pembagian area kerja) sehingga penulis dapat mengetahui apakah kedua faktor tersebut sudah cukup
dikatakan baik menurut pandangan ergonomi atau masih memerlukan perbaikan.
Metode kedua yang digunakan penulis mengacu pada WEA. Pada metode ini dibagi menjadi dua
pendekatan: pendekatan tradisional serta pendekatan ergonomi. Seperti kata-kata yang dikutip dari jurnal
ini,
The theoretical principles of the approach proposed in this work are defined based on the Workplace
Ergonomic Assessment (WEA).This method of analysis of work is divided in two different approaches: the
traditional approach, which is based in the study of the human body movements, which are needed to do
a specific task and in the measurement of the time spent to do each one of these movements, and the
ergonomic approach, which is more narrow and limits the study case to an aspect of the workplace
situation: the decomposition in a man-task system.
Dari kutipan diatas, cukup membuktikan bahwa penulis mengacu pada metode yang digunakan.
Pada pendekatan tradisional, penulis berusaha menganalisis dari pergerakan tubuh manusia pada suatu
aktivitas tertentu. Dalam hal ini, penulis menjabarkan aktivitas-aktivitas yang dilakukan: melayani
pelanggan, pengenalan produk, memverifikasi ketinggian dari bola mata pelanggan, dan merancang
kacamata. Sedangkan pada pendekatan ergonomi, penulis menemukan 2 area kerja di toko kacamata
tesebut. Area kerja 1 adalah ruang untuk menjual produk (kacamata) dan area kerja 2 adalah tempat
dimana kacamata dirancang (ruang permesinan).
Kemudian, pada akhir subbab penulis menjabarkan solusi-solusi yang perlu dilakukan oleh toko
kacamata tersebut secara rinci beserta dengan penjelasan tentang akibat yang akan muncul apabila tidak
segera dilakukan perubahan. Pada subbab ini, pembaca dapat langsung memahami solusi yang diberikan
beserta dengan kaitan permaslahannya dengan jelas. Pada akhir kalimat, penulis juga menyimpulkan
solusi-solusi tersebut dalam satu paragraf:
Finally, for a more productive, comfortable and inclusive eyeglass store, regarding people with special
needs, as well as for the increase in the profits, there should be: awareness about the importance of the
use of PPEs; investment into the resizing of the workplaces; enlargement of the physical place with
environmental comfort parameters, designed by a interior design professional withexperience in the area
of architectural interior design.
Jurnal ini memiliki banyak kelebihan yang dapat ditemukan dengan mudah. Penulisan dan
metode yang dibuat sangat sistematis dan terperinci dari pengambilan data sampai dengan kesimpulan
dari penelitian. Dasar dari penelitian yang dikatakan sebagai garis pedoman juga berdasarkan hasil
observasi sehingga memang sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai. Bahasa yang digunakan penulis
pun tidak bertele-tele sehingga pembaca dengan mudah menemukan inti dari jurnal ini. Selain itu, kajian
dan acuan yang banyak dari sudut pandang menjadikan jurnal ini terpercaya dan benar adanya.
Namun, selain kelebihan-kelebihan yang ada, jurnal ini juga mempunyai beberapa kelemahan.
Penulis kurang menjelaskan tentang kriteria ergonomis menurut NR-17 sehingga pembaca kurang
memahami seberapa tidak ergonomisnya lingkungan kerja di toko kacamata tersebut. Selain itu, penulis
juga tidak mencoba untuk menerapkan hasil dari solusi-solusi yang sudah dijabarkan. Hal ini membuat
para pembaca kurang yakin apakah solusi yang diberikan sudah efektif dan dapat meningkatkan
keergonomisan dari kinerja toko kacamata tersebut.
Secara keseluruhan, jurnal ini sudah cukup baik karena menyajikan penulisan yang runtut,
mandiri, dan sistematis. Pembaca menjadi paham dengan alur penjelasan yang dibawa dengan bahasa
yang ringan, namun singkat dan padat. Walaupun kurang pengimplementasian dari solusi yang diberikan,
dengan penjelasan berdasarkan banyak pedoman dan kajian ini peneliti sudah dianggap berhasil dalam
melakukan peningkatan kinerja toko kacamata karena berkesesuaian dengan urgensi lingkungan kerja
yang membutuhan sisi ergonomis.