Anda di halaman 1dari 44

METABOLIT SEKUNDER

ALKALOID

Agustina Setiawati, M.Sc., Apt

Referensi

Paul M. Dewick, 2002, Medicinal Natural Product A Biosynthetic


Approach, 2nd Ed., John Wiley and Sons, Ltd.

Cannel R.J.P., 1998. How to Approach the Isolation of a Natural


Product. Natural Products Isolation, Totowa: Humana Press.

Mann, J., et al., 1994, Natural Products: Their Chemistry and


Biological Significance, Longman, UK

Samuelsson, G., 1999, Drugs of Natural Origin-A Textbook of


Pharmacognosy, 4th revised Ed., Apotekarsocieteten, Sweden

Bruneton, J., 1999, Pharmacognosy Phytochemistry Medicinal


Chemistry, 2nd Ed., translated by Halton, C.K., Intercept Ltd., New York

Hnsel, R., Sticher, O. (Eds.), 2007, Pharmakognosie-Phytopharmazie,


8th Ed., Springer

Jurnal-jurnal terkait

Alkaloid
Definisi:
Alkaloid: Alkali-like
Senyawa (basa) organik yang mengandung atom N yang
berasal dari asam amino (dan memiliki aktivitas farmakologis
dalam kadar rendah)
Pelletier, 1983: ....is a cyclic organic compound containing
nitrogen in a negative oxidation state which is of limited
distribution among living organisms

Klasifikasi alkaloid

True-alkaloid:

Berasal dari asam amino


Bersifat basa
Atom N ada pada cincin heterosiklis
Terdapat dalam bentuk garam dengan asam
organik
Contoh: atropin, morfin

Klasifikasi alkaloid
Pseudoalkaloid:
Memiliki karakteristik seperti alkaloid tetapi tidak berasal dari asam amino,
misal alkaloid terpen (aconitin: akaloid diterpen) dan alkaloid dari jalur
metabolisme asetat (coniin), sifat kebasaan rendah

Klasifikasi alkaloid

Protoalkaloid:
Amin sederhana dimana atom nitrogennya bukan
merupakan bagian dari cincin heterosiklik,
bersifat basa dan berasal dari asam amino, misal
meskalin

Fakta mengenai alkaloid:


Tidak semua senyawa yang mengandung atom N
adalah alkaloid, contoh: asam amino, piridin
Kebasaan alkaloid berbeda-beda bahkan ada yang
bersifat amfoterik misal chepalin dan asam, misal:
kolkhisin
O

O
O
O
NH
O

Keberadaan:
Umumnya terdapat dalam bentuk garamnya dengan asam
organik atau anorganik atau dalam kombinasi dengan asam
tertentu
Ada yang terdapat dalam bentuk glikosida,
chaconin

misal H

Gula-O

Umumnya merupakan campuran kompleks dari jalur


biogenesis yang sama, yang didominasi salah satu
konstituen
Kandungan alkaloid dapat bervariasi pada tiap tahap
pertumbuhan tumbuhan

Alkaloid yang tidak mengandung oksigen dalam struktur


kimianya biasanya pada suhu kamar bersifat cair (nikotin,
koniin, spartein)
Alkaloid yang mengandung oksigen akan berbentuk kristal,
umumnya kristal tidak berwarna, pada kasus tertentu
berwarna (berberine), beberapa berupa amorph

Stereokimia:
Sebagian besar optik aktif (biasanya levorotatori), kecuali yang
termasuk gugus purin

Kebasaan
Tergantung pada keberadaan lone pair elektron dari
atom N, tipe heterosiklis dan substitusinya
Electron withdrawing group yang dekat dengan atom N
menurunkan kebasaan
Elektron donating group menaikkan kebasaan

Kebasaan
Piridin, kuinolin dan isokuinolin: basa
Pirolidin merupakan basa kuat
Pirol dan indol, bersifat asam
N

N
H

N
H

N
H

NH

Alkaloid basa biasanya terdapat di tanaman dalam bentuk garam


dengan asam mineral seperti HCl, H2SO4, HNO3, atau asam
organik seperti asam tartrat, sulfamat dan maleat, mekonat,
isobutirat dan benzoat, atau dalam kombinasi dengan tanin
Alkaloid yang non basa adalah alkaloid amida, ammonium
kuartener, laktam, N-oxid

ALKALOID BERDASARKAN BIOGENESIS


A. Alkaloid heterosiklis yang berasal dari asam amino:
1.

Ornithin

2.

