Anda di halaman 1dari 20

DIARE AKUT

PENDAHULUAN
Sampai saat ini penyakit diare atau juga sering disebut Gastroenteritis, masih
merupakan salah satu masalah kesehatan utama dari masyarakat Indonesia & hingga
kini diare masih merupakan penyebab kesakitan dan kematian pada bayi dan
balita.Banyak factor diantaranya kesehatan lingkungan, hygiene perorangan, keadaan
gizi, factor social ekonomi, edukasi ikut menentukan jumlah serangan diare ini.
Sebagian dari penderita akan jatuh kedalam dehidrasi dan kalau tidak segera ditolong
diantaranya akan meninggal bila tidak dilakukan tindakantindakan tepat.
Prinsip utama penatalaksanaan diare adalah penggantian kehilangan cairan dan
elektrolit yang terjadi akibat diare. Pada keadaan tertentu seperti diare akut dengan
dehidrasi berat ( dapat disertai atau tanpa syok hipovolemik ) maka diperlukan
rehidrasi menggunakan cairan parenteral. Nutrisi menempati posisi penting dalam
tatalaksana diare pada anak karena ada hubungan timbal balik antara malnutrisi dan
diare. Tatalaksana nutrisi diare dimulai dengan rehidrasi yang diteruskan dengan
pemberian makanan. ASI menempati posisi strategis, karena ASI dapat terus
diberikan sejak saat rehidrasi sampai sesudahnya.
EPIDEMIOLOGI
Di negara berkembang, diare akut masih merupakan masalah kesehatan utama.
Penelitian WHO mendapatkan bahwa episod diare pada bayi dan balita berkisar
antara 2 8 kali pertahun, sekitar 15 20% waktu hidup anak dihabiskan untuk diare.
Sebagian besar diare berlangsung antara 2 5 hari, namun sekitar 3 20%
berlangsung lebih dari 5 hari, bahkan lebih dari pada 2 minggu dapat menjadi diare
kronik. Diare pada bayi dan balita masih merupakan penyakit kedua setelah ISPA
dengan persentase sebesar 15% pada bayi dan 25% pada balita. Penyakit daiare akut

lebih sering terjadi pada bayi daripada anak yang lebih besar. Kejadian diare aku pada
anak laki-laki hampir sama dengan anak perempuan
Cara penularan diare pada umumnya adalah fecal oral melalui makanan dan
minuman yang tercemar dan kontak langsung tangan dengan penderita atau barang
barang yang tercemar tinja penderita, atau tidak langsung melalui lalat.
Beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan transmisi entero patogen ialah
keadaan gizi, hygiene, kuman penyebab, cara penyimpanan dan penyediaan makan
yang tidak higienis, cara penyapihan bayi yang tidak baik. Iklim mempengaruhi
terjadinya diare yang disebabkan oleh Rotavirus dengan puncak kejadian pada
pertengahan musim kemarau, sedangkan yang disebabkan oleh bakteri pada
pertengahan musim hujan.
DEFINISI
Yang dimaksud dengan diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari,
dengan atau tanpa darah dan atau lendir dalam tinja.
Diare akut ialah diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang
sebelumnya sehat.
ETIOLOGI
Pada saat ini lebih dari 80% penyebab diare telah dapat diketahui. Beberapa
factor penyebab diare akut telah terbukti dapat menyebabkan diare pada manusia
sebagai berikut:
1. Faktor infeksi
a. infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare pada anak.

Infeksi ini meliputi :


Infeksi bakteri

: - Golongan Vibrio, Shigella, Salmonella, E. coli


-

Bacillus

cereus,

Staphylococcus

Clostridium
aureus,

prefringens,
Campilobacter

aeromonas.
Infeksi virus

: -

Enterovirus

virus

ECHO,

Coxsackie,

Poliomielitis )
-

Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll

Infestasi parasit : - Protozoa,

Entamuba

histolitica,

Giardia

lamblia,

Balantidium coli
- Ascariasis, Trichiuris, Oxyuris
- Jamur, Candida
b. Infeksi parenteral yaitu : infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan
seperti otitis media akut,onsilifaringitis, Bronkopnemonia, Ensefalitis. Keadaan
ini terutama pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.
2. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat : disakarida ( intoleransi laktosa, maltosa, sukrosa ),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, galaktosa ). Pada bayi dan anak
yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa )
Malabsorbsi lemak : terutama Long Chain Trigliserde
Malabsorbsi protein : asam amino, B laktoglobulin
3. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
4. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat menimbulkan
diare terutama pada anak yang lebih besar.

