TUBERKULOSIS
Dr. Dewi Behtri Yanifitri.
Sp.P (K)
PRINSIP PENGOBATAN
Pengobatan diberikan dalam bentuk
paduan OAT yang tepat mengandung
minimal 4 macam obat untuk mencegah
terjadinya resistensi.
Diberikan dalam dosis yang tepat
OAT ditelan secara teratur dengan
pengawasan secara langsung oleh PMO
(Pengawas Menelan Obat) sampai
selesai pengobatan
PRINSIP PENGOBATAN
Tahap awal
Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu
diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya
kekebalan obat.
Bila pengobatan tahap awal tersebut diberikan secara tepat,
biasanya potensi penularan menurun dalam kurun waktu 2
minggu.
Setelah menjalani pengobatan tahap awal, sebagian besar
pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif (konversi).
Tahap lanjutan
Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit,
namun dalam jangka waktu yang lebih lama.
Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister
guna mencegah risiko terjadinya kekambuhan.
Pirazinamid (Z)
Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman yang berada
dalam sel dengan suasana asam
Dosis harian yang dianjurkan 25 mg/kg BB, sedangkan untuk
pengobatan tahap lanjutan diberikan 3 kali seminggu dengan
dosis 35 mg/kg BB.
Streptomisin (S)
Bersifat bakterisid
Dosis harian yang dianjurkan 15 mg/kg BB
Untuk pasien berumur sampai 60 tahun dosisnya 750mg/hari,
sedangkan untuk pasien berumur diatas 60 tahun atau BB
kurang dari 50 kg maka streptomisindiberikan 500 mg/hari
mungkin tidak dapat mentoleransi dosis lebih dari 500 mg).
Etambutol (E)
Bersifat bakteriostatik
Dosis harian yang dianjurkan 15 mg/kg
BB sedangkan untuk pengobatan tahap
lanjutan diberikan 3 kali seminggu
dengan dosis 30 mg/kg BB
CATATAN :
Paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) disediakan
dalam bentuk paket, dengan tujuan untuk
memudahkan pemberian obat dan menjamin
kelangsungan (kontinuitas) pengobatan sampai
selesai. Paket yang disediakan disesuaikan
dengan kenaikan BB perbulan.
Satu (1) paket untuk satu (1) pasien dalam satu
(1) masa pengobatan
Untuk FLD berbeda dengan SLD yang sangat
tergantung pada kondisi pasien secara individual
setelah dimulai dengan regimen standard.
30 37 kg
2 tablet 4KDT
Tahap Lanjutan
3 kali seminggu selama
16 minggu
RH (150/150)
2 tablet 2KDT
38 54 kg
3 tablet 4KDT
3 tablet 2KDT
55 70 kg
4 tablet 4KDT
4 tablet 2KDT
71 kg
5 tablet 4KDT
5 tablet 2KDT
Berat Badan
Tahap Awal
tiap hari selama 56 hari
RHZE (150/75/400/275)
2 Bulan
4 Bulan
Tablet
Kaplet
Isoniasid Rifampisi
@ 300
n @ 450
mgr
mgr
1
1
2
1
Tablet
Pirazina
mid @
500 mgr
3
-
Jumlah
hari/kali
Tablet
menelan
Etambuto
obat
l @ 250
mgr
3
56
48
Tahap Awal
tiap hari
RHZE (150/75/400/275) + S
Selama 56 hari
Selama 28 hari
Tahap Lanjutan
3 kali seminggu
RH (150/150) + E(400)
selama 20 minggu
30-37 kg
2 tab 4KDT
+ 500 mg Streptomisin
inj.
2 tab 4KDT
2 tab 2KDT
+ 2 tab Etambutol
38-54 kg
3 tab 4KDT
+ 750 mg Streptomisin
inj.
3 tab 4KDT
3 tab 2KDT
+ 3 tab Etambutol
55-70 kg
4 tab 4KDT
+ 1000 mg Streptomisin
inj.
4 tab 4KDT
4 tab 2KDT
+ 4 tab Etambutol
71 kg
5 tab 4KDT
+ 1000mg Streptomisin
inj.
5 tab 4KDT
5 tab 2KDT
+ 5 tab Etambutol
2 bulan
1 bulan
1
1
1
1
3
3
3
3
0,75
gr
-
56
28
5 bulan
60
PEMANTAUAN KEMAJUAN
PENGOBATAN TB
Kemajuan pengobatan pada orang
dewasa dipantau melalui pemeriksaan
ulang dahak secara mikroskopis yakni
pemeriksaan dua contoh uji
dahak(sewaktu dan pagi)
Negatif: Hasil pemeriksaan dinyatakan
negatif bila ke 2 contoh uji dahak
tersebut negatif
Positif: Bila salah satu contoh uji positif
atau keduanya positif
PEMANTAUAN KEMAJUAN
PENGOBATAN TB
Setelah pengobatan tahap awal, tanpa
memperhatikan hasil pemeriksaan ulang
dahak apakah masih tetap BTA positif atau
sudah menjadi BTA negatif, pasien harus memulai
pengobatan tahap lanjutan
Pada semua pasien TB BTA positif,
pemeriksaan ulang dahak selanjutnya dilakukan
pada bulan ke 5
Dan apabila hasilnya negatif, pengobatan
dilanjutkan sampai selesai kemudian dilakukan
pemeriksaan ulang dahak kembali pada akhir
pengobatan.
