Anda di halaman 1dari 36

UNDANG-UNDANG NO.

8
TAHUN 2016
TENTANG PENYANDANG
DISABILITAS

PERAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH


DALAM PERLINDUNGAN DAN PEMENUHAN HAK
PENYANDANG DISABILITAS

Kebutuhan & Proses Usulan Rancangan Undang1.


Masih dianggap Beban dan Obyek
undang Penyandang Disabilitas
Permasalahan
Penyandang Disabilitas

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Masih ada perlakuan diskriminasi


Belum sepenuhnya dilibatkan dalam masyarakat
Masih sering dipandang berbeda dengan orang lain
Belum semua disetarakan dalam kesempatan
Aksesibilitas belum semua mendukung
Masih cenderung Bias Gender
Tumbuh kembang anak dan mempertahankan identitas belum
jadi perhatian.

DATA
SUSENAS
BPS
2012

Upaya

Komitmen global dalam pemenuhan hak PD melalui


Pengesahan CRPD (UU No. 19/ 2011).
UU No. 4 tahun 1997 tentang Penyandang Cacat tidak lagi
sesuai dengan kebutuhan pemenuhan Hak PD.
Diperlukan Kebijakan Nasional dalam bentuk UU yang
lebih melindungi hak-hak PD.

Penyerahan Draft
14 Juni 2013

Penyandang Disabilitas Indonesia


6.008.661 Orang

INISIATIF DPR RI

17 Desember 2013 penetapan Prolegnas 2014.


Sampai akhir 2014-2015 RUUPD belum berhasil
diundangkan.
2016 DPR RI dan Pemerintah sangat serius
membahas dan melahirkan UUPD.
16 Maret 2016 DPR RI dan Pemerintah
menandatangi kesepakatan RUUPD dibawa ke
dalam Sidang Paripurna DPR RI.
17 Maret 2016 RUUPD disahkan menjadi UUPD
dalam Sidang Paripurna DPR RI. Pemerintah
diwakili Menkeu

UU PENYANDANG DISABILITAS
13 BAB & 153 PASAL

Bab I : Ketentuan Umum


Bab II : Ragam Penyandang Disabilitas
Bab III : Hak Penyandang Disabilitas
Bab IV : Pelaksanaan Penghormatan, Perlindungan,
dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas
Bab V : Koordinasi
Bab VI :
Komisi Nasional Disabilitas
Bab VII : Pendanaan
Bab VIII : Kerjasama Internasional
Bab IX : Penghargaan
Bab X : Larangan
Bab XI : Ketentuan Pidana
Bab XII : Ketentuan Peralihan
Bab XIII : Ketentuan Penutup

Loading...

ISU STRATEGIS USULAN MASYARAKAT SIPIL


1.
2.
3.
4.
5.

Komisi Nasional Disabilitas = 4 Pasal


Kartu Penyandang Disabilitas = 3 Pasal
Bahasa Isyarat sebagai Bahasa resmi untuk
Penyandang Disabilitas Sensorik (Rungu dan/atau
Wicara) = 4 Pasal
Kewajiban Negara (Pemerintah dan Pemda) = 61
Pasal
Tanggungjawab 18 Sektor Utama = pendidikan,
pekerjaan, kesehatan, politik, keagamaan, keolahragaan,
kebudayaan dan pariwisata, kesejahteraan sosial,
aksesibilitas, pelayanan publik, perlindungan bencana,
habilitasi dan rehabilitasi, pendataan, berekspresi dan
kominfo, pelibatan masyarakat, kewarganegaraan,
perlindungan khusus (diskriminasi, penelantaran,
penyiksaan, dan eksploitasi), subyek hukum.

MANDAT PERATURAN PELAKSANA

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

PERATURAN
PEMERINTAH

PERPRES

Perencanaan, penyelenggaraan, dan evaluasi oleh


Pemerintah/Pemda (27 Ayat 3) .
Akomodasi yang Layak dalam proses peradilan di Lembaga
Penegak Hukum (36 Ayat 2) .
Mekanisme pemberian sanksi administratif penyelenggara
pendidikan (42 Ayat 8).
Penyediaan Akomodasi yang Layak untuk peserta didik PD (43
Ayat 2).
Mekanisme pemberian sanksi administrative (43 Ayat 4).
Bentuk dan tata cara pemberian insentif perusahaan swasta (54
Ayat 2).
Unit Layanan Disabilitas di Pemda (55 Ayat 4).
Bentuk dan tata cara pemberian insentif Perusahaan Pariwisata
(86 Ayat 2).
Rehsos, Jamsos, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial (96).
Permukiman yang mudah diakses (104 Ayat 4).
Pelayanan Publik yang mudah diakses oleh Penyandang Disabilitas
(108).
Penanganan dan partisipasi Penyandang Disabilitas dalam bencana
(109 Ayat 4).
Layanan habilitasi dan rehabilitasi dalam Keluarga dan Lembaga
(113).
Besar dan jenis Konsesi PD (114 Ayat 2).
Bentuk dan tata cara pemberian insentif Perusahaan Swasta yang
memberikan Konsesi kepada PD (116 Ayat 2).

