Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Imunitas atau kekebalan adalah sistem pada organisme yang bekerja melindungi tubuh
terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel
tumor, sehingga tubuh bebas patogen dan aktivitas dapat berlangsung dengan baik. Selain
dapat menghindarkan tubuh diserang patogen, imunitas juga dapat menyebabkan penyakit,
diantaranya hipersensitivitas dan autoimun. Hipersensitivitas adalah respon imun yang
merusak jaringan tubuh sendiri. Reaksi hipersensitivitas terbagi menjadi empat tipe
berdasarkan mekanisme dan lama waktu reaksi hipersensitif, yaitu reaksi hipersensitivitas
tipe I, tipe II, tipe III, dan tipe IV.Pada dasarnya tubuh kita memiliki imunitas alamiah yang
bersifat non-spesifik dan imunitas spesifik. Imunitas spesifik ialah sistem imunitas humoral
yang secara aktif diperankan oleh sel limfosit B, yang memproduksi 5 macam imunoglobulin
(IgG, IgA, IgM, IgD dan IgE) dan sistem imunitas seluler yang dihantarkan oleh sel limfosit
T, yang bila mana ketemu dengan antigen lalu mengadakan differensiasi dan menghasilkan
zat limfokin, yang mengatur sel-sel lain untuk menghancurkan antigen tersebut.
Bilamana suatu alergen masuk ke tubuh, maka tubuh akan mengadakan respon.
Bilamana alergen tersebut hancur, maka ini merupakan hal yang menguntungkan, sehingga
yang terjadi ialah keadaan imun. Tetapi, bilamana merugikan, jaringan tubuh menjadi rusak,
maka terjadilah reaksi hipersensitivitas atau alergi.Mekanisme reaksi alergi adalah berdasar
pada reaksi hipersensitivitas, yaitu timbulnya respon IgE yang berlebihan terhadap bahan
yang dianggap sebagai alergen, sehingga terjadi pelepasan berbagai mediator penyebab reaksi
alergi, walaupun pada orang normal reaksi ini tidak terjadi. Apabila reaksi alergi ini
berlangsung sangat berlebihan, dapat timbul syok anafilaktik.Histamin yang dilepaskan
menimbulkan berbagai efek. Vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler yang terjadi
menyebabkan pindahnya plasma dan sel-sel leukosit ke jaringan, sehingga menimbulkan
bintul-bintul berwarna merah di permukaan kulit. Sementara rasa gatal timbul akibat
penekanan ujung-ujung serabut saraf bebas oleh histamin. Kemudian kerusakan jaringan
yang terjadi akibat proses inflamasi menyebabkan sekresi protease, sehingga menimbulkan
rasa nyeri akibat perubahan fungsi. Efek lain histamin, yaitu kontraksi otot polos dan
perangsangan sekresi asam lambung, menyebabkan timbulnya kolik abdomen dan
diare.Selain itu, sekresi enzim untuk mencerna zat gizi, terutama protein, belum dapat bekerja

maksimal, sehingga terjadi alergi pada makanan tertentu, terutama makanan berprotein. Ada
alergi yang dapat membaik, karena maturitas enzim dan barier yang berjalan seiring dengan
bertambahnya umur. Hal ini juga dapat terjadi akibat faktor polimorfisme genetik antibodi
yang aktif pada waktu tertentu, sehingga menentukan kepekaan terhadap alergen tertentu.
B.rumusan masalah
1. apa itu hipersensitivitas ?
2.Apa penyebab dari hipersensitivitas?
3.Bagaimana patofisiologi hipersensitivitas?
4.Bagaimana klasifikasi dan manifestasi klinis hipersensitivitas ?
5.apa saja komplikasi dari hipersensitivitas?
6.apa saja faktor resiko dari hipersensitivitas?
7.apa saja pemeriksaan penunjang dari hipersensitivitas?
8.bagaimana penatalaksanaan dan pencegahan dari hipersensitivitas?
9.bagaimana asuhan keperawatan hipersensitivitas?
C. Tujuan penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berkut:
1. Untuk mengetahui lebih luas tentang asuhan keperawatan hipersensitivitas
2. Sebagai pengetahuan tambahan bagi rekan-rekan mahasisiwa baik teman sekelas
maupun yang lainnya yang membaca makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai