Tinjauan Pustaka
2.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu baik melalui penglihatan, pendengaran, rasa
dan raba. Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia
melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan
indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum
pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.8
Menurut Soekidjo Notoatmodjo, pengetahuan yang dicakup dalam domain
kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu: 8
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja
untuk mengukur bahwa orang tahu apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi secara benar.
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan dan
menyebutkan. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang
bergizi.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemapuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya) misalnya dapat menggunakan
prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) di dalam
pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke
dalam komponen - komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dari suatu bentuk keseluruhan yang baru. Misalnya
dapat menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan dan sebagainya.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian - penilaian itu berdasarkan
suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria yang telah ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden.
Faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan: 6
a. Pendidikan
Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku
seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk berperan serta
dalam pembangunan kesehatan.
b.
Usia
Usia merupakan lamanya hidup dalam hitungan waktu (tahun). Semakin cukup
umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
berfikir dan bekerja. Seseorang yang mempunyai usia lebih tua cenderung
mempunyai pengetahuan lebih banyak.
c. Pekerjaan
Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang
kehidupan keluarga.
d. Sumber informasi
Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi perantara dalam
penyampaian informasi, merangsang pikiran dan kemampuan. Media informasi
untuk komunikasi massa terdiri dari media cetak yaitu surat kabar, majalah dan
buku, dan media elektronik seperti radio, televisi dan internet. Sumber informasi
dari buku-buku ilmiah adalah lebih baik jika dibandingkan dengan sumber dari
majalah dan surat kabar karena informasinya lebih diyakini kebenarannya. Selain
7
itu, sumber informasi dari media elektronik seperti internet juga berbeda
kebenarannya di mana terdapat situs-situs yang menampilkan informasi yang
berbeda.
e. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar area. Lingkungan ini sangat
berpengaruh pada perkembangan dan perilaku seseorang atau kelompok.
Pada penelitian di Cameroon pada tahun 2012 mengenai Breast SelfExamination and Breast Cancer Awareness in Women in Developing Countries: a
survey of women in Buea, Cameroondengan jumlah sampel sebanyak 120 wanita,
didapatkan 74.17% responden pernah mendengar tentang pemeriksaan payudara sendiri
(Sadari), dimana setiap 6 dari 10 wanita tersebut (59.17%) mengerti bagaimana cara
melakukan Sadari.9
Demikian pula penelitian di Sudan pada Desember 2013 dengan judul
Knowledge, Attitude and Practice of Breast Self Examination Among Final Years
Female Medical Students in Sudan, didapatkan dari 200 responden, sebesar 86%
memiliki pengetahuan yang baik mengenai Sadari, dimana media seperti televisi dan
radio menjadi sumber informasi utama (65.5%) tentang Sadari.10
Berdasarkan penelitian pada 100 siswi di SMAN 62 Jakarta pada Januari 2013,
didapatkan 98% berpengetahuan baik tentang Sadari, namun sebanyak 84.3% tidak
melakukan Sadari. Berdasarkan hasil uji statistik pun diperoleh nilai p =1,000 (p > 0,05),
maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dengan perilaku Sadari. Sejalan dengan hasil studi yang dilakukan WHO
dan para ahli pendidikan kesehatan, terungkap memang benar bahwa pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan sudah tinggi, tetapi praktik mereka masih rendah. Hal ini
berarti bahwa perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
tidak diimbangi dengan peningkatan atau perubahan perilakunya.11
2.2 Sikap
Sikap adalah bentuk evaluasi atau perasaan seseorang terhadap suatu objek yaitu
perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung
atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut. Sikap merupakan reaksi atau
respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek.8
8
Menerima (Receiving)
Menerima, diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus
yang diberikan (objek).
Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang
lain terhadap suatu masalah.
Sikap yang sudah positif terhadap suatu objek, tidak selalu terwujud dalam
tindakan nyata, hal ini disebabkan oleh: 8
a
Sikap, untuk terwujud didalam suatu tindakan bergantung pada situasi pada
saat itu.
Sikap akan diikuti atau tidak pada suatu tindakan mengacu pula pada
banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang.
Pengukuran terhadap sikap ini dapat dilakukan secara langsung atau tidak
langsung. Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau pernyataan
responden terhadap suatu objek dan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan
pernyataan yang bersifat hipotesis, kemudian dikenakan pendapat responden.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman
pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau
9
lembaga pendidikan dan lembaga agama serta faktor emosi dalam diri individu. Berikut
ini akan diuraikan peranan masing-masing faktor dalam membentuk sikap manusia. 8
1. Apa yang telah dan sedang dialami seseorang ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan seseorang terhadap stimulus. Tanggapan akan
menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai
tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang
berkaitan dengan obyek psikologis.
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting. Orang lain di sekitar kita
merupakan salah satu komponen yang ikut mempengaruhi sikap. Pada
umumnya individu cenderung memiliki sikap yang konformis atau searah
dengan sikap yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi
oleh keinginan berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan
orang yang dianggap penting tersebut.35
3. Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan dimana seseorang hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh
besar terhadap pembentukan sikap seseorang. Individu memiliki pola sikap
dan perilaku tertentu dikarenakan mendapat reinforcement (penguatan,
ganjaran) dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut.
4. Media Massa
Media massa sebagai sarana komunikasi yang berupa televisi, radio, surat
kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan
kepercayaan dan opini seseorang. Dalam penyampaian informasi sebagai
tugas pokoknya, media massa membawa pesan-pesan yang berisi sugesti dan
tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti
yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai
sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap
terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi
tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam menilai
sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.
5. Lembaga pendidikan dan agama
10
2.3 Perilaku
Perilaku terbuka (overt behavior) adalah respon seseorang terhadap stimulus baik
dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah
dalam bentuk tindakan atau praktik (practice), yang dengan mudah diamati atau dilihat
orang lain. Perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh manusia, baik yang dapat diamati
11
secara langsung maupun secara tidak langsung. Perilaku dan gejala perilaku yang
tampak pada kegiatan manusia tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik (keturunan) dan
lingkungan. Perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang atau stimulus dan
tanggapan atau respon.8
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan
menjadi dua: 8
Perilaku tertutup
Respon terhadap stimulus dalam bentuk terselubung. Respon terhadap
stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan atau
kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut
Diatas telah dituliskan bahwa perilaku merupakan bentuk respon dari stimulus.
Hal ini berarti meskipun bentuk stimulusnya sama namun bentuk respon akan berbeda
dari setiap orang. Faktor yang membedakan respon terhadap stimulus disebut
determinan perilaku. Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 8
Faktor internal yaitu karakteristik orang bersangkutan yang bersifat given atau
bawaan misalnya: kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin dan
sebagainya.
Faktor eksternal yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, ekonomi, politik dan
sebagainya. Faktor lingkungan ini sering menjadi faktor yang dominan yang
mewarnai perilaku seseorang.
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang atau manusia terhadap stimulus
yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta
lingkungan. Hal yang penting dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan
dan perubahan perilaku. 8
Perilaku sangat dipengaruhi oleh pengetahuan. Semakin tinggi pengetahuan
seseorang akan berpengaruh terhadap perilaku. Semakin tinggi pendidikan maka
kemampuan untuk menyerap pengetahuan praktis dalam lingkungan formal maupun
non formal terutama melalui media massa, dapat mengolah, menyajikan dan membagi
12
masyarakat.
Kepercayaan: dalam bidang kesehatan, perilaku seseorang sangat dipengaruhi
oleh kepercayaan orang tersebut terhadap kesehatan. Kepercayaan yang
dimaksud meliputi manfaat yang akan didapat, hambatan yang ada, kerugian
oleh masyarakat.
Cetusan seseorang yang mempunyai latar belakang pengetahuan yang baik
dan bertempat tinggal dekat dengan sarana kesehatan, bisa saja belum pernah
memanfaatkan sarana kesahatan tersebut.
Anatomi Payudara
Struktur. Setiap payudara merupakan elevasi dari jaringan glandular dan adiposa
yang tertutup kulit pada dinding anterior dada. Payudara terletak di atas otot
pektoralis mayor dan melekat pada otot tersebut melalui selapis jaringan ikat.
Variasi ukuran payudara bergantung pada variasi jumlah jaringan lemak dan
jaringan ikat dan bukan pada jumlah jaringan glandular aktual.15
Jaringan glandular terdiri dari 15 20 lobus mayor, setiap lobus dialiri duktus
laktiferusnya sendiri yang membesar menjadi sinus laktiferus (ampula)
merentang dari fasia dalam pada otot pektoralis sampai fasia superfisial tepat
dibawah kulit.
Lobus mayor bersubdivisi menjadi 20 sampai 40 lobus, setiap lobulus
kemudian bercabang menjadi duktus-duktus kecil yang berakhir di alveoli
sekretori. Sel sel alveolar, dibawah pengaruh hormonal saat kehamilan dan
setelah kelahiran merupakan unit glandular yang mensintesis dan mensekresi
susu.
Puting. Dikelilingi oleh area kulit berpigmen dengan diameter sekitar 3 cm
yang disebut dengan areola.16 Diatas permukaan areola terdapat beberapa
kelenjar sebasea ( Montgomerys tubercles) yang berguna sebaga penghasil
lubrikasi puting ketika menyususi.17
brachiocephalica.
Aliran limfatik dari bagian sentral kelenjar mammae, kulit, puting, dan areola
adalah melalui sisi lateral menuju aksila. Dengan demikian limfe dari payudara
mengalir melalui nodus limfe aksilar. Hal ini secara klinis memiliki hubungan
signifikan dengan metastasis kanker payudara.
2.4.2
Fisiologi Payudara
Mengenai fisiologi payudara karena kelenjar payudara merupakan satu bagian
integral dari sistem reproduksi maka perubahan fisiologis kelenjar tersebut rapat
hubungannya dengan reproduksi dalam keseluruhan yang dikendalikan oleh sistem
neuro-endokrinologi yang sama. Kita membedakan 3 macam perubahan fisiologis
kelenjar payudara, yakni:18
umur
Perubahan kelenjar payudara yang berhubungan dengan haid
15
produksinya teratur. 18
Banyak wanita jaman sekarang tidak mau menyusui bayinya, karena menurut
mereka, menyusui membuat kelenjar payudara lembek dan menggantung. Ini tidak
benar, kelenjar payudara kalau sudah berfungsi, menyusui bayi atau tidak, akan
mengalami perubahan lambat laun. Akan tetapi satu hal harus diingat, menurut
pengalaman Hagenson, pada wanita yang menyusui bayinya kurang mendapat kanker
atau cystic disease of breast daripada mereka yang tidak menyusui. 18
Definisi
Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran
kelenjar, dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Sel kanker
dikarakteristikkan dengan pembelahan sel yang tidak terkontrol dan kemampuan selsel ini untuk invasi jaringan normal secara lokal atau menyebar melalui tubuh, yang
melalui prosesnya disebut metastasis.19
2.5.2
Epidemiologi
Menurut WHO, diperkirakan sekitar 519.000 wanita meninggal di tahun 2004
karena kanker payudara. Sedangkan data dari American Cancer Society, sekitar 1,3
juta wanita terdiagnosis kanker payudara, dan tiap tahunnya di seluruh dunia kurang
lebih 465.000 wanita meninggal karena penyakit ini.20
Estimasi International Agencies for Research on Cancer (IARC) tahun 2005,
kasus baru di Indonesia sekitar 26 per 100.000 perempuan setiap tahun, sebagian
besar ditemukan sudah dalam stadium lanjut (>50%).22
2.5.3
kanker
payudara,
tetapi
faktor
tersebut
akan
meningkatkan
Minuman beralkohol
Menarche atau menstruasi pertama pada usia relatif muda (kurang dari 12
tahun). Ketika seorang wanita mengalami menstruasi lebih awal, rentang
waktu antara perkembangan payudara dengan kehamilan cukup bulan pertama
kali biasanya lebih lama dari pada wanita yang menstruasi kemudian. Selama
waktu ini, jaringan payudara immatur, lebih aktif dan rentan terhadap
pengaruh hormon.
Menopause atau mati haid pada usia relatif lebih tua (lebih dari 50 tahun)
Nullipara/belum pernah melahirkan
Melahirkan anak pertama pada usia relatif lebih tua/ lebih dari 30 tahun Ketika
sel payudara dibentuk ketika remaja, sel-sel tersebut immatur dan sangat aktif
hingga mengalami kehamilan cukup bulan pertama kali. Sel-sel payudara
immatur tersebut sangat berespon terhadap hormon esterogen. Kehamilan
cukup bulan pertama membuat sel-sel payudara menjadi matur dan tumbuh
lebih teratur. Inilah alasan utama mengapa kehamilan membantu memproteksi
kanker payudara. Hamil juga mereduksi jumlah total siklus menstruasi yang
mungkin alasan lain mengapa hamil lebih dini menawarkan efek protektif.
Pemakaian kontrasepsi oral (pil KB) dalam waktu lama (7 tahun).Masih
terdapat kontroversi sampai saat ini terkait peran kontrasepsi oral dalam
perkembangan kanker payudara. Namun, beberapa studi menunjukkan bahwa
18
signifikan (RR=3.3).
Tidak menyusuiMenyusui dapat menurunkan resiko kanker payudara,
khususnya jika wanita menyusui lebih lama dari 1 tahun. Ini kurang
menguntungkan untuk wanita yang menyusui kurang dari satu tahun. Ada
beberapa alasan mengapa menyusui menjaga kesehatan payudara:
o Memproduksi susu yang akan membatasi kemampuan sel-sel
payudara untuk berproliferasi tidak terkendali
o Kebanyakan wanita memiliki siklus menstruasi yang lebih sedikit
ketika menyusui yang berefek menurunkan level esterogen
o Kebanyakan wanita berusaha untuk makan makanan yang bernutrisi
dan mengikuti gaya hidup yang lebih sehat (membatasi rokok dan
ovarium
o Adanya riwayat kanker payudara bilateral pada keluarga
o Adanya riwayat kanker payudara pada pria dalam keluarga
Riwayat adanya penyakit tumor jinak. Tumor jinak payudara diklasifikasikan
menjadi proliferatif dan non-proliferatif. Tumor non-proliferatif tidak
berhubungan
dengan
peningkatan
resiko
kanker
payudara,
dimana
peningkatan resiko (RR 4.0-5.0). Dengan mengetahui faktor resiko yang ada,
akan memudahkan kita untuk mengidentifikasi apakah wanita tersebut
tergolong resiko tinggi atau tidak, mengintervensi serta memodifikasi faktor
resiko yang ada.
2.5.4
Manifestasi Klinis
Massa Tumor
Sebagian terbesar bermanifestasi sebagai massa mamma yang tidak nyeri,
seringkali ditemukan secara tak sengaja. Lokasi massa kebanyakan di kuadaran lateral
atas, umumnya lesi soliter, konsistensi agak keras, batas tidak tegas, permukaan tidak
licin, mobilitas kurang (pada stadium lanjut dapat terfiksasi ke dinding toraks). Massa
cenderung membesar bertahap, dalam beberapa bulan bertambah besar secara jelas.24
Perubahan Kulit24
(1) Tanda lesung: ketika tumor mengenai glandula mamae, ligamen itu memendek
hingga kulit setempat menjadi cekung disebut tanda lesung.
(2) Perubahan kulit jeruk (peau dorange): ketika vasa limfatik subkutis tersumbat sel
kanker, hambatan drainase limfe menyebabkan udem kulit, folikel rambut
tenggelam ke bawah tampak sebagai tanda kulit jeruk.
(3) Nodul satelit kulit: ketika sel kanker di dalam vasa limfatik subkutis masingmasing membentuk nodul metastasis, di sekitar lesi primer dapat muncul banyak
nodul tersebar, secara klinis disebut tanda satelit.
(4) Invasi, ulserasi kulit: ketika tumor menginvasi kulit, tampak perubahan berwarna
merah atau merah gelap. Bila tumor terus bertambah besar, lokasi itu dapat
menjadi iskemik, ulserasi membentuk bunga terbalik, ini disebut tanda kembang
kol
(5) Perubahan inflamatorik: secara klinis disebut karsinoma mamae inflamatorik .
Tampil sebagai keseluruhan kulit mamae berwarna merah bengkak, mirip
peradangan dapat disebut tanda peradangan. Tipe ini sering ditemukan pada
kanker payudara waktu hamil atau laktasi.
Perubahan Papilla Mammae24
(1) Retraksi, distorsi papilla mamae: umumnya akibat tumor menginvasi jaringan
subpapilar.
(2) Sekresi papilar (umumnya sanguineus): sering karena karsinoma papilar dalam
20
Klasifikasi
Berdasarkan data PERABOI (Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia)
didapatkan data rata-rata prognosis harapan hidup penderita kanker payudara
(survival rate) per stadium sebagai berikut:21
1. Stadium 0 : 10-years survival rate 98% (non breast cancer yang terdeteksi oleh
mammografi atau USG)
2. Stadium 1 : 5-years survival rate 85%
3. Stadium II : 5-years survival rate 60-70%
4. Stadium III : 5-years survival rate 30-50%
5. Stadium IV : 5-years survival rate 15%
Sistem Staging TNM
Tabel 1. Klasifikasi TNM Kanker payudara berdasarkan AJCC Cancer Staging
th
Manual, 6 edition25
21
Stadium:
Stage 0
normal).
Stage IIA : tumor tidak ditemukan pada payudara tapi sel-sel kanker ditemukan
di kelenjar getah bening ketiak, ATAU tumor dengan ukuran 2 cm atau kurang
dan telah menyebar ke kelenjar getah beningketiak/aksiler, ATAU tumor yang
lebih besar dari 2 tapi tidak lebih besar dari 5 cm dan belum menyebar ke kelenjar
dengan ukuran berapa pun dimana kanker telah menyebar ke kelenjar getah
bening ketiak, terjadi perlekatan dengan struktur lainnya, atau kanker ditemukan
2.5.6
Pencegahan21
Kanker payudara dapat menyebar secara signifikan dan sering menimbulkan
gejala yang berarti. Pada saat terdiagnosis sebagai kanker payudara, 5-15% pasien
telah terjadi metastasis dan hampir 40% telah terjadi penyebaran secara regional.
Karena pengobatan terkadang tidak memberikan hasil yang baik atau terlambat dalam
memberikan terapinya, maka pencegahan merupakan langkah yang diperlukan.
Pencegahan yang aman dan efektif lebih dipilih daripada menjalani terapi dengan
menggunakan radiasi dari agen sitotoksik yang meskipun efektif menimbulkan
berbagai efek samping.
Program Pengendalian Kanker Payudara
Pencegahan Primer: 21
Promosi dan edukasi pola hidup sehat
Menghindari faktor resiko (riwayat keluarga, tidak punya anak, tidak
menyusui, riwayat tumor jinak sebelumnya, obesitas, kebiasaan makan tinggi
lemak, kurang serat, perokok aktif dan pasif, pemakaian obat hormonal >5
tahun)
Pencegahan Sekunder: 21
Sadari
23
2.5.7
Pengobatan26
Pada stadium I, II, IIIa (stadium operabel), sifat pengobatan adalah kuratif.
Pengobatannya yaitu operasi(primer) dan terapi yang bersifat adjuvan.
1
Stadium IIIb dan IV, sifat pengobatannya adalah paliasi, yaitu terutama untuk
24
2.5.8
Deteksi Dini
Upaya deteksi dini kanker adalah usaha untuk menemukan adanya kanker yang
masih dapat disembuhkan, yaitu kanker yang belum lama tumbuh, masih kecil, masih
lokal, belum menimbulkan kerusakan berarti, pada golongan masyarakat tertentu dan
waktu tertentu. 27
Upaya ini sangat penting, sebab apabila kanker payudara dapat dideteksi pada
stadium dini dan diterapi secara tepat maka tingkat kesembuhan yang cukup tinggi
(80-90%).21
Penapisan pada negara maju seperti Amerika, Inggris, dan Belanda dilakukan
dengan menggunakan pemeriksaan ultrasonografi dan mamografi, karena sumber
daya di Negara-negara itu cukup memadai untuk melakukan program tesebut,
sedangkan di negara berkembang seperti Indonesia, penapisan secara massal dengan
USG dan mammografi belum memungkinkan untuk dilakukan. Oleh karena itu
pemeriksaan klinis payudara oleh tenaga kesehatan terlatih yang diikuti dengan
promosi dan edukasi tentang pengobatan yang baik kepada masyarakat (bahwa kanker
payudara apabila ditemukan pada stadium awal dan dilakukan operasi akan
meningkatkan kemungkinan untuk sembuh dan waktu untuk bertahan hidup lebih
lama) sehingga pada akhirnya akan meningkatkan pencapaian tujuan dari penapisan
yaitu menurunkan angka kematian dan meningkatkan kualitas hidup penderita kanker
payudara.21
Selain penapisan, penemuan dini merupakan strategi lain yang penting untuk
menemukan kanker stadium dini. Penemuan dini dimulai dengan peningkatan
kesadaran masyarakat tentang perubahan bentuk atau adanya kelainan di payudara
mereka sendiri, dengan cara memasyarakatkan program Sadari bagi semua perempuan
dimulai sejak usia subur, sejak 85% kelainan di payudara justru pertama kali dikenali
oleh penderita bila tidak dilakukan penapisan missal.21
Sadari sebaiknya dilakukan setiap kali selesai menstruasi (hari ke-7 sampai ke-10,
25
terhitung hari pertama haid). Pemeriksaan dilakukan setiap bulan sejak umur 20
tahun. Sensitivitas pemeriksaan ini adalah 20-30%. Sensitivitas juga dipengaruhi oleh
cara melakukan Sadari dan variasi berdasarkan ukuran, lokasi, bentuk, komposisi dari
massa yang terpalpasi, akan tetapi lebih tergantung kepada ukuran dan tipe tumor.
