Anda di halaman 1dari 4

~ BATUBARA ~ DAMPAK DAN SOLUSI I. PEMBUKAAN I.

1 Latar Belakang Indonesia


merupakan salah satu daerah penghasil tambang batu bara terbesar di dunia. Salah satu
daerah penghasil tambang terbesar di Indonesia adalah Kalimantan Selatan. Pertumbuhan
tambang di Kalimantan Selatan sendiri semakin pesat karena semakin banyak lahan
tambang baru yang ditemukan. Namun pertumbuhan yang pesat tidak diseimbangi dengan
pengelolaan yang baik oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Kurangnya
sosialisasi tentang pengelolaan tambang dengan baik, menyebabkan banyak dampak
buruk yang dihasilkan. Walaupun sekarang tidak terlalu terasa, namun beberapa tahun lagi
dampak pengelolaan tambang yang salah bisa mengganggu stabilitas ekosistem. Perlunya
usaha-usaha yang dilakukan dari sekarang untuk mengatasi pengelolaan tambang yang
salah. Mulai dari sosialisasi sampai tindakan nyata. Sehingga diharap keseimbangan alam
akan terjaga. I.2 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui bahan galian batubara 2. Mengetahui
dampak pengelolaan tambang batubara, dan 3. Mengetahui solusi untuk mengatasinya. I.3
Rumusan Masalah 1. Apa yang di maksud bahan galian batubara? 2. Apa dampak
penambangan batubara terhadap lingkungan? 3. Apa saja usaha-usaha yang dapat
mengurangi dampak pertambangan? II. PEMBAHASAN II.1 BAHAN GALIAN BATUBARA 1.
Pengertian Bahan Galian Batu Bara Bahan Galian Batubara adalah bahan galian yang
terbentuk dari sisa tumbuhan yang terperangkap dalam sedimen dan dapat dipergunakan
sebagai bahan baker, Jenis sedimen ini terperangkap dan mengalami perubahan material
organik akibat timbunan (burial) dan diagenesa. Batubara awalnya merupakan bahan
organik yang terakumulasi dalam rawa-rawa yang dinamakan peat. Pembentukan batubara
memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang
sejarah geologi. Zaman karbon kira-kira 340 juta tahun yang lalu (Jtl) adalah masa
pembentukan Batubara yang paling produktif. 2. Materi Pembentuk Batubara Hampir
seluruh pembentuk batubara berasal dari tumbuhan, jenis-jenis tumbuhan pembentuk
Batubara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut: a. Alga, dari zaman
prekambrium hingga ordovisium dan bersel tunggal sangat sedikit endapan batubara dari
periode ini Silofita, Dari zaman Silur hingga devon tengah merupakan turunan dari alga.
Sedikit endapan batubara dari periode ini. b. Plirodefita, umur devon atas hingga karbon
atas. Tumbuhan pembentuknya merupakan tumbuhan tanpa bunga dan biji serta
berkembangbiak dengan spora. c. Gimnospermae, Dari zaman permian hingga kapur
tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, contohnya Pinus. d.
Angiosspermae, dari zaman kapur atas hingga kii. Jenis tumbuhan modern, buah menutupi
biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding gimnospermae
sehingga secara umum kurang terawetkan. 3. Kelas dan Jenis Batubara Berdasarkan
proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas, dan waktu, umumnya
batubara dibagi kedalam lima kelas yaitu: a. Antrasit adalah kelas batubara tertinggi,
dengan warna hitam berkilauan. (luster) metalik. Mengandung antara 86 % 98 % unsur
karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8 % b. Bituminus mengandung 68 86 % Unsur
karbon (c) dan berkadar air 8-10 % dari beratnya. c. Subbituminus mengandung sedikit
karbon dan banyak air. Sehingga menjadi sumber panas yang kurang efisien dibanding
dengan bituminus. d. Lignit atau batubara cokelat adalah batubara yang sangat lunak yang
mengandung air 35 75 % dari beratnya. e. Gambut, berpori dan memiliki kadar air diatas
75 % serta nilai kalori yang paling rendah. 4. Pembentukan Batubara Proses perubahan
sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batubara disebut dengan istilah pembatubaraan
(Coalification). Ada dua proses yang terjadi yaitu : a. Tahap Diagenetik atau biokimia yaitu
dimulai pada saat material tanaman terdeposisi, hingga lignit terbentuk. Agen utama yang
berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi, dan gangguan
biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi

material organik serta membentuk gambut. b. Tahap malihan atau geokimia, meliputi
proses perubahan dari lignit menjadi biuminus, dan akhirnya antrasit. 5. Sumber Daya
Batubara di Indonesia Potensi sumber daya batubara di Indonesia sangat melimpah,
terutama di pulau kalimantan dan pulau sumatera. Batubara merupakan bahan bakar
utama selain solar (diesel fuel) yang digunakan dalam industri. Dari segi ekonomis
batubara jauh lebih hemat dari pada solar dengan perbandingan sebagai berikut: solar Rp.
0,74/kilokalori sedangkan batubara Rp. 0.09/kilokalori. Dari segi kuantitas, batubara
merupakan cadangan energi fosil terpenting di Indonesia, Jumlahnya sangat melimpah,
mencapai puluhan milyar ton. Jumlah ini cukup untuk memasak kebutuhan energi listrik
hingga ratusan tahun kedepan. Sayangnya Indonesia tidak mungkin membakar habis
batubara dan mengubahnya menjadi energi listrik karena selain mengotori lingkungan
melalui polutan CO2, SO2, Nox, dan CxHx, cara ini dinilai kurang efisien dan kurang
memberi nilai tambah tinggi. 6. Gasifikasi Batubara Batubara sebaiknya tidak langsung
dibakar, akan lebih efisien jika dikonversi menjadi migas sintetis, atau bahan petrokimia
lain, yang bernilai ekonomis tinggi. Cara yang dipertimbangkan dalam hal ini adalah
gasifikasi atau penyubliman batubara. Coal Gasification adalah sebuah proses untuk
merubah batubara padat menjadi gas batubara yang mudah terbakar (combustible
gasses), setelah proses pemurnian gas-gas ini CO (karbon monoksida), CO2 (karbon
dioksida), H (hidrogen), CH4 (metana), dan N2 (nitrogen) dapat digunakan sebagai bahan
bakar. Hanya dengan menggunakan watergas atau coal gas. Gasifikasi secara nyata
mempunyai tingkat emisi udara kotoran padat, dan limbah terendah. 7. Pembersihan
Batubara Cara untuk membersihkan batubara dari sulfur adalah dengan cara memecah
batubara kebongkahan yang lebih kecil dan mencucinya. Secara khusus bongkahan
batubara tadi dimasukkan kedalam tangki besar yang terisi air, maka batubara akan
mengapung kepermukaan ketika kotoran sulfur tenggelam. 8. Membuang Nox dari
Batubara Ketika udara yang mengandung nitrogen dipanaskan seperti pada nyala api
boller (3000F 1648C), atom nitrogen ini terpecah menjadi nitrogen oksida yang
terkadang disebut dengan Nox. Nox juga dapat dibentuk dari atom nitrogen yang terjebak
dalam batubara. Cara terbaik untuk mengurangi Nox adalah menghindari benukan asalnya,
caranya pada saat pembakaran, batubara lebih banyak daripada udara dilubang
pembakaran yang terpanas. Dibawah kondisi ini kebanyakan oksigen terkombinasi dengan
bahan bakar dari pada dengan nitrogen. Camputan pembakaran kemudian dikirim keruang
pembakaran yang kedua dimana terdapat proses yang mirip berulang-ulang sampai semua
bahan bakar habis terbakar. Konsep ini disebut Staged Combustion karena batubara
dibakar secara bertahap. II.2 DAMPAK PENAMBANGAN BATUBARA TERHADAP
LINGKUNGAN Seperti yang diketahui, pertambangan batubara juga telah menimbulkan
dampak kerusakan lingkungan hidup yang cukup parah, baik itu air, tanah, udara, dan
hutan. 1. Air Penambangan batubara secara langsung menyebabkan pencemaran air, yaitu
dari limbah pencucian batubara tersebut dalam hal memisahkan batubara dengan sulfur.
Limbah pencucian tersebut mencemari air sungai sehingga warna air sungai menjadi
keruh, asam, dan menyebabkan pendangkalan sungai akibat endapan pencucian batubara
tersebut. Limbah pencucian batubara setelah diteliti mengandung zat-zat yang sangat
berbahaya bagi kesehatan manusia jika airnya dikonsumsi. Limbah tersebut mengandung
belerang (b), merkuri (Hg), asam slarida (HCn), mangan (Mn), asam sulfat (H2SO4), dan
timbal (Pb). Hg dan Pb merupakan logam berat yang dapat menyebabkan penyakit kulit
pada manusia seperti kanker kulit. 2. Tanah Tidak hanya air yang tercemar, tanah juga
mengalami pencemaran akibat pertambangan batubara ini, yaitu terdapatnya lubanglubang besar yang tidak mungkin ditutup kembali yang menyebabkan terjadinya kubangan
air dengan kandungan asam yang sangat tinggi. Air kubangan tersebut mengadung zat

