Anda di halaman 1dari 30

Skip to content

Anjar's Blog
OTHERS

Ekspor / Impor Jahe Indonesia


Ekspor / Impor Jahe Indonesia

Potensi

Tanaman Jahe merupakan salah satu tanaman rempah-rempah yang


diperdagangkan di dunia. Jahe diekspor dalam bentuk jahe segar,
jahe kering, jahe segar olahan dan minyak atsiri. Dengan semakin
berkembangnya perusahaan jamu dalam negeri bahkan telah
melakukan ekspor kemancanegara maka peluang pengembangan
jahe sebagai salah satu bahan baku pembuatan jamu menjadi sangat
terbuka.
Berdasarkan data stastistik perkebunan semester I tahun 1999 luas
areal penanaman jahe di Kabupaten Sukabumi sebesar 1.176,65 Ha
dan umumnya ditanam pada areal perkebunan rakyat.
Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu sentra produksi jahe di Jawa
Barat sebenarnya mempunyai peluang yang cukup besar dalam
pengembangan jahe. Hal ini jika dilihat dari potensi daerah,
penyediaan sarana pertanian dan banyaknya petani yang secara rutin
menanam jahe. Sesuai dengan kesesuaian lahan dan iklim, banyak
tempat di Kabupaten Sukabumi yang cocok untuk penanaman jahe.
Begitu pula dengan sarana pertanian yang mudah didapatkan dan
terutama banyak petani yang telah berpengalaman dalam perjahean.
Walaupun demikian sampai saat ini petani belum mendapatkan nilai
tambah yang maksimal dalam usahataninya atau dengan kata lain
keuntungan usahatani jahe masih banyak dirasakan oleh pedagang
pengumpul dan para eksportir. Hal ini disebabkan karena para petani
belum menguasai teknologi budidaya yang mutakhir dan masalah
mutu hasil produksi. Dengan demikian banyak ditemukan kegagalan
dalam usahatani yang disebabkan oleh masalah hama/penyakit

terutama penyakit busuk bakteri, harga yang tidak sesuai dan hasil
produksi yang rendah.
A. Peluang Pasar
Jepang sudah mengimpor manisan jahe kering dari salah satu negara
di Asia Tenggara. Pada tanggal 17 Januari 2009 manisan jahe
tersebut tampak dijual di sebuah supermarket di Meguro Tokyo. Ketika
diamati ketebalan jahe manisan ini sekitar 3 4 mm. Jahe kering
ditaburi dengan gula pasir, rasanya cukup enak. Mirip manisan pala
yang di jual di Bogor. Manisan ini dikemas oleh perusahaan di
Jepang, pada plastik tertulis asal negara eksportirnya, tanggal
kadaluarsa 11 Maret 2009, cara penyimpanan dan terdapat tanda
bahwa kemasan dan kertas labelnya dapat didaur ulang. Dalam satu
kemasan plastik yang beratnya 150 gram dipasang bandrol harga 298
yen. Jadi harga per kilogramnya sekitar 1987 yen atau sekitar 200.000
rupiah (Berita Pertanian online,2009). Di Jenangan, Kabupaten
Ponorogo, Provinsi Jawa Timur, sejak 3 tahun lalu Mutato Hari rutin
menyuling rimpang jahe Zingiber officinale. Pria 38 tahun itu
memproduksi 80 kg minyak per bulan untuk memenuhi permintaan
eksportir. Alumnus Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Surakarta itu memperoleh harga Rp700.000 per kg sehingga
omzetnya Rp56-juta. Menurut Mutato biaya produksi per kg minyak
mencapai Rp420.000. Biaya terbesar, tentu saja, untuk pengadaan
bahan baku. Sebab, rendemen jahe relatif kecil, 1% sehingga untuk
menghasilkan 1 kg minyak ia memerlukan 100 kg bahan segar.
Pemasok bahan baku adalah para pekebun di Pacitan, Nganjuk,
Trenggalek, dan Tulungagung-semua di Provinsi Jawa Timur. Dengan
harga beli Rp2.000 per kg, sarjana Teknik Sipil itu harus

mengeluarkan Rp200.000 untuk memproduksi 1 kg minyak. Laba


bersih Mutato Hari dari penyulingan minyak jahe mencapai Rp22,4juta sebulan.
Yang juga kewalahan melayani permintaan minyak asiri adalah RA
Eti, pemilik PT Pemalang Agro Wangi. Empat tahun terakhir ia
mengekspor minyak mawar, melati, jahe, jeruk purut, kemiri, dan
nilam. Volume ekspor setiap Juli dan Desember masing-masing 200300 kg minyak jahe, 10 kg mawar, 5 kg jeruk, 1 kg melati. Selain nilam
yang ia suling sendiri, kontinuitas ekspor minyak-minyak asiri itu
mengandalkan pasokan para penyuling binaan di berbagai kota. Ibu 5
anak itu lalu mengemas minyak asiri itu dalam botol 10 cc dan 20 cc
sesuai permintaan pembeli. Pembeli di Paris, Perancis, sebetulnya tak
membatasi volume pengiriman. Namun, Eti mesti membagi dengan
pasar domestik. Maklum, setiap bulan 3 pelanggannya datang
menjemput beragam minyak asiri. Mereka ekspatriat asal Taiwan,
Italia, dan Singapura yang membeli minyak asiri untuk dikirim ke
negara masing-masing. Total permintaan mereka rata-rata 1 kg
minyak melati, 10 kg jeruk purut, dan 300 kg minyak jahe. Prospek
minyak asiri baru itu sangat bagus. Seluruh dunia antusias dengan
semua minyak asiri Indonesia, ujar mantan guru SD yang kini
eksportir itu.
Mungkin karena itulah Mulyono, eksportir di Jakarta, terus
mengembangkan jenis-jenis minyak asiri baru. Separuh dari 20 jenis
minyak asiri yang Mulyono suling merupakan jenis minyak baru
seperti bangle, jahe, kunyit, lajagua, dan lengkuas. Kepada reporter
Trubus Faiz Yajri direktur PT Scent Indonesia itu mengatakan rutin
mengekspor 500 kg minyak jahe per bulan. Pria kelahiran Cilacap,

Jawa Tengah, 21 Desember 1943 itu menuturkan permintaan minyak


jahe tak terbatas. Sayang, ia menolak menyebutkan harga jual dan
margin dari perniagaan itu (Trubus, 2008).
Berbeda dengan Elviana, alumni Teknik Pertanian IPB dan sekaligus
pemilik SKJ Investama ini sedang gencar-gencarnya mencari sentra
jahe di seluruh pelosok jawa. Dibantu rekan kuliahnya Malik, Elvi
sedang merintis usaha penyulingan minyak jahe. Dalam rangka
merealisasikan usahanya mereka sudah membangun kemitraan
dengan beberapa petani jahe di Temanggung, Magelang, Jember, dan
Banyu Wangi. Bahkan mereka sudah melakukan kontrak kerjasama
dengan CV. Sumber Multi Atsiri selaku pembeli minyak jahe. Malik,
yang juga alumni beastudi Etos Dompet Dhuafa republika ini mengaku
sedang mencari investor untuk bisa mendanai usaha penyulingannya
yang senilai Rp. 100.000.00,-. Dia berharap ada investor yang tertarik
melirik bisnis yang sekaligus membina petani itu.
Sebagai salah satu komoditas perkebunan yang sangat dibutuhkan
oleh masyarakat terutama sebagai bahan rempah-rempah dan obatobatan tradisional sesungguhnya jahe mempunyai prospek
pemasaran yang cukup baik untuk dikembangkan. Apalagi dewasa ini
jahe telah menjadi salah satu komoditas ekspor yang permintaannya
cukup tinggi dengan harga yang cukup tinggi dibandingkan dengan
biaya produksi. Kendala yang ditemui oleh para eksportir adalah
pasokan jahe dari sentra-sentra produksi tidak mencukupi
dibandingkan dengan pesanan yang diterima. Adapun negara-negara
tujuan ekspor adalah Amerikan Serikar, Belanda, Uni Emirat Arab,
Pakistan, Jepang, Hongkong. Bahkan Hongkong yang tidak

mengembangkan jahe juga telah mengekspor manisan jahe yang


dioleh dari jahe yang diimpor dari Indonesia.
Prospek Pemasaran
Sebagai salah satu komoditas perkebunan yang sangat dibutuhkan
oleh masyarakat terutama sebagai bahan rempah-rempah dan obatabatan tradisional maka jahe mempunyai prospek pemasaran yang
cukup baik untuk dikembangkan. Apalagi dewasa ini jahe telah
menjadi salah satu komoditas ekspor yang permintaannya cukup
tinggi dengan harga yang cukup tinggi dibandingkan dengan biaya
produksi. Kendala yang ditemui oleh para eksportir adalah pasokan
jahe dari sentra-sentra produksi tidak mencukupi dibandingkan
dengan pesanan yang diterima. Adapun negara-negara tujuan ekspor
adalah Amerikan Serikar, Belanda, Uni Emirat Arab, Pakistan, Jepang,
Hongkong. Bahkan Hongkong yang tidak mengembangkan jahe juga
telah mengekspor manisan jahe yang diolah dari jahe yang diimpor
dari Indonesia.
Tiga jenis jahe yang berprospek adalah jahe putih besar (jahe gajah),
jahe putih kecil dan jahe merah. Diantara ketiga jenis jahe tersebut,
jahe gajahlah yang memiliki demand terbesar, baik di dalam negeri
maupun di luar negeri. Demand jahe dalam negeri terus meningkat
dari tahun ke tahun seiring dengan ternd peningkatan konsumsinya,
yaitu dengan pertumbuhan 18,71 % setiap tahunnya selama periode
1984-1990. Demand jahe gajah di pasar domestic, seperti catatan
koperasi BPTO (Kobapto) Kab. Tawamangun, Jawa Tengah, berkisar
5.000 ton per tahun. Hampir semua industri obat tradisional di Jawa
Tengah membutuhkan jahe gajah sebagai bahan baku produksinya,

seperti PT. Sidomuncul membutuhkan sekitar 15 to per bulan, PT. Air


Mancur 15 ton per bulan, CV Temu Kencono 10-12 ton per tahun dan
PT. Indotraco 40 ton per bulan. Rimpang jahe juga banyak oleh 10
industri besar obat tradisional dan 12 industri obat tradisional
menengah pada tahun 1995-1999 yaitu sebanyak 1.364.270.
Data ekspor jahe Indonesia rata-rata meningkat 32,75 % per tahun.
Sedangkan pangsa pasar jahe Indonesia terhadap pasar dunia 0,8 %,
berarti peluang Indonesia ekspor jahe Indonesia masih memiliki
potensi untuk pangsa ekspor.
Dalam pengembangan tanaman obat sangat cerah pada masa
mendatang ditinjau dari pelbagai faktor penyokong. Antara faktor
penyokongnya sebagai berikut: tersedianya sumber kekayaan alam
Indonesia dengan keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia,
sejarah pengobatan tradisional yang telah dikenal lama oleh nenek
moyang bangsa Indonesia. Diharapkan dalam seminar ini dalam
memberikan suatu masukan dan informasi dalam pengembangan
untuk minyak atsiri nilam maupun Jahe, serta melalui teknik budidaya
yang berguna dalam pengendalian OPT. Diharapkan pula para
peneliti, perguruan tinggi maupun pelaku usaha bidang agribisnis
minyak atsiri dapat berpartsipasi pada event seminar ini (Seminar
Nasional OPT Jahe dan Nilam 2008 Sumber Berita : Ditjen PPHP).
1.3

Sentra Penanaman

Pada saat ini jahe telah banyak dibudidayakan di Australia, Srilangka,


Cina, Mesir, Yunani, India, Indonesia, Jamaika, Jepang, Meksiko,
Nigeria, Pakistan. Jahe dari Jamaika mempunyai kualitas tertinggi,

sedangkan India merupakan negara produsen jahe terbesar, yaitu


lebih dari 50 % dari total produksi jahe dunia.

1.4

Klasifikasi dan Standar Mutu

Jahe diklasifikasikan menjadi 3 jenis mutu, yaitu: mutu I, II, III.


a) Syarat umum :
1. Kesegaran jahe: segar
2. Rimpang bertunas: tidak ada
3. Kenampakan irisan melintang: cerah
4. Bentuk rimpang: utuh
5. Serangga hidup: bebas
b) Syarat Khusus

1. Ukuran berat: mutu I 250 gram/rimpang; mutu II 150-249


gram/rimpang; mutu III dicantumkan sesuai hasil analisa.
2. Rimpang yang terkelupas kulitnya (rimpang/jumlah rimpang): mutu
I=0 %; mutu II=0 %; mutu III<10 %.
3. Benda asing: mutu I=0 %; mutu II=0 %; mutu III<3 %
4. Rimpang berkapang (rimpang/jumlah rimpang): mutu I=0%;mutu
II=0%; mutu III<10%.
Untuk mendapatkan jenis jahe yang sesuai dengan standar mutu
dilakukan pengujian,yang meliputi:
a) Penentuan benda-benda asing Timbanglah sejumlah contoh yang
beratnya diantara 100200 gram. Pisahkan benda-benda yang akan
ditentukan persentase bobotnya dan dipindahkan pada kaca arloji
yang telah ditera. Kaca arloji beserta benda asing tersebut ditimbang
pada neraca analitik. Perbedaan kedua penimbang tersebut
menunjukan jumlah benda asing dalam cuplikan yang diuji.
b) Penentuan kadar serat Keringkan kira-kira 5 gram cuplikan untuk
pengujian didalam sebuah oven udara listrik 105 1 derajat C,
sampai berat tetap. Timbanglah dengan teliti kira-kira 2,5 gram bahan
yang telah dikeringkan itu ke dalam sebuah thimble dan ekstraklah
dengan petroleum eter (titik didih 40-60 derajat C) selama kira-kira 1
jam dengan menggunakan sebuah alat soxhlet. Pindahkan bahan
yang telah bebas lemak tersebut kedalam sebuah labu berkapasitas 1
liter. Ambillah 200 ml asam sulfat encer, tempatkanlah dalam sebuah
gelas piala, didihkanlaah seluruh asam yang mendidih itu kedalam

labu yang telah berisi bahan bebas lemak tersebut di atas.


