(KUSTA)
SELY MADONA
ZUNDRIATI
SUTRISNO
ANATOMI INTEGUMEN
Kulit tersusun dari tiga lapisan, yaitu:
Epidermis
Dermis
Jaringan Subkutan atau Hipodermis
PENGERTIAN
Kusta adalah penyakit
yang menahun dan
disebabkan oleh
kuman kusta
(mikobakterium leprae)
perifer,tetapi
cakupan
tubuh lainnya.(Depkes
RI, 1998).
ETIOLOGI
Penyakit
kusta
disebabkan
oleh
bakteri
sel
Schwann
dan
sistim
KLASIFIKASI
MANIFESTASI KLINIS
Menurut (Dep Kes RI. Dirjen PP & PL,
Menurut WHO (1995):
2007
KOMPLIKASI
Kehilangan sensori (biasanya dimulai pada ekstremitas)
kerusakan saraf permanen (biasanya di kaki)
Kelemahan otot
Cacat Progresif (misalnya, alis hilang, cacat jari-jari kaki, jari, dan hidung)
PATOFISIOLOGI
Kuman Mycobacterium leprae masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan (Sel Schwan) dan kulit
yang tidak utuh. Sumber penularan adalah penderita kusta yang banyak mengandung kuman (tipe
multibasiler) yang belum diobati. Kuman masuk ke dalam tubuh menuju tempat predileksinya yaitu saraf
tepi. Saat Mycobacterium leprae masuk ke dalam tubuh, perkembangan penyakit kusta bergantung
pada kerentanan seseorang. Respons tubuh setelah masa tunas dilampaui tergantung pada derajat
sistem imunitas pasien. Mycobacterium leprae berpredileksi di daerah-daerah yang relatif lebih dingin,
yaitu daerah akral dengan vaskularisasi yang sedikit.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan Bakteriologis
Indeks Bakteri (IB)
Indeks Morfologi (IM)
PENATALAKSANAAN MEDIS
Terapi Medik
Tujuan utama program pemberantasan kusta adalah penyembuhan
mencegah timbulnya cacat serta memutuskan mata rantai
yang menular kepada orang lain
untuk
kusta dan
pasien
reaksi
netral.
Terjadinya cacat
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Biodata
Pemeriksaan Fisik
System Pengelihatan
System Pernafasan
System Persarafan
System Musculoskeletal
System Integumen
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri yang berhubungan dengan proses inflamasi jaringan.
2. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan lesi dan proses inflamas.
3. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan otot
4. Gangguan konsep diri (citra diri) yang berhubungan dengan ketidakmampuan dan kehilangan
fungsi tubuh.
5. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan lesi yang meluas