Pendahuluan
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya akan sumber daya alam termasuk sumber
daya mineral logam. Kesadaran akan banyaknya mineral logam ini mendorong bangsa
Indonesia untuk dapat memanfaatkan sumber daya alam tersebut secara efisien. Dalam
pemanfaatanya, tentu saja menggunakan berbagai metode dan teknologi sehingga dapat
diperoleh hasil yang optimal dengan hasil yang optimal dengan keuntungan yang besar, biaya
produksi yang seminim mungkin serta ramah lingkungan.
Pengolahan timah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat tidak lepas dari peran reaksi kimia
fisika. Pencucian maupun pemisahan pada timah merupakan nagian dari proses yang
melibatkan reaksi-reaksi kimia fisika.
Oleh karena itu, proses pemurnian timah untuk memperoleh hasil yang ekonomis perlu di kaji
dan dipelajari dari segi kimia fisika.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas, tulisan ini secara khusus akan membahas
permasalahan :
Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk dapat memahami proses-proses yang dilakukan
untuk memperoleh timah yang ekonomis, mulai dari pencucian, pemisahan, pengolahan,
sampai pada pencetakan.
BAB II
Pembahasan
Pengertian Timah
Timah adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki symbol Sn (bahasa
Latin: stannum) dan nomor atom 50. Unsur ini merupakan logam miskin keperakan, dapat
ditempa (malleable), tidak mudah teroksidasi dalam udara sehingga tahan karat, ditemukan
dalam banyak aloy, dan digunakan untuk melapisi logam lainnya untuk mencegah karat.
Timah diperoleh terutama dari mineral cassiterite yang terbentuk sebagai oksida.
Timah adalah logam berwarna putih keperakan, dengan kekerasan yang rendah, berat jenis
7,3 g/cm3, serta mempunyai sifat konduktivitas panas dan listrik yang tinggi. Dalam keadaan
normal (13 1600C), logam ini bersifat mengkilap dan mudah dibentuk.
Timah terbentuk sebagai endapan primer pada batuan granit dan pada daerah sentuhan batuan
endapan metamorf yang biasanya berasosiasi dengan turmalin dan urat kuarsa timah, serta
sebagai endapan sekunder, yang di dalamnya terdiri dari endapan alluvium, elluvial, dan
koluvium.
Sifat Timah
a. Timah termasuk golongan IV B dan mempunyai bilangan oksidasi +2 dan +4.
b. Timah merupakan logam lunak, fleksibel, dan warnanya abu-abu metalik.
c. Timah tidak mudah dioksidasi dan tahan terhadap korosi disebabkan terbentuknya
lapisan oksida timah yang menghambat proses oksidasi lebih jauh. Timah tahan
terhadap korosi air distilasi dan air laut, akan tetapi dapat diserang oleh asam kuat,
basa, dan garam asam. Proses oksidasi dipercepat dengan meningkatnya kandungan
oksigen dalam larutan.
d. Jika timah dipanaskan dengan adanya udara maka akan terbentuk SnO2.
e. Timah ada dalam dua alotrop yaitu timah alfa dan beta. Timah alfa biasa disebut timah
abu-abu dan stabil dibawah suhu 13,2 C dengan struktur ikatan kovalen seperti
diamond. Sedangkan timah beta berwarna putih dan bersifat logam, stabil pada suhu
tinggi, dan bersifat sebagai konduktor.
f. Timah larut dalam HCl, HNO3, H2SO4, dan beberapa pelarut organic seperti asam
asetat asam oksalat dan asam sitrat. Timah juga larut dalam basa kuat seperti NaOH
dan KOH.
g. Timah umumnya memiliki bilangan oksidasi +2 dan +4. Timah(II) cenderung
memiliki sifat logam dan mudah diperoleh dari pelarutan Sn dalam HCl pekat panas.
h. Timah bereaksi dengan klorin secara langsung membentuk Sn(IV) klorida.
i. Hidrida timah yang stabil hanya SnH4.
Bentuk Timah
Unsur ini memiliki 2 bentuk alotropik pada tekanan normal. Jika dipanaskan timah abu-abu
(timah alfa) dengan struktur kubus berubah pada 13.2C menjadi timah putih (timah beta)
yang memiliki struktur tetragonal. Ketika timah didinginkan pada suhu 13.2C, ia pelan pelan
berubah dari putih menjadi abu-abu. Perubahan ini disebabkan ketidakmurnian ( impurities )
seperti alumunium dan seng, dan dapat dicegah dengan menambahkan antimony atau bismut.
Jika dipanaskan dalam udara, timah membentuk Sn2, sedikit asam, dan membentuk stannate
salts dengan oksida.
Pengolahan tailing
Dahulu tailing timah diolah kembali untuk diambil mineral bernilai yang mungkin
masih tersisa didalam tailing atau buangan. Prosesnya adalah dengan gaya sentrifugal.
Namun saat ini proses tersebut sudah tidak lagi digunakan karena tidak efisien karena
kapasitas dari alat pengolah ini adalah 60 kg/jam.
