PENDAHULUAN
Sampai saat ini penyakit diare atau juga sering disebut Gastroenteritis, masih
merupakan salah satu masalah kesehatan utama dari masyarakat Indonesia & hingga
kini diare masih merupakan penyebab kesakitan dan kematian pada bayi dan
balita.Banyak factor diantaranya kesehatan lingkungan, hygiene perorangan, keadaan
gizi, factor social ekonomi, edukasi ikut menentukan jumlah serangan diare ini.
Sebagian dari penderita akan jatuh kedalam dehidrasi dan kalau tidak segera ditolong
diantaranya akan meninggal bila tidak dilakukan tindakantindakan tepat.
Prinsip utama penatalaksanaan diare adalah penggantian kehilangan cairan dan
elektrolit yang terjadi akibat diare. Pada keadaan tertentu seperti diare akut dengan
dehidrasi berat ( dapat disertai atau tanpa syok hipovolemik ) maka diperlukan
rehidrasi menggunakan cairan parenteral. Nutrisi menempati posisi penting dalam
tatalaksana diare pada anak karena ada hubungan timbal balik antara malnutrisi dan
diare. Tatalaksana nutrisi diare dimulai dengan rehidrasi yang diteruskan dengan
pemberian makanan. ASI menempati posisi strategis, karena ASI dapat terus
diberikan sejak saat rehidrasi sampai sesudahnya.
EPIDEMIOLOGI
Di negara berkembang, diare akut masih merupakan masalah kesehatan utama.
Penelitian WHO mendapatkan bahwa episod diare pada bayi dan balita berkisar
antara 2 8 kali pertahun, sekitar 15 20% waktu hidup anak dihabiskan untuk diare.
Sebagian besar diare berlangsung antara 2 5 hari, namun sekitar 3 20%
berlangsung lebih dari 5 hari, bahkan lebih dari pada 2 minggu dapat menjadi diare
kronik. Diare pada bayi dan balita masih merupakan penyakit kedua setelah ISPA
dengan persentase sebesar 15% pada bayi dan 25% pada balita. Penyakit daiare akut
lebih sering terjadi pada bayi daripada anak yang lebih besar. Kejadian diare aku pada
anak laki-laki hampir sama dengan anak perempuan
Cara penularan diare pada umumnya adalah fecal oral melalui makanan dan
minuman yang tercemar dan kontak langsung tangan dengan penderita atau barang
barang yang tercemar tinja penderita, atau tidak langsung melalui lalat.
Beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan transmisi entero patogen ialah
keadaan gizi, hygiene, kuman penyebab, cara penyimpanan dan penyediaan makan
yang tidak higienis, cara penyapihan bayi yang tidak baik. Iklim mempengaruhi
terjadinya diare yang disebabkan oleh Rotavirus dengan puncak kejadian pada
pertengahan musim kemarau, sedangkan yang disebabkan oleh bakteri pada
pertengahan musim hujan.
DEFINISI
Yang dimaksud dengan diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari,
dengan atau tanpa darah dan atau lendir dalam tinja.
Diare akut ialah diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang
sebelumnya sehat.
ETIOLOGI
Pada saat ini lebih dari 80% penyebab diare telah dapat diketahui. Beberapa
factor penyebab diare akut telah terbukti dapat menyebabkan diare pada manusia
sebagai berikut:
1. Faktor infeksi
a. infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare pada anak.
Bacillus
cereus,
Staphylococcus
Clostridium
aureus,
prefringens,
Campilobacter
aeromonas.
Infeksi virus
: -
Enterovirus
virus
ECHO,
Coxsackie,
Poliomielitis )
-
Entamuba
histolitica,
Giardia
lamblia,
Balantidium coli
- Ascariasis, Trichiuris, Oxyuris
- Jamur, Candida
b. Infeksi parenteral yaitu : infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan
seperti otitis media akut,onsilifaringitis, Bronkopnemonia, Ensefalitis. Keadaan
ini terutama pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.
2. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat : disakarida ( intoleransi laktosa, maltosa, sukrosa ),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, galaktosa ). Pada bayi dan anak
yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa )
Malabsorbsi lemak : terutama Long Chain Trigliserde
Malabsorbsi protein : asam amino, B laktoglobulin
3. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
4. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat menimbulkan
diare terutama pada anak yang lebih besar.
PATOFISIOLOGI
Sebagai akibat diare akut akan terjadi :
1.
2.
3.
4.
hipoglikemi
5.
Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang
berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkan sehingga timbul
diare.
2.
Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi
air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena
peningkatan isi rongga usus.
3.
kemudian berkembang biak di dalam usus. Setelah virus masuk ke dalam epitel usus
halus dan menyebabkan kerusakan bagian apikal villiusus alus. Sel epitel usus halus
bagian apikal akan diganti oleh sel dari bagian kripta yang belum matang, berbentuk
kuboid atau gepeng. Akibatnya sel-sel epitel ini tidak dapat berfungsi untuk menyerap
air dan makanan. Sebagai akibat lanjut akan terjadi diare osmotik. Vili usus kemudian
akan memendek sehingga kemampuannya untuk menyerap dan mencerna
makananpun akan berkurang. Pada saat inilah biasanya diare mulai timbul.
Bakteri
Bakteri masuk kedalam traktus digestivus, kemudian berkembang biak
didalam traktus digestivus tersebut. Bakteri ini kemudian mengeluarkan toksinyang
akan merangsang epitel usus sehingga terjadi peningkatan aktivitas enzim adenil
siklase. Sebagai akibat peningkatanaktivitas enzim tersebut akan terjadipeningkatan
cAMP atau cGMP yang mempunyai kemampuan merangsang sekresi klorida, natrium
dan air daridalam sel ke lumen usus serta menghambat absorbsi natrium, klorida dan
air dari lumen usus kedalam sel. Hal ini akan menyebabkan peninggian tekanan
osmotik didalam lumen usus. Kemudian akan terjadi hiperperistaltik usus untuk
mengeluarkan cairan yang berlebihan dalam lumen usus sehingga cairan dalam
dialirkan dari lumen usus ke lumen usus besar. Bila kemampuan penyerapan kolon
berkurang, atau sekresi cairan melebihi kapasitas penyerapan kolon maka akan terjadi
diare. Secara umum bakteri yang menghasilkan cAMP akan menyebabkan diare lebih
hebat dibandingkan golongan bakteri yang menghasilkan Cgmp.
Bakteri non patogen normal dalamlumen usus halus dapat pula menyebabkan diare.
Misalkan pada keadaan bakteri tumbuh lampau yang terjadi akibat stasis usus,
obstruksi, malnutrisi.
Bakteri tumbuh lipat ganda
(overgrowth)
bakteri anaerob
Bakteroides, Laktobasilus,Klostridium)
konjugasi garam empedu
Konjugasi
Garam empedu
Emulsi lemak
Absorbsi lemak
ATP- ase
absorpsi Na
absorpsi gula
Steatore
intoleransi gula
DIARE
DIARE
absorpsi
absorpsi
asam empedu H2O, Na, K
absorpsi protein
hipoproteinemia
Absorpsi
Cairan dan
elektrolit
malnutrisi
DIARE
DIARE
GEJALA KLINIS
Mula mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya
meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair
dan mungkin disertai lendir atau darah. Warna tinja makin lama makin berubah
menjadi kehijauan karena tercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya
lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat
makin banyaknya asam laktat, yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi
usus selama diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat
disebabkan lambung yang meradang atau akibat gangguan keseimbangan elektrolit,
maka gejala dehidrasi mulai tampak. Berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata
dan ubun-ubun menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak
kering.
Gejala klinik dan sifat tinja penderita diare akut karena infeksi usus
Simtom
Rota
E.coli
E.coli
&
virus
entero
entero
gejala
toksi
invasif
Mual
Dari
genik
-
jarang
Jarang
dan
permu
muntah
panas
Sakit
laan
+
Tenesm
Kadang-
+
Tenesmu
+
Tenesmus
+
Tenes
Kolik
kadang
kolik
kolik
mus
pusing
kolik
Gejala
Sering
lain
distensi
Salmonela
hipotensi bakteriemi
toksemia
Shigela V.cholera
pusing
Dapat
ada
abdomen
sistemik
kejang
sedikit
sedikit
Sangat
Sering
banyak
Hampir
sekali
terus
menerus
Berair
Sifat
tinja:
volume
Frekuen
sedang
10
banyak
sering
sedikit
sering
Sering
si
Konsiste
berair
berair
kental
berlendir
kental
nsi
Mukus
Darah
Bau
jarang
-
+
tinja
+
+
Tidak
+
Kadang2
Telur
sering
sering
Tidak
Hijau
Tidak
spesifik
Hijau
busuk
Hijau
bau
Hijau
kuning
-
bewarna
-
Warna
Lekosit
Sifat
lain
Flacks
Anyir
Tinja
seperti air
beras
Dehidrasi
Ringan
Dehidrasi sedang
Dehidrasi berat
1.
Kehilangan BB
pada bayi
5%
10%
15%
2.
Kehilangan BB
pada anak
3 - 4%
6 -8 %
10 %
3.
Nadi
Normal
Meningkat ringan
Sangat meningkat
4.
Tekanan darah
Normal
5.
Keadaaan
umum
Normal
Gelisah,haus, sampai
lethargi
Sangat gelisah
6.
Rasa haus
Ringan
Sedang
7.
Mukosa
Normal
Kering
Sangat kering
8.
Air mata
Ada
Menurun
Ubun-ubun
besar
10. Vena Jugularis
Normal
Normal Cekung
Cekung sekali
Tampak
Tidak tampak
11. kulit
Cubitan cepat
kembali
1,020
>1,02, oliguri
9.
Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. PH dan kadar gula dalam tinja dan kertas lakmus dan tablet clinitest bila
diduga terdapat intoleransi glukosa.
3.
4.
5.
DIAGNOSIS
Ditegakkan berdasakan gejala klinis dan dibantu dengan sarana penunjang
pemeriksaan laboratorium .
