Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRKTIKUM ENDAPAN MINERAL

Mineral Alterasi

Oleh
Nama: Habib Muhammad
NPM: 0551 13 120

LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK


JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR
2015/2016

BAB I
PENDAHULUAN

A Latar belakang
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral, baik dalam
bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari tentang sifat-sifat fisik,
sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya.
Mineralogi terdiri dari kata mineral dan logos, dimana mengenai arti mineral mempunyai
pengertian berlainan dan bahkan dikacaukan dikalangan awam. Sering diartikan sebagai bahan
bukan organik (anorganik). Maka pengertian yang jelas dari batasan mineral oleh beberapa ahli
geologi perlu diketahui walaupun dari kenyataannya tidak ada satupun persesuaian umum untuk
definisinya (Danisworo, 1994).

Adapun mineral ini dibagi beberapa jenis mineral salah satunya yaitu mineral ubahan atau biasa
yang disebut alterasi. Alterasi merupakan perubahan komposisi mineralogy
batuan (dalam keadaan padat) karena pengaruh Suhu dan Tekanan yang
tinggi dan tidak dalam kondisi isokimia menghasilkan mineral lempung,
kuarsa, oksida atau sulfida logam. Proses alterasi merupakan peristiwa
sekunder, berbeda dengan metamorfisme yang merupakan peristiwa primer.
Alterasi terjadi pada intrusi batuan beku yang mengalami pemanasan dan
pada struktur tertentu yang memungkinkan masuknya air meteoric untuk
dapat mengubah komposisi mineralogi batuan.
B Maksud dan tujuan
Untuk mengetahui jenis-jenis mineral alterasi, manfaat dari mineral tersebut, kegunaan daripada
mineral, dan juga untuk menambah wawasan mahasiswa terhadap mieral alterasi.

Labolatorium Teknik Geologi Pakuan

BAB II
PEMBAHASAN
warna.
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi tidak dapat
diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral dapat berwarna lebih dari satu warna,
tergantung keanekaragaman komposisi kimia dan pengotoran padanya.
kilap.
Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya ini dapat dipakai dalam
menentukan mineral secara megaskopis. Untuk itu perlu dibiasakan membedakan kilap mineral satu
dengan yang lainnya, walaupun kadang-kadang akan dijumpai kesulitan karena batas kilap yang
satu dengan yang lainnya tidak begitu tegas (Danisworo 1994).
Kekerasan.
Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu mineral dapat
membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai kekerasan yang standard. Mineral yang
mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai bekas dan badan mineral tersebut. Standar
kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jeman
dan dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral
terlunak sampai skala 10 untuk mineral terkeras .
Gores.
Gores adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat dapat diperoleh apabila
mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin atau membubuk suatu mineral
kemudian dilihat warna dari bubukan tersebut. Gores dapat sama dengan warna asli mineral, dapat
pula berbeda. Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya tetap walaupun warna mineralnya
berubah

Mineral 1

Labolatorium Teknik Geologi Pakuan

Dari hasil pengamatan yang saya lakukan pada batuan ini. mineral yang terlihat ini yaitu vuggy
silica berwarna kuning, kilap yaitu logam, kekerasan fluorite, dan gores berwarna abu-abu rumus
kimia , mineral pengotornya berupa kuarsa dan alaunite yang keduanya sama sama mineral nonlogam.
Sketsa

BAB III

Labolatorium Teknik Geologi Pakuan

PENUTUP
Demikian laporan ini saya buat sebagamana mestinya dan sebaik-baiknya. Semoga laporan ini
dapat memberika manfaat yang nyata. Mohon maaf apabila terapat kekurangan dalam penulisan.
Penulisan sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun untuk menjadi bahan
evaluasi untuk penulis kedepannya.

Labolatorium Teknik Geologi Pakuan

Anda mungkin juga menyukai