Proses Pengeringan
Proses pengeringan dilakukan didalam rotary dryer. Prinsip kerjanya adalah dengan
memanaskan pipa besi yang ada di tengah tengah rotary dryer dengan cara
mengalirkan api yang didapat dari pembakaran dengan menggunakan solar.
Klasifikasi
Bijih bijih timah selanjutnya akan dilakukan proses proses pemisahan/klasifikasi
lanjutan yakni:
o klasifikasi berdasarkan ukuran butir dengan screening
o klasifikasi berdasarkan sifat konduktivitasnya dengan High Tension
separator.
o klasifikasi berdasarkan sifat kemagnetannya dengan Magnetic separator.
o Klasifikasi berdasarkan berat jenis dengan menggunakan alat seperti shaking
table , air table dan multi gravity separator(untuk pengolahan terak/tailing)
Proses pre-smelting
Setelah dilakukan proses pengolahan mineral dilakukan proses pre-smelting yaitu
proses yang dilakukan sebelum dilakukannya proses peleburan, misalnya preparasi
melihat apakah kadar impurities sesuai keinginan, jika tidak dapat dilakukan
proses refining ulang.
o Eutectic Refining
Yaitu proses pemurnian dengan menggunakan crystallizer dengan bantuan
agar parameter proses tetap konstan sehingga dapat diperoleh kualitas produk
yang stabil. Proses pemurnian ini bertujuan mengurangi kadar Lead atau Pb
yang terdapat pada timah sebagai pengotor /impuritiesnya. Adapun prinsipnya
adalah berhubungan dengan temperatur eutectic Pb- Sn, pada saat eutectic
temperature lead pada solid solution berkisar 2,6% dan aakan menurun
bersamaan dengan kenaikan temperatur, dimana Sn akan meningkat kadarnya.
Prinsip utamnya adalah dengan mempertahankan temperatur yang mendekati
titik solidifikasi timah.
o Electrolitic Refining
Yaitu proses pemurnian logam timah sehingga dihasilkan kadar yang lebih
tinggi lagi dari pyrorefining yakni 99,99%( produk PT. Timah: Four Nine ).
Proses ini melakukan prinsip elektrolisis atau dikenal elektrorefining.Proses
elektrorefining menggunakan larutan elektrolit yang menyediakan logam
dengan kadar kemurnian yang sangat tinggi dengan dua komponen utama
yaitu dua buah elektroda anoda dan katoda yang tercelup ke dalam bak
elektrolisis.Proses elektrorefining yang dilakukan PT.Timah menggunakan
bangka four nine (timah berkadar 99,99% ) yang disebut pula starter
sheetsebagai katodanya, berbentuk plat tipis sedangkan anodanya adalah ingot
timah yang beratnya berkisar 130 kg dan larutan elektrolitnya H2SO4. proses
pengendapan timah ke katoda terjadi karena adanya migrasi dari anoda
menuju katoda yang disebabkan oleh adanya arus listrik yang mengalir dengan
voltase tertentu dan tidak terlalu besar.
Pencetakan
Pencetakan ingot timah dilakukan secara manual dan otomatis. Peralatan pencetakan
secara manual adalah melting kettle dengan kapasitas 50 ton, pompa cetak and
cetakan logam. Proses ini memakan waktu 4 jam /50 ton, dimana temperatur timah
cair adalah 2700C. Sedangkan proses pencetakan otomatis menggunakan casting
machine, pompa cetak, dan melting kettleberkapasitas 50 ton dengan proses yang
memakan waktu hingga 1 jam/60 ton.
Langkah langkah pencetakan:
o Bila cetakan telah penuh maka pipa penyalur digeser ke cetakan berikutnyadan
permukaan timah yang telah dicetak dibersihkan dari drossnya dan segera dipasang
capa pada permukaan timah cair.
o Kecepatan pencetakan diatur sedemikian rupa sehingga laju pendinginan akan merata
sehingga ingot yang dihasilkan mempunyai kulitas yang bagus atau sesuai standar.
o Ingot timah ynag telah dingin disusun dan ditimbang.
BAB III
Kesimpulan
Kesimpulan
Timah adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki symbol Sn (bahasa
Latin: stannum) dan nomor atom 50. Unsur ini merupakan logam miskin keperakan, dapat
ditempa (malleable), tidak mudah teroksidasi dalam udara sehingga tahan karat, ditemukan
dalam banyak aloy, dan digunakan untuk melapisi logam lainnya untuk mencegah karat.
Timah diperoleh terutama dari mineral cassiterite yang terbentuk sebagai oksida.
Adapun Proses pengolahan mineral timah ini meliputi banyak proses, yaitu :
Proses Pengolahan Mineral Timah
Manfaat
Adapun manfaat timah dalam kehidupan sehari-hari yaitu digunakan sebagai pelapis dalam
kaleng kemasan makanan, digunakan dalam pembuatan bola lampu, sampai pada penggunaan
pada alat-alat olah raga.