Menurut rekomendasi American Cancer Society penapisan pada kanker payudara
yang dilakukan oleh petugas kesehatan dapat dilakukan dengan berbagai cara: 27
usia 40 tahun.
Pemeriksaan Penapisan Mammografi
1. Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan berkala, setiap satu tahun sekali
pada perempuan di atas 40 tahun.
2. Dilakukan pada perempuan yang bergejala maupun pada perempuan yang
tidak bergejala (opportunistic screening dan organized screening).
Definisi Sadari
Pemeriksaan payudara sendiri atau sering disebut dengan Sadari adalah suatu cara
yang efektif untuk mendeteksi sedini mungkin timbulnya benjolan pada payudara,
sebenarnya dapat diketahui secara cepat dengan pemeriksaan sendiri. Sebaiknya
pemeriksaan dilakukan secara berkala yaitu satu bulan sekali. Ini dimaksudkan agar
yang bersangkutan dapat mengantisipasi secara cepat jika ditemukan benjolan pada
payudara. Jika Sadari dilakukan secara rutin, seorang wanita akan dapat menemukan
26
benjolan pada stadium dini. Sebaiknya Sadari dilakukan pada waktu yang sama setiap
bulan. Bagi wanita yang mengalami menstruasi, waktu yang tepat untuk melakukan
Sadari adalah hari ke-7 setelah sesudah hari 1 menstruasi.28
Sadari adalah pemeriksaan yang mudah dilakukan oleh setiap wanita untuk
mencari benjolan atau kelainan lainnya. Pemeriksaan payudara sendiri sangat penting
untuk mengetahui benjolan yang memungkinkan adanya kanker payudara karena
penemuan secara dini adalah kunci untuk menyelamatkan hidup.29
2.6.2
Tujuan Sadari
Adapun tujuan pemeriksaan payudara sendiri dilakukan adalah untuk mengetahui
adanya kelainan pada payudara sejak dini, sehingga diharapkan kelainan-kelainan
tersebut tidak ditemukan pada stadium lanjut yang pada akhirnya akan membutuhkan
pengobatan rumit dengan biaya mahal. Selain itu adanya perubahan yang diakibatkan
gangguan pada payudara dapat mempengaruhi gambaran diri penderita.28
Pentingnya pemeriksaan payudara sendiri tiap bulan terbukti dari kenyataan
bahwa kanker payudara ditemukan sendiri secara kebetulan atau waktu memeriksa
diri sendiri. Wanita-wanita yang sudah berpengalaman dalam memeriksa diri sendiri
dapat meraba benjolan-benjolan kecil dengan garis tengah yang kurang dari satu
sentimeter. Dengan demikian bila benjolan ini ternyata ganas dapat diobati dalam
stadium dini. Dan kemungkinan sembuh juga lebih besar.28
Pemeriksaan payudara sendiri adalah suatu prosedur untuk mengetahui kelainankelainan pada payudara dengan melakukan inspeksi secara berkala, misalnya sebelum
melakukan pemeriksaan payudara terlebih dahulu harus mencuci tangan agar tidak
terjadi infeksi pada payudara, serta penggantian bra merupakan salah satu dari
penanggulangan untuk pencegahan infeksi pada payudara. Tujuan dilakukannya
SADARI adalah untuk mendeteksi adanya kelainan-kelainan pada payudara baik
struktur, bentuk ataupun tekstur.30
2.6.3
Manfaat Sadari
Manfaat periksa payudara sendiri adalah untuk mendeteksi sedini mungkin
adanya kelainan pada payudara karena kanker payudara pada hakikatnya dapat
diketahui secara dini oleh para wanita usia subur. Setiap wanita mempunyai bentuk
dan ukuran payudara yang berbeda, bila wanita memeriksa payudara sendri secara
teratur, setiap bulan setelah haid, wanita dapat merasakan bagaimana payudara wanita
27
yang normal. Bila ada perubahan tentu wanita dapat mengetahuinya dengan
mudah.28,31
2.6.4
e. Ulangi semua pengamatan diatas dengan posisi kedua tangan lurus keatas.
f. Setelah itu, ulangi lagi pengamatan tersebut dengan posisi kedua tangan di
pinggang, dada di busungkan, dan siku tertaarik ke belakang.
2. Memijat payudara
a. Dengan kedua tangan, pijat payudara dengan lembut dari tepi hingga ke
putting.
b. Perhatikan apakah ada cairan atau darah yang keluar dari putting susu
(seharusnya, tidak ada cairan yang keluar kecuali pada wanita yang sedang
menyusui).
3. Meraba payudara
a. Pemeriksaan dilakukan dalam posisi berbaring
b. Akukan perabaab payudara satu persatu
28
29
30
Gambar 2. Cara
Melakukan
Sadari21
2.6.5
sebulan yang lalu. Sebanyak 29% responden melakukan Sadari terakhir kali 2 6
bulan yang lalu. Hal ini menunjukkan bahwa para mahasiswi menyadari pentingnya
Sadari dan dengan rutin melakukan Sadari setiap bulannya.34
Penelitian di India pada tahun 2015 mengenai Knowledge, Attitude, and
Practice of Breast SelfExamination in Female Nursing Student, didapatkan
sebanyak 63.3% responden melakukan Sadari secara rutin setiap bulan dan 24.2%
dalam waktu 5 hari setelah menstruasi, meskipun tingkat perilaku dilakukannya
Sadari masih rendah.14
Di Saudi Arabia, penelitian mengenai Knowledge, Attitude and Practice of
Breast Self Examination and Breast Cancer Among Female Medical Students in Taif,
Saudi Arabia pada tahun 2014 mengemukakan bahwa sebanyak 39% responden
justru tidak memiliki waktu yang rutin (irregular) atau tidak pernah melakukan
Sadari.32
2.7 Faktor-Kaktor yang Mempengaruhi Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Wanita Usia
20-50 Tahun Mengenai Sadari
2.7.1
Usia
Menurut Harlock, usia menggambarkan kematangan fisik, psikis dan sosial yang
mempengaruhi proses belajar mengajar. Ini berarti bahwa usia merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi penangkapan informasi yang pada akhirnya berpengaruh
pada peningkatan pengetahuan seseorang, termasuk pengetahuan tentang deteksi dini
kanker payudara.35
Usia adalah individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai beberapa tahun.
Semakin cukup usia, tingkat kematangan seseorang akan lebih matang dalam berfikir
dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan
lebih dipercaya dari orang yang belum cukup kedewasaannya.35
Penelitian juga mengemukakan bahwa memang daya ingat seseorang itu salah
satunya dipengaruhi oleh usia. Dari uraian ini maka dapat disimpulkan bahwa
bertambahnya usia seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang
diperolehnya, akan tetapi pada usia-usia tertentu atau menjelang usia lanjut
kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.35
Berdasarkan hasil penelitian usia ibu yang kurang dari 40 tahun ditemukan 21
responden (25.6%) ada riwayat keturunan terjadinya kanker payudara, tetapi ada 7
responden (8.5%) tidak ada ditemukan riwayat kanker payudara. Responden dengan
usia > 40 tahun ditemukan 25 (30.5%) ada riwayat keturunan, tetapi ada juga
32
lebih sering terkena kanker payudara adalah di atas 40 tahun, yang disebut
dengan cancer age group.3
Secara statistik ada perbedaan yang bermakna antara umur ibu dengan
kejadian kanker payudara. Dari hasil uji chi-square diperoleh nilai p=0.025
(p<0.05) dengan 2= 5.058, artinya ada hubungan yang signifikan antara usia
dengan riwayat keturunan terjadinya kanker payudara.3
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa seiring
dengan bertambahnya usia, maka risiko terjadinya kanker payudara juga akan
meningkat. Risiko terjadinya kanker payudara pada wanita berumur kurang
dari 30 tahun cenderung lebih rendah dari pada usia 40 tahun ke atas.3
Pada usia >40 tahun disebut masa pra-menopause. Pada masa ini hormon
progesteron tidak dapat dihasilkan dengan jumlah yang cukup sehingga produksi
hormon estrogen tidak dapat ditangkal. Hal inilah yang memicu untuk terjadinya
kanker payudara.3
Jika dihubungkan usia dengan pengetahuan wanita usia subur tentang pentingnya
Sadari, maka semakin bertambahnya usia, maka akan semakin banyak pengalaman
yang dimiliki oleh wanita usia subur, semakin banyak informasi yang diperoleh
wanita usia subur dan semakin memahami apa kegunaan dilakukannya Sadari untuk
kesehatan dalam upaya pencegahan dini atas terjadinya kanker payudara.35
Pada penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku wanita
usia subur dalam melakukan deteksi dini kanker payudara metode Sadari di wilayah
kerja Puskesmas Nusukan Surakarta, didapatkan umur responden yang paling banyak
yaitu pada kelompok usia 36-40 tahun sebanyak 31 (36%) responden, sedangkan
paling sedikit terdapat pada kelompok usia 46-49 sebanyak 9 (7%) responden.4
Demikian pula dari hasil penelitian distribusi pengetahuan wanita usia 20-50
tahun tentan Sadari berdasarkan umur, menunjukkan bahwa dari 67 responden,
sebagian besar respondennya berusia 20-30 tahun yaitu sebanyak 30 responden
(100%) dari jumlah tersebut tidak ada yang berpengetahuan rendah diikuti responden
33
Tingkat Pendidikan
Dalam penelitian mengenai persepsi wanita berisiko kanker payudara tentang
pemeriksaan Sadari di kota Semarang tahun 2010, berdasarkan tingkat pendidikan
responden, diketahui bahwa proporsi terbesar responden yang pernah melakukan
Sadari adalah responden yang berpendidikan sarjana, dimana tampak bahwa proporsi
responden yang pernah melakukan Sadari makin tinggi seiring dengan makin
tingginya pendidikan yang diperoleh responden. Responden yang mayoritas pernah
melakukan Sadari berturut-turut adalah kelompok dengan tingkat pendidikan diploma
(81,8%) dan sarjana (80%).7
Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan di Surakarta yang mendapatkan
distribusi frekuensi pendidikan responden paling banyak berpendidikan SMA yakni
sebanyak 67 (45%) responden. Paling sedikit responden berpendidikan Perguruan
Tinggi yakni sebanyak 14 (10%) responden.4
Data penelitian di Lampung juga diperoleh karakteristik responden berdasarkan
pendidikan, didapatkan sebanyak 18 responden (13,30%) berpendidikan akhir sampai
perguruan tinggi (PT), sebanyak 78 responden (57,80%) berpendidikan akhir sampai
SMA, sebanyak 24 responden (17,80%) berpendidikan akhir sampai SMP, sebanyak
14 responden (10,40%) berpendidikan akhir sampai SD dan sebanyak 1 responden
(0,70%) tidak bersekolah.38
2.7.3
Dukungan Keluarga
Dalam Jurnal Ilmiah Kesehatan periode Januari 2013 mengenai faktor-faktor
yang berhubungan dengan perilaku Sadari, Analisis hubungan antara dukungan orang
tua dengan perilaku Sadari menunjukkan (76,3%) responden yang mendapatkan
34
dukungan orang tua yang baik memiliki perilaku Sadari yang negatif, demikian pula
sebanyak (93,5%) responden yang tidak mendapatkan dukungan orang tua yang baik
memiliki perilaku Sadari yang negatif. Berdasarkan hasil uji statistik dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan orang tua
dengan perilaku Sadari pada siswa SMAN 62 Jakarta tahun 2012. Selain itu diperoleh
nilai OR sebesar 4,50 artinya siswa yang mendapatkan dukungan orang tua yang baik
memiliki peluang sebesar 4,50 kali untuk melakukan Sadari dibanding siswa yang
tidak mendapatkan dukungan orang tua yang baik.11
Hal ini juga sependapat dengan teori Green yang mengatakan bahwa perubahan
perilaku terhadap tindakan kesehatan tergantung dari ada dukungan, adapun salah satu
dukungan yang dapat diperoleh dari orang tua/keluarga, dengan demikian ini akan
menjadi penguat bagi remaja yang memutuskan melakukan tindakan deteksi dini.36
Dalam penelitian di Puskesmas Nusukan Surakarta, didapatkan Distribusi
frekuensi responden, sebagian besar keluarga responden yang tidak mendukung yaitu
sebanyak 76 (51,7%) responden. Keluarga responden yang mendukung yaitu
sebanyak 72 (48,3%) responden. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden
belum mendapatkan dukungan secara baik dari keluarga masing-masing.4
2.7.4
Paritas
Menurut Tim Penanggulangan Kanker RS. Dharmais, studi analitik fakor risiko
pada kanker payudara menunjukkan adanya peningkatan sampai 50% pada wanita
yang tidak memiliki anak (nullipara). Wanita yang tidak pernah hamil memiliki risiko
terkena kanker payudara 2-4 kali lebih tinggi daripada wanita yang pernah hamil. Dari
hasil penelitian diperoleh mayoritas responden yang terkena kanker payudara adalah
nullipara tetapi tidak dapat diketahui apakah responden karena tidak melahirkan atau
karena lama menikah. Hal inilah merupakan salah satu kelemahan penggunaan data
sekunder dalam penelitian.39
Secara statistik ada perbedaan yang bermakna antara paritas dengan riwayat
keturunan terjadinya kanker payudara (p<0.05). Hal ini berhubungan dengan hormon.
Artinya bahwa ibu yang tidak pernah hamil dan menyusui tidak mengalami
diferensiasi jaringan pada payudara. Ibu/wanita yang hamil menghasilkan hormon
progesteron yang lebih banyak dibandingkan wanita yang tidak hamil. Hormon inilah
yang dapat menekan produksi hormon esterogen yang merupakan pemicu terjadinya
kanker payudara.39
Dalam penelitian yang berjudul Practicing Breast Self-Examination Among
Women Attending Primary Health Care in Kuwait tahun 2012, didapatkan tidak ada
35
perbedaan yang signifikan antara wanita dengan jumlah paritas 1, 1-2, lebih sama
dengan 3 dengan perilaku Sadari.40
2.7.5
Pekerjaan
Dalam penelitian di Surakarta, distribusi frekuensi pekerjaan responden yang
paling banyak sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) yakni sebanyak 73 (49%) responden.