1.

2.

Loading...

3.

Organisasi
dan tata kerja
serta
keanggotaan
KND (134).
syarat dan
tata cara
pemberian
penghargaan
Penyedia
fasilitas
Publik (141)

PERMENSOS
Penerbitan
kartu
Penyandang
Disabilitas
(121 Ayat 3)

RAGAM PENYANDANG DISABILITAS (PD)


FISIK
1.

INTELEKTUAL
2.

MENTAL 3.

SENSORIK4.
GANDA

5.

terganggunya fungsi gerak, Al: Amputasi; Lumpuh


layuh atau kaku; Paraplegi; Celebral palsy (CP); Akibat
stroke; Akibat kusta; dan Orang kecil.
terganggunya fungsi pikir karena tingkat kecerdasan di
bawah rata-rata, antara lain: Lambat belajar; Disabilitas
grahita; dan Down syndrom.
terganggunya fungsi pikir, emosi, dan perilaku yang
meliputi: Psikososial (al. skizofrenia, bipolar, depresi,
anxietas, dan gangguan kepribadian); dan Disabilitas
perkembangan yang berpengaruh pada kemampuan
interaksi sosial (Autis dan Hiperaktif).
terganggunya salah satu fungsi dari panca indera,
Al.: Netra; Rungu; dan Wicara.
Penyandang Disabilitas yang mempunyai dua atau
lebih ragam disabilitas, Al: Rungu-wicara dan Netra-tuli.

22+11 HAK PENYANDANG DISABILITAS (PD)


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Hidup;
1.
Bebas Dari Stigma; 2.
Privasi;
3.
Keadilan dan
4.
Perlindungan Hukum;
Pendidikan;
5.
Pekerjaan,
Kewirausahaan, dan 6.
Koperasi;
Kesehatan;
7.
Politik;
Keagamaan;
Keolahragaan;
8.
Kebudayaan dan
Pariwisata;
Kesejahteraan Sosial; 9.
Aksesibilitas;
Pelayanan Publik;
Pelindungan Dari
Bencana;

Habilitasi Dan Rehabilitasi;


Konsesi;
Pendataan;
Hidup Secara Mandiri dan Dilibatkan
Dalam Masyarakat;
Berekspresi, Berkomunikasi, dan
Memperoleh Informasi;
Berpindah Tempat dan
Kewarganegaraan; dan
Bebas Dari Tindakan Diskriminasi,
Penelantaran, Penyiksaan, Dan
Eksploitasi.
Perempuan dg Disabilitas (kesehatan
reproduksi, menerima/menolak alat kontrasepsi,
perlindungan diskriminasi berlapis, dan
kekerasan/eksploitasi seksual)
Anak dg Disabilitas (perlindungan khusus,
perawatan dan pengasuhan, pengambilan keputusan,
perlakuan manusiawi, kebutuhan khusus, integritas
sosial dan pengembangan individu, dan pendampingan
sosial).

PELAKSANAAN PENGHORMATAN, PELINDUNGAN, DAN


PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.

perencanaan, penyelenggaraan, dan evaluasi


Keadilan dan Perlindungan Hukum
Pendidikan
Pekerjaan, Kewirausahaan, dan Koperasi
Kesehatan
Politik
Keagamaan
Keolahragaan
Kebudayaan dan Pariwisata
Kesejahteraan Sosial
Infrastruktur (Bangunan Gedung, Jalan, pertamanan dan pemakaman,
pemukiman)
Pelayanan Publik
Perlindungan dari Bencana
Habilitasi dan Rehabilitasi
Konsesi
Pendataan
Komunikasi dan Informasi
Perempuan dan Anak
Pelindungan dari Tindakan Diskriminasi, Penelantaran, Penyiksaan, dan
Eksploitasi

1. Umum

1.
2.
KEWAJIBAN
PEMERINTAH
&
PEMDA

3.

Melakukan perencanaan,
penyelenggaraan, dan
evaluasi.
Dalam hal efektivitas
pelaksanan wajib
merumuskannya dalam
Rencana Induk.
Ketentuan mengenai
perencanaan,
penyelenggaraan, dan
evaluasi diatur dengan
Peraturan Pemerintah1).

2. Keadilan dan Perlindungan Hukum


1.

KEWAJIBAN
PEMERINTAH
&
PEMDA

2.
3.
4.