Lengkapilah segera labu itu dengan pendingin balik yang dialiri air,
dan panaskanlah sedemikian rupa sehingga labu mendidih setelah
satu menit.
Goyang-goyanglah labu agak sering sambil menghindari tertinggalnya
bahan pada dinding labu yang tak bersentuhan dengan asam.
Lanjutkanlah pendidihan selama tepat 30 menit. Tanggalkanlah labu
dan saringlah melalui kain halus (kira-kira 18 serat untuk setiap
sentimeter) yang ditempatkan dalam sebuah corong penyaring dan
cucilah dengan air mendidih sampai cucian tidak lagi bersifat asam
terhadap lakmus. Didihkanlah sejumlah larutan natrium hidroksida
dengan menggunakan pendingin balik dan didihkanlah selama tepat
30 menit. Tanggalkanlah labu itu dan saringlah dengan segera dengan
kain penyaring. Cucilah residum dengan baik dengan iar mendidih
dan pindahkanlah kedalam krus gooch yang telah berisi lapisan tipis
dan kompak asbes yang telah dipijarkan.
Cucilah residu dengan baik pertama-tama dengan air panas kemudian
dengan kira-kira 15 ml etil alkohol 95%. Keringkanlah Krus Gooch dan
isinya pada 105 1 derajat C dalam oven udara sampai berat tetap.
Dinginkan dan timbanglah. Pijarkan Krus Gooch tersebut pada 600
20 derajat C dalam tanur suhu udara tinggi sampai seluruh bahan
menngandung karbon terbakar. Dinginkanlah Krus Gooch yang berisi
abu tersebut dalam sebuah eksikator dan timbanglah.
c) Penentuan kadar minyak

1. Timbanglah dengan teliti, mendekati 1 gram, kira-kira 3540 gram


cuplikan yang telah dipotong kecil-kecil sebelum dimasukan kedalam
labu didih.
2. Tambahkanlah air sampai seluruh cuplikan tersebut terendam dan
tambahkan pula ke dalamnya sejumlah batu didih.
3. Sambunglah labu didih dengan alat Dean-Stark sehingga dapat
digunakan untuk pekerjaan destilasi dan panaskanlah labu didih
tersebut beserta isinya.
Penyulingan dihentikan bila tidak ada lagi butir-butir minyak yang
menetes bersama-sama air atau bila volume minyak dalam
penampung tidak berubah dalam beberapa waktu.
Biasanya penyulingan ini memerlukan waktu lebih kurang 6 jam.
Rendamlah penampung beserta isinya kedalam air sehingga cairan
didalamnya mencapai suhu udara kamar dan ukurlah volume minyak
yang tertampung.
Pengambilan Contoh
a) Pengambilan contoh Dari jumlah kemasan dalam satu partai jahe
segar siap ekspor diambil sejumlah kemasan secara acak seperti
dibawah ini, dengan maksimum berat tiap partai 20 ton.
1. Untuk jumlah kemasan dalam partai 1100, contoh yang diambil 5.
2. Untuk jumlah kemasan dalam partai 101300, contoh yang diambil
7

3. Untuk jumlah kemasan dalam partai 301500, contoh yang diambil


9
4. Untuk jumlah kemasan dalam partai 501-1000, contoh yang diambil
10
5. Untuk jumlah kemasan dalam partai di atas 1000, contoh yang
diambil minimum 15
Kemasan yang telah diambil, dituangkan isinya, kemudian diambil
secara acak sebanyak 10 rimpang dari tiap kemasan sebagai contoh.
Khusus untuk kemasan jahe segar berat 10 kg atau kurang, maka
contoh yang diambil sebanyak 5 rimpang. Contoh yang telah diambil
kemudian diuji untuk ditentukan mutunya.
b) Petugas pengambil contoh Petugas pengambil contoh harus
memenuhi syarat yaitu orang yang telah berpengalaman atau dilatih
terlebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan suatu badan hukum.
Pengemasan
Jahe segar disajikan dalam bentuk rimpang utuh, dikemas dengan
jala plastik yang kuat, dengan berat maksimum 15 kg tiap kemasan,
atau dikemas dengan keranjang bambu dengan berat sesuai
kesepakatan anatara penjual dan pembeli.
Dibagian luar dari tiap kemasan ditulis, dengan bahan yang tidak
luntur, jelas terbaca antara lain:
a) Produksi Indonesia

b) Nama/kode perusahaan/eksportir
c) Nama barang
d) Negara tujuan
e) Berat kotor
f) Berat bersih
g) Nama pembeli
Produk Pengolahan Jahe
Rimpang jahe, terutama yang dipanen pada umur yang masih muda
tidak bertahan lama disimpan di gudang. Untuk itu diperlukan
pengolahan secepatnya agar tetap layak dikonsumsi.Terdapat
beberapa hasil pengolahan jahe yang terdapat di pasaran, yaitu:
Jahe segar
Jahe kering
Awetan jahe
Jahe bubuk
Minyak jahe
Oleoresin jahe

Jahe kering, merupakan potongan jahe yang kemudian dikeringkan.


Jenis ini sangat populer di pasar tradisional.
Awetan jahe, merupakan hasil pengolahan tradisional dari jahe segar,
terutama jahe muda. Yang paling sering ditemui di pasaran adalah
acar, asinan, sirup, dan kristal jahe. Jenis ini disukai konsumen dari
daerah Asia dan Australia.
Bubuk jahe, merupakan hasil pengolahan lebih lanjut dari jahe
menggunakan teknologi industri. Bubuk jahe diperlukan untuk
keperluan farmasi, minuman, alkohol dan jamu. Biasanya
menggunakan bahan baku jahe kering.
Oleoresin jahe, adalah hasil pengolahan lebih lanjut dari tepung jahe.
Bentuknya berupa cairan cokelat dengan kandungan minyak asiri 15
hingga 35%.
1.4

Manfaat Jahe

1. Impoten / Lemah Syahwat


Siapkan 2 rimpang jahe sebesar ibu jari, 1 butir jeruk nipis, 1 butir
telur ayam kampung, 1 sdt bubuk kopi, 1 sdm madu, dan sedikit
bubuk merica. Cuci jahe, parut, tambahkan segelas air masak, lalu
peras. Tambahkan air jeruk nipis, kuning telur, kemudian campur
dengan semua bahan lainnya. Aduk sampai merata. Minum seminggu
sekali.
Resep lain untuk menambah gairah seks : jahe merah + ginzeng +
cabe jawa (masing2 15 g) + 20 g lada hitam direbus bersama dalam 4

geas air hingga tersisa 2 gelas. Minum masing2 1 gelas pada pagi
dan sore hari, dengan menambahkan kuning telur 1 butir dan 2
sendok makan madu murni.
2. Batuk
Ambil 3 rimpang jahe sebesar ibu jari, cuci bersih, dan rebus dengan
2 gelas air. Didihkan hingga tinggal 1 gelas. Air rebusan jahe tersebut
diminum 2 kali sehari, pagi dan sore hari.
3. Pegal-Pegal
Ambil 2 rimpang jahe sebesar ibu jari dan susu segar 2 gelas.
Rimpang jahe dicuci bersih, dibakar, lalu dikuliti. Rimpang itu
dimemarkan, kemudian direbus bersama dengan susu segar. Susu
jahe diminum 2 kali sehari, pagi, dan sore hari, masing-masing 1
gelas.
4. Kepala Pusing
Ambil 3 rimpang jahe sebesar ibu jari, cuci bersih, bakar, dan
memarkan. Seduh dengan 1 gelas air tambahkan sedikit madu atau
gula aren. Minum ramuan tersebut 1 gelas sekaligus.
5. Rematik
Ambil 3 rimpang jahe sebesar ibu jari, bakar, kemudian cuci bersih,
dan parut. Tempelkan parutan jahe bakar dibagian tubuh yang
diserang rematik. Resep 2 : Temulawak dan cabe jawa (masing2 20
g), daun komfrey dan jahe merah (masing2 25 g) + kumis kucing 30g.

Cuci semua bahan, iris tipis rimpang jahe dan temulawak. Rebus dlm
4 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Minum masing2 segelas tiap pagi
dan sore, tambahkan madu dan jeruk nipis untuk mengurangi rasa
jamu
6. Sakit Pinggang
Ambil 3 rimpang jahe dan 2 buah asam jawa yang sudah masak. Cuci
jahe, parut, dan campur dengan asam jawa sampai merata.Oleskan
pada pinggang yang sakit.
7. Masuk Angin
Ambil 3 rimpang jahe sebesar ibu jari dan memarkan. Masukan
kedalam 2 gelas air bersih dan beri sedikit gula aren.Didihkan selama
15 menit hingga airnya tinggal separuh. Saring dan minum ketika
masih hangat, lakukan 2 kali sehari.
8.Untuk Payudara Indah dan Montok
Masukkan dua ruas jahe segar yang telah dikupas kulitnya, ke dalam
segelas susu murni yang panas. Tambahkan satu sendok teh gula.
Minumlah menjelang tidur malam setiap hari.
9. Vitiligo (Bercak putih pada kulit karena kekurangan pigmen)
Ambil 30 gr jahe, cuci bersih lalu dijus. Balurkan jus pada kulit yang
menderita vitiligo tersebut.
10. Terserang cacing gelang

