Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN LAYANAN KONSELING INDIVIDU DENGAN PEMBENTUKAN

KEPRIBADIAN SISWA DI SMP NEGERI 1 PADAMARA KABUPATEN PURBALINGGA


TAHUN AJARAN 2015/2016
1.1.

Latar Belakang Masalah


Pada zaman sekarang ini sudah banyak timbul kepribadian yang kurang baik, di kalangan
individu-individu. Tumbuhnya kepribadian yang kurang baik, menimbulkan banyak dampak
negative, contohnya yaitu sulitnya untuk menjalin komunikasi yang baik antar individu ,
yang menyebabkan terjadinya suatu konflik antara individu yang satu dengan individu yang
lain, sulit untuk menjalin kerjasama sehingga kurang menimbulkan suatu kemajuan baik
kepada organisasi atau kepada pekerjaannya.
Dilihat dari sudut pandang pendidikan, perkembangan kepribadian sangat menunjang

individu untuk memaksimalkan kemampuan yang dimiliki sehingga dapat menjalin komunikasi
yang baik antara teman sebayanya di sekolah. Dilihat dari sudut pandang perkembangan, pada
usia pra remaja sangat rentan dengan perkembangan kepribadian yang kurang baik. Remaja
yang memiliki kepribadian yang kurang baik akan menghambat tumbuh kembang anak tersebut
dalam beraktifitas dilingkungan sekitar yang dia tempati, baik disekolah, keluarga maupun
masyarakat.
Dilihat dari sudut Bimbingan dan Konseling, remaja yang mempunyai kepribadian yang
kurang baik akan merasa sangat kesulitan dalam bergaul atau menjalin hubungan dengan teman
sebaya, karena kepribadiannya tidak sesuai dengan norma yang ada di masyarakat. Remaja yang
memiliki kepribadian kurang baik akan menjadi tanggung jawab BK dalam penyelesaian
masalah yang dialami individu tersebut.
Berdasarkan berbagai sudut pandang diatas, dapat disimpulkan bahwa kepribadian
sangat berpengaruh dalam perkembangan individu untuk mengaktulisasikan diri dengan

lingkungan sekitar. Kepribadian yang kurang baik, merupakan suatu aspek penghambat dalam
perkembangan kehidupannya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.
.Adapun pelaksanaan layanan yang biasa digunakan didalam istansi Sekolah untuk
membentuk kepribadian yang baik tersebut adalah konseling individu, dikarenakan disamping
bersifat efisien juga secara tidak langsung siswa tersebut akan belajar untuk bersosialisasi dalam
lingkup yang mungkin bisa dikatakan kecil. Konseling itu sendiri adalah proses pemberian
bantuan kepada klien (siswa) dalam hal pemecahan masalah.
Konseling individu merupakan layanan bimbingan khusus antara peserta didik (klien)
dengan konselor dan mendapat layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dalam rangka
penyembuhan.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas timbulnya sutatu rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana membentuk karakter yang baik pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Padamara,
Purbalingga Tahun Pelajaran 2015/2016 ?
2. Bagaimana pelaksanaan konseling individu di sekolah SMP Negeri 1 Padamara, Purbalingga
Tahun Pelajaran 2015/2016 ?
3. Bagaimana hubungan layanan konseling individu dengan pembentukan karakter yang baik
siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Padamara, Purbalingga Tahun Pelajaran 2015/2016 ?
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan keilmuan dalam
bidang dan konseling khususnya tentang efektivitas penerapan Layanan Konseling
Individu terhadap pembentukan kepribadian baik siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Padamara
2. Manfaat Praktis
1) Bagi penulis, hasil penelitian dapat dijadikan pengalaman penelitian berkaitan dengan
penggunaan Layanan Konseling Individu dalam pembentukan kepribadian baik .

Selain itu, penulis dapat menerapkan serta mengembangkan teknik tersebut dalam
proses konseling selanjutnya.
2) Bagi guru BK , dapat dijadikan alternatif pemilihan teknik pembentukan kepribadian
yang baik bagi siswa- siswinya di sekolah.
3) Bagi siswa, hasil penelitian dapat membentuk kepribadian yang baik serta dapat
memperoleh pengalaman dari proses layanan konseling individu.
Landasan Teori
1. Layanan Konseling Individu
1.1.
Pengertian Bimbingan
Jika ditelaah berbagai sumber akan dijumpai pengertian-pengertian yang berbeda
mengenai bimbingan, tergantung dari jenis sumbernya dan yang merumuskan
pengertian tersebut. Perbedaan tersebut ddisebabkan kelainan pandangan dan titik
tolak, tetapi perbedaan itu hanyalah perbedaan tekanan atau dari sudut mana
melihatnya.
Berdasarkan pasal 1 27 peraturan pemerintahan nomor 29/90, Bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan
pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan. (Depdikdud, 1994,
yang dikutip dewa ketut sukardi,2010:35-36).
Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi dimaksudkan agar peserta didik
mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri, serta menerimanya secara positif
dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut. Bimbingan dalam rangka
mengenal lingkungan dimaksudkan agar peserta didik mengenal secara objektif
lingkungan , baik lingkungan social dan lingkungan fisik, dan menerima berbagai
kondisi lingkungan itu secara positif dan dinamis pula. Pengenalan lingkungan itu,
yang meliputi lingkungan rumah, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan
alam sekitar serta lingkungan yang lebih luas, diharapkan menunjukan proses
penyelesaian diri peserta didik dengan lingkungan yang dimaksud, serta dapat

dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk pengembangan diri secara mantap dan


berkelanjutan. Sedangkan bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan
dimaksudkan agar peserta didik mampu mempertimbangkan dan mengambil
keputusan tentang masa depan dirinya sendiri, baik yang menyangkut bidang
pendidikan, bidang karir, maupun bidang budaya/keluarga/kemasyarakatan.
Bimbingan dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada
individu yang dilakukan secara berkesetimbangan supaya individu tersebut dapat
memahami dirinya sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat
bertindak

secara

wajar,

sesuai

dengan

tuntutan

dan

keadaan

lingkungan

sekolah,keluarga,dan masyarakat dan kehidupan pada umumnya. Dalam demikian , dia


akan dapat menikmati kebahagian masyarakat pada umumnya. Bimbingan membantu
individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk social.
(Rochman Natawidjaja , 1987:31, yang dikutip dewa ketut sukardi,2010:36 ).
Pakar bimbingan yang lain mengungkapkan bahwa:bimbingan ialah suatu proses
pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang
dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dan perwujudan diri,
dalam mencapai tingkah perkembangan, yang optimal dan penyesuaian diri dengan
lingkungannya.(Moh.surya,1988:12, yang dikutip dewa ketut sukardi,2010:37)
Sedangkan pakar yang lain mengatakan bahwa: Bimbingan merupakan bantuan
yang diberikan kepada seseorang (individu)atau sekelompok orang agar mereka itu
dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri. Kemudian ini mencangkup
lima fungsi pokok yang hendaknya dijalankan oleh pribadi mandiri, yaitu: (a)
mengenal diri sendiri dan lingkungan, (b) menerima diri sendiri dan lingkungan secara
positif dan dinamis, (c) mengambil keputusan, (d) mengarahkan diri, dan (e)
mewujudkan diri. (Prayitno, 1937:35, yang dikutip dewa ketut sukardi,2010:37).

Dengan membandingkan pengertian bimbingan yang telah dikemukakan di atas,


maka dapat disimpulkan bahwa: Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada
seseorang atau sekelompok orang secara trus-menerus dan sistematis oleh guru
pembimbing agar individu atau sekelompok individu menjadi pribadi yang mandiri.
Kemandirian yang menjadi tujuan usaha bimbingan ini mencangkup lima fungsi
pokok yang hendaknya dijalankan oleh pribadi mandiri, yaitu: (a) mengenal diri
sendiri dan lingkungannya sebagaimana adanya,(b) menerima diri sendiri dan
lingkungan yang positif dan dinamis,(c) mengambil keputusan, (d) mengarahkan diri
sendiri, dan (e) mewujudkan diri sendiri.(Dewa ketut sukardi,2010:37)
1.2.

Pengertian konseling
Konseling sebagai terjemahan dari counseling merupakan bagian dari
bimbingan, baik sebagai layanan maupun sebagai teknik. layanan konseling adalah
jantung hati layanan bimbingan secara keseluruhan (Sukardi, 1985: 11, yang dikutip
Dewa ketut sukardi,2010:37). Dan Ruth Strang menyatakan bahwa counseling is
most important tool of guidance (Ruth Strang, 1958, yang dikutip Dewa ketut
sukardi,2010:37). Jadi konseling merupakan inti dari alat yang paling penting dalam
bimbingan.
Selanjutnya Rochman Natawidjaja mendefinisikan bahwa konseling merupakan
satu jenis layanan yan g merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Konseling dapat
diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua individu, dimana yang seorang
(yaitu konselor) berusaha membantu yang lain (yaitu klien) untuk mencapi pengertian
tentang

dirinya

sendiri

dalam

hubungan

dengan

masalah-masalah

yang

dihadapinyapada waktu yang akan dating. (Rochman Natawidjaja, 1987: 32, yang
dikutip Dewa Ketut Sukardi,2010:38).
Pakar lain mengungkapkan bahkan: konseling itun merupakan upaya bantuan
yang diberikan kepada konselisupaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan
diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingkah lakunya pada
masa yang akan dating. Dalam pembentukan konsep yang sewajarnya mengenai: (a)
dirinya sendiri,(b) orang lain,(c) pendapat orang lain tentang dirinya, (d) tujuan-tujuan
yang hendah dicapai,dan (e) kepercayaan diri. (Moh. Surya, 1988:38, yang dikutip
Dewa Ketut Sukardi,2010:38).
Lebih lanjut prayitno (1983:3), mengemukakan: Konseling adalah pertemuan
empat mata antara klien dan konselor yang berisi usaha yang laras, unik, dan human
(manusiawi), yang dilakukan dalam suasana keahlian yang didasarkan atas normanorma yang berlaku.
Dengan membandingkan pengertian tentang konseling yang dikemukakan pakar
di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa konseling merupakan suatu upaya
bantuan yang dilakukan dengan empat mata atau tatap muka antara konselor dank lien
yang berisi usaha yang laras, unik, human (manusiawi), yang dilakukan dalam suasana
keahlian dan yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku, agar klien memperoleh
konsep diri dan kepercayaan diri sendiri dalam masa yang akan datang.
Guru pembimbing yang telah memahami secara benar dan mendasar prinsipprinsip dasar bimbingan dan konseling ini akan dapat menghilangkan diri dari
kesalahan dan penyimpangan-penyimpangan dalam praktek pemberian layanan
bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip yang akan dibahas adalah tinjauan dari
prisnsip-prinsip secara umum, dan prinsip khusus. Prinsip-prinsip khusus adalah
prinsip-prinsip bimbingan yang berkenan dengan sasaran layanan, prinsip yang

berkenaan dengan permasalahan individu, prinsip yang berkenaan dengan program


layanan, dan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling yang berkenaan dengan
pelaksanaan pelayanan.(Dewa ketut sukardi,2010:38-39)
1.3.

Pengertian Layanan Konseling Individu


Layanan konseling individu yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinan peserta didik yang mendapatkan layanan langsung secara tatap muka
dengan guru pembimbing / konselor dalam rangka pembahasan dan pengentasan
permasalahannya.
Pelaksanaan usaha pengentasan permasalaahan siswa, dapat mengikuti langkahlangkah sebagai berikut:
1. Pengenalan dan pemahaman permasalahan.
2. Analisis yang tepat.
3. Aplikasi dan pemecahan permasalahan.
4. Evaluasi, baik evaluasi awal, proses, ataupun evaluasi akhir.
5. Tandak lanjut.
Melihat teknik penyelenggaraan konseling perorangan terdapat macam-macam
teknik konseling individu yang sangat ditentukan oleh permasalahan yang dialami
siswa. Teknik konseling perorangan yang sederhana melalui proses/tahap-tahap
sebagai berikut (Dewa ketut sukardi, 2010:63) :
1.
2.
3.
4.

