Anda di halaman 1dari 69

EKSTIRPASI

JARINGAN LUNAK
Nida Nurul Fajri 160110130025
Joseph Gunawan 160110130026
Anisa Yohana Gultom 160110130028
Ajeng Saraswati Risdiana 160110130033

EKSTIRPASI
TUMOR JINAK
PADA JARINGAN
LUNAK
Ajeng Saraswati Risdiana
160110130033

Biopsi
pengambilan

spesimen jaringan atau sel dari organisme hidup baik


total maupun sebagian untuk pemeriksaan mikroskopis dan
diagnosis akhir

Kegunaan Biopsi
1.

Diagnosis lesi neoplasma,

2.

Memeriksa lesi spesifik, proses granulomatosa, penyakit


metabolik tertentu, dan kelainan darah,

3.

Mengetahui adanya gangguan pertumbuhan,

4.

Menentukan tindakan yang akan dilakukan pada penyakit


tertentu, dan

5.

Evaluasi kemajuan hasil pengobatan

Indikasi Biopsi
Lesi merah dan lesi putih

1.

potensi menjadi suatu keganasan


Putih leukoplakia
Merah eritroplakia

2.

Lesi yg mengandung pigmen

3.

Massa jaringan lunak superfisial, distorsi permukaan, misalnya


mucocele.

Indikasi Biopsi
4.

Lesi pada tulang

5.

Ulserasi yang persisten selama 3 minggu tidak menunjukan


perubahan.

6.

Kecurigaan suatu keganasan.

7.

Pembengkaan yang persisten tanpa ada diagnosa yang jelas.

8.

Lesi oral yang tidak menunjukkan respon adekuat terhadap


terapi.

Kontraindikasi
variasi

anatomi yang normal (misalnya linea alba dan pigmentasi


rasial fisiologis),

lesi

yang disebabkan trauma yang belum lama terjadi,

lesi

inflamatorik akut ataupun subakut,

dan

lesi radiolusen tanpa aspirasi inisial.

Metode Biospi

Biopsi
Cytolog
ic
Biopsi
Insision
al

Biopsi
Aspirasi
Biopsi
Eksisi

Biopsi Cytologic
Exfoliative
cytologic

pemeriksaan sel-sel tumor

Oral brush
cytology
(oral brush
biopsy)

sikat khusus untuk


mengumpulkan sel-sel epitel
akurat dalam mendeteksi selsel prakanker dan kanker

Biopsi Cytologic
Sikat khusus disapukan
pada epitel mulut

(-) tidak ada


abnormalitas
(+) epitel dysplasia dan
karsinoma
(atipikal) terjadi
perubahan epitel yang
abnormal

Sel epitel terkumpul,


dipindahkan ke slide
mikroskop lallu fiksasi

Sel kering dievaluasi


oleh ahli patologis

Gambar. Pemeriksaan Teknik oral brush


cytologic
Sumber : Oral and Maxillofacial Surgery 5th
edition.

Biopsi Cytologic
pasien

dengan perubahan mukosa kronis, seperti leukoplakia,


lichen planus, postirradiation,

tes

ini tidak membutuhkan anestesi topikal atau lokal dan hanya


menyebabkan ketidaknyamanan dan perdarahan yang minimal

pemicu

bagi biopsi dan histologi scalpel karena spesimen dari oral


bruch cytology tidak dapat menentukan derajat lesi

Biopsi Aspirasi
penggunaan

jarum dan syringe dalam mempenetrasi lesi untuk


mengaspirasi isi lesinya

Biopsi aspirasi untuk menentukan


apakah lesi berisi cairan atau udara
Biopsi aspirasi untuk mengangkat
materi seluler untuk pemeriksaan
diagnosis bagi ahli patologis (teknik
fine needle aspiration = FNA)

Biopsi Aspirasi
Radiolusen

rahang yang mengandung cairan berwarna kekuningan


lesi cystis.

aspirasinya

berisi pus abses

Aspirasi

udara trauma rongga tulang

Aspirasi

darah malformasi vaskular

Indikasi

: dilakukan pada semua lesi yang dicurigai berisi cairan


(kecuali mucocele) ataupun lesi intraosseous sebelum dilakukan
tindakan bedah.

Biopsi Aspirasi (teknik)


1.

Sebuah 18-gauge needle dihubungkan dengan 5-10 ml syringe.

2.

Area lesi dianestesi dan 18-gauge needle dimasukkan ke dalam massa


selama aspirasi.

3.

Ujung jarum seringkali harus direposisi untuk menentukan lokasi pusat


cairan.

4.

Untuk lesi intraosseous.

Ekspansi dan penipisan tulang kortikal jarum diaplikasikan melewati


mucoperiosteum tulang dibelokkan (twisted) ketika telah menembus tulang
kortikal.
Gagal sebuah flap mucoperiosteal kecil dielevasi dan bur digunakan untuk
mempenetrasi tulang kortikal. Jarum lalu dimasukkan melalui lubang-lubang
kortikal.

Biopsi Insisional
biopsi

yang hanya mewakili bagian tertentu dari lesi.

Indikasi

: area yg sulit dieksisi (ukurannya besar atau berbahaya)

Prinsip Biopsi Insisional


1.

Area biopsi adalah area yang paling menunjukkan perubahan


jaringan (lesinya meluas ke jaringan normal pada dasar dan atau tepi
lesi).

2.

Jaringan nekrosis harus dihindari karena jaringan tersebut tidak


berguna dalam diagnosis.

3.

Materinya diambil dari tepi lesi untuk mendapatkan juga jaringan


normalnya.

4.

Lebih baik mendapatkan sampel biopsi yang kecil tetapi dalam


daripada sampel yang lebar tetapi dangkal karena perubahan
superfisial dapat berbeda dengan yang terjadi pada jaringan bagian
dalam.

Gambar. Tahapan Biopsi Insisional


Sumber:
www.exodontia.info/OralBiopsy.ht
ml

Biopsi Eksisi
pengangkatan

bedah

Indikasi

seluruh lesi pada saat dilakukan prosedur diagnosis

Lesi dengan ukuran kecil (diameter kurang dari 1 cm) yang dalam
pemeriksaan klinis didiagnosis berupa benign.
Lesi yang dapat diangkat seluruhnya tanpa memutilasi pasien,
misalnya lesi vaskular kecil.

Biopsi Eksisi
Seluruh

lesi dengan 2-3


mm jaringan normal
disekitarnya dieksisi.

TEKNIK BIOPSI
JARINGAN LUNAK
DAN PRINSIP
BEDAH
Anisa Yohana Gultom
160110130028

Biopsi

adalah prosedur yang sederhana yang dapat dilakukan


dengan cepat di ruang praktek dokter gigi umum dengan
instrumen yang sederhana pula.

1.Anastesi
>Dalam melakukan biopsi, teknik anestesi yang biasa

dilakukan adalah teknik blok anestesi lokal


>Larutan anestetik jangan disuntikkan ke dalam jaringan yang
akan dibuang, karena hal tersebut akan mengakibatkan
distorsi artifaktual pada spesimen.

>Ketika anestesi blok tidak mungkin untuk dilakukan maka

anestesi infiltrasi boleh digunakan


2.Stabilisasi Jaringan

>Biopsi jaringan lunak pada kavitas oral sering dilakukan pada


struktur yang dapat bergerak, seperti pada bibir, palatum
lunak dan lidah.
>Insisi bedah yang akurat mudah untuk dilakukan pada
jaringan yang distabilisasi dengan baik.

Beberapa

cara dapat dilakukan untuk menstabilisasi jaringan


lunak, diantaranya adalah dengan:
Jari asisten mencubit bibir pada kedua sisi area yang akan dibiopsi.
Heavy retraction suture atau towel clips dapat digunakan untuk
membantu menstabilisasi lidah dan palatum lunak.

3.Hemoistasis

>Penggunaan alat penghisap untuk aspirasi pada perdarahan


bedah selama biopsy harus dihindari
>Gauze membalut sekeliling ujung penghisap volume
rendah.Gauze, ditekan cukup adekuat.

4.Insisi

>yang tajam digunakan untuk menginsisi jaringan yang akan


dibiopsi.
>Dua insisi yang membentuk elips pada permukaan, dan
bertemu untuk membentuk huruf V pada dasar lesi
,menyediakan spesimen yang baik dan meninggalkan luka
yang mudah menutup kembali.
>Modifikasi ukuran elips dan porsi V tergantung pada
kedalaman lesi.

Jika
Jika

lesi terlihat benign, 2-3 mm jaringan periferal ikut dieksisi.

lesi terlihat malignant, berpigmen, vaskular, dan berbatas


difus maka dibutuhkan eksisi jaringan periferal sebanyak 5 mm.

5.Pemeriksaan Jaringan

>Spesimen jaringan harus dalam keadaan siap saat


pemeriksaan histopatologis.
>Penggunaan tang jarigan pada jaringan akan menyebabkan
kerusakan arsitektur seluler terutama pada biopsi kecil
> Traction Suture dilakukan pada specimen untuk menghindari
trauma spesimen.