Ramuan: Ambil 60 gr jahe segar lalu cuci bersih. Lumatkan, campur


dengan segelas air. Saring dan tambahkan madu satu sendok makan.
Minum ramuan ini tiga kali sehari.
Manfaat Jahe Bagi Kesehatan
Khusus sebagai obat, khasiat jahe sudah dikenal turun-temurun di
antaranya sebagai pereda sakit kepala, batuk, masuk angin. Jahe
juga kerap digunakan sebagai obat untuk meredakan gangguan
saluran pencernaan, rematik, obat antimual dan mabuk perjalanan,
kembung, kolera, diare, sakit tenggorokan, difteria, penawar racun,
gatal digigit serangga, keseleo, bengkak, serta memar.
Berbagai referensi juga menyebutkan bahwa jahe dapat mencegah
dan mengobati sejumlah penyakit seperti luka bakar, sakit kepala,
migren, menurunkan kadar kolesterol, rematik, tukak lambung,
antidepresi, hingga impotensi. Meski begitu, semua khasiat jahe
tersebut masih belum cukup bukti, sehingga perlu dilakukan uji secara
ilmiah pula.
Sejauh ini, hasil uji farmakologi menunjukkan bahwa jahe memiliki
beberapa aktivitas sebagai antiradang. Uji laboratorium memperlihat
bahwa ekstrak jahe dalam air panas menghambat aktivitas
lipoksigenase dan siklooksigenase sehingga menurunkan kadar
prostaglandin dan leukotriena (mediator inflamasi).
Riset di Cina melaporkan bahwa pada ratusan penderita rematik dan
sakit punggung kronis yang disuntik 5 10% ekstrak jahe
memperoleh efek pengurangan rasa sakit, menurunkan

pembengkakan tulang sendi. Pemberian secara per oral serbuk jahe


pada penderita rematik dan musculoskeletal dilaporkan menurunkan
rasa sakit dan pembengkakan.
Jahe juga berkhasiat sebagai antimuntah dan dapat digunakan para
ibu hamil mengurangi morning sickness. Penelitian menunjukkan
bahwa jahe sangat efektif menurunkan metoklopamid senyawa
penginduksi mual dan muntah. Menurut German Federal Health
Agency, jahe efektif untuk mengobati gangguan pencernaan dan
pencegahan gejala motion sickness.
Jahe mengandung dua enzim pencernaan yang penting dalam
membantu tubuh mencerna dan menyerap makanan. Pertama, lipase
yang berfungsi memecah lemak dan kedua adalah protease yang
berfungsi memecah protein.
Jahe juga sekurangnya mengandung 19 komponen bio-aktif yang
berguna bagi tubuh. Senyawa kimia pada jahe adalah di antaranya
minyak atsiri yang terdiri dari senyawa-senyawa seskuiterpen,
zingiberen, bisabolena, zingeron, oleoresin, kamfena, limonen,
borneol, sineol, sitral, zingiberal, felandren. Di samping itu, terdapat
juga sagaol, gingerol, pati, damar, asam-asam organik seperti asam
malat dan asam oksalat, Vitamin A, B, dan C, senyawa- senyawa
flavonoid dan polifenol.
Salah satu komponen yang paling utama yakni gingerol bersifat
antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi dengan
begitu jahe mampu mencegah tersumbatnya pembuluh darah,

penyebab utama stroke, dan serangan jantung. Gingerol diperkirakan


juga membantu menurunkan kadar kolesterol.
Jahe dapat digunakan untuk membunuh sel kanker. fungsinya untuk
membunuh sel kanker ovarium sementara komponen yang terdapat
pada cabai diduga dapat mengecilkan atau menyusutkan tumor
pankreas. Demikian kata Dr. Rebecca Liu, asisten profesor pada
bidang obstetri and ginekologi di Universitas Michigan Comprehensive
Cancer Center, AS, dan timnya, yang melakukan tes terhadap bubuk
jahe yang dilarutkan dan diberikan pada kultur sel kanker ovarium.
Dalam studi itu menyebutkan bahwa terdapat bukti berbagai makanan
pedas atau panas bermanfaat dalam terapi kanker dimana cara kerja
adalah dengan menghambat pertumbuhan kanker. Studi itu meneliti
efektivitas jahe terhadap sel penderita kanker. Meskipun demikian,
studi ini masih merupakan langkah pertama. Dikatakan, jahe dapat
membunuh sel kanker dengan dua jalan, yaitu proses penghancuran
yang dinamakan apoptosis dan autophagy, proses pemakanan sel.
Jika Hal ini diuraikan para ahli dalam pertemuan American Association
for Cancer Research. Menurut Dr. Rebecca, banyak penderita kanker
yang mengalami resistensi terhadap kemoterapi standar, di mana
tindakan kemoterapi merupakan proses apoptosis. Sementara jahe
yang memiliki kemampuan memakan sel (autophagy) dapat
membantu mereka yang mengalami resistensi terhadap kemoterapi.
American Cancer Society melaporkan kanker ovarium membunuh
16.000 dari 22.000 wanita AS.

Tanaman Jahe terbukti dapat mengontrol keadaan inflamasi, yang


berhubungan dengan perkembangan sel kanker ovarium. Dalam
penelitian lain terhadap terapi kanker dilakukan dengan menggunakan
tikus yang diberikan capsaicin (salah satu kandungan pada cabai),
Sanjay Srivastava dari Universitas Pittsburgh School of Medicine, AS,
mendapati bahwa capsaicin ternyata dapat mematikan sel kanker
pankreas. Capsaicin membuat sel-sel kanker mati dan memiliki
kemampuan memperkecil ukuran tumor.
KENDALA
Jahe adalah komoditas yang tidak tergantikan. Khasiatnya sebagai
penghangat tubuh memiliki keunikan yang khas yang tidak dimiliki
oleh komoditas lain. Peluang pasar bagi komoditas ini sangat besar.
baik di pasar lokal dengan semakin menjamurnya industri obat,
makanan, dan minuman yang berbahan dasar jahe, maupun di pasar
internasional dengan total impor dunia yang besar dengan
kecenderungan impor yang meningkat. Peluang pasar bagi jahe
Indonesia terbuka lebar di pasar dunia terutama di pasar Bangladesh,
Malaysia, Singapura, dan Jepang. Negara ini menerima ekspor jahe
dari Indonesia dalam jumlah yang besar. Namun, negara tersebut juga
menerima ekspor dari negara lain dengan jumlah yang lebih besar,
seperti dari negara Cina. Dengan melihat peluang pasar tersebut,
peningkatan produksi jahe untuk memenuhi kebutuhan lokal dan
ekspor akan sangat baik, dengan syarat peningkatan produksi ini
harus memenuhi standar mutu yang ditetapkan pasar.
Sedangkan Berdasarkan hasil analisis menggunakan Porters
Diamond pula, faktor yang menjadi kelemahannya adalah

sumberdaya modal, sumberdaya manusia, ilmu pengetahuan dan


teknologi, sumberdaya infrastruktur dan kondisi permintaan domestik.
Masalah utama ekspor jahe Indonesia adalah produksi yang tidak
stabil dan mutu yang kurang baik. Untuk memperbaiki masalah ini
maka strategi pengembangan yang dapat dilakukan adalah
pembentukan kemitraan antara petani dengan pengusaha dan
eksportir, mengadakan bimbingan, pendampingan dan pembinaan
kepada msyarakat petani jahe, melakukan teknik budidaya yang tepat,
dan perlakuan pemanenan dan pascapanen yang tepat.
Pasar jahe dunia dengan struktur pasar dominan yang secara
langsung berakibat Indonesia tidak dapat mempengaruhi harga (price
taker). Namun, dengan struktur pasar perdagangan jahe yang
dominan, dengan peningkatan kualitas melalui ilmu pengetahuan dan
teknologi, Indonesia bisa meraih pangsa pasar yang lebih besar.
Sehingga, produksi komoditas jahe dapat berfungsi sebagai sumber
devisa bagi negara dan dapat meningkatan pendapatan petani.
REVIEW
HARIAN UMUM
PELITA
Edisi sabtu ,05 Maret 2011
Ironis Indonesia Harus Impor

Jahe Bogor,Pelita Meski Indonesia mempunyai sumberdaya alam


(SDA) produk pertanian berupa tanaman temu-temuan yang
melimpah dan terbesar di dunia, namun ternyata negara ini harus
mengimpor jahe untuk memenuhi kebutuhan industri. Ironis sekali,
kita yang mempunyai sumberdaya alam temu-temuan terbesar,
sekarang ini justru mengimpor jahe, kata Kepala Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro), Dr Ir H. AM Syakir, MS di
Bogor, Kamis (6/9/2007).
Bahkan di Eropa, Indonesia tidak termasuk dalam daftar negara
pengekspor obat herbal. Justru Singapura masuk daftar negara
pengekspor, kata Syakir di sela-sela seminar nasional pengembangan
tanaman obat di IPB International Convention Center (IICC).
Namun, ia tidak menjelaskan volume impor jahe yang dilakukan
Indonesia dan negara asalnya.
Ia menegaskan, diperlukan political will pemerintah untuk menjadikan
tanaman obat sebagai basis menuju kemandirian pelayanan
pengobatan dengan memanfaatkan obat tradisional.
Dengan demikian, masyarakat bisa mandiri untuk melayani kesehatan
sendiri. Di lain pihak, tanaman obat tersebut juga menjadi sumber
penghasilan masyarakat dan sumber devisa bagi negara, katanya.
Menurut data Balittro, sekitar 85 persen dari sekitar 300 jenis herba
yang digunakan secara rutin dalam industri obat tradisional di
Indonesia masih mengandalkan sumberdaya tanaman obat yang
tumbuh di habitatnya, terutama di hutan. Hanya 15 persen jenis