Paling sedikit responden mempunyai pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil yaitu
sebanyak 3 (2%) responden. Selainsebagai ibu rumah tangga danPNS, wanita usia
subur di WilayahKerja Puskesmas Nusukan jugaada yang bekerja sebagaiwiraswasta
dan swasta serta masihada yang bersekolah atau pelajar.4
Berbeda dengan studi di Lampung tahun 2013, berdasarkan distribusi frekuensi
tentang pekerjaan, didapatkan proporsi responden yang paling sering melakukan
Sadari adalah responden yang bekerja sebagai karyawan yaitu sebanyak 58,3%
dibandingkan dengan kelompok yang tidak bekerja yaitu sebanyak 55%.38
2.7.6
Status Pernikahan
Dalam penelitian mengenai persepsi wanita berisiko kanker payuradara tentang
Sadari di Kota Semarang, responden yang pernah melakukan Sadari adalah responden
yang sudah/ pernah menikah. Sebanyak 49,0% dari wanita yang belum menikah
pernah melakukan Sadari dan sebanyak 52,8% wanita yang sudah/pernah menikah
pernah melakukan Sadari.7
Sejalan dengan penelitian di Turkey, responden yang pernah melakukan Sadari
adalah responden yang sudah menikah. Sebanyak 70,7% dari wanita yang sudah
menikah pernah melakukan Sadari dan sebanyak 26,3% wanita yang belum menikah
pernah melakukan Sadari.41
2.7.7
keturunannya. Wanita dengan riwayat keluarga yang menderita kanker payudara pada
ibu, saudara perempuan ibu, saudara perem- puan, adik/kakak, resikonya 2 hingga 3
kali lebih tinggi. Apabila dilakukan pemeriksaan genetik terhadap darah dan hasil nya
positif, maka dapat meningkatkan peluang terkena kanker payudara pada
keturunannya, 2 hingga 3 kali lebih tinggi dibandingkan yang tidak mempunyai
riwayat keturunan. 39
Penyakit biasanya menurun mengikuti garis ibu. Seseorang yang memiliki
anggota keluarga terkena kanker payudara, maka memiliki risiko yang sama. Untuk
mengetahui lebih dini walaupun ada riwayat keturunan maka dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan Sadari setiap bulan dan mammografi, khususnya pada usia
40 tahun keatas sesuai dengan anjuran. 39
Pada penelitian di Nigeria, didapatkan responden dengan riwayat kanker
payudara di keluarga sebanyak 73 responden, dan yang tidak ada riwayat kanker
payudara sebanyak 171 responden. Dalam kesimpulan dari penelitian tersebut bahwa
variabel seperti usia, tingkat pendidikan, riwayat kanker payudara di keluarga tidak
signifikan dalam perilaku Sadari. Tidak jauh berbeda, dalam studi yang dilakukan
oleh Jiro-jwong, ditemukan bahwa sosiodemogafi tidak mempengaruhi perilaku Sadari. 36
2.7.8
informasi dari teman dan guru, 3.6% memperoleh informasi dari tenaga kesehatan dan
lain-lain, 1,8% memperoleh informasi dari koran.42
Hal tersebut cukup berbeda dengan penelitian di Semarang, Jawa Tengah yang
mengatakan sumber informasi mengenai Sadari terutama diperoleh responden dari
puskesmas atau dokter. Hal ini mungkin terjadi karena tidak adanya sinkronisasi
antara penyuluhan mengenai kanker payudara dan Sadari, sehingga proses
penyuluhan tidak berjalan sinergis antara penyuluhan tentang kanker payudara dan
penyuluhan tentang Sadari. Penelitian lain mendapatkan bahwa 84% responden sudah
mengenal Sadari, dimana informasi tersebut kebanyakan berasal dari dokter spesialis
kandungan dan kebidanan. Sedangkan penelitian di Vietnam menunjukkan bahwa
13% dari mereka belum pernah mendengar tentang Sadari.7
Penelitian tersebut juga didukung Dari wawancara yang dilakukan kepada
responden dan kader posyandu pada penelitian ini, kurangnya pengetahuan wanita
usia subur mengenai SADARI disebabkan karena belum adanya informasi ataupun
penyuluhan yang diberikan kepada wanita usia subur di Kelurahan Kampung Baru
Kecamatan Labuhan Ratu.38
2.7.9
Persepsi
Pada penelitian di Semarang mengenai persepsi wanita berisiko kanker payudara
tentang pemeriksaan payudara sendiri, persepsi wanita sebagian besar adalah persepsi
negatif.7
Hal ini terlihat sebanyak 74,8% responden merasa perilaku Sadari tidak
mempunyai keuntungan dan 70,1% responden merasakan hambatan untuk melakukan
Sadari.7
Hasil perhitungan ini tentu bertolak belakang dengan kenyataan bahwa responden
adalah wanita yang mempunyai faktor risiko kanker payudara. Seharusnya mereka
yang mempunyai faktor risiko kanker payudara akan merasa rentan untuk terkena
kanker payudara. Perbedaan ini bisa terjadi karena adanya proses kognitif dalam
menafsirkan stimulus yang diterima masing-masing responden mengenai kanker
payudara dan Sadari. Hal ini juga bisa terjadi oleh karena akses informasi serta tingkat
pengetahuan responden yang rendah mengenai kanker payudara dan Sadari. Seluruh
apa yang ada dalam individu, seperti pengalaman, perasaan, pemikiran, dan
sebagainya, ikut mempengaruhi proses persepsi individu terhadap objek yang sama.43
Hambatan-hambatan dalam perilaku Sadari antara lain adalah rendahnya
kewaspadaan wanita terhadap kanker payudara dan sedikitnya akses informasi yang
mereka dapatkan.44
38
39
2.8 Ke
ra
ng
ka
Teori
40
41