6.Identifikasi Margin Pembedahan

>Spesimen jinak yang telah diambil, harus diberi tanda


dengan benang sutera pada marginnya untuk memberi
orientasi specimen kepada pathologist.
>Jika lesi didiagnosis memerlukan perawatan tambahan,
pathologist dapat menentukan margin mana yang memiliki
residual tumor sehingga, perawatan bedah berikutnya
dispesifikkan pada area margin yang memiliki residual tumor

7.Penanganan Spesimen
>Setelah pembuangan kemudian jaringan segera ditempatkan pada
10% larutan formalin (4% formaldehid) selama 20 kali volume dari
specimen tersebut. Jaringan harus terendam dalam larutan
>Setelah itu baru dilakukan penutupan bekas luka.

8.Penutupan Luka

>diundermined dengan meletakkan gunting yang ujungnya


tertutup pada area submucosal, lalu ujung gunting dibuka untuk
melebarkan jaringan.
> lakukan ekstensi undermine mukosa, mengikuti bentuk margin
dan ukuran luka. Pada bibir, pipi, dasar mulut, dan palatum lunak
undermining dilakukan mengikuti margin berbentuk ellips,
sehingga diperkirakan dalam penutupan jaringan hanya terdapat
sedikit tegangan.
Insisi

kemudian ditutup dengan jahitan secukupnya.

>Luka biopsy pada dorsum dan lateral lidah memerlukan jahitan


yang dalam dan jumlah jahitan yang banyak, Hal ini dilakukan
dikarenakan pergerakan lidah yang menyulitkan retensi jahitan.

9.Biopsy data Sheet


Riwayat

dan deskripsi klinis (margin dan lokasi) lesi ditulis dalam


biopsy data sheet. Kadang juga dilampirkan foto radiografik lesi.
Spesimen harus diletakkan pada wadah dengan label yang tepat
sesuai lesinya.

Informasi

harus jelas diberikan pada pathologist untuk


mendapatkan diagnosis yang tepat.

Dokter

gigi selanjutnya membuat follow up appointment pada


pasien 10-14 hari setelah bedah untuk mengontrol bekas luka dan
memberitahu hasil biopsy. Diagnosis final dibuat sebelum dan
setelah biopsi.

EKSTIRPASI LESI PATOLOGIS


PADA JARINGAN LUNAK DAN
JARINGAN KERAS
Nida Nurul Fajri
160110130025

Marsupialisasi
Tindakan

membuat suatu surgical window pada

dinding kista, membuang isi kista, dan


mempertahankan kontinuitas antara kista
dengan rongga mulut, sinus maksilaris atau
rongga nasal.

Indikasi Marsupialisasi
Jumlah

kerusakan jaringan

Bantuan

erupsi gigi

Pembedahan
Ukuran

kista

yang luas

Keuntungan Marsupialisasi
Prosedurnya

simpel

Operasi

cepat

Trauma

minimal

Tidak

ada tulang yang terkena kontaminasi dari mulut

Kerugian Marsupialisasi
Kerugian
Proses

utamanya adalah jaringan patologis ditinggalkan in situ

penyembuhan lama

Teknik Marsupialisasi
Anestesi
Kista

diaspirasi

Inisial

insisi sirkular atau elips

Membuat

kista

Isi

suatu window besar (1cm atau lebih) ke dalam rongga

kista dikeluarkan

Jahitan
Irigasi

terputus ditempatkan di sekitar pinggiran kista

rongga kista dan tutup dengan iodoform kasa, dilepas


seminggu kemudian

Teknik Marsupialisasi
Margin
Irigasi
Luka

luka sembuh

dilakukan beberapa kali sehari

sembuh, dan epitel kista berubah menjadi mukosa mulut.

Teknik Marsupialisasi

Teknik Marsupialisasi

Enukleasi
Merupakan suatu proses untuk mengangkat lesi kista secara total.

Indikasi Enukleasi
Kista

yang berukuran kecil.

Kista

yang cenderung kambuh.

Lesi

yang cukup besar.

Keuntungan dan Kerugian


Enukleasi
Keuntungan :
Memungkinkan

pengangkatan seluruh jaringan


patologis dari kista.

Eksisi

awal biopsi sudah bisa merawat lesi

Kerugian :
Dapat

membahayakan jaringan normal

Dapat

menyebabkan fraktur rahang

Devitalisasi

gigi

Pengangkatan

dihindari.

gigi impaksi yang sebenarnya bisa

Teknik
Enukleasi
Mucoperiosteal Flap
1.

Teknik Enukleasi
2.

Osseous Window

Teknik Enukleasi
3.

Pengangkatan Kista

Teknik Enukleasi
4.

Penutupan

ENUKLEASI SETELAH
MARSUPIALISASI &
ENUKLEASI DENGAN
KURETASE
Joseph Gunawan
160110130026

Enukleasi Setelah Marsupialisasi


Prosedur

marsupiliasi telah selesai dilaksanakan, dan enukleasi


sekunder dapat dilakukan tanpa cedera pada struktur yang
berdekatan.

Kombinasi

keduanya dapat mengurangi morbiditas dan


mempercepat kesembuhan kerusakan.

Enukleasi Setelah Marsupialisasi


INDIKASI :
Evaluasi

menyeluruh dari jumlah jaringan enukleasi yang


menyebabkan cedera, tingkat akses enukleasi, ada atau tidak gigi
terkena dampak terkait dengan kista yang akan berdampak dari
eruptional marsupiliasi, kondisi medis pasien, dan ukuran lesi
tersebut

Rongga

kistik pada pasien yang sulit untuk dihilangkan

Enukleasi Setelah Marsupialisasi


KEUNTUNGAN :
Dalam

tahap marsupiliasi, keuntungannya adalah prosedur ini


sederhana dan berdekatan dengan struktur vital.

Dalam

tahap enukleasi, seluruh lesi tersedia untuk pemeriksaan


histologis.

Pengembangan

lapisan cystic menebal, yang membuat prosedur


enukleasi sekunder lebih mudah.

Semua

kista tidak dihilangkan untuk pemeriksaan patologis.

Enukleasi

patologis.

berikutnya kemudian dapat mendeteksi berbagai kondisi

Enukleasi Setelah Marsupialisasi


kista

dimarsupiliasi, dan penyembuhan osseus diperbolehkan


untuk dilakukan. Sekali kista telah berkurang menjadi ukuran yang
sesuai untuk pembedahan, enukleasi dilakukan sebagai perawatan
definitif.

Insisi

awal untuk enukleasi pada kista berbeda, meskipun dari


yang saat kista yang tidak dimarsupiliasi dari pertama.

Kista

memiliki lapisan epitel yang sama dengan rongga mulut


setelah marsupiliasi.

Window

awal dibuat pada kista berisi epitel jembatan antara


rongga kistik dan rongga mulut.

Enukleasi Setelah Marsupialisasi


Epitel

harus dihilangkan sepenuhnya dengan lapisan kistik; sebuah


irisan elips sepenuhnya melingkari window harus dilakukan ke tulang.

Klinisi

kemudian memiliki kesempatan untuk memulai pengupasan kista


dari window ke rongga kistik.

Segera

sesudah kista dienukleasi, jaringan lunak mulut harus ditutup


disekeliling yang mengalami kerusakan, jika mungkin, yang mungkin
memerlukan pengembangan dan mobilisasi dari penutup jaringan lunak
dapat ditinggikan dan dijahit agar lebih kedap air pada bagian yang
berhubungan ke tulang.

Jika

penutupan luka lengkap tidak dapat dicapai, dapat dengan


membungkus kavitas dengan kain kasa yang dipenuhi antibiotic bentuk
salep.

Enukleasi Setelah Marsupialisasi

Enuklease dengan Kuretase


Enukleasi

dengan kuretase yaitu setelah enukleasi, digunakan


kuret atau bor untuk membuang 1 - 2 mm dari tulang di seluruh
sekitar rongga kista.

Ini

dilakukan untuk membuang sel epithelial tersisa yang mungkin


masih ada di sekitar dinding kista atau rongga tulang.

Sel

tersebut dapat berkembang dan menjadi rekuren terhadap


kista tersebut.

Enuklease dengan Kuretase


INDIKASI :
Odontogenik

keratosis

Pendekatan yang lebih agresif dari enukleasi dengan kuretase harus


digunakan karena odontogenik keratosis menunjukkan perilaku
klinis yang agresif dan tinggi rekurennya
Kista

masih ditemukan di sekeliling luka primer kista yang mungkin


tidak secara tuntas dihilangkan, yang mana kontribusi untuk
meningkatnya menjadi rekuren.

Kista

yang rekuren setelah kista dianggap sudah tidak ada.

Enuklease dengan Kuretase


KEUNTUNGAN :
Jika enukleasi meninggalkan sisa-sisa epithelial, kuretase dapat
menghilangkan itu, sehingga bisa mengurangi kemungkinan
terjadinya rekuren

Enuklease dengan Kuretase


KERUGIAN :
Kuretase bisa merusak tulang di sekitarnya dan jaringan lainnya.
Pulpa mungkin kehilangan asupan neurovaskularnya ketika kuretase
dilakukan dekat dengan akar. Kuretase harus selalu dilakukan
dengan sangat baik agar terhindar dari bahaya ini.

Enuklease dengan Kuretase


TEKNIK :
Setelah

kista telah dienukleasi dan dikeluarkan dari rongga tulang,


periksa struktur dan jaringan yang berdekatan.

Kuret

tajam atau bor tulang dengan steril irigasi bisa digunakan


untuk menghilangkan 1-2mm lapisan dari sekitar batas luar rongga
kista.

Rongga

yang sudah bersih lalu ditutup.

Anda mungkin juga menyukai