PATOFISIOLOGI
Sebagai akibat diare akut akan terjadi :
1.

Kehilangan air dan elektrolit ( dehidrasi )

2.

Gangguan keseimbangan asam basa ( asidosis metabolic)


Metabolik asidosis terjadi karena:
- Kehilangan Natrium bikarbonat bersama tinja
- ketosis kelaparan
- Terjadi penimbunan asam laktat karena adanya anoksia jaringan
- Produk yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal
sehingga terjadi oliguria / anuria
- Pemindahan ion Na dari airan ekstraselular ke dalam cairan intraselular.

3.

Gangguan gizi akibat kelaparan


Gejala hipoglikemi akan muncul bila kadar glukosa darah menurun sampai 40
mg% pada bayi dan 50% pada anak.

4.

hipoglikemi

5.

Gangguan sirkulasi darah

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah :


1.

Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang
berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkan sehingga timbul
diare.

2.

Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi
air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena
peningkatan isi rongga usus.

3.

Gangguan motilitas usus


Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya
dapat menimbulkan diare.
Virus
Virus masuk kedalam traktus digestivus bersama makanan dan atau minuman,

kemudian berkembang biak di dalam usus. Setelah virus masuk ke dalam epitel usus
halus dan menyebabkan kerusakan bagian apikal villiusus alus. Sel epitel usus halus
bagian apikal akan diganti oleh sel dari bagian kripta yang belum matang, berbentuk
kuboid atau gepeng. Akibatnya sel-sel epitel ini tidak dapat berfungsi untuk menyerap
air dan makanan. Sebagai akibat lanjut akan terjadi diare osmotik. Vili usus kemudian
akan memendek sehingga kemampuannya untuk menyerap dan mencerna
makananpun akan berkurang. Pada saat inilah biasanya diare mulai timbul.
Bakteri
Bakteri masuk kedalam traktus digestivus, kemudian berkembang biak
didalam traktus digestivus tersebut. Bakteri ini kemudian mengeluarkan toksinyang
akan merangsang epitel usus sehingga terjadi peningkatan aktivitas enzim adenil
siklase. Sebagai akibat peningkatanaktivitas enzim tersebut akan terjadipeningkatan
cAMP atau cGMP yang mempunyai kemampuan merangsang sekresi klorida, natrium
dan air daridalam sel ke lumen usus serta menghambat absorbsi natrium, klorida dan
air dari lumen usus kedalam sel. Hal ini akan menyebabkan peninggian tekanan
osmotik didalam lumen usus. Kemudian akan terjadi hiperperistaltik usus untuk
mengeluarkan cairan yang berlebihan dalam lumen usus sehingga cairan dalam
dialirkan dari lumen usus ke lumen usus besar. Bila kemampuan penyerapan kolon
berkurang, atau sekresi cairan melebihi kapasitas penyerapan kolon maka akan terjadi

diare. Secara umum bakteri yang menghasilkan cAMP akan menyebabkan diare lebih
hebat dibandingkan golongan bakteri yang menghasilkan Cgmp.
Bakteri non patogen normal dalamlumen usus halus dapat pula menyebabkan diare.
Misalkan pada keadaan bakteri tumbuh lampau yang terjadi akibat stasis usus,
obstruksi, malnutrisi.
Bakteri tumbuh lipat ganda
(overgrowth)
bakteri anaerob
Bakteroides, Laktobasilus,Klostridium)
konjugasi garam empedu

Konjugasi
Garam empedu
Emulsi lemak
Absorbsi lemak

ATP- ase

absorpsi Na
absorpsi gula

Steatore

intoleransi gula

DIARE

DIARE

absorpsi
absorpsi
asam empedu H2O, Na, K
absorpsi protein
hipoproteinemia

Absorpsi
Cairan dan
elektrolit

malnutrisi

DIARE

DIARE

GEJALA KLINIS
Mula mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya
meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair
dan mungkin disertai lendir atau darah. Warna tinja makin lama makin berubah
menjadi kehijauan karena tercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya
lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat
makin banyaknya asam laktat, yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi
usus selama diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat
disebabkan lambung yang meradang atau akibat gangguan keseimbangan elektrolit,
maka gejala dehidrasi mulai tampak. Berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata
dan ubun-ubun menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak
kering.

Gejala klinik dan sifat tinja penderita diare akut karena infeksi usus
Simtom

Rota

E.coli

E.coli

&

virus

entero

entero

gejala

toksi

invasif

Mual

Dari

genik
-

jarang

Jarang

dan

permu

muntah
panas
Sakit

laan
+
Tenesm

Kadang-

+
Tenesmu

+
Tenesmus

+
Tenes

Kolik

kadang

kolik

kolik

mus

pusing

kolik

Gejala

Sering

lain

distensi

Salmonela

hipotensi bakteriemi
toksemia

Shigela V.cholera

pusing
Dapat
ada

abdomen

sistemik

kejang

sedikit

sedikit

Sangat

Sering

banyak
Hampir

sekali

terus
menerus
Berair

Sifat
tinja:
volume
Frekuen

sedang
10

banyak
sering

sedikit
sering

Sering

si
Konsiste

berair

berair

kental

berlendir

kental

nsi
Mukus
Darah
Bau

jarang
-

+
tinja

+
+
Tidak

+
Kadang2
Telur

sering
sering
Tidak

Hijau

Tidak

spesifik
Hijau

busuk
Hijau

bau
Hijau

kuning
-

bewarna
-

Warna
Lekosit
Sifat
lain

Flacks
Anyir

Tinja
seperti air
beras

Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dapat dibagi menjadi dehidrasi


ringan, sedang dan berat melalui :
Penentuan derajat dehidrasi menurut WHO (2000).
Tanda dan gejala

Dehidrasi
Ringan

Dehidrasi sedang

Dehidrasi berat

1.

Kehilangan BB
pada bayi

5%

10%

15%

2.

Kehilangan BB
pada anak

3 - 4%

6 -8 %

10 %

3.

Nadi

Normal

Meningkat ringan

Sangat meningkat

4.

Tekanan darah

Normal

Normal untuk orthostatik


>10mmHg turun

Orthostatik sampai syok

5.

Keadaaan
umum

Normal

Gelisah,haus, sampai
lethargi

Sangat gelisah

6.

Rasa haus

Ringan

Sedang

Sangat/tidak bisa minum

7.

Mukosa

Normal

Kering

Sangat kering

8.

Air mata

Ada

Menurun

Tidak ada, cekung

Ubun-ubun
besar
10. Vena Jugularis

Normal

Normal Cekung

Cekung sekali

Tampak

Tidak tampak

11. kulit

Cubitan cepat
kembali

Tak nampak kecuali


dengan tek. Supra
clavikuler
Cubitan lambat kembali
<2-4 detik

12. Berat Jenis Urin

1,020

>1,02, oliguri

9.

Cubitan sangat lambat


kembali>4 detik,
dingin,sianosis
Oliguri sampai anuria

Pegangan untuk menggolongkan penderita termasuk dehidrasi berat, sedang


atau ringan adalah bila terdapat 2 atau lebih gejala dalam golongan tersebut. Dengan
catatan selalu memikirkan risiko yang lebih tinggi ( misal : terdapat 2 gejala dehidrasi
berat dan 5 gejala dehidrasi sedang maka penderita tersebut dimasukkan dalam
golongan dehidrasi berat.
Pemeriksaan laboratorium
1.

Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. PH dan kadar gula dalam tinja dan kertas lakmus dan tablet clinitest bila
diduga terdapat intoleransi glukosa.

c. Bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi


2.

Pemeriksaan gangguan dan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan


menentukan PH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan
analisa gas darah menurut ASTRUP ( bila memungkinkan )

3.

Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.

4.

Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Natrium, kalium, kalsium da fosfor


dalam serum

5.

Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jeis jasad renik atau


parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita
kronik.

DIAGNOSIS
Ditegakkan berdasakan gejala klinis dan dibantu dengan sarana penunjang
pemeriksaan laboratorium .
1. Anamnesis
Kepada penderita atau keluarga perlu ditanyakan mengenai riwayat perjalanan
penyakit antara lain :
-

Lamanya diare ( sudah berapa jam, hari )

Frekuensi ( berapa kali sehari )

Banyaknya / volumenya ( berapa banyak setiap kali buang air besar )

Warnanya ( biasa, kuning berlendir, berdarah, seperti cucian beras )

Baunya ( amis, asam busuk )

Buang air kecil ( banyaknya, warnanya, kapan terakhir kencing )

Ada tidaknya batuk, panas pilek, dan kejang ( sebelum, selama atau setelah
diare )

Jenis, bentuk dan banyaknya makanan dan minuman sebelum dan sesudah dan
sakit

Penderita diare disekitar rumah

Berat badan sebelum sakit ( bila diketahui)

2. Pemeriksaan jasmani
Dilihat dari derajat dehidrasi menurut WHO
3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam menegakkan diagnosis yang tepat
sehingga kita dapat memberikan obat yang tepat pula

Komplikasi
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi
berbagai komplikasi seperti :
1.

Dehidrasi

2.

Renjatan hipovolemik

3.

Hipokalemia

4.

Intoleransi laktosa sekunder

5.

kejang

6.

malnutrisi energi protein

PENATALAKSANAAN
Prinsip utama pengobatan diare adalah sebagai berikut:

Diare membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat etiologi

Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan slama diare untuk


menghindari efek buruk pada gizi

Antibiotik dan antiparasit tidak boleh digunakan secara rutin, tidak ada
manfaatnya untuk kebanyakan kasus,termasuk diare berat dan diare dengan
panas, kecuali pada:

Disentri yang harus diobati dengan anti mikroba yang efektif untuk
Shigella. Penderita yang tidak memberi respon dengan pengobatan ini
harus diteliti lebih lanjut atau diobati untuk kemungkinan amoebiasis

Suspek kholera dengan dehidrasi berat

Diare persisten, bila ditemukan tropozoit atau kista G lamblia atau


tropozoid E histolitika ditinja atau cairan usus, atau bila bakteri usus
patogen ditemukan dalam kultur tinja

Dalam garis besarnya pengobatan diare dapat dibagi dalam


a. Pengobatan cairan
Sistematika pengobatan dapat dilaksanakan secara sederhana ialah untuk
dehidrasi berat diberikan cairan rehidrasi parenteral, dehidrasi sedang dan ringan
diberikan cairan rehidrasi oral ( oralit ) dan yang belum menderita dehidrasi dapat
diberikan segala macam cairan rumah tangga.
b. Pengobatan dietetic
c. Obat-obatan
a. Pemberian cairan
1. jenis cairan
Cairan rehidarasi oral
-

Formula lengkap mengandung NACL, NaHO3, KCL dan glukosa. Kadar


natium 90 mEq/l untuk kolera dan diare akut pada anak diatas 6 bulan
dengan dehidarasi ringan atau sedang atau tanpa dehidrasi. Kadar Natrium
50-60mEq/l untuk diare akut non kolera pada anak dibawah 6 bulan
dengan dehidrasi ringan, sedang, tanpa dehidrasi

Formula sederhana hanya mengandung NACL, dan sukrosa, karbohidrat


lain.

Cairan parenteral
-

Larutan Darrow & glukosa

Ringer Laktat

2. Jalan pemberian cairan

a. Peroral untuk dehidrasi ringan, sedang, & tanpa dehirasi & bila anak mau
minum serta kesadaran baik
b. Intragastrik untuk dehidrasi ringan, sedang, tanpa dehidrasi tetapi anak
tidakuntan mau minum, atau kesa aran menurun intravena untuk dehidrasi
berat.
3. Jumlah cairan
Untuk menentukan jumlah cairan yang perlu diberikan kepada penderita diare
harus diperhatikan hal-hal berikut : jumlah cairan yang diberikan harus sama
dengan

jumlah airan yang telah hilang melalui diare dan muntah (PWL )

Banyaknya cairan yang hilang melalui keringat, urin &


pernapasan (NWL)

Banyaknya airan yang hilang melalui tinja dan muntah yang


masih terus berlangsung (CWL )

Jumlah ini bergantung pada derajat dehidrasi serta berat badan masing-masing
anak atau golongan umur.

Menilai derajat dehidrasi penderita diare


Penilaian
Kead.umum

A
Baik,sadar

B
Gelisah,rewel

C
Lesu-tdk sadar

Mata

Normal

Cekung

Sangat cekung

Air mata

Ada

Tidak ada

Tidak ada

Mulut &lidah

Basah

Kering

Sangat kering

Rasa haus
Turgor kulit
Hasil
pemeriksaan
Terapi:

Minum biasa
Kembali cepat

Haus
Kembali lambat

Malas minum
Kembali sangat

Tanpa dehidrasi

Dehidrasi

lambat
Dehidrasi berat

Rencana terapi

ringan/sedang
Rencana terapi

Rencana terapi

Pengobatan diare tanpa dehidrasi dengan menggunakan oralit


Umur

Jumlah oralit yg

Jumlah oralit yg

< 12 bulan
1 4 tahun
> 5 tahun
Dewasa

diberikan tiap BAB


50-100 mL
100-200 mL
200-300 mL
300-400 mL

disediakan dirumah
400 mL/hr (2bks)
600-800 mL/hr (3-4bks)
800-1000 mL/hr (4-5bks)
1200-2800mL/hr

Tunjukan kepada ibu cara mencampur oralit dan cara pemberian oralit:

Berikan satu sendok teh tiap 1-2 menit untuk anak dibawah umur 2 th

Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak lebih tua

Bila anak muntah, tunggulah 10 menit. Kemudian berikan cairan lebih sedikit

Bila diare berlanjut setelah bungkus oralit habis, beritahu ibu untuk
memberikan cairan lain seperti dijelaskan dalam cara pertama atau kembali
kepada petugas kesehatan untuk mendapatkan tambahan oralit

Pengobatan diare dengan dehidrasi ringan/sedang


Jumlah oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama:
Oralit yang diberikan dihitung dengan mengalikan berat badan
penderita (kg) dengan 75 mL

Bila berat badan anak tidak diketahui/untuk memudahkan dilapangan,


berikan oralit paling sedikit sesuai tabel dibawah ini:
Umur
Jumlah oralit

< 1 tahun
300 mL

1-5 tahun
600 mL

> 5 tahun
1200 mL

Dewasa
2400 mL

Bila anak membutuhkan lebih banyak oralit, berikanlah


Dorong ibu untuk meneruskan asi
Untuk bayi dibawah 6 bulan yang tidak mendapatkan asi berikan
juga 100-200mL air masak selama masa ini

Pengobatan diare dengan dehidrasi berat


Dapatkah
Anda memBerikan
Cairan IV

ya

mulai diberi cairan IV segera.


bila penderita bisa minum, berikan oralit, sewaktu
cairan IV dimulai beri 100 mL/kg cairan RL
(NaCl fisiologis),dibagi sbb:
Umur
Pemberian I: 30mL/kg
<12bulan 1 jam *
>1 tahun -1 jam *

tidak
* ulangi bila
nadi masih lemah atau tidak teraba

Kmdn 70mL/kg
5 jam
2 -3 jam

Nilai kembali penderita tiap 1-2jam,bila rehidrasi


belum tercapai percepat tetesan IV
Juga berikan oralit (5mL/kg/jam) bila penderita
bisa minum,biasanya setelah 3-4 jam (bayi) atau
1-2 jam (anak)
Setelah 6 jam (bayi) / 3 jam (anak) nilai lagi
penderita menggunakan bagan penilaian.kemudian
pilihlah rencana yang sesuai (A,B atau C)untuk
melanjutkan pengobatan
Adakah
Pengobatan
Terdekat
(dalam 30
menit)

- kirim penderita untuk pengobatan IV


- bila penderita bisa minum, sediakan oralit untuk
ya
ibu dan tunjukkan cara pemberian selama diperjalanan

tidak
apakah anda
dapat menggunakan pi
pa nasogas
trik untuk
rehidrasi

ya

- mulai rehidrasi dengan selang nasogastrik


berikan 20 ml/kg/jam selama 6jam (total 120ml/kg)
- nilailah penderita tiap 1-2jam
* bila muntah/perut kembung berikan cairan
pelan-pelan
* bila rehidrasi tidak tercapai setelah 3jam, kirim
penderita untuk terapi IV
- setelah 6jam nilai kembali penderita dan pilih
rencana pengobatan yang sesuai

tidak
Apakah
Penderita
Bisa
Minum?

tidak

ya

- mulai rehidrasi melalui mulut dengan oralit


berikan 10ml/kg/jam selama 6jam (total 120ml/kg)
- nilailah penderita tiap 1-2jam
* bila muntah atau perut kembung berikan cairan
Pelan-pelan
* bila rehidrasi tidak tercapai setelah 3jam, kirim
penderita untuk terapi IV
- setelah 6jam nilai kembali penderita dan pilih

rencana pengobatan yang sesuai


Segera kirim anak untuk rehidrasi melalui nasogastrik/IV

Pengobatan ditetik
1. Untuk anak dibawah 1 tahun & anak diatas 1 tahun dengan berat badan
kurang dari 7 kg. Jenis makanan
-

Susu (ASI atau susu formula yang mengandung laktosa rendah & asam
lemak tidak jenuh, misalnya LLM, Almiron )

Makanan setengah padat ( bubur susu ) atau makanan padat ( nasi tim )
bila anak tidak mau minum susu.

Susu khusus yaitu susu yang tidak mengandung laktosa atau susu dengan
asam lemak berantai seluler sesuai dengan kelainan yang ditemukan

2. Untuk anak diatas 1 tahun dengan berat badan lebih dari 7 kg jenis makanan
padat atau makanan air/ susu sesuai kebiasaan makan dirumah

Obat-obatan
Prinsip pengobatan diare ialah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja
dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit & glukosa
atau karbohidrat lain
1. Obat anti sekresi
-

Asetosal 25 mg/tahun dengan dosis minimum 3 mg

Klorpromazin 0,5-1 mg/kgbb/hari

2. Antibiotika
Tetrasiklin 25-50mg/kgbb/hari

Eritromisin 40-50 mg/kgbb/hari ( ampilobater ).


Antibiotik dapat diberikan pada penyakit penyerta seperti :
-

infeksi ringan diberikan penisilin prokain 50000 IU/kgbb/hari

infeksi se ang diberikan penisislin prokain atau ampisilin 50 mg/kgbb/hari

infeksi berat diberikan kloramfenikol 75 mg/kgbb/hari atau ampisilin 75-100


mg/kgbb/hari ditambah dengan gentamisin 6 mg/kgbb/hari

DAFTAR PUSTAKA

1. Staf pengajar IKA FK UI, Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak I


2. Markum, A.H. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid I
3. BKGAI, Konggres Nasional II Kumpulan Makalah, 2003
4. Suharyono dkk, Gastroenterologi Anak Praktis, 1998
5. Behrman, Kliegman, Nelson Edisi 15, Ilmu Kesehatan Anak Volume 2

DIARE AKUT DEHIDRASI BERAT

Disusun Oleh :
Bima Nugroho

98-181

Lasni Junita

98-190

Pembimbing : dr. I.B.E. Utama, SpA


KEPANITERAAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2005

Anda mungkin juga menyukai