Bahan Restorasi Resin Komposit
Bahan Restorasi Resin Komposit
Istilah bahan komposit mengacu pada kombinasi tiga dimensi dari sekurangkurangnya dua bahan kimia yang berbeda dengan satu komponen pemisah yang nyata
diantara keduanya. Bila konstruksi tepat, kombinasi ini akan memberikan kekuatan
yang tidak dapat diperoleh bila hanya digunakan satu komponen saja. Bahan restorasi
resin komposit adalah suatu bahan matriks resin yang di dalamnya ditambahkan pasi
anorganik (quartz, partikel silica koloidal) sedemikian rupa sehingga sifat-sifat
matriksnya ditingkatkan.4,6
Dalam ilmu kedokteran gigi istilah resin komposit secara umum mengacu
pada penambahan polimer yang digunakan untuk memperbaiki enamel dan dentin.
Resin komposit digunakan untuk mengganti struktur gigi dan memodifikasi bentuk
dan warna gigi sehingga akhirnya dapat mengembalikan fungsinya. Resin komposit
dibentuk oleh tiga komponen utama yaitu resin matriks, partikel bahan pengisi, dan
bahan coupling.4,5
2.1
Komposisi
Komposisi resin komposit tersusun dari beberapa komponen. Kandungan
utama yaitu matriks resin dan partikel pengisi anorganik. Disamping kedua bahan
tersebut, beberapa komponen lain diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan
ketahanan bahan. Suatu bahan coupling (silane) diperlukan untuk memberikan ikatan
antara bahan pengisi anorganik dan matriks resin, juga aktivator-aktivator diperlukan
untuk polimerisasi resin. Sejumlah kecil bahan tambahan lain meningkatkan stabilitas
warna (penyerap sinar ultra violet) dan mencegah polimerisasi dini (bahan
penghambat seperti hidroquinon).1 Komponen-komponen tersebut diantaranya:
penting lainnya yang menentukan sifat dan aplikasi klinis komposit adalah jumlah
bahan pengisi yang ditambahkan, ukuran partikel dan distribusinya, radiopak, dan
kekerasan. 1,3
CH 2 =CCOCH 2 CH 2 CH 2 SiOCH 3
CH 3
OCH 3
Gambar 2. 3-methacryloxypropyltrimethoxysilane. (Powers JM, Sakaguchi
RL. CRAIGSS Restorative Dental Materials. 12th ed. Missouri :
Evolve, 2003 : 193)
2.2.
juga memiliki sifat. Ada beberapa sifat sifat yang terdapat pada resin komposit,
antara lain:
Akan tetapi memiliki derajat keausan yang sangat tinggi, karena resin matriks yang
lunak lebih cepat hilang sehingga akhirnya filler lepas.1
2.3.
Klasifikasi didasarkan pada rata-rata partikel bahan pengisi utama. Resin komposit
berdasarkan ukuran partikel bahan pengisi utama di antaranya1 :
2.4.
melibatkan penggunaan skrup, baut atau undercut. Mekanisme perlekatan antara resin
komposit dengan permukaan gigi melalui dua teknik yaitu pengetsaan asam dan
pemberian bonding. 1,3,4
Kekuatan ikatan terhadap email teretsa sebesar 15-25 MPa. Salah satu alasannya
adalah
bahwa
asam
meninggalkan
permukaan
yang
bersih,
yang
fosfat monohidrat pada permukaan teretsa yang menghambat kelarutan lebih lanjut.
Asam ini dipasok dalam bentuk cair dan gel dan umumnya dalam bentuk gel agar
lebih mudah dikendalikan. Asam diaplikasikan dan dibiarkan tanpa diganggu
kontaknya dengan email minimal selama 15-20 detik.1
Begitu dietsa, asam harus dibilas dengan air selama 20 detik dan dikeringkan
dengan baik. Bila email sudah kering, harus terlihat permukaan berwarna putih
seperti bersalju menunjukan bahwa etsa berhasil. Permukaan ini harus terjaga tetap
bersih dan kering sampai resin diletakan untuk membuat ikatan yang baik. Karena
email yang dietsa meningkatkan energi permukaan email. Teknik etsa asam
menghasilkan penggunaan resin yang sederhana.6
2.4.2.
Bahan bonding
Adhesive dentin harus bersifat hidrofilik untuk menggeser cairan dentin dan
tersusun secara rapat sehingga membentuk perisma email secara bersamaan berikatan
dengan matriks organik. Pada perisma yang panjang
Jumlah tubuli dentin sekitar 15-20 ribu /mm2 didekat dentino enamel jungtion dan
sekitar 45-65 ribu dekat permukaan pulpa.3,12
Penggunaan asam pada etsa untuk mengurangi terbentuknya microleakage
atau kehilangan tahanan tidak lagi menjadi resiko pada resin dipermukaan enamel.
Permasalahan timbul pada resin dipermukaan dentin atau sementum. Pengetsaan
asam pada dentin yang tidak sempurna dapat melukai pulpa. Dentin bonding terdiri
dari :
Dentin Conditioner
Fungsi dari dentin conditioner adalah untuk memodifikasi smear layer yang
terbentuk pada dentin selama proses preparasi kavitas. Yang termasuk dentin
conditioer antara lain asam maleic, EDTA, asam oxalic, asam phosric dan asam
nitric. Pengaplikasian bahan asam kepermukaan dentin akan menghasilkan reaksi
asam basah dengan hidroksiapatit, hal ini akan mengkibatkan larutnya hidroksiapatit
yang menyebabkan terbukanya tubulus dentin serta terbentuknya permukaan
demineralisasi dan biasanya memiliki kedalaman 4 mm. Semakin kuat asam yang
digunakan semakin kuat pula reaksi yang ditimbulkan. Beberapa dari dentin
conditioner mengandung glutaralhyde. Glutaralhyde dikenal sebagai bahan untuk
penyambung kolagen. Proses penyambungan ini untuk menghasilkan substrat dentin
yang lebih kuat dengan meningkatkan kekuatan dan stabilitas dari struktur kolagen.3
Primer
Primer bekerja sebagai bahan adhesive pada dentin bonding agen yaitu
menyatukan antara komposit dan kompomer yang bersifat hidrofobik dengan dentin
yang bersifat hidrofilik. Oleh karena itu primer berfungsi sebagai prantara, dan terdiri
dari monomer bifungsional yang dilarutkan dalam larutan yang sesuai. Monomer
bifungsional adalah bahan pengikat yang memungkinkan penggabungan antara dua
material yang berbeda. Secara umum bahan pengikat pada dentin primer dapat
diformulakan sebaagai berikut (Gambar 3).3
Methacrylategroup-Spacer group-Reaktive group
M-S-R
amino dalam kolagen. Ikatan yang terjadi banyak berupa ikatan fisik tetapi bisa juga
dalam beberapa kasus terjadi ikatan kimiawi.1,3
Hidroksi ethyl metacrylate (HEMA) adalah bahan pengikat yang paling
banyak digunakan. HEMA memiliki kemampuan untuk berpenetrasi kedalam
permukaan dentin yang mengalami demineralisasi dan kemudian berikatan dengan
kolagen melalui gugus hidroksil dan amino yang terdapat pada kolagen. Aksi dari
bahan pengikat dari larutan primer adalah untuk membuat hubungan ataupun ikatan
molekular antara poli (HEMA) dan kolagen.1,3,6
Sealer (Bahan pengisi)
Kebanyakan sealer dentin yang digunakan adalah gabungan dari Bis-GMA
dan HEMA. Bahan ini meningkatkan adaptasi bonding terhadap permukaan dentin.3
2.5.
dimetil-p-toluidin). Bila kedua pasta diaduk, amin beraksi dengan benzoil peroksida
untuk membentuk radikal bebas dan polimerisasi tambahan dimulai (Gambar 4).
Bahan-bahan ini digunakan unntuk restorasi dan pembuatan inti yang pengerasannya
tidak dengan sumber sinar.1,3,6
sinar dengan panjang gelombang yang tepat yaitu 468 nm. Dapat merangsang fotoinisiator dan interaksi dengan amin untuk membentuk radikal bebas yang mengawali
polimerisasi tambahan (Gambar 5).3,13
Foto-inisiator yang umum digunakan adalah camphoroquinone, yang
memiliki penyerapan berkisar 400 dan 500 nm yang berada pada region biru dari
spektrum sinar tampak. Inisiator ini ada dalam pasta sebesar 0,2 % berat atau kurang.
Juga ada sejumlah aselelator amin yang cocok untuk berinteraksi dengan
camphoroqunone seperti dimetilaminoetil metakrilat 0,15 % berat, yang ada dalam
pasta.5,14