kimia seperti Fe, Mn, SO4, Hg dan Pb. Fe dan Mn dalam jumlah banyak bersifat racun
bagi tanaman yang mengakibatkan tanaman tidak dapat berkembang dengan baik. SO4
berpengaruh pada tingkat kesuburan tanah dan PH tanah, akibat pencemaran tanah
tersebut maka tumbuhan yang ada diatasnya akan mati. 3. Udara Penambangan batubara
menyebabkan polusi udara, hal ini diakibatkan dari pembakaran batubara. Menghasilkan
gas nitrogen oksida yang terlihat cokelat dan juga sebagai polusi yang membentuk acid
rain (hujan asam) dan ground level ozone, yaitu tipe lain dari polusi yang dapat membuat
kotor udara. Selain itu debu-debu hasil pengangkatan batubara juga sangat berbahaya
bagi kesehatan, yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit infeksi saluran pernafasan
(ISPA), dan dalam jangka panjang jika udara tersebut terus dihirup akan menyebabkan
kanker, dan kemungkinan bayi lahir cacat. 4. Hutan Penambangan batubara dapat
menghancurkan sumber-sumber kehidupan rakyat karena lahan pertanian yaitu hutan dan
lahan-lahan sudah dibebaskan oleh perusahaan. Hal ini disebabkan adanya perluasan
tambang sehingga mempersempit lahan usaha masyarakat, akibat perluasan ini juga bisa
menyebabkan terjadinya banjir karena hutan di wilayah hulu yang semestinya menjadi
daerah resapan aitr telah dibabat habis. Hal ini diperparah oleh buruknya tata drainase
dan rusaknya kawan hilir seperti hutan rawa. 5. Laut Pencemaran air laut akibat
penambangan batubara terjadi pada saat aktivitas bongkar muat dan tongkang angkut
batubara. Selain itu, pencemaran juga dapat mengganggu kehidupan hutan mangrove dan
biota yang ada di sekitar laut tersebut. II.3 USAHA MENGURANGI DAMPAK
PERTAMBANGAN Usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak pertambangan
batubara adalah sebagai berikut : 1. Penghentian penggunaan jalan umum untuk aktivitas
angkutan batubara mesti ada ketegasan pemerintah daerah untuk menyetop dan menindak
tegas setiap penguasaha aktivitas pertambangan ilegal yang selama ini semakin menjamur
dan penurunan terhadap dampak kerusakan lingkungan dan sosial yang ditimbulkannya. 2.
Tidak mengeluarkan perizinan baru agar tidak menambah semrawutnya pengelolaan
sumber daya alam tambang batubara, saat ini hal yang paling mudah dan sangat mungkin
untuk dilakukan adalah dengan tidak mengeluarkan izin baru lagi. Sehingga memudahkan
untuk melakukan monitoring terhadap pertambangan batubara yang ada. 3. Penghentian
pertambangan batubara ilegal secara total, pemerintah harus melakukan penghentian
pertambangan batubara ilegal secara tegas tanpa padang bulu dan transparan. 4.
Penghentian bisnis yayasan dan koperasinya TNI POLRI 5. Evaluasi perizinan yang
telah diberikan, dan lakukan audit lingkungan semua usaha pertambangan batubara. 6.
Meninggikan standar kualitas pengelolaan lingkungan hidup dan komitmen untuk
kelestarian lingkungan hidup. 7. Pelembagaan konflik untuk menyelesaikan persengketaan
rakyat dengan perusahaan pertambangan agar tercapai solusi yang memuaskan berbagai
pihak. 8. Menyusun kebijakan strategi pengelolaan sumber daya alam tambang. 9. Setiap
perusahaan diwajibkan mereklamasi bekas-bekas penambangan dan menjamin serta
memastikan hasil reklamasi tersebut sesuai AMDAL. Dan pihak pemerintah harus
mengawasi jalannya proses reklamasi tersebut, sehingga benar-benar yakin kalau proses
reklamasi berjalan dengan baik dan menampakkan hasil. 10. Menggunakan alat-alat
penambangan dengan berteknologi tinggi sehingga meminimalisasi dampak lingkungan
serta memperkecil angka kecelakaan dalam pertambangan batubara tersebut. III.
PENUTUP III.1 KESIMPULAN Batubara adalah bahan galian yang terbentuk dari sisa
tumbuhan sebagai bahan bakar. Materi pembentuk Batubara adalah Alga, Silofita,
Pteridofita, Gimnospermae, dan Angiospermae. Kelas dan Jenis batubara yaitu : 1.
Antrasit 2. Bituminus 3. Sub bituminus 4. Lignit 5. Gambut Pembentukan batubara dapat
terjadi secara diagnetik atau biokimia dan tahap malihan atau geokimia. Sumber daya
batubara di Indonesia jumlahnya sangat melimpah seperti di Kalimantan Selatan yang

