Bab Ii
Bab Ii
: HPII
Dosen Pengampu
: Elkhairati
5 PA C
Disusun Oleh
Abda Achdani
:13621065
Bastian Ansori
:13621060
2015
BAB I
A. Latarbelakang
Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama islam, sebenarnya mempunyai
beberapa lembaga yang diharapkan mampu membantu untuk mewujudkan kesejahteraan
sosial. Agar wakaf dapat memberikan kesejahteraan sosial dan ekonomi bagi
masyarakat, maka upaya pembardayaan potensi ekonomi wakaf harus digalakkan. Untuk
mencapai sasaran tersebut, perlu adanya paradigma baru dalam sistem pengelolaan
wakaf secara produktif dan pengembangan wakaf benda bergerak seperti uang. Hasil
dari pengmbangan wakaf itu kemudian dipergunakan untuk keperluan sosial seperti
untuk meningkatkan pendidikan Islam. Disamping itu juga tidak menutup kemungkinan
dipergunkakan untuk membantu pihak-pihak yang memerlukan seperti bantuan
penelitian, pendidikan dan lain-lain.
Tetapi, perbincangan tentang wakaf seringkali diarahkan kepada wakaf benda
tidak bergerak seperti tanah, bangunan, pohon untuk diambil buahnya, sumur untuk
diambil airnya. Dan dari segi pengamalan wakaf, dewasa ini tercipta suatu image atau
persepsi tertentu mengenai wakaf, yaitu pertama, wakaf itu umumnya berujud benda
bergerak khususnya tanah yang di atasnya didirikan masjid atau madrasah dan
penggunaannya didasarkan pada wasiat pemberi wakaf (wkif) dengan ketentuan bahwa
untuk menjaga kekekalannya tanah wakaf itu tidak boleh diperjualbelikan dengan
konsekuensi bank-bank tidak menerima tanah wakaf sebagai anggunan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian wakaf ?
2. Bagaimana hukum atau syariat wakaf?
3. Apa keutamaan wakaf ?
4. Apa benda yang dapat diwakafkan ?
5. Apa syarat-syarat wakaf ?
C. Tujuan
Untuk memberi Informasi kepada pembaca mengenai Pengertian wakaf, syariat
wakaf, keutamaan wakaf, benda-benda yang dapat diwakafkan, dan syarat-syarat wakaf.
BAB II
KETENTUAN UMUM PERWAKAPAN
A. Pengertian Wakaf
Wakaf (bahasa Arab: , [wqf]; plural bahasa Arab: , awqf; bahasa Turki:
vakf, bahasa Urdu: )adalah perbuatan hukum wakif (pihak yang melakukan wakaf)
untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk
dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya
guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum sesuai syariah1.
Dalam redaksi yang lebih rinci, Kompilasi Hukim Islam pasal 215 Jo. Pasal (1) PP. No. 28/1997:
Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang atau badan hukum yang memisahkan
sebagian dari benda miliknya dan melembagakannya untuk selama-lamanya guna kepentingan ibadat
atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran islam 2.
Dari definisi di atas memberi pemahaman bahwa cakupan pengertian wakaf meliputi : 3
Benda tersebut harus tetap zatnya dan dapat dimanfaatkan untuk jangka waktu yang lama, tidak habis
sekali pakai.
Harta wakaf terlepas dari pemilikan orang yang mewakafkannya.
Tujuan wakaf harus jelas (terang) dan termasuk perbuatan baik menurut ajaran Islam.
Manfaat dari harta benda tersebut untuk kepentingan umum sesuai dengan ajaran islam.
Harta yang lepas kepemilikannya tersebut, tidak bisa dihibahkan, diwariskan atau diperjual belikan.
B. Syariat Wakaf
Wakaf Tidak dijelaskan secara eksplisit dalam Al-quran. Namun demikan
ditemukan petunjuk umum
Q.S. Al-Baqarah,2:267 :4
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari
hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi
untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan
dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan
memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi
Maha Terpuji.
Ada beberapa hadis yang berbicara tentang wakaf secara umum menjelaskan wakaf.
a. Hadis riwayat al-jamaah selain al-Bukhari dan Ibn Majah
:
" : ..
, , :
"
Artinya:
Dari Abu Hurairah ra. Berkata sesungguhnya Nabi Saw bersabda : Apa
manusia meninggal maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal: sedeka jariah, ilmu
yang bermanfaat, dan anak saleh yang berdoa untuk orang tuanya.
, :
:
,
: . " " : .
, , , :
, , , ,
, ,
, ) . ,
(.
Artinya:
Dari Ibnu Umar RA. berkata, bahwa sahabat Umar RA memperoleh sebidang
tanah di Khaibar, kemudian menghadap kepada Rasulullah untuk mohon petunjuk.
Umar berkata: Ya Rasulullah! Saya mendapatkan sebidang tanah di Khaibar, saya
belum pernah mendapatkan harta sebaik itu, maka apakah yang engkau perintahkan
kepadaku? Rasulullah bersabda: bila kau suka, kau tahan tanah itu dan engkau
shodaqohkan. Kemudian Umar melakukan shodaqah, tidak dijual, tidak diwarisi dan
tidak juga dihibahkan. Berkata Ibnu Umar: Umar menyedekahkan kepada orangorang fakir, kaum kerabat, budak belian, sabilillah, ibnu sabil dan tamu. Dan tidak
dilarang bagi yang menguasai tanah wakaf itu (pengurusnya) makan dari hasilnya
dengan cara yang baik dengan tidak bermaksud menumpuk harta (Muttafaq Alaih)5.
Itulah beberapa hadist yang mendasari disyariatkanya wakaf sebagai tindak hukum ,
dengan cara melepaskan hak kepemilikan umum dengan maksud memperoleh pahala dari
Allah. Kepentingan umum tersebut , bias berupa kepentingan social atau kepentingan
keagamaan.
C. Keutamaan Wakaf
Sebagaimana diisyaratkan dalam dasar-dasar hukum di syariatkannya wakaf, baik
yang terdapat didalam ayat Al-quran maupun Al-sunnah , terdapat banyak keutamaan
dlam perbuatan wakaf .diantaranya dapat dirumuskan sebagai berikut 6:
1. Wakkaf menanamkan sifat Zuhud, dan melatih menolong kepentingan oranglain.
2. Menghidupkan lembaga-lembaga sosial maupun keagamaan demi syiar islam dan
keunggulan kaum muslimin.
3. Menanamkan kesadaran bahwa didalam setiap harta benda meski telah menjadi
milik sah , mempunyai fungsi sosial .
5 Elsi Kartika Sari,Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, Jakarta:PT Grasindo,2007,Hal.57
6 Ahmad ,Op.cit,Hal.486
1. Selama-lamanya : Berarti tidak dibatasi dengan waktu. Maka jika seseorang berkata,
Saya mewakafkan ini kepada fakir miskin dalam masa satu tahun wakaf semacam
itu tidak sah karena tidak selamanya.
2. Tunai dan tidak ada khiyar syarat : Sebab wakaf itu maksudnya adalah memindahkan
milik pada waktu itu. Jika disyaratkan khiyar, atau dia berkata kalau si A datang,
saya mewakafkan ini kepada murid-murid, maka wakaf semacam ini tidak sah
karena tidak tunai. Kecuali kalau dihubungkan dengan mati, umpamanya dia berkata
Saya wakafkan sawah saya sesudah saya mati kepada ulama Jakarta maka lafaz ini
sah menjadi wasiat bukan wakaf.
3. Hendaklah jelas kepada siapa diwakafkan. Kalau dia berkata, Saya wakafkan rumah
ini, wakaf ini tidak sah karena tidak jelas kepada siapa diwakafkannya8.
BAB III
A. Simpulan
Wakaf (bahasa Arab: , [wqf]; plural bahasa Arab: , awqf; bahasa Turki:
vakf, bahasa Urdu: )adalah perbuatan hukum wakif (pihak yang melakukan wakaf)
untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk
dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya
guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum sesuai syariah
Harta benda wakaf terdiri dari:
c. benda tidak bergerak; dan
d. benda bergerak.
Daftar Pustaka
Rofiq,Ahmad, Hukum Islam di Indonesia, Jakarta PT RajaGrafindo Persada,1998
Sari,Elsi Kartika, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, Jakarta:PT Grasindo,2007
Sulaiman,Rasjid, Fiqh Islam,Bandung: Sinar Baru Algesindo,2009
9 Ahmad ,Loc.cit,Hal.486