tanaman obat yang digunakan berasal dari sumber hasil budidaya


petani, itu pun belum ada yang dibudidayakan dalam skala besar, kata
Syakir. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati terbesar ketiga di
dunia setelah Brazil dan Zaire, dengan jumlah tumbuhan berbunga
sebanyak 30.000 jenis, 7.000 jenis diantaranya merupakan tanaman
obat, 1.000 jenis tumbuhan penghasil racun, dan 50 jenis tanaman
aromatik.
Di samping itu, Indonesia juga memiliki kearifan lokal dari 370 etnis
dalam memanfaatkan tanaman sebagai bahan obat untuk
pemeliharaan kesehatan, pengobatan penyakit, perawatan tubuh dan
kecantikan.
Menurut laporan Convention on Biological Diversity, pasar herbal
dunia tahun 2000 mencapai 43 miliar dolar AS, tetapi kontribusi
Indonesia hanya 100 juta dolar AS. Omzet penjualan produk tanaman
obat Indonesia saat ini baru mencapai Rp3 triliun, sementara China
mencapai 6 miliar dolar AS dan Malaysia 1,2 miliar dolar AS.
Indonesia menargetkan untuk meningkatkan nilai perdagangannya
menjadi Rp8 triliun pada tahun 2010.
Fitofarmaka
Untuk memajukan industri obat herbal, Syakir memandang perlunya
peninjauan kembali peraturan pemerintah yang mensyaratkan
pengujian klinis bagi obat herbal seperti halnya obat kimia, sebelum
digolongkan dalam fitofarmaka.

Selama ini obat herbal tidak bisa dimasukkan dalam resep dokter
karena belum ada uji klinis, katanya.
Padahal, sebetulnya uji klinis yang memerlukan biaya tinggi tersebut
tidak diperlukan bagi obat herbal. Cukup uji pra klinis karena sudah
ada dukungan kearifan lokal, artinya tanaman obat tersebut
sebelumnya sudah banyak dipakai masyarakat. Obat herbal cukup
terstandar saja, katanya.
Standar tersebut dikeluarkan oleh Pusat Standardisasi Nasional
(Standar Nasional Indonesia/SNI) dan Badan POM.
Sekarang ini baru lima jenis tanaman obat yang sudah masuk dalam
industri fitofarmaka.
Pemerintah, lanjut dia, juga memerlukan institusi khusus yang
menangani obat herbal seperti halnya di Malaysia dan Myanmar yang
memiliki departemen obat tradisional.
Menurut dia, Balittro lebih fokus ke sektor hulu yaitu penyediaan
bahan baku terstandar serta pengembangan tanaman obat dan
aromatik dari hasil teknologi tersebut. (ant/sal)

Sumber :
epetani.deptan.go.id
manjulaskitchen.com

juaraskincare.com
chinesemedicinenews.com
http://www.ibujempol.com/tanaman-obat-keluarga-3-jahe-dankhasiatnya/
florabiz.net
http://tyo-budidayailmu.blogspot.com/2009/02/prospek-cerah-jahe
http://usahaku.weebly.com/jahe-gajah
http://www.pelita.or.id
http://www.disbun.jabarprov.go.id/assets//Budidaya%20Tan.
%20Jahe.doc
RELATED
About these ads

EKSPOR NON MIGAS INDONESIAIn "Lecture"


Audit Teknologi Sistem Informasi (TSI)In "Lecture"
Contoh Pidato KesehatanIn "Lecture"
March 9, 2011

PUBLISHED BY
anjaruntoro

View all posts by anjaruntoro

2 thoughts on Ekspor / Impor Jahe Indonesia

1.

Hudi Salman says:

May 10, 2012 at 2:09 am

yg mau beli jahe putih hubungi saya di almat.JL .djohan syahbakri


RT:20 RW:06 DESA ANTIBAR KEC.MEMPAWAH TIMUR
KAB.PONTIANAK PROPINSI KALIMANTAN BARAT
amail:hudisalman@yahoo.com hp: 085252026363
Reply

2.

aung tun says:


April 23, 2014 at 9:28 am
thanks,,,infonya,,,
Reply
Leave a Reply

Post navigation

PREVIOUSPrevious post:Stack atau Tumpukan

NEXTNext post:konversi notasi infix menjadi

postfix (pascal)

Anda pengunjung ke
March 2011
M

7
14
21
28

T
Feb
1
8
15
22
29

2
9
16
23
30

3
10
17
24
31

4
11
18
25

S
Apr
5
12
19
26

S
6
13
20
27

Categories
Categories

Email Subscription
Enter your email address to subscribe to this blog and receive
notifications of new posts by email.
Join 8 other followers

Sign me up!

Gunadarma University

Searching for something


Search for:Search

Speed me !
Turtle

can well dance ?


Penguins

RSS - Posts

RSS - Comments

Blogroll

Bapsi.Gunadarma

community.gunadarma.ac.id

Development Blog

Documentation

Gunadarma University

library.gunadarma

openstorage.gunadarma

Plugins

studentsite.gunadarma

Suggest Ideas

Support Forum

Themes

wartawarga.gunadarma

WordPress Planet
Blog at WordPress.com. / The Shoreditch Theme.
Follow

Follow Anjar's Blog


Get every new post delivered to your Inbox.

Sign me up

Build a website with WordPress.com

Anda mungkin juga menyukai