Tujuan ULD: layanan adaptasi 6


bulan,
menyediakan
kebutuhan
khusus
termasuk
obat,
dan5.
menyediakan layanan rehabilitasi.
SEMA No. 1 Tahun 1989 tentang6.
Pembantaran (Stuiting) Tenggang
Waktu Penahanan bagi Terdakwa7.
yang dirawat Nginap di Rumah Sakit
di Luar Rumah Tahanan Negara atas8.
Izin Instansi yang Berwenang
Menahan. Angka 3 jika benar2
memerlukan rawat inap. Angka 59.
harus dibuktikan dg SK Kepala
Rumkit. Selama pembataran maka
10.
lamanya penahanan tidak dihitung.
Dibolehkan dan dikuatkan melalui
Peraturan Kapolri Nomor : 12 Tahun11.
2009. Untuk PDM di RSJ dan
PusReh.

wajib menjamin dan melindungi hak Penyandang


Disabilitas sebagai subjek hukum.
wajib menyediakan bantuan hukum.
Penegak hukum sebelum memeriksa wajib minta
pertimbangan: dokter, psikolog/psikiater, dan Peksos
(jika tidak ada harus ditunda).
Dalam pemeriksaan wajib mengijinkan ortu/klg,
pendamping/penerjemah.
Ketidakcakapan PD harus dg penetapan PN setempat
(dengan melampirkan bukti dari
dokter/psikolog/psikiater).
Keluarga dapat menunjuk Pendamping.
Putusan PN dapat dibatalkan krn PD dpt mengambil
keputusan dg bukti dokter/psikolog/psikiater.
Penyediaan akomodasi yang layak yang ditetapkan dg
Peraturan Pemerintah 2).
Rutan/LP wajib menyediakan Unit Layanan
Disabilitas (ULD).
Pembantaran PDM dilakukan di RSJ dan Pusat
Rehabilitasi.
Wajib melakukan sosialisasi (pencegahan, pengenalan
tindak pidana, dan laporan/pengaduan kasus EKP.

3. Pendidikan
KEWAJIBAN
PEMERINTAH &
PEMDA

1.
2.

3.
KETERAMPILAN DASAR MELIPUTI:
Menulis/membaca braille PD netra;
keterampilan OM;
4.
keterampilan sistem dukungan dan bimbingan sesama
PD;

keterampilan komunikasi dalam bentuk, sarana, dan5.


format yang bersifat augmentatif dan alternatif; dan

keterampilan bahasa isyarat dan pemajuan identitas


6.
linguistik dari komunitas PD rungu.

wajib menyelenggarakan dan/atau memfasilitasi


pendidikan di setiap jalur, jenis, dan jenjang
pendidikan.
dilaksanakan dalam sistem pendidikan nasional
melalui pendidikan inklusif dan pendidikan khusus.
wajib mengikutsertakan anak dalam program
wajib belajar 12 tahun.
Pemda wajib mengutamakan bersekolah di lokasi
yang dekat tempat tinggalnya.
Pemda memfasilitasi yg tidak ikut pendidikan
dasar formal mendapat ijazah kesetaraan.
Wajib menyediakan beasiswa bagi yang
berprestasi.
Wajib menyediakan biaya bagi yang tidak
mampu.
Pendidikan khusus untuk mendapatkan
keterampilan dasar.
Pemda wajib mendukung terbentuknya ULD
pendidikan dasar dan menengah.
Fungsi ULD: meningkatkan kompetensi pendidik
dan tenaga kependidikan di sekolah reguler;
menyediakan pendampingan; mengembangkan
program kompensatorik; media pembelajaran dan
alat bantu; deteksi dini dan intervensi dini; data dan
informasi; layanan konsultasi; dan kerja sama dg
pihak lain.

Loading...
7.

FUNGSI ULD DIKTI bentukan P/Pemda:


meningkatkan kompetensi pendidik/ tenaga;
8.
koordinasi antar unit kerja;
mengawasi/evaluasi Akomodasi yang Layak;
9.
layanan konseling;
deteksi dini;
merujuk ke dokter, psikolog/ psikiater; d
10.
sosialisasi pemahaman pendidikan inklusif.
Penyelenggara DIKTI yg tidak menyediakan
ULD & Akomodasi yg layak, dapat Sanksi
Administratif. Wajib sediakan matakuliah
pendidikan inklusif dalam kurikulumnya.

4. Pekerjaan, Kewirausahaan, dan Koperasi


1.

KEWAJIBAN
PEMERINTAH &
PEMDA

2.

Hak Tenaga Kerja PD:


Berkumpul dan berserikat di tempat kerja.
3.
P/Pemda menjamin mendapatkan SJSN.
2% untuk P/Pemda, BUMN/BUMD, dan 1%
untuk di Swasta.
Perusahaan yg penuhi quota diberikan Insentif,
yg diatur dalam Peraturan Pemerintah 3).
Pemda bentuk ULD di Dinas Naker dg tugas:4.
merencanakan,
beri
informasi,
beri
pendampingan thd tenaga/pemberi kerja,
menggkoordinasikan ULD/tenaga/pemberi kerja
menyediakan alat bantu kerja.
Anggaran APBD dan diatur lebih lanjut dg PP
4).

