NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
DARU WIYARTI
K 100 090 183
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2013
1
ABSTRACT
The ethanolic extract of green tea leaves have antibacterial activity
against the bacteria that causes dental caries Streptococcus mutans and
Lactobacillus acidophilus. The aim of this study is to determine antibacterial
activity of the methanol fraction of ethanol extract of green tea leaves against
Streptococcus mutans and Lactobacillus acidophilus to know the active
constituent as antibacterial.
Hasil penelitian Tahir dan Moeen (2011) menunjukkan ekstrak air dan ekstrak
etanol teh hijau mempunyai aktivitas antibakteri terhadap S. mutans dan L.
acidophilus yang merupakan bakteri penyebab utama karies gigi. Ekstrak air
menghasilkan KHM terhadap masing-masing bakteri sebesar 0,9 dan 0,8 mg/mL,
sedangkan untuk ekstrak etanol memberikan KHM
mg/mL.
Suprastiwi (2006) menyatakan polifenol dari teh hijau Jepang dapat
menghambat pertumbuhan semua jenis bakteri Streptococcus mutans. Polifenol
didominasi oleh senyawa katekin (Hirasawa, 2006). Erol (2009) meneliti adanya
kandungan polifenol pada ekstrak etanol, metanol, dan air. Katekin mengandung 2
cincin aromatik dengan gugus hidroksil lebih dari satu (Hartoyo, 2003). Robinson
(1995) menyatakan senyawa fenol yang memiliki banyak gugus hidrofil memiliki
tingkat kelarutan yang besar dalam pelarut polar, sehingga dalam hal ini dipilih
pelarut
metanol
untuk
melarutkan
senyawa
aktif
sebagai
penghambat
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Vacuum rotary evaporator (Heidolph), waterbath (Memmert), neraca
analitik, mikropipet (Socorex), Chamber KLT, inkubator (Memmert), ose, lampu
bunsen, alat-alat gelas, lampu UV 254 nm dan UV 366 nm, Laminar Air Flow
(LAF) (Astari Niagara), mikroskop (Olympus), autoklaf (My Life), dan oven
(Memmert)..
Daun teh hijau, etanol 96%, n-heksan, etil asetat, metanol teknis, cat
Gram, media Kliger Iron Agar (KIA) (Merck), media Lysine Iron Agar (LIA)
(Oxoid), media Motility Indole Ornithine (MIO) (Difco), media Agar darah,
media Manitol Salt Agar (MSA) (Oxoid), akuades, media Mueller Hinton (MH)
(Oxoid), media Brain Heart Infusion (BHI) (Oxoid), Nutrien Agar (NA) (Oxoid),
bakteri S. mutans dan L. acidophilus, DMSO 5% (Merck), standar Mc. Farland III
1,5x108 CFU/ml (Remel), NaCl 0,9% (Sigma). Metanol, butanol, etil asetat, fase
bahwa
bakteri
S.
mutans
memiliki
karakteristik
dapat
Konsentrasi
% b/v
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1,00%
0,75%
0,50%
0,25%
0,10%
0,075%
K1
K2
K3
Ket
(--)
(++)
(X)
Hasil Pengamatan
Streptooccus mutans
Lactobacillus acidophilus
Subkultur
Subkultur
Dilusi padat
Dilusi padat
media padat
media padat
-++
-++
-++
-++
-++
-++
++
X
++
X
++
X
++
X
++
X
++
X
++
X
++
X
++
++
++
++
-----
K1
K2
K3
: kontrol DMSO 5%
: kontrol suspensi bakteri
: kontrol media
Tahir dan Moeen (2011) menyatakan bahwa ekstrak etanol dan ekstrak air
teh hijau memiliki antivitas antibakteri terhadap S. mutans dan L. acidophilus.
Berdasarkan hasil pengamatan fraksi metanol dari ekstrak etanol daun teh hijau
juga memiliki aktivitas antibakteri terhadap S. mutans dan L. acidophilus dengan
KHM 0,5 %. Bakteri S. mutans dan L. acidophilus merupakan suatu bakteri Gram
positif (Hart dan Shears, 1997) yang memiliki komponen dinding sel terdiri dari
tiga lapisan selaput sitoplasma, serta lapisan peptidoglikan yang tebal (Jawetz et
al, 2001). Menurut Hertiani et al., (2003) komponen dinding sel bakteri Gram
8
positif mempunyai komposisi yang bersifat polar, sehingga senyawa dari fraksi
metanol yang bersifat polar akan mudah masuk dalam dinding sel kemudian
menghambat pertumbuhan sel bakteri.
Menurut Mitscher et al. (1972) dalam Astuti et al., (2002) suatu ekstrak
dikatakan poten jika mampu menghambat pertumbuhan bakteri pada konsentrasi
0,1%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa fraksi metanol dari ekstrak daun teh
hijau tidak poten terhadap bakteri S. mutans dan L. acidophilus. Penelitian lain
dari fraksi air ekstrak air menyebutkan daun teh hijau juga memiliki aktivitas
antibakteri terhadap bakteri Gram positif Streptococcus pyrogenesis (Kim et al.,
2008).
Kromatografi
Komposisi pucuk teh daun muda yang bersifat polar diantaranya adalah
flavanol termasuk golongan senyawa katekin, flavonol glukosida, proantosianidin,
kafein, asam amino, karbohidrat, asamorganik, saponin, pigmen, vitamin, dan
mineral (Setiawan, 2012).
Menurut Harborne (1996) pereaksi semprot FeCl3 digunakan untuk
mendeteksi senyawa fenolik. Secara visual akan memberikan warna hijau, biru,
merah atau hitam. Hasil KLT menunjukkan adanya senyawa fenolik dengan
bercak hitam pada Rf 0,24, Rf 0,67, dan Rf 0,83. Senyawa fenolik atau polifenol
yang terkandung dalam teh adalah tanin (Jambang, 2004). Penelitian Gao et al.,
(2008) melakukan isolasi fenolik menggunakan metode HPLC. Tanin dalam teh
memiliki khasiat untuk obat penyakit gula, pengaturan keseimbangan hormon
yang dikeluarkan oleh pankreas, obat cacing, dan antibiotik (Depadua et al.,
1999).
Senyawa saponin secara visual dengan peraksi semprot LiebermannBurchard (LB) memberikan warna hijau atau biru untuk saponin steroid dan
warna merah muda, merah, ungu atau violet untuk saponin triterpenoid
(Farnsworth, 1966). Hasil deteksi menunjukkan bercak keunguan pada Rf 0,55
dan 0,70 yang menandakan adanya senyawa saponin triterpenoid pada fraksi
metanol dari ekstrak etanol daun teh hijau. Hal ini diperkuat dengan hasil positif
pada uji buih yaitu adanya busa yang stabil lebih dari 15 menit dan tinggi 1 cm.
senyawa saponin yang terkandung di dalam teh diantaranya triterpenoid dan
steroid (Robinson, 1995). Uji buih juga dilakukan oleh Herdiyati (2007) yang
Bercak sebelum
disemprot
Sinar UV (nm)
FeCl3
254
366
Vis
Pem
F. merah
Pem
H
F. merah
H
I/HCl
Vis
C. tua
C. tua
-
DG
Vis
C
C
C
STB
UV 366
KH
Biru
Orange
-
0,70
Ungu
C. tua
Biru
0,83
0,91
Pem
F. merah
-
H
-
C. tua
KH
-
Ket
Pem
LB
C
F
STB
: Pemadaman
: Liebermann-Burchard
: Coklat
: Fluoresensi
: Sitroborat
DG
KH
Vis
H
Perkiraan senyawa
Klorofil, alkaloid purin,alkaloid
Fenolik, flavonoid
Alkaloid purin, alkaloid
Klorofil, Saponin triterpenoid
Fenolik, alkaloid
Saponin triterpenoid, Alkaloid
purin
Klorofil, Fenolik, flavonoid
Alkaloid purin , alkaloid
: Dragendorff
: Kuning Kehijauan
: Visual
: Hitam
s
senyawa
flavvonoid. Isolaasi flavonoidd pada teh teelah dilakukan oleh Peteerson et al.,
(
(2004).
Flav
vonoid teh Teh hijau terddiri dari sekiitar 30% pollifenol seperrti flavanol,
f
flavandiols,
d asam fennol. Polifenool telah dikeenal memilikki berbagai
flavonoid dan
a
aktivitas
bioologis yangg sangat baaik seperti antikanker,
a
penghambaatan alergi,
p
pencegahan
gout, penghhambatan okksidasi, dan antimikrobaa (Hoh, 20077).
dasarkan hassil KLT terseebut, dapat disimpulkan
d
n bahwa frakksi metanol
Berd
e
ekstrak
etannol daun teh hijau menggandung senyyawa diantaaranya fenoliik, saponin
t
triterpenoid,
, alkaloid derrivat purin (kkafein), alkaaloid, dan flaavonoid.
B
Bioautograf
fi
Hasil penelitian menunjukkkan fraksi metanol
m
eksttrak etanol daun teh
h
hijau
memiliki aktivitaas antibakterri terhadap S. mutans dan L. aciidophilus,
s
sehingga
dillakukan uji bioautograffi untuk men
ngetahui gollongan senyyawa aktif
y
yang
dapat menghambaat pertumbuuhan bakteri.. Senyawa aktif
a
ditandaai dengan
a
adanya
areaa jernih padaa media NA
A dengan lattar belakangg keruh, kem
mudian Rf
b
bercak
dicoccokkan deng
gan deteksi K
KLT.
Rf0,83
3
Rf0,83
a
Gam
mbar 1. Hasil uji
u bioautografi terhadap (a
a) S. mutans (b
b) L. acidophillus
11
Fraksi metanol ekstrak etanol daun teh hijau dapat menghambat pertumbuhan
bakteri S. mutans dan L. acidophilus. Hasil KHM terhadap kedua bakteri
tersebut sama yaitu masing-masing sebesar 0,5%, sedangkan KBM tidak
diperoleh sampai dengan konsentrasi 1%.
2.
Golongan senyawa yang terkandung dalam fraksi metanol ekstrak etanol daun
teh hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. mutans dan L.
acidophilus adalah fenolik dan flavonoid.
SARAN
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang aktivitas antibakteri fraksi
metanol ekstrak etanol daun teh hijau terhadap bakteri lain, serta penelitian lebih
lanjut untuk mengetahui senyawa yang lebih spesifik bertanggungjawab sebagai
antibakteri terhadap bakteri S. mutans dan L. acidophilus menggunakan senyawa
pembanding katekin.
12
DAFTAR ACUAN
Badan POM, 2010, Acuan Sediaan Herbal, 64-65, Direktorat OAI, Deputi II,
Jakarta, Badan POM
Beighton, D., Brailsford, S., Samarayanake, L. P., Brown, J. P., Ping, F. X. &
Mils, D. G., et al., 2004, A Multi Country Comparison of Caries
Associated Microflora in Demografihically Diverse Dhildren, Community
Dental Health, 21(1), 96 1
Brisse, S., Fevre, C., Passet, V., Sylvie, I., Tournebize, R., Diancourt, L, et al.,
2009, Virulent Clones of Klebsiella pneumoniae: Identification and
Evolutionary Scenario Based on Genomic and Phenotypic
Characterization, PLOS ONE, 4 (3), 1-13
Cushnie, T. P., & Andrew J. Lamb, 2005, Antimicrobial Activity of flavonoids,
Internasional Journal of Antimicrobial Agents, 26(1) 343356
DePadua, L.S., N.B. Praphatsara, & R.H.M.J. Lemmens. 1999. Prosea Plant
Resources of South-East Asia,
Medical and Poisonus Plants 1,
Backhuyus Publisher, Leiden, Netherland, 12(1), 711
Erol, T.N., Sari, F., Polat, G., Velioglu, S. Y., 2009, Antioxidant and Antibacterial
Activities of Various Extract and Fraction of Fresh Tea Leaves and Green
Tea, Tarim Bilimleri Dergisi, Ankara Univesitesi Ziraat Fakultesi, 15 (4),
371-378
Farnsworth, N. R., 1966, Biological and Phytochemical Screening of Plants,
Journal of Pharmaceutical Sciences, 55 (3), 225-276
Gao, D, F., Zhang, Y., Yang, C., Chen, K., & Jiang, H., 2008, Phenolic
Antioxidants from Green Tea Produced from Camellia taliensis, China J.
Agric. Food Chem, 56, 75177521 7517
Hartoyo, A., 2003, Teh dan Khasiatnya Bagi Kesehatan, 15, 28-29, Yogyakarta,
Kanisius
Hart, Tony & Shears, Paul., 1997, Atlas Berwarna Mikrobiologi Kedokteran, 73,
76, 80, 82, 93, 111, Jakarta, Penerbit Hipokrates
Herdiyati, Y., 2007, Keberadaan Bakteri Bakteri Pembawa Gen Gtf B/C yang
Mengekspresikan Enzim Glukosiltransferase Pada Anak Rampan Karies,
Tesis, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Bandung
Hertiani, T., Palupi, S.I., Sanliteriati, & Nurwindasari, D. H., 2003, Uji In Vitro
Potensi Antimikroba terhadap Staphilococcus aureus, Escherichia coli,
Shigella dysentriae dan Candida albicans dari Beberapa Tanaman Obat
13
14
Suprastiwi, E., 2006, Efek Antimikroba Polifenol dari Teh Hijau Jepang terhadap
Streptococcus Mutans, Laporan Penelitian: Dep.I.Konservasi Gigi FKGUI.
Setiawan, T. H., 2012, Aktivitas Antibakteri dan Skrining Fitokimia Fraksi Etil
Asetat Akstrak Ampas Teh Hijau, Skipsi, Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
Tahir, A. & Moeen, R., 2011, Comparison of Antibacterial Activity of Water and
Ethanol Extracts of Camellia sinensis (L.) Kuntze Against Dental Caries
and Detection of Antibacterial Components, Journal of Medicinal Plants
Research, 5(18), 1996-0875
Wagner, H. & Bladt, S., 1996, Plant Drug Analysis A Thin Layer
Chromatography Atlas, Second Edition, 6, 152, 197, German, Springer
Widiana, R., 2012, Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Ekstrak Daun Teh
(Camellia Sinensis L.) pada Escherichia Coli dan Salmonella sp, e-Jurnal
pelangi STKIP PGRI Sumbar, 4 (2), 2252-7168
Yulia, R., 2006., Kandungan Tanin dan Potensi Anti Streptococcus Mutans Daun
Teh Var. Assamica pada Berbagai Tahap Pengolahan, skripsi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor
15