas (-), ekskoriasi (-), nyeri tekan (-), hematom (-), rhinorea
(-), otorhea (-), peningkatan JVP (-), pembesaran kelenjar
getah bening (-) benjolan di regio colli posterior (-)
b) Mata
Konjungtiva
: Anemis (-/-)
3
Sklera
Pupil
Palpebra
c) Thoraks
Dinding thoraks
Paru
- Inspeksi
- Palpasi
- Perkusi
: Ikterus (-/-)
: Reflek cahaya (+/+), isokor (+/+)
: Edema (-/-)
: Jejas (-)
: Gerakan pernafasan simetris kanan dan kiri
: Ketinggalan gerak (-), Fremitus taktil kanan
dan kiri (N)
:
Sonor
Sonor
Sonor
- Auskultasi
Sonor
Sonor
Sonor
Jantung
- Inspeksi
- Palpasi
parasternalis sinistra.
Bawah : SIC V sinistra 2 cm sisi medial linea
midclavicula sinistra.
Batas kanan jantung
Atas : SIC II dextra di sisi lateral linea
parasternalis dextra.
Bawah : SIC IV dextra di sisi lateral linea
parasternalis dextra.
- Auskultasi : Suara Jantung I-II regular, Bising jantung
tidak ditemukan.
d) Abdomen
Inspeksi
: // Dinding dada, Jejas (-), distensi (-), darm
steifung (-), darm contour (-)
Auskultasi : Peristaltik (+) bising usus normal
Perkusi
: Timpani (+), hepar pekak, hepatomegali (-),
splenomegali (-)
Palpasi
: Supel, nyeri tekan (-), defans muskular (-),
hepatomegali (-), splenomegali (-)
e) Ekstremitas
4
Atas
Bawah
C. Status Lokalis
a) Inspeksi
RESUME PASIEN
Anak 11 tahun pelajar datang dengan keluhan ada benjolan di testis kanan
yang timbul sejak kecil. Benjolan membesar dan mengecil, membesar saat
beraktifitas dan mengecil saat istirahat. Benjolan dirasakan mengganggu aktifitas.
Pada pemeriksaan fisik di dapatkan keadaan umum baik, kesadaran compos
mentis. Tanda vital dalam batas normal, regio kepala, leher, thorax dalam batas
normal. Pada abdomen dan extremitas juga tidak didapatkan kelainan. Pada
pemeriksaan lokal keluhan didapatkan benjolan reguler berbentuk elips yang tidak
nyeri tekan testis dextra, ukuran 5x5 cm dengan permukaan rata dan tidak
berbenjol-benjol, konsistensi benjolan teraba kenyal-lunak dengan batas tegas
dengan jaringan sekitar.
IV.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Pemeriksaan Darah Lengkap
Parameter
Hasil
9,0. 10 /L
13,2 gr/dL
5,2. 103 /L
40,1 %
75,4 fL
25,3 Pg
33,6 gr/dL
381. 103
0
Nilai Normal
4.0 10.0 103 /L
11.0 16.0 gr/dL
3.5 5.5 103 /L
37.0 50.0 %
82.0 95.0 fL
27.0 31.0 pg
32.0 36.0 gr/dL
100 300 . 103
Urea
11,7
10-50 mg/dl
Creatinin
0,4
0,4-1,1 mg/dl
-/neg
negatif
SGOT
20,9
37 u/l
SGPT
16,8
41 u/l
Total Protein
5,8
6-8 g/dl
WBC
HGB
RBC
HCT
MCV
MCH
MCHC
PLT
Gol darah
Faal Ginjal
Immunologi
HbsAg
Faal Hati
V.
VI.
PLANNING
Planning Diagnosis
Planning Terapi
Planning Monitoring
Subjective
Nyeri post op
Objective
KU: baik
Kesadaran: CM
TD: 110/70mmHg
N: 82x/menit
RR: 18x/menit
Assesment
Planning
Post
eksisi Infuse
hidrokel ke-1 assering=16
tpm
Perawatan
luka pagi dan
sore
S: 36oC
Vicillin
3x500
inj
Status lokalis :
luka
tertutup,
bleeding (-)
Pasien
pulang
boleh
Post Op
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Testis
Testis adalah organ genitalia pria yang terletak di skrotum. Ukuran
testis pada orang dewasa adalah 432,5 cm dengan volume 15-25 ml
berbentuk ovoid kedua buah testis terbungkus oleh jaringan tunika albuginea
yang melekat pada testis. Diluar tunika albuginea terdapat tunika vaginalis
yang terdiri atas lapisan viseralis dan parietalis, serta tunika dartos. Otot
kremaster yang berada disekitar testis memungkinkan testis dapat digerakan
mendekati rongga abdomen untuk mempertahankan temperatur testis agar tetap
stabil.
Secara histopatologis, testis terdiri atas kurang lebih 250 lobuli dan
tiap lobulus terdiri atas tubuli seminiferi. Didalam tubulus seminiferus terdapat
sel-sel spermatogenia dan sel Sertoli, sedang diantara tubulus seminiferi
terdapat sel-sel Leyding. Sel-sel spermatogenia pada proses spermatogenesis
menjadi sel spermatozoa. Sel-sel Sertoli berfungsi memberi makanan pada
bakal sperma, sedangkan sel-sel Leyding atau disebut sel interstisial testis
berfungsi dalam menghasilkan hormon testosteron. Sel-sel spermatozoa yang
diproduksi di tubuli seminiferi testis disimpan dan mengalami pematangan atau
maturasi diepididimis setelah mature (dewasa) sel-sel spermatozoa bersamasama dengan getah dari epididimis dan vas deferens disalurkan menuju ke
ampula vas deferens. Sel-sel itu setelah dicampur dengan cairan-caidari
epididimis, vas deferens, vesikula seminalis, serta cairan prostat menbentuk
cairan semen.
Vaskularisasi
10
2. Epidemiologi
Di USA, insidensi hidrokel adalah sekitar 10-20 per 1000
kelahiran hidup dan lebih sering terjadi pada bayi premature. Lokasi
tersering adalah di sebelah kanan, dan hanya 10% yang terjadi secara
bilateral.
Insidensi menurun seiring dengan bertambahnya umur. Pada
neonates, 80%-94% memiliki PPPVP. Risiko hidrokel lebih tinggi pada
bayi premature dengan berat badan lahir kurang dari 1500 gram
dibandingkan dengan bayi aterm.
3. Etiologi
Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan
karena : (1) belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga
terjadi aliran cairan peritoneum ke prosesus vaginalis atau (2) belum
sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam melakukan
reabsorbsi cairan hidrokel.
Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer)
dan sekunder. Penyebab sekunder dapat terjadi karena didapatkan
kelainan pada testis atau epididimis yang menyebabkan terganggunya
sistem sekresi atau reabsorbsi cairan di kantong hidrokel. Kelainan pada
testis
itu
mungkin
suatu
tumor,
infeksi,
atau
trauma
pada
11
1.
Hidrokel_primer
Hidrokel_sekunder
akut
Hidrokel
kronis
testis.
funikulus.
12
Komunikan
13
14
tekanan
intraabdominal.
Keadaan
apapun
yang
hernia.
Gambar 3. Jenis-jenis Hidrokel
5. Gambaran Klinis
Pasien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak
nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan di kantong
skrotum dengan konsistensi kistus dan pada pemeriksaan penerawangan
menunjukkan adanya transiluminasi. Pada hidrokel yang terinfeksi atau
kulit skrotum yang sangat tebal kadang-kadang sulit melakukan
15
pemeriksaan
ini,
sehingga
harus
dibantu
dengan
pemeriksaan
16
sehingga
bayi
akan
memberontak
sehingga
akan
menimbulkan tonjolan.
Pemeriksaan transiluminasi pada scrotum menunjukkan cairan
dalam tunika vaginalis mengarah pada hidrokel. Namun, tes ini tidak
sepenuhnya menyingkirkan hernia.
17
Transiluminasi
Merupakan langkah diagnostik yang paling penting sekiranya
menemukan massa skrotum..Dilakukan didalam suatu ruang gelap,
sumber cahaya diletakkan pada sisi pembesaran skrotum . Struktur
vaskuler, tumor, darah, hernia dan testis normal tidak dapat
ditembusi sinar. Trasmisi cahaya sebagai bayangan merah
menunjukkan rongga yang mengandung cairan serosa, seperti
2.
hidrokel .
Ultrasonografi
Ultrasonografi dapat mengirimkan gelombang suara melewati
skrotum dan membantu melihat adanya hernia, kumpulan cairan
(hidrokel), vena abnormal (varikokel) dan kemungkinan adanya
tumor.
6. Diferential Diagnosis
Secara umum adanya pembengkakan skrotum memberikan gejala yang
hampir sama dengan hidrokel, sehingga sering salah terdiagnosis. Oleh
karena
itu
diagnosis
banding
hidrokel
adalah
a. Hernia scrotalis:
Hidrokel dan hernia inguinalis bermanifestasi klinis sebagai benjolan
pada daerah testis dengan perbedaan utama berupa benjolan pada hernia
18
19
d. Hematocele
Adalah penumpukan darah di dalam tunika vaginalis, biasanya
didahului oleh trauma.
Gambaran klinik : benjolan pada testis
Pemeriksaan Fisik :
- Masa kistik
-Transiluminasi (-)
e. Tumor testis
Keganasan pada pria terbanyak usia antara 15-35 tahun.
20
Gambaran klinis :
Anamnesa :
keluhan adanya pembesaran testis yang tidak nyeri.
Terasa berat pada kantong skrotum
Pemeriksaan Fisik :
Benjolan pada testis yang padat, keras, tidak nyeri pada palpasi.
7. Terapi
Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1
tahun dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan
sembuh sendiri; tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar
perlu dipikirkan untuk dilakukan koreksi. Mayoritas hidrokel pada
neonates akan hilang karena penutupan spontan dari PPPVP awal setelah
kelahiran. Cairan dalam hidrokel biasanya akan direabsorpsi sebelum
bayi berumur 1 tahun. Berdasarkan fakta tersebut, observasi umumnya
dilakukan pada hidrokel pada bayi.
Indikasi operasi perbaikan hidrokel :
o
21
22
terjebak
oleh
jaringan
ikat
dan
mengakibatkan
utuh
sehingga
tampak
jelas
bagian
funikulus
dapat
menggunakan
23
jahitan
continues
(untuk
dilakukan
jahitan
plikasi
diperlukan),
untuk
mengurangi
hematom
9. Kulit ditutup dengan jahitan subkutan.
B. High Ligation
24
resiko
terjadinya
25
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
26
10. Prognosis
Dengan terapi operasi, angka rekurensi adalah kurang dari 1%.
27
BAB III
KESIMPULAN
28
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Benson CD, Mustard WT. Pediatric Surgery. Volume 1. 1962. Year Book
Medical Publishers, Inc. USA. p. 580-582
2. Sjamsuhidajat R. dan Jong W.D., Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 4, Jakarta,
EGC, 1997
3. James M Becker. Essentials of Surgery. Edisi 1. Saunders Elsevier.
Philadelphia. p 118-129
4. Gerard M Doherty. Current Surgical Diagnosis and Treatment. Edisi 12.
McGraw-Hill Companies. New York. p 245-259
5. Brunicardi FC et al. Schwartzs principles of surgery. 8th edition. United
States America : McGraw Hill, 2005.826-42.
6. http://www.medindia.net/patients/patientinfo/hydrocele-adultsurgery.htm#ixzz12zjIvvR5
7. http://emedicine.medscape.com/article/777386-print
8. http://emedicine.medscape.com/article/1015147-print
9. http://emedicine.medscape.com/article/438724-overview
29