Anda di halaman 1dari 3

Anatomi ginjal

Ginjal merupakan sepasang organ berbentuk kacang yang terletak di bagian ventral
dinding perut bagian dorsal, di bawah diafragma dan masing-masing terletak pada kedua sisi
kolom tulang belakang (Ganiswara dkk., 2005). Ginjal kanan sedikit lebih rendah
dibandingkan ginjal kiri karena tertekan ke bawah oleh hati. Ginjal terletak diluar rongga
peritonium di bagian poserior, sebelah atas abdomen, masing-masing satu disetiap sisi. Kutub
atasnya terletak setinggi iga kedua belas. Sedangkan kutub atas ginjal kiri terletak setinggi iga
keseblas (Price& Wilson, 2005).
Setiap ginjal terdiri dari sekitar satu juta unit fungsional yang disebut nefron
(Elizabeth, 2000). Ukuran ginjal berbagai spesies ditentukan oleh jumlah nefron yang
membentuknya. Panjang ginjal yaitu sekitar 12-13 cm, dengan lebar 5-7 cm, tebalnya 2,5 dan
beratnya sekiar 150 gram kira-kira sebesar kepalan tangan manusia dewasa (Ganiswara dkk,
2005). Ginjal dibungkus oleh kapsul yang terbuka kebawah. Diantara ginjal dan kapsul
terdapat jaringan lemak yang membantu melindungi ginjal dari goncangan. Ukurannya tidak
berbeda menurut bentuk dan ukuran tubuh. Perbedaan panjang dari kutub ke kutub kedua
ginjal (dibandingkan dengan pasangannya) yang lebih dari 1,5 cm (0,6 inci) atau perubahan
bentuk merupakan tanda yang penting karena sebagian besar manifestasi penyakit ginjal
adalah perubahan struktur (Price & Wilson, 2005).

Gambaran anatomi ginjal


Secara umum ginjal terdiri dari bagian korteks, medulla, columna renalis, pepcesus renalis,
hilus renalis, papilla renalis, calyx minor, calyx major dan pelvis renalis (Farida, 2012).Pada

bagian korteks dan medulla terdapat nefron yang merupakan unit kerja fungsional ginjal.
Dalam setiap ginjal terdapat sekitar 1 juta nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur
dan fungsi sama. Dengan demikian, kerja di ginjal dapat dianggap sebagai jumlah total dari
fungsi semua nefron tersebut. Setiap nefron terdiri dari kapsula Bowman, yang mengitari
rumbai kapiler glomerulus, tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, dan tubulus
kontortus distal, yang mengosongkan diri ke duktus pengumpul. Orang yang normal masih
dapat bertahan (walaupun dengan susah payah) dengan jumlah nefron total. Dengan
demikian, masih mungkin untuk menyumbangkan satu ginjal untuk transplatasi tanpa
membahayakan kehidupan Kapsula Bowman merupakan suatu invaginasi dari tubulus
proksimal. Terdapat ruang yang mengandung urine antara rumbai kapiler dan kapsula
Bowman, dan ruang yang mengandung urine ini dikenal dengan nama ruang Bowman atau
ruang kapsular (Price & Wilson, 2005).
Fungsi Ginjal
a. Ekskresi bahan yang tidak diperlukan
Ekskresi produk buangan yang meliputi produk sampingan dari metabolisme karbohidrat
misal: air, asam) dan metabolisme protein (misal: urea, asam urat, kreatinin), bersama
dengan bahan yang jumlahnya melebihi kebutuhan tubuh (misal: air).
b. Pengaturan homeostatis
Misal keseimbangan cairan dan elektrolit dan keseimbangan asam-basa. Ginjal berperan
penting dan secara aktif mempertahankan keseimbangan ionik, osmotik, pH, dan
keseimbangan cairan yang paling tepat di seluruh bagian tubuh.
c. Biosintesis dan metabolisme hormon
Meliputi biosintesa (misal : renin, aldosteron, erythopoetin dan 1,25- dihidroksi vitamin
D). Serta metabolisme hormon (misal : insulin, steroid, dan hormon-hormon tiroid). Oleh
karena itu, ginjal terlibat dalam pengaturan tekanan darah, metabolisme kalsium, dan
tulang serta eritopoesis (Koni, 2010).

Daftar Pustaka
http://liesfaarida.mhs.unimus.ac.id/files/2012/07/blog.pdf
September 2015)

(diakses

tanggal

24

Ganiswara, S. G., Setiabudy R., Suyatna D. F., Purwantyastuti, Nafrialdi. 2005.


Farmakologi dan Terapi Edisi IV. Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.

Koni. A. U. 2010. Hubungan Antara Gagal Ginjal Kronik Dengan Gambaran Sedimen
Urin Dikandung Kemih pada Pemeriksaan Ultrasonografi. Skripsi. Surakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Wilson, M. L dan Price, A. S. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofiologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai