Anda di halaman 1dari 44

Kusniyati Utami

1. Seks tanpa
kondom
(PSK)
2. Penasun
3. Istri
lain/mantan
istri yang
terinfeksi
HIV

Bayi
resiko
tertular
HIV

Pria
Tertular
HIV

Istri hamil
dengan
HIV /AIDS

Hubungan
seks tanpa
kondom
dengan istri

Istri tertular
HIV

Kerentanan biologis

Ketidaksetaraan gender

Kemiskinan

Kekerasan terhadap perempuan

Jumlah Perempuan terinfeksi HIV semakin


meningkat, seiring dengan meningkatnya
jumlah laki-laki melakukan hub sex tidak aman

34 juta orang dengan HIV di seluruh dunia


(UNAIDS, 2012)
50% diantaranya perempuan dan 2,1 juta anak
berusia kurang dari 15 tahun
Sekitar 1,3 juta orang (37%) perempuan terinfeksi
HIV (WHO-SEARO, 2011)
Lebih dari 90% kasus anak HIV mendapatkan
infeksi dari penularan ibu-anak

Infeksi HIV merupakan masalah


kesehatan utama yang mempengaruhi
kematian ibu dan anak
Virus HIV dapat ditularkan selama
kehamilan, persalinan dan menyusui
Di negara berkembang risiko penularan
25%-45%.

KemKes (2012), 43.624 ibu hamil yang


menjalankan tes HIV, sebanyak 1.320 (3,01%)
positif HIV
Data Riskesdas 2010, menunjukkan rendahnya
pengetahuan masyarakat umum tentang
tersedianya pelayanan konseling dan testing
HIV (KTS), adanya data remaja usia 10-24
tahun melakukan hub seks pranikah, Umur
pertama menikah usia muda (< 20 thn) cukup
tinggi (46,7%)

Tertular

PERKEMBANGAN DARI HIV MENJADI AIDS:

Periode
Jendela

3 - 6 BULAN

HIV +

5 - 10 TAHUN

AIDS

1 - 2 TAHUN

5-10% saat antenatal


10-20% bersalin
5-20% menyusui (ASI)

Mechanisms of Mother-Infant HIV Transmission


Transplacental infection
Direct contact by infant

Sources of infection

Maternal blood
Placenta
Amniotic fluid
Cervicovaginal secretions
Breastmilk

Routes of Entry

Umbilical circulation
Skin
Mucous membranes
GI tract
Respiratory tract

Faktor Ibu
Jumlah virus HIV dalam
darah ibu
Jumlah sel CD4
Status gizi selama hamil
Penyakit infeksi selama hamil
Gangguan pada payudara

Faktor Bayi
Usia kehamilan dan berat
badan bayi baru lahir
Periode pemberian ASI
Adanya luka di mulut
bayi

Faktor Obstetrik
Jenis persalinan
Lama persalinan
Ketuban pecah lebih dari 4
jam sebelum persalinan
Tindakan episiotomi,
ekstraksi vakum dan forceps


1.

2.

3.

Tujuan Umum
Mengendalikan penularan HIV
melalui upaya penularan dari ibu
ke anak
Meningkatkan kualitas hidup ibu
dan anak yang terinfeksi HIV
Menurunkan tingkat kesakitan
dan kematian akibat HIV

Tujuan Khusus PPIA


1.

2.

3.

Mencegah penularan HIV dari ibu ke


anak dan menurunnya jumlah kasus
baru HIV pada anak serendah mungkin
Mengurangi dampak epidemi HIV
terhadap ibu dan anak dan menurunnya
angka kematian ibu dan anak serendah
mungkin
Meningkatnya kualitas hidup ibu hamil
dan anak dengan HIV

Mencegah terjadinya penularan HIV pada perempuan usia


reproduksi
. Mencegah

HIV positif

kehamilan yang tidak direncanakan pada ibu

Mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu hamil HIV


positif ke bayi yang dikandungnya

Memberikan dukungan psikologis, sosial dan perawatan


kepada ibu HIV positif beserta bayi dan keluarganya.

KIE
Kesadaran
masyarakat
menghindari
penularan
Peningkatan
tatalaksana
ODHA
perempuan
Keterlibatan aktif
keluarga

Mobilisasi
masyarakat
Melibatkan
petugas lapangan
memberikan
informasi
Dukungan Toga,
Toma
menghilangkan
stigma dan
diskriminasi

Layanan Tes
HIV

Dukungan
perempuan
HIV negatif

Abstinence

Be Faithfull

Condom

Drug No

-Dukungan agar tetap HIV negatif


- Menganjurkan pasangan tes HIV
-Konseling berpasangan
- Peningkatan pemahaman dampak HIV
pada ibu hamil
- Info pada pasangan tentang bahaya seks
tidak aman
- Info pada pasangan laki-laki untuk
memakai kondom

ODHA perempuan

Konseling alat kontrasepsi yang


aman dan penggunaan kondom

Menghindarkan kehamilan yang


tidak direncanakan

KIE HIV dan seks aman

Konseling dan tes HIV untuk pasangan

Pencegahan dan pengobatan IMS

Promosi penggunaan kondom

Konseling KB pada ODHA


Konseling perencanaan kehamilan pada
ODHA

Kontrasepsi untuk perempuan yang


terinfeksi HIV
1. Menunda kehamilan :
Kontrasepsi jangka panjang + kondom
2. Tidak mau punya anak lagi :
Kontrasepsi mantap + kondom

1.

2.

3.

Perempuan dengan HIV yang belum


terindikasi terapi ARV, bila memutuskan
Hamil akan menerima ARV seumur hidup
Jika sudah terapi dan virus tidak terdeteksi --risiko penularan HIV ibu ke anak menjadi
kecil
Jika ibu/pasangan sudah mendapat ARV,
tetap perlu menggunakan kondom setiap
berhubungan

Layanan ANC
Terpadu termasuk
penawaran dan tes
HIV

Persalinan yang
aman

Diagnosis HIV
melalui tes HIV

Pemberian terapi
ARV

Tata laksana
pemberian
makanan bagi bayi
dan anak

Menunda dan
mengatur
kehamilan

Pemberian
profilaksis ARV
dan kotrimoksazol
pada anak

Pemeriksaan
diagnostik HIV
pada anak

Bedah Seksio mengurangi resiko


penularan hingga 2-4%, dengan
pertimbangan:
1. Faktor keamanan ibu pasca operasi :
resiko endometritis, infeksi luka,
infeksi saluran kemih
2. Fasilitas yankes untuk tindakan
operasi
3. Biaya operasi

1.

2.

3.

Jenis persalinan memperhatikan kondisi


fisik dan indikasi obstetri ibu dengan
pertimbangan nakes
Ibu harus mendapat konseling terhadap
keputusannya
Tindakan persalinan pada ibu harus
memperhatikan kewaspadaan standar

Ibu dengan HIV yang sudah


dalam terapi ARV memiliki
kadar HIV sangat rendah
sehingga aman menyusui
(WHO, 2010)
ASI Eksklusif selama 6 bulan
Setelah berusia 6 bulan, ASI
dapat diteruskan hingga bayi
berusia 12 bulan disertai
makanan padat

1.
2.

Pemberian susu formula harus


memperhatikan:
Akses air bersih dan botol susu yang bersih
Kemampuan keluarga membeli susu formula
Sangat tidak dianjurkan menyusui campur ,
susu formula dianggap sebagai benda asing
pada dinding usus bayi
perubahan
mukosa dinding usus
mempermudah
masuknya HIV yang ada dalam ASI

Pengobatan ARV jangka panjang


Pengobatan gejala penyakitnya
Pemeriksaan kondisi kesehatan dan pemantauan ARV
Konseling Kontrasepsi

Edukasi pemberian makanan bayi


Penyuluhan anggota keluarga terhadap penularan
Dukungan keg peningkatan ekonomi keluarga
Dukungan perawatan dan pendidikan anak

Tanda dan Gejala


- Subyektif
Kelemahan, keletihan, sakit kepala,
berkeringat malam hari, anoreksia, mual
- Obyektif
Deman, Splenomegali, neuropati perifer,
ulserasi pada mulut, diare, kehilangan berat
badan

1.

2.
3.

Riwayat lengkap: riwayat menstruasi, medis,


obtetrik dan sosial serta kebiasaan
Pengkajian fisik lengkap
Pengkajian laboratorium mencakup darah periksa
lengkap, muatan virus RNA HIV, hitung sel CD4,
urinalisis, skrining antibodi, titer rubela, antigen
permukaan hepatitis B, kultur serviks, dan skin
test untuk toksoplasmosis dan tuberkulosis

Penurunan pemajanan darah dan sekresi ibu


yang terinfeksi ke neonatus
Jika memungkinkan , pertahankan ketuban
tetap utuh
Bersihkan bayi dari darah dan sekresi segera
setelah kelahiran
Pertimbangan pilihan persalinan yang sesuai

Pantau adanya infeksi


Konseling tentang pemberian
makanan pada bayi (ASI eksklusif /
Susu formula)
Menghindarkan menyusui campur

1.
2.

3.

4.

5.

Risiko infeksi (oportunistik)


Ansietas (penyakit)dan ansietas terhadap
kematian
Ketidakefektifan pola seksualitas
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh
Intoleran Aktivitas

Risiko Infeksi
1. Kaji hitung CD4 dan jumlah virus
2. Kaji suhu diatas 38,3 C
3. Kaji status Pernapasan
4. Kaji adanya riwayat infeksi oportunistik
5 Kaji adanya tanda dan gejala infeksi
6. Kaji adanya diare
7. Kaji status cairan dan elektrolit
8. Kaji adanya lesi, ruam pada kulit
9. Timbang Berat Badan

1. cara mengurangi risiko penularan HIV ke


bayi
2. tanda dan gejala perkembangan penyakit
dan infeksi oportunistik
3. praktik seks yang lebih aman
4. cara lain penularan HIV
5. Anjurkan melanjutkan terapi obat ARV
6. Ajarkan cara mengurangi pemajanan
terhadap infeksi

1.
2.
3.
4.

Pastikan asupan diet seimbang


Pastikan asupan cairan yang adekuat
Pastikan istirahat yang cukup
Dorong keseimbangan latihan fisik dan
istirahat

TERIMA KASIH

Referensi:
1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 51 Tahun
2013 tentang Pedoman Pencegahan Penularan
HIV dari Ibu ke Anak
2. Green, Wilkinson .(2012). Rencana Asuhan
Keperawatan: Maternal dan Bayi Baru Lahir.
EGC
3. Rencana Aksi Nasional Pencegahan Penularan
HIV dan Ibu ke Anak (PPIA) Indonesia 20132017. 2013. Kemenkes

Anda mungkin juga menyukai