Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Penelitian


Cekungan Kutai merupakan salah satu cekungan ekonomis di Indonesia dan
telah banyak dilakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang dilakukan oleh
perusahaan baik perusahaan pertambangan batubara maupun perusahaan migas.
Pada Cekungan Kutai bagian bawah terdapat formasi batuan yaitu Formasi
Balikpapan (Supriatna dkk, 1995). Formasi Balikpapan diketahui memiliki nilai
ekonomis karena keterdapatan sumber daya batubara dan batuan yang berpotensi
sebagai petroleum system. Pada saat ini formasi tersebut banyak dilakukan
eksplorasi maupun eksploitasi sumber daya batubara, salah satunya PT. Multi
Harapan Utama. Penelitian ini merupakan program yang ditawarkan oleh
perusahaan tersebut, yaitu dengan melakukan pemetaan geologi pada salah satu
area konsesi tambang yang dimiliki PT. Multi Harapan Utama yaitu Blok Gunung
Turak. Area konsesi ini merupakan daerah yang belum pernah dilakukan
penyelidikan kondisi geologi, karena sebagian masih berupa hutan dan
aksesibilitas untuk menuju lokasi konsesi ini yang relatif sulit.
Kajian mengenai lingkungan pengendapan dan dinamika sedimentasi
merupakan salah satu cara atau tahapan dalam mengetahui potensi sumber daya
geologi dari suatu daerah. Dalam hal ini, sumber daya batubara, minyak dan gas
bumi. Penentuan potensi keberadaan sumber daya tersebut adalah dengan
mendeterminasikan litologi-litologi potensial, seperti batubara, maupun litologi

yang berkembang sebagai petroleum system. Pendekatan atau penentuan litologilitologi potensial tersebut umumnya dapat dilakukan dengan melakukan analisis
litofasies baik menggunakan data permukaan maupun data bawah permukaan.
Atas dasar beberapa hal tersebut, diperlukan penelitian geologi khususnya
analisis litofasies untuk penentuan lingkungan pengendapan dan dinamika
sedimentasi Formasi Balikpapan di daerah penelitian.
I.2. Lokasi Penelitian
Lokasi daerah penelitian berada di daerah Gunung Turak, secara
administratif masuk dalam wilayah Desa Sungai Payang, Kecamatan Loa Kulu,
Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur yang merupakan area
konsesi pertambangan batubara milik PT. Multi Harapan Utama dengan luas area
penelitian 35 Km 2.
Lokasi penelitian berada disebelah barat daya Kota Samarinda, dapat
ditempuh dengan perjalanan darat dengan waktu tempuh 7 jam, karena harus
menempuh jalan setapak dengan kendaraan roda dua atau berjalan kaki selama
hampir 2 jam (Gambar 1.1).
I.3. Rumusan Masalah
Informasi mengenai lingkungan pengendapan pada Formasi Balikpapan
telah banyak dilakukan penelitian oleh para peneliti terdahulu. Namun informasi
tersebut menyebutkan berbagai informasi yang relatif berbeda satu sama lain.
Formasi Balikpapan sendiri menurut Supriatna dkk (1995), terendapkan pada
lingkungan delta yaitu perengan paras delta paras delta dataran delta dengan
umur Miosen Akhir Bagian Bawah Miosen Tengah Bagian Atas. Sedangkan

Cibaj & Wiweko (2008) menyebutkan bahwa Formasi Balikpapan terdapat fasies
yang merupakan hasil dari endapan progradational shelf. Mengacu pada para
peneliti terdahulu tersebut, penelitian ini difokuskan mengenai variasi log batuan
Formasi Balikpapan baik secara vertikal maupun lateral, serta apa saja kelompokkelompok litofasies yang dapat ditentukan, kemudian dilakukan studi mengenai
stratigrafi dan sedimentologi untuk menentukan lingkungan pengendapan dan
dinamika sedimentasi Formasi Balikpapan pada daerah penelitian.

Gambar 1.1. Peta lokasi daerah penelitian. Daerah penelitian diketahui berada pada area yang
dikenal sebagai Gunung Turak dan berada di area hulu dari Sungai Gitan.

I.4. Batasan Masalah


Ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas yaitu dinamika Sedimentasi
dan lingkungan pengendapan Formasi Balikpapan pada daerah penelitian
berdasarkan data permukaan dengan melakukan pemetaan geologi dan melakukan

pengukuran stratigrafi terukur. Namun penelitian ini tentunya memiliki beberapa


kendala dari mulai tahap persiapan sampai penyelesaian laporan. Berikut batasan
masalah dari penelitian ini :
1. Luas daerah penelitian terbatas pada area konsesi pertambangan batubara
pada Sub-blok Gunung Turak dan pada area yang masih dapat dijangkau
peneliti, karena area tersebut masih sangat sulit dicapai karena sebagian
masih berupa hutan.
2. Data yang digunakan hanya berupa data permukaan, tidak dilakukan analisis
data bawah permukaan yaitu log, cutting, ataupun core.
3. Data permukaan yang digunakan adalah log stratigrafi terukur skala 1 : 100,
peta geologi skala 1: 25.000, dan sampel petrografi serta sampel
paleontologi.
4. Analisis yang dilakukan adalah analsis litofasies, analisis petrografi sampel
batuan, dan analisis paleontologi berupa foraminifera dan spora/pollen yang
ditemukan.
5. Pengambilan sampel paleontologi di lakukan pada bagian atas, tengah, dan
bawah pada masing-masing jalur stratigrafi.
6. Penentuan urutan litologi dari tua ke muda diinterpretasikan melalui
rekonstruksi lipatan yang didasarkan data kemiringan lapisan, serta korelasi
antar jalur stratigrafi dilakukan berdasarkan pendekatan litostratigrafi.
7. Pembahasan dinamika sedimentasi dibatasi pada asumsi suplai sedimen
yang tetap dan masih dalam satu fase tektonik yang sama yaitu Fase Inversi
Progradasi Miosen.

1.5. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini antara lain :
1. Mengetahui fasies yang berkembang pada Formasi Balikpapan di daerah
penelitian.
2. Mengetahui lingkungan pengendapan Formasi Balikpapan pada daerah
penelitian.
3. Mengetahui dinamika sedimentasi Formasi Balikpapan di daerah penelitian.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil akhir dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu :
1. Dari segi keilmuan, penelitian ini akan menambahkan informasi geologi
khususnya dalam hal dinamika sedimentasi dan lingkungan pengendapan
pada daerah penelitian, serta menjadi referensi penelitian geologi dimasa
mendatang.
2. Dari sudut pandang eksplorasi hasil penelitian ini dapat digunakan untuk
dasar dalam melakukan tahapan eksplorasi sumber daya yang terdapat pada
daerah penelitian.
I.7. Peneliti Terdahulu
Daerah penelitian termasuk dalam Cekungan Kutai Bagian Bawah, dimana
telah banyak dilakukan berbagai penelitian geologi. Dalam penelitian supaya
keaslian karya ilmiah terjaga dengan baik, maka peneliti juga melakukan kajiankajian dari peneliti-peneliti terdahulu, dengan tujuan untuk interpretasi awal
terhadap daerah penelitian dan menghindari suatu duplikasi penelitian.

Berikut uraian singkat dari karya ilmiah peneliti terdahulu terkait Cekungan
Kutai :
1.

Supriatna, Rustandi dan Sukardi (1995)


Pemetaan geologi yang menghasilkan peta geologi lembar Samarinda dengan

skala 1 : 250.000. Menjelaskan tentang geologi regional daerah Samarinda yang


terdiri dari stratigrafi regional yang terdiri 6 formasi, yaitu salah satunya Formasi
Balikpapan yang menjari terhadap Formasi Pulaubalang dibawahnya dan selaras
dengan Formasi Kampung baru di atasnya. Supriatna dkk (1995), menyebutkan
bahwa Formasi Balikpapan berumur Miosen Tengah dan diendapkan pada
lingkungan perengan Paras Delta Dataran Dellta.
2.

Chambers & Allen (1998)


Karya Ilmiah dengan judul Sedimentation in the modern and Miocene

Mahakam Delta. Penelitian melakukan kajian mengenai proses sedimentasi yang


terjadi di Delta Mahakam pada saat ini. Selain itu, juga dilakukan pengkajian
terhadap endapan Miosen yang tersingkap di Antiklinorium Samarinda untuk
mengetahui proses-proses sedimentasi yang berkembang yang di interpretasikan
sebagai hasil endapan delta.
Penelitian ini dilakukan pada dua lokasi, yaitu dalam mengkaji singkapan
batuan permukaan berumur Miosen yang dilakukan pada singkapan yang
dijumpai disekitar Kota Samarinda. Sedangkan endapan modern dari Delta
Mahakam dilakukan pada muara Sungai Mahakam yaitu Delta Mahakam.

3.

Payenberg, Lang, & Wibowo (2003)


Penelitian yang berjudul Discriminating Fluvial from Deltaic Channels

Example from Indonesia. Penelitian ini melakukan kajian mengenai identifikasi


antara channel delta fluvial dengan channel-channel tipe yang lain dengan contoh
kasus endapan Miosen pada Cekungan Kutai. Penelitian ini dilakukan dengan
melakukan analsis litofasies dengan kemudian melakukan pembagian asosiasi
fasies. Kemudian dari analisis tersebut diketahui karakteristik fasies fasiesnya
untuk mendeterminasi perbedaan tipe distributary channels yang dipengaruhi
proses fluvial dan distributary channels yang dipengaruhi proses pasang-surut.
4.

Cibaj dan Wiweko (2008)


Dalam penelitian yang berjudul Recognition of Progradational Shelf

Deposits in The Middle Miocene of Kutai Basin mengkaji mengenai proses


pengendapan dengan menggunakan pendekatan litofasies. Penelitian ini dilakukan
dengan melakukan pengambilan data permukaan berupa pengukuran stratigrafi
yang dilakukan di daerah Air Putih dan Palaran, Samarinda. Hasil dari penelitian
ini disimpulkan bahwa terjadi suksesi fasies yang mengalami pendangkalan dari
lingkungan batas paparan sampai lingkungan laut dangkal. Dalam arti suksesi
tersebut menunjukkan terjadinya progradasi yang terjadi pada Cekungan Kutai
pada saat Miosen Tengah.
Pengkajian peneliti terdahulu ini bertujuan untuk mengetahui gambaran awal
mengenai kondisi geologi daerah penelitian, terutama dalam hal gambaran
stratigrafi yang berkembang pada daerah penelitian. Secara umum hubungan dari
penelitian penulis dengan peneliti terdahulu adalah pendekatan metode yang

digunakan yaitu melakukan pengamatan pada singkapan batuan di permukaan


yang sama-sama untuk mengkaji mengenai perkembangan stratigrafi yang
berkembang pada Cekungan Kutai. Perbedaan antara peneliti terdahulu dengan
penelitian yang dilakukan penulis adalah fokus dari penelitian penulis. Dimana
dalam penelitian ini penulis fokus pada proses dinamika sedimentasi dan
perubahan lingkungan pengendapan yang terjadi pada Fomasi Balikpapan dengan
melakukan pengukuran stratigrafi terukur dengan melakukan analisis petrografi
dan paleontologi. Serta lokasi penelitian dengan jalur pengukuran berada di
daerah Loa Kulu, Kutai Kartanegara (Gambar 1.2). Hasil kajian terhadap peneliti
terdahulu digunakan sebagai acuan dalam melakukan analisis litofasies, dalam hal
ini membandingkan litofasies yang ada dengan pembagian fasies yang telah
dikemukakan peneliti terdahulu.

Gambar 1.2. Orisinalitas lokasi penelitian dibanding peneliti terdahulu. Lokasi penelitian
ditunjukkan kotak merah pada peta.

Anda mungkin juga menyukai