Tahap pembukaaan.
Tahap penjelasan(eksplorasi).
Tahap perubahan tingkah laku.
Tahap penilaian/tindak lanjut.

1.1 PENGERTIAN KEPRIBADIAN DAN CIRI-CIRI KEPRIBADIAN


Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan

individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur
yang ditunjukkan oleh seseorang.Para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam
memberikan rumusan tentang kepribadian. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang
dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan
hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang
dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap
lebih lengkap. Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri
individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan
diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri.
Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai suatu proses respons individu baik
yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari
dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan
antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.Sedangkan yang
dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas sehingga dapat dibedakan antara
individu satu dengan individu lainnya. Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur
psiko-fisiknya, misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi kognitif dan
afektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan kualitas
tindakan

atau

perilaku

individu

yang

bersangkutan

dalam

berinteraksi

dengan

lingkungannya.Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu, terdapat beberapa teori


kepribadian yang sudah banyak dikenal, diantaranya : teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud,
teori Analitik dari Carl Gustav Jung, teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan
Sullivan, teori Personologi dari Murray, teori Medan dari Kurt Lewin, teori Psikologi
Individual dari Allport, teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull, Watson, teori The Self
dari Carl Rogers dan sebagainya. Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan
tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup :

Karakter yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya
dalam memegang pendirian atau pendapat
. Temperamen yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi
terhadap

rangsangan-rangsangan

yang

datang

dari

lingkungan.

Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen.
Stabilitas emosi yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari
lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa
Responsibilitas (tanggung jawab) adalah kesiapan untuk menerima risiko dari
tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima risiko secara wajar,
cuci

tangan,

atau

melarikan

diri

dari

risiko

yang

dihadapi.

Sosiabilitas yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal.


Seperti : sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi
denganoranglain.
TEORI KEPRIBADIAN MENURUT PARA AHLI
Teori (Perkembangan) Kepribadian berdasarkan pendapat para ahli, yaitu sebagai berikut:
1. Sigmund Freud (Psikoanalisis Klasik) (1856 1939)
Struktur Kepribadian, Kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni sadar (Conscious),
Pra sadar (Preconscious), dan tidak sadar /bawah sadar (Unconscious mind).
Id, ego, superego. Id adalah berkaitan dengan prinsip kesenangan, ego berkaitan dengan prinsip
kenyataan, sedangkan superego merupakan penjaga moral atau kata hati.
Tahap perkembangan psikoseksual, yaitu oral, anal, phalik, laten, genital.
2. Alfred Adler (Psikologi Individual) (1870 1937)
truktur Kepribadian, Manusia adalah mahluk social dan makhluk individual.
Pokok-Pokok Teori Adler, Individualitas sebagai pokok persoalan, Pandangan Teleologis:
Finalisme Semu, Dua Dorongan Pokok, yaitu dorongan kemasyarakatan, dorongan keakuan,
Rasa Rendah Diri dan Kompensasi pendorong bagi segala perbaikan dalam kehidupan manusia,
Gaya Hidup adalah prinsip yang dipakai landasan untuk memahami tingkah laku seseorang, Diri
yang Kreatif adalah penggerak utama, pegangan filsafat, sebab pertama bagi semua tingkah laku.
3. Karen Horney (1885-1952)
Teori Kepribadian, Dasar kepribadian terbentuk pada tahun-tahun pertama kehidupan anak.
Faktor sosial (hubungan antara orang tua dan anak) sangat mempengaruhi perkembangan
kepribadian (bukan dorongan biologis). Horney menekankan faktor budaya dibanding faktor
biologis dalam perkembangan manusia, terutama yang terkait dengan perbedaan gender.Anakanak memulai hidupnya dengan basic anxiety, tapi hal itu dapat diatasi dengan pengasuhan yang
memadai dari orang tua maupun orang lain.
4. Harry Stack Sulivan
Faktor sosial (Proses akulturasi) menentukan perkembangan psikologis. Juga faktor-faktor
fisiologis. Pengalaman-pengalaman terdiri dari :
1. Pengalaman prototasik,