cukup untuk pasokan energi beberapa tahun kedepan. Gasifikasi Batubara adalah sebuah
proses untuk merubah batubara padat menjadi gas batubara yang mudah terbakar.
Pembersihan batubara dapat dilakukan dengan memcahnya menjadi bongkahanbongkahan kecil dan dicuci dengan air didalam sbuah tangki besar. Membuang Nox dari
batubara dapat dilakukan dengan cara staged Combustion. Dampak penambangan
batubara adalah kerusakan terhadap lingkungan yaitu air, udara, tanah, hutan dan laut.
Usaha mengurangi dampak pertambangan bisa di upayakan oleh pemerintah maupun
pihak perusahaan. III.2 SARAN Agar pemerintah lebih mengoptimalkan dan
mensosialisasikan tentang AMDAL, sehingga para penambang lebih memperhatikan
dampak lingkungan dari pada keuntungan semata. Diharap juga pemerintah lebih tegas
menindak para penambang yang terbukti melanggar peraturan penambangan agar para
penambang terutama perusahaan-perusahaan menggunakan teknologi yang ramah
lingkungan sehingga dapat meminimalkan dampak lingkungan dan resiko kecelakaan.
Diharap dengan penambang yang bertanggung jawab terhadap reklamasi lahan bekas
penambangan, sehingga pada akhirnya tidak mengganggu keseimbangan lingkungan.
read more~ http://learnmine.blogspot.co.id/2013/05/makalah-batubara-dampak-dansolusi.html

Anda mungkin juga menyukai