PENDAHULUAN
Sebagian wanita setelah melahirkan tidak menginginkan adanya kehamilan
atau menunda kehamilan sampai 2 tahun setelah persalinan. Akan tetapi masih
sangat sedikit wanita yang meninggalkan rumah sakit dengan mendapat konseling
mengenai metoda kontrasepsi.1
Konsep mengenai kontrasepsi pasca persalinan bukanlah hal yang baru,
akan tetapi tidak banyak perhatian yang diberikan pada masa yang penting dari
kehidupan wanita ini. Pada saat sekarang ini perhatian dari pengelola program
kesehatan, penyedia jasa pelayanan kesehatan dan pembuat kebijakan semakin
meningkat , karena menyadari akan tingginya efektifitas dan keberhasilan
program keluarga berencana jika pengenalan kontrasepsi dilakukan pada saat
pasca persalinan.1
Meningkatnya
perhatian
pemerintah
mengenai
kontrasepsi
pasca
BAB II
KONTRASEPSI PASCA PERSALINAN
A. Definisi
Kontrasepsi
adalah
cara
untuk
menghindari/mencegah
terjadinya
kehamilan akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma
sehingga dapat mencegah terjadinya kehamilan.1,2
B. Arti penting KB pasca persalinan
Alasan pelaksanaan KB pasca persalinan antara lain termasuk kembalinya
fertilitas dan resiko terjadinya kehamilan, jarak kehamilan yang dekat , resiko
terhadap bayi dan ibu serta ketidaktersediaan kontrasepsi.1
1. Ovulasi pertama pasca persalinan terjadi < 6 minggu pada wanita yang
tidak menyusui ( rata-rata 45 hari ), dan bisa berlangsung lebih lama pada
wanita yang menyusui.1
2. Masa anovulasi pasca persalinan mempunyai hubungan yang erat dengan
lama menyusui. Kajian yang dilakukan pada 29 wanita menyusui dan 10
wanita yang tidak menyusui menunjukkan semua wanita yang menyusui
tetap menjadi anovulasi sampai 3 bulan pasca persalinan dan 96 %
diantaranya berlanjut sampai 6 bulan pasca persalinan. Pada penelitian
yang dilakukan di Skotlandia, tidak menemukan adanya ovulasi pada
wanita yang menyusui secara ekslusif.1
3. Pelaksanaan kontrasepsi pasca persalinan mempunyai pengaruh besar
dalam mengatur waktu kehamilan dan memberikan jarak yang optimal
untuk persalinan selanjutnya Dalam rangka menurunkan resiko terhadap
ibu dan luaran bayi, WHO pada tahun 2006 merekomendasikan jarak
kehamilan yang optilmal untuk kehamilan selanjutnya adalah 24 bulan.
Beberapa penelitian menunjukkan pendeknya interval antara persalinan
dan kehamilan selanjutnya memberikan sumbangan terhadap angka
kematian janin dan anak. Analisa dari survey demografi dan kesehatan
3
pasca
persalinan,
terutama
di
Negara-negara
berkembang
( dengan
jika persalinan dilakukan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnnya , insersi IUD
pascapersalinan segera ( 48 jam) bisa dilakukan dengan pertimbangan ( konseling dan tenaga
yang terlatih
b
Vasectomy bisa dilakukan kapan saja
c
NFP mungkin sulit dilakukan pada wanita yang menyusui karena fungsi ovarium berkuran
membuat tanda-tanda kesuburan ( perubahan mucus, suhu tubuh basal ) lebih sulit
diinterpretasikan , sehingga NFP membutuhkan jangka waktu yang lebih lama.
d
Selama 6 bulan pertama postpartum , COCs dan CICS mempengaruhi jumlah air susu dan
pertumbuhan bayi. Jika wanita menyusui tetai tidak LAM , bisa menggunakan COCs dan CiCs
segera setelah 6 minggu post partum jika metoda lain tiidak bisa digunakan
1. Mekanisme kontrasepsi
Mekanisme metoda amenore laktasi adalah stimulasi yang dihasilkan dari
proses penghisapan yang dilakukan oleh bayi akan diubah menjadi sinyal yang
akan diteruskan ke hipotalamus dan hipofisis anterior. Sinyal yang dikirim akan
menyebabkan perubahan kadar FSH dan LH yang mencegah terjadinya ovulasi .
Kadar hormon tinggi ini dipertahankan oleh proses penghisapan puting susu yang
sering oleh bayi, dengan jarak antar menyusui tidak lebih dari 4-6 jam .
keberhasilan metoda amenora laktasi sangat dipengaruhi oleh frekuensi menyusui,
hal ini dipengaruhi oleh , penggunaan dot, botol untuk menyusui, pemberian
makanan selain asi, jarak yang panjang diantara menyusui, stress dan penyakit
pada ibu atau anak.3
2. Efektifitas
Penelitian yang dilakukan menunjukkan wanita yang memenuhi 3 kriteria
metoda amenore laktasi ( amenore, menyusui secara penuh dan
< 6 bulan
3. Keuntungan
a. Bisa dimulai segera setelah persalinan
b. Sangat efektif
c. Sangat ekonomis dan mudah
d. Tidak mempunyai efek samping hormonal
e. Tidak mempengaruhi hubungan sexual
f. Meningkatkan proses menyusui
4. Kerugian
a. Metoda jangka pendek ( hingga 6 bulan )
a. Bagi ibu
1. Proses menyusui yang dimulai segera pasca persalinan ,
mengurangi resiko perdarahan pasca persalinan. Penghisapan
yang dilakukan oleh bayi menyebabkan pelepasan oksitosin
yang menyebabkan kontraksi pada uterus
2. Mengurangi resiko kanker payudara dan kanker ovarium
3. Melindungi wanita dari anemia dan osteoporosis
4. Bisa menjadikan waktu istirahat untuk ibu , karena ibu tidak
bisa melakukan aktifitas lain selama menyusui
b. Bagi bayi
10
unsur
Marguiles,
Spring
Coil,
Multiload,Nova-T
2. Bentuk tertutup(closed device)
Misalnya: Ota-Ring, Atigon, dan Graten Berg Ring.
Menurut Tambahan atau Metal
1. Medicated IUD
Misalnya: Cu T 200, Cu T 220, Cu T 300, Cu T 380 A, Cu-7, Nova T,
ML-Cu 375
2. Un Medicated IUD
Misalnya: Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon.
11
12
memungkinkan
untuk
penggunaan
tangan
atau
forsep.
13
6. Teknik pemasangan
a. Pemasangan dengan menggunakan ringed forsceps
15
IUD harus dijepit pada lengan vertikal , dan lengan horizontal dari
IUD diluar dari cincin penjepit. Hal ini akan memudahkan pelepasan
IUD pada fundus dan mengurangi resiko tertariknya IUD ketika forsep
dilepaskan
16
17
Setelah itu , tarik keluar forsep yang memegang servik sampai servik
terlihat
Masukkan forsep yang sedah menjepit IUD kedalam vagina searah
dengan lengkungan tubuh wanita
Gambar
7b. Posisi ringed forsep saat masuk ke dalam vagina
18
19
20
21
Gambar 11a. Posisi tangan yang menjepit IUD saat masuk vagina
uterus.
Lepaskan forsep yang menjepit serviks dan letakkan tangan pada
abdomen untuk memfiksasi uterus
22
Gambar 11b. Posisi tangan yang menjepit IUD saat masuk vagina
fundus uteri
Lepaskan jari yang menjepit IUD dan keluarkan secara perlahan dan
hati-hati untuk mencegah terlepasnya IUD
23
F. Hormonal
24
merokok, persalinan dengan sectio sesaria . Hal ini juga mejadi pertimbangan
dalam pemilihan kontrasepsi hormonal kombinasi pada wanita pasca persalinan ,
karenaberhubungan dengan peningkatan resiko Trombemboli vena.7
Dari tinjauan yang dilakukan oleh WHO dan CDC terhadap 13 studi yang
dilakukan menunjukkan resiko tromboemboli vena pada wanita dalam 42 hari
pasca persalinan adalah 22 sampa 84 kali lebih besar dibandingkan pada wanita
yang tidak hamil pada usia reproduksi. Resiko tertinggi adalah segera setelah
persalinan dan menurun secara cepat pada 21 hari pertama pasca persalinan tetapi
menetap sampai 42 hari pasca persalinan pada sebagian besar studi yang
dilakukan. Penggunaan kontrasepsi hormonal kombinasi yang bisa meningkatkan
resiko tromboemboli vena pada wanita sehat pada usia reproduksi , resikonya
akan lebih meningkat jika digunakan pada wanita pasca persalinan.7
Kategori*
Klarifikasi / evidence
25
b. 21-42 hari
a. Dengan resiko lain VTE( >35 th,
VTE
sebelumnya,
trombofilia,
immobilitas, riwayat tranfusi, BMI> 3
30, HHP, post SC, preeklampsi, atau
merokok
b. Tanpa resiko VTE
2
c. > 42 hari
VTE: venous tromboembolism, KHK: kontrasepsi hormonal kombinasi; DVT: deep vein
thrombosis;
Kategori : 1:= tidak ada kontraindikasi penggunaan kontrasepsi; 2= keuntungan penggunaan
kontrasepsi lebih besar dari resiko yang ditimbulkan; 3= resiko lebih besar jika dibandingkan
dengan penggunaan kontrasepsi ; 4= resiko yang tidak bisa diterima jika kontrasepsi digunakan
Tabel 2. Rekomendasi penggunaan kontrasepsi hormonal kombinasi pada wanita yang
tidak menyusui
26
27
Kondisi
Kategori*
Klarifikasi / evidence
Klarifikasi : kementerian kesehatan AS merekomendasikan bayi
seharusnya mendapatkan ASI secara eksklusif selama 4-6 bulan pertama,
dan dianjurkan selama 6 bulan dan idealnya dilanjutkan sampai 1 tahun.
Bukti: tidak ada bukti langsung mengenai resiko VTE pada penggunaan
kontrasepsi hormonal kontrasepsi . Resiko VTE meningkat selama
kehamilan dan pascapersalinan, resiko ini paling tinggi pada minggu 1
pasca persalinan dan menurun ke normal pada 42 hari pasca persalinan.
28
b. 21-30 hari
1. Dengan resiko lain VTE( >35 th,
VTE sebelumnya, trombofilia, 3
immobilitas, riwayat tranfusi,
BMI> 30, HHP, post SC,
preeklampsi, atau merokok
2. Tanpa resiko VTE
3
c. 30- 42 hari
1. Dengan resiko lain VTE( >35 th,
VTE sebelumnya, trombofilia, 3
immobilitas, riwayat tranfusi,
BMI> 30, HHP, post SC,
preeklampsi, atau merokok
2. Tanpa resiko VTE
2
d. > 42 hari
Klarifikasi: untuk wanita dengan resiko lain VTE, kategori bisa menjadi
4 ( merokok, DVT/ emboli paru, PPCM)
Bukti: tidak ada bukti langsung mengenai resiko VTE pada penggunaan
kontrasepsi hormonal kontrasepsi. Resiko VTE meningkat selama
kehamilan dan pascapersalinan, resiko ini paling tinggi pada minggu 1
pasca persalinan dan menurun ke normal pada 42 hari pasca persalinan.
Klarifikasi: untuk wanita dengan resiko lain VTE, kategori bisa menjadi
4 ( merokok, DVT/ emboli paru, PPCM)
Bukti: tidak ada bukti langsung mengenai resiko VTE pada penggunaan
kontrasepsi hormonal kontrasepsi. Resiko VTE meningkat selama
kehamilan dan pascapersalinan, resiko ini paling tinggi pada minggu 1
pasca persalinan dan menurun ke normal pada 42 hari pasca persalinan.
VTE: venous tromboembolism, KHK: kontrasepsi hormonal kombinasi; DVT: deep vein thrombosis;
Kategori : 1:= tidak ada kontraindikasi penggunaan kontrasepsi; 2= keuntungan penggunaan kontrasepsi lebih besar dari resiko yang ditimbulkan; 3= resiko
lebih besar jika dibandingkan dengan penggunaan kontrasepsi ; 4= resiko yang tidak bisa diterima jika kontrasepsi digunakan
Tabel 3. Rekomendasi penggunaan kontrasepsi hormonal kombinasi pada wanita yang menyusui
29
30
BAB III
KESIMPULAN
31
DAFTAR PUSTAKA
32