2. Pengalaman parataksik,
3. Pengalaman sintaksik.
Ada tujuh tahapan perkembangan yaitu :
1. Infancy (masa kelahiran sampai mampu berbicara),
2. Childhood (masa kanak-kanak),
3. Juvenile (usia 5-11 tahun),
4. Preadolescence (masa pradewasa),
5. Early adolescence (masa dewasa awal),
6. Late adolescence (masa dewasa akhir),
7. Adulthood (masa dewasa / sebagai orang tua).
5. Erich Fromm (1900-1980)
Manusia melarikan diri dari kebebasan, karena Manusia tidak dapat dipisahkan dari alam dan
orang lain, Semakin bebas manusia semakin ia merasa kesepian, tidak berarti dan terasing,
Manusia menemukan rasa aman jika bersatu & bekerjasama dengan orang lain.
Ada dua cara untuk memperoleh makna dari kebersamaan dalam kehidupan, yaitu: Mencapai
kebebasan positif tanpa mengorbankan kebebasan dan integritas pribadi dan Memperoleh rasa
aman dengan meninggalkan kebebasan. Tiga mekanisme pelarian yang terpenting yaitu :
Authoritarianism terdiri dari masochistic dan sadistic, Destructiveness, dan Automation
conformity. Kebutuhan Manusia, yaitu: Relatedness (berelasi/berhubungan), Rootedness
(berikatan), Unity (bersatu), Identity (indetitas). Ada 4 kebutuhan lain yang berhubungan dengan
pemahaman dan aktivitas, yaitu:
1. Need for a frame of orientation,
2. Need for a frame of devotion ,
3. Need for excitationstimulation ,
. 4. Need for effectiveness.
Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut manusia membentuk 2 tipe karakter yaitu:
1. Nonproduktif dan
2. Produktif.
6. Adolf Meyer

Teori psychobiology (atau alternatifnya, ergasiology, istilah yang diciptakan dari kata Yunani
untuk bekerja dan melakukan), dimana Meyer melakukan pendekatan untuk pasien penyakit jiwa
yang mencakup, meneliti dan mencatat semuanya,baik psikologis biologis, dan sosial yang
relevan dengan faktor kasus sehingga penekanannya pada pengumpulan sejarah kasus rinci
untuk pasien, memberikan perhatian khusus terhadap latar belakang sosial dan lingkungan yang
membesarkan pasien. Meyer percaya bahwa penyakit mental hasil dari disfungsi kepribadian,
bukan patologi otak.

7. Carl Gustav Jung (1875-1961)

Konsep-konsep Kepribadian Menurut Carl Gustav Jung ada tiga macam, yaitu Personality
Function, Psyche adalah merupakan gabungan atau jumlah dari keseluruhan isi mental,
emosional dan spiritual seseorang, dan Self adalah Kepribadian Total (total personality) baik
Kesadaran maupun Bawah Sadar. Ia memandang manusia sangatlah unik karena mempunyai
begitu banyak Kepribadian yang beragam antara individu satu dengan individu lainnya. Jung
membedakan istilah antara Ambang Sadar (Subconscious) dan Bawah Sadar (Unconscious).
8. Gordon W Allport (1897-1967)

Kepribadian adalah:sebuah organisasi dinamis di dalam sistem psikis dan fisik individu yang
menentukan karakteristik perilaku dan pikirannya.Teori trait oleh Gordon W. Allport. Central
trait, yaitu kumpulan kata-kata yang biasanya digunakan oleh orang untuk mendeskripsikan
individu. Unit dasar dari kepribadian adalah trait yang keberadaannya bersumber pada sistem
saraf. Allport percaya bahwa trait menyatukan dan mengintegrasikan perilaku seseorang dengan
mengakibatkan seseorang melakukan pendekatan yang serupa (baik tujuan ataupun rencananya)
terhadap situasi-situasi yang berbeda. Walaupun demikian, dua orang yang memiliki trait yang
sama tidak selalu menampilkan tindakan yang sama. Faktor genetik dan lingkungan sama-sama
berpengaruh dalam menentukan perilaku manusia.
9. Kurt Lewin (1890- 1947)
Teori medan (life space) merupakan sekumpulan konsep dimana seseorang dapat
menggambarkan kenyataan psikologis yang dapat diterapkan dalam semua bentuk tingkah laku,
dan sekaligus juga cukup spesifik untuk menggambarkan orang tertentu dalam suatu situasi
konkret.
Struktur Kepribadian terdiri atas:
a. Ruang Hidup,
b.Lingkungan Psikologis,
c. Pribadi,
d. Lingkungan Non-Psikologis
Dinamika Kepribadian terdiri atas : energi psikis (psychic energy), tegangan , kebutuhan (need),
tindakan (action) meliputi vector (kekuatan yang mendorong terjadinya tingkah laku) dan valensi
(nilai region dari lingkungan psikologis bagi pribadi) serta lokomosi ( perpindahan lingkaran
pribadi).

Perkembangan Kepribadian , terdiri dari:


a) Diferensiasi,
b) Perubahan dalam variasi tingkah lakunya,
c) Perubahan dalam organisasi dan struktur tingkah lakunya lebih kompleks,
d) Bertambah luasnya arena aktivitas individu.
10. Abraham H. Maslow (1908-1970)
Teori Kebutuhan Maslow:
1. Kebutuhan Fisiologis/Biologis,
2. Kebutuhan Keamanan,
3. Kebutuhan Cinta, sayang dan kepemilikan,
4. Kebutuhan Esteem,
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri. Hirarki kebutuhan manusia, harus dipenuhi untuk
mengembangkan potensi dalam diri manusia.
11. Ivan Pavlov (1849-1936)

Teori pelaziman klasik adalah memasangkan stimuli yang netral atau stimuli yang terkondisi
dengan stimuli tertentu yang tidak terkondisikan, yang melahirkan perilaku tertentu. Setelah
pemasangan ini terjadi berulang-ulang, stimuli yang netral melahirkan respons terkondisikan.
Dari contoh tersebut diterapkan strategi Pavlov ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara
mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon
yang diinginkan. Sementara individu tidak sadar dikendalikan oleh stimulus dari luar.
Belajar menurut teori ini adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat
yang menimbulkan reaksi.Yang terpenting dalam belajar menurut teori ini adalah adanya latihan
dan pengulangan. Kelemahan teori ini adalah belajar hanyalah terjadi secara otomatis keaktifan
dan penentuan pribadi dihiraukan.
12. John B Watson (1878-1958)
Menurut John Watson, perilaku yang terbentuk merupakan hasil suatu pengondisian. Hubungan
berantai sederhana antara stimulus dan respon yang membentuk rangkaian kompleks perilaku.
Rangkaian kompleks perilaku meliputi; pemikiran, motivasi, kepribadian, emosi dan
pembelajaran.
13. Burrhus Frederick Skinner (Psikologi Behaviorisme ) (1904-1990)
Struktur kepribadian, Tehnik mengontrol perilaku adalah sebagai berikut:
1. Pengekangan Fisik ( physical restraints )
2. Bantuan Fisik (physical aids)

3. Mengubah Kondisi Stimulus (changing the stimulus conditions)


4. Manipulasi Kondisi Emosional (manipulating emotional conditions)
5. Melakukan Respons-respons Lain (performing alternative responses)
6. Menguatkan Diri Secara Positif (positive self-reinforcement).
7. Menghukum Diri Sendiri (self punishment).
Selanjutnya Skinner membedakan perilaku atas:
.1. Perilaku yang alami (innate behavior), .
2.Perilaku Operan (operant behavior),.
Dinamika Kepribadian, terdiri dari Kepribadian dan Belajar, Tingkah laku Kontrol Diri, Stimulan
Aversif. Dua jenis pengkondisian, yaitu: Kondisioning Klasik (Classical Conditioning) dan
Kondisioning Operan (Operant Conditioning)
14. Erik Erikson (1902-1994)

Teori Erik Erikson (Tahapan Pembangunan Psikososial) tentang delapan tahap perkembangan
manusia adalah salah satu teori terbaik yang dikenal dalam psikologi. Sementara teori didasarkan
pada tahapan Freud tentang perkembangan psikoseksual, Erikson memilih untuk fokus pada
pentingnya hubungan sosial pada pengembangan kepribadian.Teori ini juga melampaui masa
kanak-kanak untuk melihat perkembangan di seluruh umur.
Perkembangan kepribadian dalam teori psikoanalisis Erickson
1. Trust VS Mistrust (0-1/1,5 tahun).
2. Otonomi VS Rasa Malu dan Ragu ( early chilhood : 1/1,5-3 tahun).
3. Inisiatif VS Rasa Bersalah (late chilhood:3-6th).
4. Industri VS Inferiority ( usia sekolah:6-12 tahun).
5. Identitas dan Penolakan VS difusi Identitas ( masa remaja: 12-20 tahun).
6. Intimasi dan Solidaritas VS Isolasi (Early adulthood : 20-35 th). Perkembangan
7. Generativitas VS Stagnasi/ mandeg ( middle adulthood : 35-65 th ).
8. Integritas VS Keputusasaan (later years: diatas 65 th).
15. Jean Piaget (1896 1980)

Teori Jean Piaget tentang perkembangan kognitif tetap salah satu yang paling sering dikutip
dalam psikologi, meskipun menjadi subjek kritik yang cukup. Sementara banyak aspek teori

tidak teruji oleh waktu, namun ide intinya tetap penting hari ini: anak-anak berpikir berbeda
daripada orang dewasa.
16. Lawrence Kohlberg

Lawrence Kohlberg mengembangkan teori pengembangan kepribadian yang berfokus pada


pertumbuhan pemikiran moral. Bangunan pada proses dua-tahap yang diusulkan oleh Piaget,
Kohlberg memperluas teori untuk meliputi enam tahapan yang berbeda. Sementara teori tersebut
telah dikritik karena beberapa alasan yang berbeda, termasuk kemungkinan bahwa ia tidak
mengakomodasi jenis kelamin yang berbeda dan budaya yang sama, teori Kohlberg tetap penting
dalam pemahaman kita tentang pengembangan kepribadian.
17. James W. Fowler (1940-sekarang)

James Fowler perkembangan konsep kepribadian religious/kepercayaan. Indiduating-reflexive


faith adalah tahap yang dikemukakan Fawler, muncul pada masa remaja akhir yang merupakan
masa yang penting dalam perkembangan identitas keagamaan. Untuk pertama kalinya dalam
hidup mereka, individu memiliki tanggung jawab penuh atas keyakinan religius mereka.
Sebelumnya mereka mengandalkan semuanya pada keyakinan orang tuanya. Adapun tingkat
perkembangan iman atau rohani yakni iman intuitif-projektif; iman mitis-literal; iman sintetikkonvensional; iman individuatif-reflektif; iman konjuktif; dan iman universal.Tahap-tahap iman
tersebut menurut Fowler dipengaruhi oleh aspek kepercayaan. Di mana kepercayaan memiliki
sifat ilmiah yang mengandung unsur empiris dalam diri manusia.

HIPOTESIS
Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan
sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum

didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh mealui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga
dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban
yang empiric. (Sugiyono, 2010: 96)
Berdasarakan latara belakang diatas maka hipotesis dari judul proposal ini adalah Ada
hubungan antara layanan konseling individu dengan pembentukan kepribadian siswa kelas VIII
SMP Negeri 1 Padamara, Purbalingga Tahun Pelajaran 2015/2016

Anda mungkin juga menyukai