5.

Pemerintah/Pemda:
Wajib mendorong berwirausaha/membentuk badan
usaha.
6.
Wajib beri bantuan dan akses permodalan.
Wajib memperluas peluang pengadaan barang dan jasa
pad aunit usaha mandiri.
Wajib memfasilitasi pemasaran produk.
Wajib melatih menjalankan unit usaha mandiri.

wajib menjamin proses rekrutmen, penerimaan,


pelatihan kerja, penempatan kerja, keberlanjutan
kerja, dan pengembangan karier yang adil dan tanpa
diskriminasi.
wajib memberikan kesempatan mendapatkan
pelatihan di lembaga milik Pemerintah/Pemda/
Swasta yg inklusif dan mudah diakses.
Penyedia kerja dalam rekruitmen dapat:
melakukan ujian penempatan; menyediakan
asistensi dalam proses pengisian formulir;
menyediakan alat dan bentuk tes yang sesuai; beri
keleluasaan dalam waktu pengerjaan tes.
Penyedia kerja dalam penempatan kerja dapat:
beri kesempatan orientasi atau adaptasi, termasuk
pelatihan atau magang; tempat bekerja fleksibel
tanpa mengurangi target tugas kerja; waktu istirahat;
jadwal kerja fleksibel; asistensi kebutuhan khusus;
dan izin atau cuti khusus untuk pengobatan.
Pemberi kerja wajib memberi upah yg sama,
akomodasi yg layak, fasilitas akses, buka akses
pengaduan;
P/Pemda wajib mensosialisasikan penyediaan
akomodasi yg layak, dan Pemberi Kerja yg tidak
menyediakan dapat dikenakan Sanksi Administratif.

5. Kesehatan
KEWAJIBAN
PEMERINTAH,
PEMDA,
SWASTA

1.
2.
3.
4.

KEWAJIBAN
PEMERINTAH,
PEMDA

5.

6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

wajib memastikan fasilitas pelayanan kesehatan menerima pasien


pd.
wajib menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan tanpa
diskriminasi.
wajib memberikan pelayanan kesehatan tanpa diskriminatif yg
diberikan oleh tenaga yg memiliki kompetensi dan kewenangan.
Pemerintah menjamin pelayanan kesehatan dalam program
jaminan kesehatan nasional.
Wajib menyediakan tenaga yg memiliki kompetensi dan
kewenangan (jika belum tersedia harus dirujuk vertical dan
horizontal yang pengirimannya dilakukan dg pengiriman pasien dan
spesimen, dan melalui telemedisin).
Wajib menjamin ketersediaan perbekalan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan dan ragam disabilitas.
Wajib menjamin ketersediaan rehabilitasi medis.
Wajib menjamin ketersediaan alat non kesehatan.
Wajib menyelenggarakan pelatihan tenaga medis.
Tindakan medis wajib mendapat persetujuan PD.
RSJ dan RSU wajib melayani PDM.
Fasilitas perawatan PDM harus menjamin keamanan dan
kepuasan.
Segala tindakan thd PDM harus sesuai standar.
Wajib menyedian informasi kedisabilitasan termasuk informasi
rujukan.
Wajib menjamin akses air bersih.
Wajib menjamin akses fasilitasi sanitasi yang layak.

6. Politik

1.

KEWAJIBAN
PEMERINTAH, 2.
PEMDA
3.
4.

wajib menjamin agar dapat berpartisipasi secara efektif dan


penuh dalam kehidupan politik dan publik secara langsung atau
melalui perwakilan.
wajib menjamin hak dan kesempatan untuk memilih dan
dipilih.
berhak untuk menduduki jabatan publik.
wajib menjamin hak politik dengan memperhatikan keragaman
disabilitas dalam Pemilu, pemilihan gubernur, bupati/walikota,
dan pemilihan Kades atau nama lain yang sejenis, termasuk:
berpartisipasi langsung untuk ikut dalam kegiatan;
mendapatkan hak untuk didata sebagai pemilih;
memastikan bahwa prosedur, fasilitas, dan alat bantu pemilihan
bersifat layak, dapat diakses, serta mudah dipahami dan
digunakan;
melindungi hak untuk memilih secara rahasia tanpa intimidasi;
melindungi hak untuk mencalonkan diri dalam pemilihan,
untuk memegang jabatan, dan melaksanakan seluruh fungsi
publik dalam semua tingkat pemerintahan;
menjamin agar dapat memanfaatkan penggunaan teknologi
baru untuk membantu pelaksanaan tugas;
menjamin kebebasan memilih pendamping sesuai pilihannya;
mendapatkan informasi, sosialisasi; dan
menjamin terpenuhinya hak untuk terlibat sebagai
penyelenggara.

