Pemeriksaan Penunjang :
Untuk menegakkan diagnosa HIV positif / AIDS tidak hanya melihat dari manifestasi klinik
tetapi perlu juga pemeriksaan penunjang ( untuk yang simptomatik atau AIDS ). Pada keadaan
asimptomatik perlu dilakukan periksa anti HIV yaitu Elisa 2 kali, WB 1 kali/Elisa 3 kali dengan
reagen berbeda.
Cara Penularan:
AIDS disebarkan oleh kontrol sexual, menggunakan jarum bekas, melalui tranfusi darah, atau
komponennya. Resiko infeksi oleh virus ini bertambah, oleh adanya mitra sexual yang
bertambah pula juga oleh menggunakan jarum bersama sama dikalangan pemakai obat
obatan terlarang. Juga pada pasien hemofilia serta orang yang memerlukan transfusi darah yang
telah ditulari virus seorang bayi bisa ditulari oleh ibu penderita AIDS sebelum, selama dan
sesudah melahirkan.
Siapa saja yang dapat mengidap AIDS ?
HIV dapat menular kepada siapapun melalui cara tertentu, tanpa peduli kebangsaan, ras, jenis
kelamin, agama, tingkat pendidikan, kelas ekonomi maupun orientasi seksualnya.
Kasus AIDS timbul pada kelompok kelompok orang yang sebagai berikut :
1. Homo sexual dan bisexual yang aktif .
2. Pemakai obat terlarang melalui suntikan
3. Mengidap Hemmofilia, atau gangguan koagulasi lainnya
4. Kontrak heterosexual dengan penderita AIDS atau dalam resiko AIDS.
5. Orang yang pernah ditransfusi darah.
6. Bayi yang lahir dari ibu yang telah ditulari.
Masa Inkubasi Infeksi HIV :
Masa inkubasi atau masa laten, sangat tergantung pada daya tahan tubuh masing masing orang
rata rata 5 10 tahun. Selama masa ini orang tidak memperlihatkan gejala gejala, walaupun
jumlah HIV semakin bertambah dan sel T-4 semakin menurun, semakin rendah jumlah sel T-4,
semakin rusak fungsi sistem kekebalan tubuh.
Pada waktu sistem kekebalan tubuh sudah dalam keadaan parah, seorang ODHA akan mulai
menampakkan gejala gejala AIDS.
Kronologis Perjalanan HIV / AIDS
Secara singkat, perjalanan HIV / AIDS dapat dibagi dalam 4 stadium :
1. Stadium pertama : HIV
Infeksi dimulai dengan masuknya HIV dan diikuti terjadinya perubahan serologi ketika antibodi
terhadap virus tersebut dari negatif berubah menjadi positif. Rentang waktu sejak HIV masuk ke
dalam tubuh sampai tes antibodi terhadap HIV menjadi positif disebut window period. Lama
window period antara 1 sampai 3 bulan. Bahkan ada yang dapat berlangsung sampai 6 bulan.
Umumnya pada penyakit penyakit yang disebabkan oleh virus bila tes antibodi menjadi positif
berarti di dalam tubuh terdapat cukup zat anti yang dapat melawan virus tersebut. Kesimpulan
tersebut berbeda pada infeksi HIV karena adanya zat anti didalam tubuh bukan berarti bahwa
tubuh dapat melawan infeksi HIV tetapi sebaliknya menunjukkan bahwa didalam tubuh tersebut
terdapat HIV.
2. Stadium kedua : Asimptomatik ( tanpa gejala )
Asimptomatik berarti bahwa dalam organ tubuh terdapat HIV tetapi tubuh tidak menunjukkan
gejala gejala, keadaan ini dapat berlangsung rata rata selama 5 10 tahun cairan tubuh
ODHA yang tampak sehat ini sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain.
3. Stadium ketiga : Pembesaran kelenjar limfe
Fase ini ditandai dengan pembesaran kelenjar limfe secara menetap dan merata ( persistem
generalized lymphadenopathy ), tidak hanya muncul pada satu tempat dan berlangsung lebih dari
1 bulan.
4. Stadium keempat : AIDS
Keadaan ini disertai adanya bermacam macam penyakit, antara lain penyakit konstitusional,
penyakit syaraf dan infeksi sekunder.
Seseorang yang mengalami AIDS, diawali dengan adanya transmisi Virus, kemudian dilanjutkan
dengan masuknya kuman HIV primer, setelah terinfeksi selama 1 sampai 8 minggu disebut
Sindrom Retroviral Akut. Apabila dilakukan test antibodi, HIV akan positif / serokonversi hal ini
terjadi pada waktu 6 sampai 8 minggu karena adanya penurunan CD4 dan peningkatan kadar
RNAHIV dalam plasma, selanjutnya terjadi infeksi kronik asimptomatik yang apabila tidak
diberikan tetapi antiretroviral akan cepat menjadi infeksi kronik Simptomatik dan akhirnya
terjadi AIDS.( PPNI, 2004:3 ).
Pencegahan:
Cegah kontak langsung antara selaput lendir atau kulit dengan cairan tubuh yang tercemar HIV /
AIDS.
Untuk mencegah penularan HIV lewat hubungan seksual ada 3 cara, yaitu :
1. Abstinensi ( atau puasa, tidak melakukan hubungan seks ).
2. Melakukan prinsip monogami yaitu tidak berganti pasangan dan saling setia kepada
pasangannya.
3. Untuk melakukan hubungan seksual yang mengandung resiko, dianjurkan melakukan seks
aman termasuk menggunakan kondom.
Untuk mencegah penularan lewat alat alat yang tercemar darah HIV ada dua hal yang perlu
diperhatikan :
1. Semua alat yang menembus kulit dan darah ( seperti jarum suntik, jarum tato, atau pisau cukur
) harus disterilisasi dengan cara yang benar.
2. Jangan memakai jarum suntik atau alat yang menembus kulit bergantian dengan orang lain.
3. Perlu skrining terhadap semua darah yang akan ditransfusikan atau yang akan digunakan
untuk diproses sebagai produk darah. Jika darah ini ternyata sudah tercemar harus dibuang,
Skrining darah sudah dilakukan oleh PMI.
Pengobatan:
Hingga saat ini, belum ada obat anti virus yang tersedia yang terbukti dapat menyembuhkan
AIDS, walau upaya ke arah itu tengah dipacu.
Meski pengobatan masih belum berhasil memulihkan sistem kekebalan tubuh pada pasien
AIDS, para dokter telah berhasil menggunakan obat, radiasi dan pembedahan untuk merawat
berbagai penyakit penderita AIDS. Saran terapi diperlukan untuk semua stadium infeksi AIDS,
untuk merintangi gerakan virus sekali infeksi timbul dan memulihkan fungsi penuh pada pasien
yang mengalami kerusakan kekebalan tubuh.
Agaknya suatu kombinasi dari terapi untuk menumpas virus dan menumbuhkan sistem
kekebalan tubuh akan menjadi pengobatan yang paling efektif.
Adapun menurut PPNI 2004, penatalaksanaan umum pasien HIV/AIDS meliputi:
a. Pengobatan Suportif
Tujuan pengobatan suportif adalah untuk meningkatkan keadaan umum penderita, pengobatan
ini terdiri atas pemberian gizi yang sesuai, obat simptomatik, serta vitamin.
b. Pengobatan infeksi oportunistik
Infeksi oportunistik terjadi karena kekebalan tubuh yang amat menurun.
c. Pengobatan Anti Retro Viral ( ARV )
Obat ini diberikan dengan tujuan mengurangi kematian dan kesakitan, menurunkan jumlah virus,
meningkatkan kekebalan tubuh dan mengurangi resiko penularan.
Untuk negara yang mempunyai sumber daya terbatas WHO menganjurkan ARV digunakan pada
ODHA yang:
- Sudah ada gejala
- Jika belum ada gejala CD4 dibawah 200
Diposkan oleh kesehatan di 20.19
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Pengikut
Arsip Blog
2009 (3)
o April (3)
PENYALAHGUNAAN NAPZA
TBC
HIV / AIDS
Mengenai Saya
kesehatan
Lihat profil lengkapku