Anda di halaman 1dari 6

1.

Nondepol long acting


1. d-tubokurarin (tubarin)
2. Pankuronium
3. Metakurin
4. Pipekuronium
5. Doksakurium
6. Alkurium (alloferin)

Nondepol (intermediate
acting)
1. Gallamin (flaxedil)
2. Atrakuin (tractium)
3. Vekuronium (norcuron)
4. Rokuronium (esmeron)
5. Cistacuronium
Nondepol short acting
1. Mivakurium (mivacron)
2. Ropacuronium
Depol short acting
1. Suksinikolin (scolin)
2. Dekamentonium

Dosis Awal
(mg/kg)

Dosis Rumatan
(mg/kg)

Durasi
(menit)

0.40-0.60
0.80-0.12
0.20-0.40
0.05-0.12
0.02-0.08
0.15-0.30

0.10
0.15-0.20
0.05
0.01-0.015
0.005-0.010
0.05

30-60
30-60
40-60
40-60
45-60
40-60

Histamin (+), hipotensi, natural


Vagolitik, takikardi, tensi
Histamin (-), hipotensi
Kardiovaskular stabil
Kardiovaskular stabil
Vagolitik, takkardia

4-6
0.5-0.6
0.1-0.2
0.6-1.0
0.15-0.20

0.5
0.1
0.015-0.02
0.10-0.15
0.02

30-60
20-45
25-45
30-60
30-45

Histamin (), hipotensi


Aman untuk hepar, ginjal

0.20-0.25
1.5-2.0

0.05
0.3-0.5

10-15
15-30

Histamin (+), hipotensi

1.0

3-10

Efek Samping

Metabolisme

Bekerja berikatan
dengan reseptor
kolinergik nikotinik
tanpa menyebabkan
depolarisasi, hanya
menghalangi asetilkolin
menempatinya sehingga
asetilkolin tidak dapat
bekerja

Isomer atrakurium

Succinil Cholin
menempatkan reseptor
kolinergik nikotinik sub
unit alfa dan bekerja

seperti asetilkolin
(mendepolarisasi
membrane post
jungtion). Hambatan
neuromuscular terjadi
karena membrane post
sinaps tidak dapat
memberikan respons
pada pelepasan
asetilkolin berikutnya
yang disebut juga
hambatan fase 1.
Succinil Cholin
menyebabkan keluarnya
kalium dari sel yang
akan meningkatkan
kalium plasma.

2. MAC (Minimum Alveolar Concentration) adalah kadar minimal zat tersebut dalam alveolus pada tekanan satu atmosfir
yang diperlukan untuk mencegah gerakan pada 50% pasien yang dilakukan insisi standar. Pada umumnya immobilisasi
tercapai pada 95% pasien, jika kadarnya dinaikkan di atas 30% nilai MAC. Dalam keadaan seimbang, tekanan zat
anastetik dalam alveoli sama dengan tekanan zat dalam darah dan otak tempat kerja obat.

Anastetik
Inhalasi
Berat Molekul

N2O
44

Haloten
(Fluotane)
197

Enfluran
(Ethrane)
184

Isofluran
(Forane)
184

Desfluran
(Suprane)
168

Sevoflurane
(Ultane)
200

Titik didih (C)

-89

50-50.2

48.5

48.5

22.8-23.5

58.5

Tekanan Uap
(mmHg 20C)
Bau

5200

243-244

172-174.5

238-240

669-673

160-170

Manis

Organik

Eter

Eter

Eter

Eter

Turunan Eter

Bukan

Bukan

Ya

Ya

Ya

Ya

Pengawet

Perlu

Koefisien
partisi
darah/gas
Dengan kapur
soda (40C)
MAC

0.47

2.4

1.9

1.4

0.42

0.65

Stabil

Tidak

Stabil

Stabil

Stabil

Tidak

104-105

0.75

1.63-1.70

1.15-1.20

6.0-6.6

1.80-2.0

3.
Spinal

Epidural

Merupakan anastesi blok yang luas

Blokade saraf dengan menempatkan obat di


ruang epidural (peridural, ekstradural)
Awal kerja anastesi epidural lebih lambat di
bandingkan spinal
Indikasi :
Pembedahan dan penanggulangan nyeri pasca
bedah
Tatalaksana nyeri saat persalinan
Penurunan tekanan darah saat pembedahan
supaya tidak banyak perdaahan
Tambahan pada anstesi umum ringan karena
penyakut tertentu pasien.
Komplikasi :
Blok tidak merata
Depresi kardiovaskular (hipotensi)
Hipoventilasi
Mual-muntah

Diinjeksikan ke dalam cairan


serebrospinal dalam ruang subarachnoid
Indikasi :
Bedah ekstremitas bawah
Bedah panggul
Bedah urologi
Bedah abdomen bawah
Bedah obstetric-ginekologi

Komplikasi tindakan :
Hipotensi berat
Bradikardi
Hipoventilasi
Trauma pembuluh darah
Trauma saraf
Mual-muntah
Komplikasi pasca tindakan :
Nyeri tempat suntikan
Nyeri punggung
Nyeri kepala karena kebocoran likuor
Retensio urin
Meningitis

Obat :
Lidokain (xylokain, Lidonest)
Bupivakain (Markain)

Obat :
Lidokain (xylokain, Lidonest)
Bupivakain (Markain)

Anda mungkin juga menyukai