7. Keagamaan
KEWAJIBAN
PEMERINTAH,
PEMDA

1.

wajib melindungi dari tekanan dan


diskriminasi oleh pihak mana pun untuk
memeluk agama dan kepercayaan masingmasing dan beribadat menurut agama dan
kepercayaannya.

2.

wajib melakukan bimbingan dan penyuluhan


agama terhadap Penyandang Disabilitas.
wajib mendorong dan/atau membantu
pengelola rumah ibadah untuk menyediakan
sarana dan prasarana yang mudah.
wajib menyediakan kitab suci dan lektur
keagamaan lain yang mudah diakses
berdasarkan kebutuhan.
mengupayakan ketersediaan penerjemah
bahasa isyarat dalam kegiatan peribadatan.

3.
4.
5.

8. Keolahragaan
KEWAJIBAN
PEMERINTAH,
PEMDA

1.
2.

3.

wajib mengembangkan sistem keolahragaan:


Pendidikan, Rekreasi, dan Prestasi.
Pengembangan sistem keolahragaan
dilakukan berdasarkan jenis olahraga khusus
yang sesuai dengan kondisi dan ragam
disabilitasnya.
wajib membina dan mengembangkan
olahraga yang dilaksanakan dan diarahkan
untuk meningkatkan kesehatan, rasa percaya
diri, dan prestasi olahraga.

9. Kebudayaan dan Pariwisata


1.

KEWAJIBAN
PEMERINTAH, 2.
PEMDA

3.
4.

5.
6.
7.

wajib menjamin Aksesibilitas pada layanan kebudayaan dan


pariwisata.
Layanan Pariwisata meliputi: tersedianya informasi
pariwisata dalam bentuk audio, visual, dan taktil; dan
tersedianya pemandu wisata yang memiliki kemampuan untuk
mendeskripsikan obyek wisata bagi wisatawan PD netra,
memandu wisatawan PD rungu dengan bahasa isyarat, dan
memiliki keterampilan memberikan bantuan mobilitas.
wajib memberikan insentif kepada perusahaan pariwisata
yang menyelenggarakan jasa perjalanan wisata yang mudah
diakses.
wajib mengembangkan potensi dan kemampuan seni
budaya PD yang meliputi: memfasilitasi dan menyertakan PD
dalam kegiatan seni budaya; mengembangkan kegiatan seni
budaya khusus PD; dan memberikan penghargaan kepada
seniman PD atas karya seni terbaik.
PD berhak untuk mendapatkan pengakuan dan dukungan
atas identitas budaya dan linguistik.
wajib melindungi hak kekayaan intelektual PD.
wajib melindungi dan memajukan budaya masyarakat yang
menjunjung tinggi nilai kesetaraan hak PD.

10. Kesejahteraan Sosial


1.

KEWAJIBAN
PEMERINTAH,
PEMDA
2.

1.

wajib melakukan
penyelenggaraan Kesos untuk
PD melalui: Rehsos; Jamsos; 3.
Dayasos; dan Linsos.

2.

wajib menjamin akses PD


untuk mendapatkan Rehsos;
Jamsos; Dayasos; dan Linsos. 4.
wajib melakukan
penyelenggaraan Kesos untuk
PD melalui: rehabilitasi sosial;5.
jaminan sosial; pemberdayaan
sosial; dan perlindungan sosial.
wajib menjamin akses bagi
Penyandang Disabilitas untuk
mendapatkan rehabilitasi sosial,
6.
jaminan sosial, pemberdayaan
sosial, dan perlindungan sosial.
Ketentuan mengenai
Rehsos; Jamsos; Dayasos; dan
Linsos. diatur dalam PP.

3.

4.

5.

7.

Rehsos yang dilaksanakan meliputi: motivasi dan diagnosis


psikososial; perawatan dan pengasuhan; pelatihan vokasional dan
pembinaan kewirausahaan; bimbingan mental spiritual;
bimbingan fisik; bimbingan sosial dan konseling psikososial;
pelayanan aksesibilitas; bantuan dan asistensi sosial; bimbingan
resosialisasi; bimbingan lanjut; dan/atau rujukan.
Rehsos dilaksanakan secara persuasif, motivatif, dan koersif
oleh keluarga, masyarakat, dan institusi sosial.
Jaminan sosial diberikan untuk PD miskin atau yang tidak
memiliki penghasilan dalam bentuk asuransi Kesos, bantuan
langsung berkelanjutan, dan bantuan khusus.
Bantuan khusus meliputi: pelatihan, konseling, perawatan
sementara, atau bantuan lain yang berkaitan.
Pemberdayaan Sosial dilakukan melaui: peningkatan kemauan
dan kemampuan; penggalian potensi dan sumber daya;
penggalian nilai dasar; pemberian akses; dan/atau pemberian
bantuan usaha.
Bentuk Pemberdayaan Sosial: diagnosis dan pemberian
motivasi; pelatihan dan pendampingan; pemberian stimulan;
peningkatan akses pemasaran hasil usaha; penguatan
kelembagaan dan kemitraan; dan bimbingan lanjut.\
Perlindungan sosial dilakukan melalui: bantuan sosial;
advokasi sosial; dan/atau bantuan hukum.

11. Infrastruktur
1.

KEWAJIBAN
PEMERINTAH,
PEMDA
1.
2.
3.
4.

2.
3.

Gedung dan
Bangunan
4.
Jalan
5.
Pertamanan dan
6.
Pemakaman
Permukiman
7.
8.
9.
10.
11.
12.

wajib menjamin infrastruktur yang mudah diakses meliputi:


bangunan gedung; jalan; permukiman; dan pertamanan dan
pemakaman, yang berfungsi sebagai: hunian; keagamaan; usaha;
sosial dan budaya; olahraga; dan khusus.
Pemilik dan/atau pengelola yang tidak menyediakan dapat
dikenakan Sanksi Administratif.
wajib mencantumkan ketersediaan fasilitas sebagai salah satu
syarat dalam permohonan izin mendirikan bangunan.
wajib melakukan audit terhadap ketersediaan fasilitas Aksesibilitas.
Pemeriksaan kelaikan fungsi sbg syarat penerbitan dan
perpanjangan Sertifikat Laik Fungsi bangunan gedung.
Pemeriksaan dengan mengikutsertakan OPD dan/atau PD yang ahli
di bidang bangunan gedung.
dapat memfasilitasi penyediaan fasilitas pada bangunan rumah
tinggal tunggal yang dihuni oleh Penyandang Disabilitas.
wajib menyediakan fasilitas untuk pejalan kaki yang mudah
diakses.
wajib menyediakan tempat penyeberangan pejalan kaki.
menyediakan fasilitas umum lingkungan pertamanan dan
permakaman umum dilengkapi dengan fasilitas dan Aksesibilitas.
memfasilitasi permukiman yang mudah diakses dan wajib
mengawasi dan memastikan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai permukiman yang mudah diakses
diatur dengan Peraturan Pemerintah.

12. Pelayanan Publik


1.
KEWAJIBAN
PEMERINTAH,
PEMDA

2.
3.

wajib menyediakan Pelayanan Publik yang


mudah diakses termasuk pelayanan jasa
transportasi publik yang diselenggarakan oleh
institusi penyelenggara negara, korporasi,
lembaga independen dan lembaga lainnya.
Sumber anggaran APBN, APBD dan
Korporasi/BH.
wajib menyebarluaskan dan
menyosialisasikan Pelayanan Publik dan
Panduannya.
pelayanan jasa transportasi darat,
transportasi kereta api, transportasi laut, dan
transportasi udara dapat bekerjasama dengan
koorporasi dan BH.

13. Perlindungan dari Bencana


1.
wajib mengambil langkah yang diperlukan
KEWAJIBAN
untuk menjamin penanganan pada tahap
PEMERINTAH,
prabencana, saat tanggap darurat, dan
PEMDA
pascabencana. Dengan harus memperhatikan
Akomodasi yang Layak dan Aksesibilitas.
2.
PD dapat berpartisipasi dalam
penanggulangan bencana.
3.
Ketentuan lebih lanjut diatur dalam PP.

14. Habilitasi dan Rehabilitasi


1.
wajib menyediakan atau memfasilitasi
KEWAJIBAN
layanan habilitasi dan rehabilitasi (jo UU
PEMERINTAH,
23/2014) dengan tujuan: mencapai,
PEMDA
mempertahankan, dan mengembangkan
kemandirian, kemampuan fisik, mental, sosial,
dan keterampilan secara maksimal; dan
memberi kesempatan untuk berpartisipasi dan
berinklusi di seluruh aspek kehidupan.
2.

3.
4.

Habilitasi dan Rehabilitasi berfungsi sebagai


Sarana: Diklat keterampilan hidup; mengatasi
kondisi disabilitasnya; dan mempersiapkan
agar dapat hidup mandiri dalam masyarakat.
Bentuk penanganan H&R: dalam keluarga
dan masyarakat; dan dalam lembaga.
Ketentuan lebih lanjut diatur dalam PP.

15. Konsesi
KEWAJIBAN
PEMERINTAH,
PEMDA

1.
2.
3.

wajib memberikan Konsesi untuk PD yang


besar dan jenis Konsesi diatur dalam PP.
mengupayakan pihak swasta untuk
memberikan Konsesi untuk PD.
memberikan insentif bagi perusahaan swasta
yang memberikan Konsesi. Bentuk dan
tatacaranya diatur dalam PP.

16. Pendataan
1.

MENSOS RI

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

dilakukan oleh Kemensos secara mandiri atau bersama dg BPS.


Dilakukan untuk memperoleh data akurat tentang karakteristik
pokok dan rinci.
Data akurat digunakan untuk: mengidentifikasi dan mengatasi
hambatan dalam mendapatkan hak; dan membantu perumusan
dan implementasi kebijakan.
Mensos RI melakukan verifikasi dan validasi yang dilakukan
secara berkalaminimal 2 tahun sekali.
Yang belum terdata dapat secara aktif mendaftarkan diri kepada
lurah atau Kades.
Lurah dan Kades wajib menyampaikan pendaftaran atau
perubahan data kepada bupati/walikota melalui camat.
Bupati/walikota menyampaikan pendaftaran atau perubahan
data kepada Mensos RI.
Jika diperlukan bupati/walikota dapat melakukan verifikasi dan
validasi terhadap pendaftaran dan perubahan data.
Data yang telah diverifikasi dan divalidasi harus berbasis
teknologi informasi dan dijadikan sebagai data nasional dan
menjadi tanggungjawab Mensos RI.
Data dipergunakan oleh K/L dan/atau Pemda dalam pemenuhan
hak dan dapat diakses oleh masyarakat. Yang selanjutnya
menyampaikan hasil pelaksanaannya kepada Mensos RI.

17. Komunikasi dan Informasi


1.
wajib mengakui, menerima, dan
KEWAJIBAN
memfasilitasi komunikasi PD dengan
PEMERINTAH,
menggunakan cara tertentu, yang dilakukan
PEMDA
dengan cara, alat, dan bentuk lainnya yang
1. Komunikasi dapat dijangkau sesuai dengan pilihan PD
dalam berinteraksi.
2. Informasi 2.
wajib menjamin akses atas informasi untuk
PD dalam bentuk audio dan visual.
3.
wajib menyediakan informasi dalam
bentuk yang dapat dijangkau dan dipahami
sesuai dengan keragaman disabilitas dan
kondisi tempat tinggalnya yang didapatkan
secara tepat waktu dan tanpa biaya
tambahan.

18. Perempuan dan Anak


1.
wajib menyediakan unit layanan informasi
KEWAJIBAN
dan tindak cepat untuk perempuan dan anak
PEMERINTAH,
penyandang disabilitas yang menjadi korban
PEMDA
kekerasan.
2.
wajib memberikan Pelindungan khusus
terhadap perempuan dan anak penyandang
disabilitas sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3.
wajib menyediakan rumah aman yang
mudah diakses untuk perempuan dan anak
penyandang disabilitas yang menjadi korban
kekerasan.

19. Pelindungan dari Tindakan Diskriminasi, Penelantaran,


Penyiksaan, dan Eksploitasi
1.
memfasilitasi Penyandang Disabilitas
KEWAJIBAN
untuk bersosialisasi dan berinteraksi dalam
PEMERINTAH,
kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, dan
PEMDA
bernegara tanpa rasa takut.
2.
wajib menjamin Penyandang Disabilitas
bebas dari segala bentuk kekerasan fisik,
psikis, ekonomi, dan seksual.

KOORDINASI
1.

MENSOS RI
2.

Tugas Mensos RI:

3.
melakukan
sinkronisasi program
dan kebijakan;
menjamin
pelaksanaan;
mewujudkan
anggaran
pelaksanaan; dan
menyinkronkan

penggunaan anggaran
pelaksanaan

Pemerintah membentuk mekanisme koordinasi di


tingkat nasional dalam rangka melaksanakan
Penghormatan, Pelindungan, dan Pemenuhan hak
Penyandang Disabilitas (P4D).
Koordinasi di tingkat nasional dilakukan oleh
Menteri dengan kementerian dan lembaga pemerintah
nonkementerian yang terkait.
Koordinasi bertujuan untuk menyelenggarakan dan
menyinkronkan kebijakan, program, dan anggaran
pelaksanaan P4D.

1.

PEMDA
2.

membentuk mekanisme koordinasi di


Tk Prov dan kab/kota dalam rangka
melaksanakan P4D sesuai dengan
kewenangannya.
Ketentuan mengenai mekanisme
koordinasi di tingkat nasional berlaku
secara mutatis mutandis terhadap
mekanisme koordinasi di tingkat
provinsi dan kabupaten/kota.

KOMISI NASIONAL DISABILITAS


1.
2.

3.

KND sebagai lembaga 1.


nonstruktural yang bersifat
independen.
tugas melaksanakan
pemantauan, evaluasi, dan 2.
advokasi pelaksanaan
Penghormatan, Pelindungan,
3.
dan Pemenuhan hak
Penyandang Disabilitas.
Hasil pemantauan,
4.
evaluasi, dan advokasi
dilaporkan kepada Presiden.

penyusunan rencana kegiatan KND dalam


upaya pelaksanaan Penghormatan,
Pelindungan, dan Pemenuhan hak
Penyandang Disabilitas;
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
Penghormatan, Pelindungan, dan Pemenuhan
hak Penyandang Disabilitas;
advokasi pelaksanaan Penghormatan,
Pelindungan, dan Pemenuhan hak
Penyandang Disabilitas; dan
pelaksanaan kerja sama dalam penanganan
Penyandang Disabilitas dengan pemangku
kepentingan terkait.
Ketentuan mengenai organisasi dan tata

Loading...
5.

KND

kerja serta keanggotaan KND diatur dengan


Peraturan Presiden.

PENDANAAN

Pemerintah dan Pemda


wajib menyediakan
anggaran bagi pelaksanaan
P4D.
Pendanaan bersumber:
APBN; APBD; dan
sumber dana lain yang sah
dan tidak mengikat.
Sumber dana lain yang
sah dan tidak mengikat
dikelola sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan.

KERJASAMA INTERNASIONAL

Pemerintah dapat menjalin kerja sama


internasional dengan negara yang mendukung
usaha memajukan P4D.
Pemerintah wajib mengarusutamakan isu
disabilitas dalam menjalin kerja sama
internasional.
Kerja sama internasional dapat dilakukan
dengan cara: bertukar informasi dan
pengalaman; program pelatihan; praktik terbaik;
penelitian; ilmu pengetahuan; dan/atau alih
teknologi.

PENGHARGAAN

Pemerintah dan Pemda dapat:


memberikan penghargaan kepada
orang perseorangan yang berjasa dalam
P4D.
memberikan penghargaan kepada
badan hukum dan lembaga negara yang
mempekerjakan Penyandang
Disabilitas.
dapat memberikan penghargaan kepada
penyedia fasilitas publik yang
memenuhi hak Penyandang Disabilitas.
Ketentuan mengenai syarat dan tata
cara pemberian penghargaan diatur
dalam Peraturan Presiden.

LARANGAN

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

Setiap Orang yang ditunjuk mewakili kepentingan Penyandang Disabilitas dilarang


melakukan tindakan yang berdampak kepada bertambah, berkurang, atau hilangnya hak
kepemilikan Penyandang Disabilitas tanpa mendapat penetapan dari pengadilan negeri.
Setiap Orang dilarang menghalang-halangi dan/atau melarang Penyandang Disabilitas
untuk mendapatkan:
hak pendidikan
hak pekerjaan, kewirausahaan, dan koperasi
hak kesehatan
hak politik
hak keagamaan
hak keolahragaan
hak kebudayaan dan pariwisata
hak kesejahteraan sosial
hak Aksesibilitas
hak Pelayanan Publik
hak Pelindungan dari bencana
hak habilitasi dan rehabilitasi
hak pendataan
hak hidup secara mandiri dan dilibatkan dalam masyarakat
hak berekspresi, berkomunikasi, dan memperoleh informasi
hak kewarganegaraan
hak bebas dari Diskriminasi, penelantaran, penyiksaan, dan eksploitasi
hak keadilan dan perlindungan hukum dalam memberikan jaminan dan Pelindungan
sebagai subjek hukum untuk melakukan tindakan hukum yang sama dengan lainnya.

KETENTUAN PIDANA
Setiap Orang yang melakukan tindakan yang
berdampak kepada bertambah, berkurang,
atau hilangnya hak kepemilikan Penyandang
Disabilitas tanpa mendapat penetapan dari
pengadilan negeri dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 tahun dan denda
paling banyak Rp. 500.000.000.
Setiap Orang yang menghalang-halangi
dan/atau melarang Penyandang Disabilitas
untuk mendapatkan haknya dipidana dengan
pidana penjara paling lama 2 tahun dan
denda paling banyak Rp. 200.000.000.

KETENTUAN PERALIHAN

Kartu Penyandang Disabilitas (121)


berlaku sampai dengan
diterbitkannya kartu identitas
kependudukan tunggal sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan.

Tindakan hukum berdasarkan UU 4


Tahun 1997 Tentang Penyandang
Cacat (LNRI Tahun 1997 No 9,
TLNRI No 3670) tetap dilaksanakan
sampai dengan tindakan hukum
berakhir.

KETENTUAN PENUTUP

Istilah Penyandang Cacat harus dibaca dan dimaknai


sebagai Penyandang Disabilitas.
KND (131) harus sudah dibentuk paling lama 3 tahun
terhitung sejak UU ini diundangkan.
Pada saat UU ini mulai berlaku, semua peraturan
pelaksanaan UU No 4 Tahun 1997, dinyatakan masih
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan.
Pada saat UU ini mulai berlaku, UU No. 4 Tahun 1997,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Peraturan pelaksanaan UU ini harus ditetapkan paling
lama 2 tahun terhitung sejak UU ini diundangkan.
UU ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan UU ini dengan LNRI.

Anda mungkin juga menyukai