HASIL PENGOBATAN
Sembuh
Pengobatan lengkap
Gagal
HASIL PENGOBATAN
Meninggal
PasienTB yang meninggal oleh sebab apapun sebelum memulai atau
sedang dalam pengobatan.
Putus berobat
(loss to follow-up)
Pasien TB yang tidak memulai pengobatannya atau yang
Pengobatannya terputus selama 2 (dua) bulan terus menerus atau lebih.
Tidak dievaluasi
Pasien TB yang tidak diketahui hasil akhir pengobatannya. Termasuk
dalam kriteria ini adalahpasien pindah (transferout) ke Kabupaten / kota
lain dimana hasil
akhir pengobatannya tidak diketahui oleh kabupaten / kota yang
ditinggalkan.
Pemberian pengobatan
pencegahan dengan
Kotrimoksasol (PPK)
PEMANTAUAN PENGOBATAN TB
PADA PASIEN ANAK
Pada tahap awal pasien TB anak kontrol tiap
minggu, untuk melihat kepatuhan, toleransi
dan kemungkinan adanya efek samping obat.
Pada tahap lanjutan pasien kontrol tiap bulan
Setelah diberi OAT selama 2 bulan, respon
pengobatan pasien harus dievaluasi. Respon
pengobatan dikatakan baik apabila gejala
klinis yang terdapat pada awal diagnosis
berkurang misalnya nafsu makan meningkat,
berat badan meningkat, demam
menghilang,dan batuk berkurang.
PEMANTAUAN PENGOBATAN TB
PADA PASIEN ANAK
Apabila respon pengobatan baik
maka pemberian OAT dilanjutkan
sampai dengan 6 bulan. Sedangkan
apabila respon pengobatan kurang
atau tidak baikmaka pengobatan TB
tetap dilanjutkan tetapi pasien harus
dirujuk ke sarana yang lebih lengkap.
HIV
Tata laksana
Balita
(+)/(-)
Ya
INH profilaksis
Balita
(+)/(-)
Tidak
Observasi
> 5 th
(-)
Ya
Observasi
> 5 th
(+)
Ya
INH profilaksis
> 5 th
(-)
Tidak
Observasi
> 5 th
(+)
Tidak
Observasi
HIV
Tata laksana
Balita
(+)/(-)
Ya
INH profilaksis
Pikirkan diagnosis lain, bila perlu dirujuk
Balita
(+)/(-)
Tidak
> 5 th
(-)
Ya
Observasi
> 5 th
(+)
Ya
INH profilaksis
> 5 th
(-)
Tidak
(+)
Tidak
PENGETAHUAN PMO
Minimal PMO memahami informasi penting tentang TB
untuk disampaikan kepada pasien dan keluarganya
antara lain
TB disebabkan kuman, bukan penyakit keturunan atau
kutukan
TB dapat disembuhkan dengan berobat teratur
Cara penularan TB, gejala-gejala yang mencurigakan dan
cara pencegahannya
Cara pemberian pengobatan pasien (tahap awal dan tahap
lanjutan)
Pentingnya pengawasan, supaya pasien berobat secara
teratur
Kemungkinan terjadinya efek samping obat dan perlunya
segera meminta pertolongan ke faskes
Penyebab
H, R,Z
Penatalaksanaan
OATditelan malam sebelum tidur. Apabila keluhan tetap
ada,OATditelan dengan sedikit makanan
Apabila keluhan semakin hebat disertai muntah, waspada
efek samping berat dan segera rujuk ke dokter.
NyeriSendi
Kesemutans/drasaterBakarditelapakkaki atautangan
Warnakemerahanpada air
seni(urine)
Flusindrom (demam,
menggigil,lemas,sakit
kepala,nyeri tulang)
R dosis
intermiten
Penyebab
H,R,Z,S
Penatalaksanaan
Ikuti petunjuk penata laksanaan
dibawah*
S dihentikan
Gangguan keseimbangan
S dihentikan
H, R,Z
Semua OATdihentikan
sampai ikterus menghilang.
Semua OATdihentikan,
Segera lakukan pemeriksaan
fungsi hati.
Gangguan penglihatan
E dihentikan.
Purpura,renjatan (syok),gagal
Ginjal akut
R dihentikan.
S dihentikan.
DR. OKI
BATUK KERING LEBIH 3 minggu
curiga tb tidak ada dahak
Kapan mulai pengobatan untuk
katagori 2
Bagaimana cara mengaplus
streptomisin