1. Anamnesis
Kepada penderita atau keluarga perlu ditanyakan mengenai riwayat perjalanan
penyakit antara lain :
-
Ada tidaknya batuk, panas pilek, dan kejang ( sebelum, selama atau setelah
diare )
Jenis, bentuk dan banyaknya makanan dan minuman sebelum dan sesudah dan
sakit
2. Pemeriksaan jasmani
Dilihat dari derajat dehidrasi menurut WHO
3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam menegakkan diagnosis yang tepat
sehingga kita dapat memberikan obat yang tepat pula
Komplikasi
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi
berbagai komplikasi seperti :
1.
Dehidrasi
2.
Renjatan hipovolemik
3.
Hipokalemia
4.
5.
kejang
6.
PENATALAKSANAAN
Prinsip utama pengobatan diare adalah sebagai berikut:
Antibiotik dan antiparasit tidak boleh digunakan secara rutin, tidak ada
manfaatnya untuk kebanyakan kasus,termasuk diare berat dan diare dengan
panas, kecuali pada:
Disentri yang harus diobati dengan anti mikroba yang efektif untuk
Shigella. Penderita yang tidak memberi respon dengan pengobatan ini
harus diteliti lebih lanjut atau diobati untuk kemungkinan amoebiasis
Cairan parenteral
-
Ringer Laktat
a. Peroral untuk dehidrasi ringan, sedang, & tanpa dehirasi & bila anak mau
minum serta kesadaran baik
b. Intragastrik untuk dehidrasi ringan, sedang, tanpa dehidrasi tetapi anak
tidakuntan mau minum, atau kesa aran menurun intravena untuk dehidrasi
berat.
3. Jumlah cairan
Untuk menentukan jumlah cairan yang perlu diberikan kepada penderita diare
harus diperhatikan hal-hal berikut : jumlah cairan yang diberikan harus sama
dengan
jumlah airan yang telah hilang melalui diare dan muntah (PWL )
Jumlah ini bergantung pada derajat dehidrasi serta berat badan masing-masing
anak atau golongan umur.
A
Baik,sadar
B
Gelisah,rewel
C
Lesu-tdk sadar
Mata
Normal
Cekung
Sangat cekung
Air mata
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Mulut &lidah
Basah
Kering
Sangat kering
Rasa haus
Turgor kulit
Hasil
pemeriksaan
Terapi:
Minum biasa
Kembali cepat
Haus
Kembali lambat
Malas minum
Kembali sangat
Tanpa dehidrasi
Dehidrasi
lambat
Dehidrasi berat
Rencana terapi
ringan/sedang
Rencana terapi
Rencana terapi
Jumlah oralit yg
Jumlah oralit yg
< 12 bulan
1 4 tahun
> 5 tahun
Dewasa
disediakan dirumah
400 mL/hr (2bks)
600-800 mL/hr (3-4bks)
800-1000 mL/hr (4-5bks)
1200-2800mL/hr
Tunjukan kepada ibu cara mencampur oralit dan cara pemberian oralit:
Berikan satu sendok teh tiap 1-2 menit untuk anak dibawah umur 2 th
Bila anak muntah, tunggulah 10 menit. Kemudian berikan cairan lebih sedikit
Bila diare berlanjut setelah bungkus oralit habis, beritahu ibu untuk
memberikan cairan lain seperti dijelaskan dalam cara pertama atau kembali
kepada petugas kesehatan untuk mendapatkan tambahan oralit
< 1 tahun
300 mL
1-5 tahun
600 mL
> 5 tahun
1200 mL
Dewasa
2400 mL
ya
tidak
* ulangi bila
nadi masih lemah atau tidak teraba
Kmdn 70mL/kg
5 jam
2 -3 jam
tidak
apakah anda
dapat menggunakan pi
pa nasogas
trik untuk
rehidrasi
ya
tidak
Apakah
Penderita
Bisa
Minum?
tidak
ya
Pengobatan ditetik
1. Untuk anak dibawah 1 tahun & anak diatas 1 tahun dengan berat badan
kurang dari 7 kg. Jenis makanan
-
Susu (ASI atau susu formula yang mengandung laktosa rendah & asam
lemak tidak jenuh, misalnya LLM, Almiron )
Makanan setengah padat ( bubur susu ) atau makanan padat ( nasi tim )
bila anak tidak mau minum susu.
Susu khusus yaitu susu yang tidak mengandung laktosa atau susu dengan
asam lemak berantai seluler sesuai dengan kelainan yang ditemukan
2. Untuk anak diatas 1 tahun dengan berat badan lebih dari 7 kg jenis makanan
padat atau makanan air/ susu sesuai kebiasaan makan dirumah
Obat-obatan
Prinsip pengobatan diare ialah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja
dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit & glukosa
atau karbohidrat lain
1. Obat anti sekresi
-
2. Antibiotika
Tetrasiklin 25-50mg/kgbb/hari
DAFTAR PUSTAKA
Disusun Oleh :
Bima Nugroho
98-181
Lasni Junita
98-190
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2005