Tirosin

3.

Fenilalanin

4.

Triptofan

5.

Asam antranilat

6.

Asam nikotinat

7.

Histidin

B. Alkaloid heterosiklis yang berasal dari nukleotid purin


C. Alkaloid yang terbentuk melalui transaminasi: terpenoid alkaloid
D. Alkaloid yang terbentuk melalui transaminasi dimana N atom terletak
pada eksosiklis

Ornithin Alkaloid Pyrrolidine

Triptofan Indole

Alkaloid Indole triptofan

Alkaloid terpen indol

Asam nikotinat piridin


Triptamin:
serotonin,psilosibin
H
N

N
OH

O
P
O

OH

Alkaloid piridin

Alkaloid yang berasal tirosin

Alkaloid yang berasal tirosin

Alkaloid yang berasal dari Histidin

Alkaloid imidazole

Pilocarpus jaborandi

Alkaloid yang
yang berasal
berasal Fenilalanin
dari fenilalanin
Alkaloid
Ephedra sp.

Alkaloid yang berasal Lisin

Contoh: piperidin

Biosintesis piperidin

Alkaloid yang berasal Asam Antranilat

Alkaloid yang berasal Asam Nikotinat

Biosintesis Nikotin

Alkaloid Purin

Diterpenoid alkaloids

ALKALOID AMINA
EKSOSIKLIS

Alkaloids without heterocyclic nitrogen atoms

Deteksi dan karakterisasi


Reaksi pengendapan
Reagen

Kandungan

Hasil

Dragendorff

K[BiI4]

oranye

Mayer

K2[HgI4]

Kuning-putih

Garam Reinecke

(NH4Cr[CNS]4(NH3)2)

Pink,
mengambang

Scheiblers

Wolframat-asam fosfat Kuning, amorph

Sonnenschein

Molibdat-asam fosfat

Kuning, lalu
biru hijau

Larutan tanin

5% dalam air

Kecoklatan

Hager

Asam pikrat jenuh

Kuning

Wagner

I/KI

Merah coklat

Pereaksi warna:

1. Erdman: asam sulfat dengan sesepora asam nitrat


2. Froehd: asam sulfat yang mengandung asam molibdat atau
amonium molibdat
3. Marqui:asam sulfat mengandung formaldehid
4. Mandelin: asam sulfat yang mengandung asam vanadat atau
amonium vanadat
Positif palsu dengan komponen seperti senyawa pahit dan
glikosida

KLT:
Silika gel, aluminium oksida, kieselgur, selulosa
Pada basa kuat, silikagel yang bersifat asam lemah dapat
mengikat alkaloid (pada fase gerak netral)
TLC: UV, Dragendorff (+NaNO2)
Alkaloid dengan amina primer dan sekunder negatif palsu
Kumarin, hidroksiflavon, triterpen dan kardenolida ttt
positif palsu
Alkaloid purin: mureksid (Kalium perklorat + setetes HCl,
diuapkan, ditambah amoniak = ungu)
Alkaloid morphin: reagen Marquis (H2SO4 + setetes
formaldehida = ungu)

Isolasi Alkaloid
Ekstraksi dengan pelarut organik yang tidak campur air: kloroform,
eter, metilen klorida dan toluen, dilakukan dengan perkolasi atau
sokhletasi, dengan penambahan basa yang sesuai
Alkaloid kuartener dan N oksid larut dalam air
Ekstraksi dengan pelarut organik yang dapat campur dengan air
seperti etanol dan metanol
Dapat melarutkan alkaloid basa dan garam
Ekstraksi dengan terlebih dulu dilakukan pengasaman
Pengendapan alkaloid dengan reagen pengendap alkaloid
Penggunaan kation exchange resin

Material
PE
Fraksi PE
Lemak dan
lilin

Fraksi kloroform atau


EtOAc
Alkaloid netral dan basa
lemah

Fraksi etanol atau


metanol air
dipekatkan
Kloroform dan
asam tartrat

Fraksi asam
Penambahan basa
Kloroform atau
EtOAc

Fraksi kloroform atau EtOAc

Fraksi basa

Alkaloid primer, sekunder dan tersier

Alkaloid kuartener dan N-oksid

Alkaloid steroidal

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai