Anda di halaman 1dari 45

Pengendalian Sedimen dan

Erosi
Metode Konservasi
Tanah

Strategi Konservasi Tanah


Melindungi tanah dari hantaman air
hujan dengan penutup permukaan tanah.
Mengurangi aliran permukaan dengan
meningkatkan kapasitas infiltrasi.
Meningkatkan stabilitas agregat tanah.
Mengurangi kecepatan aliran permukaan
dengan meningkatkan kekasaran
permukaan lahan.

Metode Konservasi Tanah


Secara Agronomis: memanfaatkan vegetasi
untuk membantu menurunkan erosi lahan.
Secara Mekanis atau Fisik: berkonsentrasi
kepada penyiapan tanah supaya dapat
ditumbuhi vegetasi yang lebat, dan cara
memanipulasi topografi mikro untuk
mengendalikan aliran air dan angin.
Secara Kimia: meningkatkan daya tahan
tanah/memperaiki struktur tanah sehingga
lebih tahan erosi.

Konservasi Secara Agronomis


Mengurangi daya rusak butiran hujan yang
jatuh akibat intersepsi butiran hujan oleh
daun.
Mengurangi volume aliran permukaan akibat
meningkatnya kapasitas infiltrasi oleh aktivitas
perakaran tanaman dan penambahan bahan
organik.
Meningkatkan kehilangan air tanah akibat
meningkatnya evapotranspirasi, sehingga tanah
cepat lapar air.
Memperlambat aliran permukaan akibat
meningkatnya panjang lintasan aliran
permukaan oleh keberadaan batang-batang
tanaman.

Konservasi tanah dan air secara


vegetatif dapat dilakukan dengan:
Menanam tumbuhan secara terus
menerus (permanent plant cover).
Pertanaman strip (strip cropping).
Pertanaman berganda (multiple
cropping).
Pertanaman bergilir (rotation cropping).
Pemanfaatan mulsa (residue
management).
Sistem pertanian hutan (agroforestry)

Tanaman penutup tanah dapat


dikelompokkan menjadi:
Tanaman penutup tanah rendah,
jenis rumput-rumputan dan
tumbuhan merambat atau menjalar.
Tanaman penutup tanah sedang,
berupa semak.
Tanaman penutup tanah tinggi.
Tumbuhan rendah alami (semak
belukar).
Tumbuhan yang tidak disukai
(rumput pengganggu).

Pertanaman Strip (Strip


cropping)
Cara cocok tanam dengan beberapa jenis
tanaman ditanam selang-seling dalam
strip-strip pada sebidang tanah dan
disusun memotong lereng atau garis
kontur.
Tanaman yang ditanam biasanya tanaman
pangan atau tanaman semusim diselingi
dengan strip-strip tanaman penutup tanah
yang tumbuh cepat dan rapat untuk pupuk
hijau.
Cocok untuk tanah dengan drainase bagus.

Strip menurut garis kontur


(contour strip cropping)

Strip Lapangan (field strip


cropping)

Strip Berpenyangga
(Buffer Strip Cropping)

Pertanaman Berganda
(Multiple Cropping)
Berguna untuk meningkatkan
produktivitas lahan sambil
menyediakan proteksi terhadap
tanah dari erosi.
Sistem ini dapat dilakukan dengan
baik dengan cara: pertanaman
beruntun (sequential cropping),
tumpang sari (inter cropping),
tumpang gilir (relay cropping)

Pertanaman beruntun
(sequential cropping)
Menggunakan dua atau lebih
jenis tanaman pada sebidang
tanah, dimana tanaman kedua
dan berikutnya ditanam
bersamaan dengan pemanenan
tanaman pertama.
Untuk meningkatkan intensitas
penggunaan lahan.

Tumpang sari
(intercropping)

Adalah sistem bercocok tanam


dengan dua atau lebih jenis
tanaman yang ditanam serentak
(bersaman) pada sebidang
tanah baik secara campuran
(mixed intercropping) ataupun
secara terpisah-pisah dalam
baris-baris yang teratur (row
intercropping).

Tumpang Gilir (Relay


Cropping)

Sistem dengan menggunakan dua atau


lebih jenis tanaman pada sebidang
tanah, dimana tanaman kedua atau
berikutnya ditanam setelah tanaman
pertama berbunga, sehingga pada saat
tanaman pertama dipanen, tanaman
kedua sudah mulai tumbuh.
Bertujuan untuk meningkatkan
intensitas penggunaan lahan dan
meningkatkan frekuensi tanam.

Pertanaman Lorong (Allay


Cropping)
Menggunakan dua atau lebih
tanaman pada sebidang tanah,
dimana salah satu jenis tanaman
yang ditanam adalah tanaman
non pangan.
Tanaman pokok/tanaman pangan
ditanam di lorong atau gang
yang ada diantara tanaman non
pangan sebagai pagar.

Fungsi tanaman pagar:


Sumber pupuk hijau atau mulsa bagi
tanaman pangan.
Pada tanah berlereng dan ditanam
mengikuti garis kontur dapat
mengurangi erosi.
Hasil pangkasannya merupakan
sumber nitrogen bagi tanaman pangan,
dan dapat memperbaiki struktur tanah.
Sumber kayu bakar bagi petani.
Sumber makanan ternak.

Penggunaan Mulsa
Mulsa adalah sisa-sisa tanaman (crop resicues)
yang ditebarkan diatas permukaan tanah.
Keuntungan:
Memberi pelindung terhadap permukaan tanah
dari hantaman air hujan sehingga mengurangi
laju erosi.
Mengurangi volume dan kecepatan aliran
permukaan.
Memelihara temperatur dan kelembaban tanah.
Meningkatkan kemantapan struktur tanah.
Meningkatkan kandungan bahan organik tanah.
Mengendalikan tanaman pengganggu (weeds).

Penghutanan Kembali
(Reboisasi)
Usaha untuk memulihkan dan
menghutankan kembali tanah
yang mengalami kerusakan fisik,
kimia maupun biologi.
Cara yang cocok untuk
menurunkan erosi dan aliran
permukaan, terutama pada
bagian hulu tangkapan air untuk
mengatur banjir.

Syarat tanaman untuk reboisasi:


Mempunyai sistem perakaran yang kuat,
dalam dan luas, sehingga membentuk
jaringan akar yang rapat.
Pertumbuhannya cepat, sehingga mampu
menutup tanah dalam waktu singkat.
Mempunyai nilai ekonomis, baik kayunya
maupun hasil sampingnya.
Dapat memperbaiki kualitas/kesuburan
tanah.

Konservasi Tanah Secara


Mekanis
Memperlambat aliran permukaan
Menampung dan mengalirkan
aliran permukaan sehingga tidak
merusak.
Memperbesar kapasitas infiltrasi
air kedalam tanah dan
memperbaiki aerasi tanah.
Menyediakan air bagi tanaman.

Metode mekanis:
Pengolahan tanah.
Pengolahan tanah menurut
garis kontur.
Pembuatan terras.
Pembuatan saluran air
(waterways).
Pembuatan dam pengendali
(check dam).

Pengolahan Tanah
Adalah setiap manipulasi mekanik
terhadap tanah yang ditujukan untuk
menciptakan kondisi tanah yang baik
bagi pertumbuhan tanaman.
Tujuan utama: menyiapkan tempat
tumbuh bagi benih, menggemburkan
tanah pada daerah perakaran,
membalikka tanah sehingga sisa-sisa
tanaman terbenam di dalam tanah,
dan memberantas gulma.

Pengolahan tanah dari segi konservasi


tanah masing sering diragukan, karena
pengolahan tanah justru merugikan.
Pengolahan tanah akan memperbesar
kemungkinan timbulnya erosi pada
lahan yang miring.
Pengolahan tanah akan memperbesar
kapasitas infiltrasi, tetapi tanah menjadi
gembur sehingga akan mudah
dihancurkan oleh hujan.
Pengolahan tanah akan mempercepat
mineralisasi bahan organik, sehingga
kemantapan agregat akan menurun.

Usaha pengolahan tanah


sebaiknya:
Diolah seperlunya saja.
Pengolahan tanah dilakukan pada
saat kandungan air yang tepat.
Pengolahan tanah dilakukan sejajar
kontur.
Mengubah kedalaman pengolahan
tanah.
Pengolahan tanah sebaiknya diikuti
dengan pemberian mulsa.

Pengolahan Tanah Menurut


Kontur
Pengolahan tanah dan penanaman
menurut garis kontur dapat
mengurangi laju erosi sampai 50%
dibandingkan pengolahan tanah dan
penanaman menurut lereng (up and
down)
Sistem ini hanya efektif untuk hujan
dengan intensitas rendah.
Untuk hujan lebat, sebaiknya
dikombinasikan dengan penanaman
strip.

Guludan (contour bunds)


Adalah tumpukan tanah (galengan) yang
dibuat memanjang memotong lereng.
Fungsi: untuk menghambat aliran
permukaan, menyimpan air diatasnya,
dan untuk memotong panjang lereng.
Tinggi tumpukan tanah: 25 30 cm
dengan lebar dasar 25 30 cm.
Diterapkan pada lahan dengan
kemiringan < 6%.
Kurang efektif pada lahan yang peka
erosi, sehingga perlu guludan
bersaluran.

Terras
Adalah timbunan tanah yang
dibuat melintang atau
memotong kemiringan lahan,
yang berfungsi untuk
menangkap aliran permukaan,
serta mengarahkannya ke outlet
yang mantap/stabil dengan
kecepatan yang tidak erosif.

Jenis terras:
Terras pengelak (diversion terrace): untuk
menangkap aliran permukaan dan
mengalirkanny memotong kontur melalui outlet
yang tepat. Cocok untuk lahan dengan
kemiringan kecil (1:250).
Terras retensi (retention terrace): dibuat jika
diperlukan penyimpanan air dengan
menampungnya di bagian bukit. Untuk tanah
permeabel dengan kemiringan kurang dari 4,5.
Terras bangku (bench terrace): dibuat dengan
jalan memotong lereng dan meratakan tanah d
bagian bawah sehingga terbentuk suatu deretan
anak tangga yang dipisahkan oleh talud. Cocok
untuk lahan dengan kemiringan sampai 30
atau 50% yang masih difungsikan sebagai lahan
pertanian.

Diversion Terrace

Bench Terrace

Saluran Pembuang Air


(Waterways)
Untuk menghindari terkonsentrasinya
aliran permukaan di sembarang tempat,
yang akan membahayakan dan merusak
tanah yang dilewatinya.
Tujuan utama: mengarahkan dan
menyalurkan aliran permukaan dengan
kecepatan yang tidak erosif ke lokasi
pemubuangan yang sesuai.
Macam saluran pembuang: saluran
pengelak, saluran terras, saluran
berumput.

Sumur Resapan
Konsep: sistem drainase dimana hujan
yang jatuh di atap atau lahan kedap air
ditampung pada suatu sistem resapan air.

Hujan

Infiltrasi

Aliran permukaan
Sumur resapan

Muka air tanah

Lapis kedap air


Q
H
1 e
FK

FKT

R 2

H : tinggi muka air dalam


sumur (m)
F : faktor geometrik (m)
Q : debit air masuk (m3/d)
T : waktu pengaliran (d)
K : koefisien permeabilitas
tanah (m/d)
R : jari-jari sumur (m)

Bangunan Stabilisasi
Dapat berupa: dam penghambat (heck dam),
balong, rorak.
Check dam: bangunan yang dibuat melintang
sungai yang berfungi menghambat kecepatan
aliran dan menangkap sedimen yang dibawa
aliran sehingga kedalaman dan kemiringan
sungai berkurang.
Balong: waduk kecil yang dibuat di daerah
perbukitan dengan kemiringan lahan kurang
dari 30%. Berfungsi untuk menampung aliran
permukaan untuk memenuhi kebutuhan air,
menampung sedien hasil erosi, meningktkan
jumlah air yang meresap ke dalam tanah
(infiltrasi), dan mendekatkan permasalahan

Konservasi Secara
Kimiawi

Usaha memperbaiki kemantapan


struktur tanah melalui pemberian
preparat kimia atau pemantap
tanah (soil conditioner)
Penggunaan pemantap tanah
tidak hanya mampu
meningkatkan kemantapan
agregat tanah, tapi juga mampu
meningkatkan hasil tanaman.

Emulsi bitumen merupakan


preparat pemantap tanah yang
paling murah, sehingga banyak
digunakan.
Cara pemakaian: emulsi bitumen
dicampur dengan air dengan
perbandingan tertentu (1:3),
kemudian disemprotkan ke tanah
dengan menggunakan sprayer dan
mencampurnya dengan cangkul.

Penggunaan bahan
pemantap tanah dapat
Pemakaian di permukaan tanah (surface
dilakukan
melalui:
treatment): larutan
pemantap tanah

disemprotkan langsung ke atas permukaan tanah


dengan sprayer. Baik untuk penelitian di
lapangan maupun laboratorium.
Pemakaian secara dicampur (incorporation
treatment): larutan pemantap tanah
disemprotkan langsung ke atas permukaan tanah
dengan sprayer, kemudian tanah diaduk-aduk
sampai campuran merata sampai kedalaman 0
25 cm. Dapat dilakukan untuk penelitian di
laboratorium atau di aplikasikan di lapangan.
Pemakaian setempat/lobang (local/pit treatment):
pemakaian bahan pemantap tanah hanya
terbatas pada lobang yang dipersiapkan untuk
ditanami tanaman (biasanya tanaman tahunan.

Anda mungkin juga menyukai