ABSTRAK
Latar belakang: Terapi utama karsinoma nasofaring (KNF) adalah radioterapi
menggunakan radiasi ionisasi yang menyebabkan kematian sel dengan cara pembentukan
radikal bebas. Pada penelitian terdahulu ditemukan penurunan signifikan kadar superoksida
dismutase (SOD) dan aktivitas antioksidan plasma total pada penderita KNF sesudah
radioterapi dibanding dengan sebelum radioterapi. Tujuan: Mengetahui kadar SOD dan body
mass index (BMI) penderita karsinoma nasofaring sebelum dan sesudah radioterapi, serta
hubungan SOD dan BMI sebelum radioterapi dengan respons radiasi. Metode: Desain
penelitian yang digunakan adalah uji klinis dengan rancang desain pre and post test without
control group. Subjek penelitian adalah penderita KNF yang datang berobat di RS Dr. Saiful
Anwar Malang dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, dengan cara pengambilan sampel
non-random dengan teknik purposive sampling sampai besar sampel terpenuhi. Hasil: Dari
11 penderita yang dilakukan radioterapi, dua penderita dinyatakan drop out. Sembilan
penderita dievaluasi sampai selesai dan didapatkan adanya perbedaan kadar SOD antara
penderita KNF dengan normal dengan p=0,000, sedangkan rerata BMI hampir sama. Beda
SOD dan BMI antara sebelum dan sesudah radioterapi adalah p=0,007 untuk SOD dan
p=0,002 untuk BMI. Respons radiasi tidak berbeda bermakna dengan adanya perbedaan SOD
dan BMI sebelum radioterapi, dan tidak ada hubungan antara kadar SOD dan BMI sebelum
radioterapi dengan respons radiasi. Kesimpulan: Pemberian radioterapi pada penderita KNF
stadium lanjut menyebabkan penurunan kadar SOD dan nilai BMI. Kadar SOD dan BMI
sebelum radioterapi tidak berhubungan dengan respons radiasi.
Kata kunci: karsinoma nasofaring (KNF), superoksida dismutase (SOD), body mass index
(BMI), respons radiasi
ABSTRACT
Background: Radiotherapy remains to be the main treatment for nasopharyngeal cancer
(NPC), employs ionized radiation to kill cancer cells by forming free radicals. Previous
research has found significant drop in superoxide dismutase (SOD) and antioxidant total
plasma activity post radiotherapy in comparison with pre radiotherapy. Purpose: To evaluate
the level of SOD and body mass index (BMI) of NPC patient, before and after radiotherapy,
and correlation between SOD and BMI before radiotherapy with response rates of
radiotherapy. Methods: This research was clinical study which design pre and post test
without control group. Responsdents were NPC patients in Dr. Saiful Anwars Hospital
Malang and fulfilled the criteria, with non random purposive sampling technic. Result: This
research involved 11 NPC patients who were treated with radiotherapy. Two dropped out
from this research, and only 9 subjects were evaluated. There was a significant difference
between mean SOD in NPC patients and those in healthy people with p=0.000, whereas,
mean BMI levels were normal in both groups. There was a difference in SOD level and BMI
values between pre and post radiotherapy with p=0.007 for SOD and 0.002 for BMI. No
difference response rates of radiotherapy in difference level of SOD and BMI value before
radiotherapy, there is no correlation between SOD and BMI to response rates radiotherapy.
Conclusion: Radiotherapy for advance stage NPC patients could decrease SOD level and
BMI value, and level SOD and BMI before radiotherapy have no correlation to response
rates radiotherapy.
Key words: nasopharyngeal carcinoma (NPC), superoxide dismutase (SOD), body mass
index (BMI), response rate radiotherapy
Alamat koresponsdensi: Irine Eka Meiyani, Laboratorium Ilmu Penyakit THT Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang. E-mail: ireneyosephina@yahoo.com
PENDAHULUAN
Karsinoma
nasofaring
(KNF)
dari
95%
keganasan
di
jarang
dijumpai.
KNF
termasuk
dalam
sepuluh
besar
satu
kasus
tiap
100.000
dari
Bagian
THT
RS
Dr.
Ahli
radiobiologi
mengetahui
bahwa
medium
pertumbuhan
melindungi
sebagian
6,7
radioterapi.
Pertimbangan
secara
kebanyakan
merupakan
sel
kerusakan
dapat
melawan
histopatologi
KNF
memfiksasi
O2
penurunan
aktivitas
enzim
antioksidan
radiosensitif.1,8
Radioterapi
dilakukan
dengan
total
plasma
pada
signifikan
cara
antioksidan
pembentukan
radikal
bebas,
kadar
total
penderita
pertama,
dibandingkan
yaitu
menyebabkan
beberapa
apoptosis
kematian
jam
Mekanisme
sel
setelah
kedua
yang
dalam
glutation
plasma
KNF
pada
pasca-radioterapi
dengan
pra-
radioterapi.13,14
radiasi.
dengan
penderita
keganasan
terutama
karena
kanker.
radioterapi
dan
Target
adalah
SOD,
utama
gangguan
kepala
leher,
anoreksia
yang
pengecapan.15
morbiditas
dan
mortalitas,
serta
tetrazolium
(NBT)
oleh
radikal
dan
malnutrisi
dapat
kemoterapi
mempunyai
menurunkan
kualitas
sering
dan
hidup
tidak
lebih
16
ini
bertujuan
mengetahui
apakah
ada
radioterapi
pada
pengaruh
penderita
KNF
Setelah
radioterapi
diselesaikan,
radiasi
penderita
dengan
sampai
besar
sampel
menggunakan
prinsip
dari
hasil
reaksi
HASIL
1. Karakteristik subjek
Penelitian dilakukan pada bulan
Maret hingga Oktober 2009 dengan
subjek
27
nasofaring
penderita
yang
karsinoma
terjadwal
untuk
terdapat
penderita
konkomitan,
sehingga
Karakteristik
penelitian
adalah
penderita.
penderita
11
penderita
ini,
adalah
penderita
kurang
pada
Dari
ini
penderita
(9,1%)
laki-laki.
dari
40
Usia
tahun
stadium
Sebagian
IV
B.
Selama
proses
atau
III.
out
tidak
penderita
dapat
drop
karena
besar
t test
Signifikansi
6,352
0,000
3,571
0,007
4,699
0,002
3. Respons radiasi
Tabel 2. Respons radiasi penderita KNF
Nodul
Nodul kanan
Nodul kiri
Gabungan
Respons radiasi
Complete response
50
50
33,3
Partial response
50
50
66,7
Partial response
52.3000
49.6333
19.5167
19.5100
Kesimpulan
-0,044
0,911
DISKUSI
Pada penelitian ini didapatkan 11
subjek, dengan usia termuda 20 tahun
dan tertua 63 tahun, serta terbanyak di
atas 40 tahun atau pada dekade 5 ke
atas (73,6%). Laki-laki ditemukan
lebih banyak (90,9%) dibandingkan
perempuan. KNF dapat ditemukan
pada semua umur, namun insiden
tertinggi pada umur 4060 tahun
dengan
rasio
laki-laki
dibanding
2:1
dan
kelompok
umur
yang
dijadikan
sebagian
besar
sudah
sampel,
memasuki
keganasan
tinggi
menimbulkan
regional
maupun
terjadi
kesalahan
karena
tidak
jauh.
metastasis
2,17
Sering
diagnosis
jelasnya
awal
kualitas
luar
traktus
penciuman,
neuroendokrin,
gangguan
gangguan
pada
dan
asupan
kenyang.
kepala
umumnya.
minggu
yang
datang
dalam
data
dan
gejala
di
leher
membuat
penderita
Skinner,18
berobat.
penelitiannya
mendapatkan
makanan
dan
rasa
cepat
Radioterapi
terapi,
mengganggu
berupa
nafsu
dapat
kesulitan
makan.
Sakit
tidak
belum
dapat
menyelesaikan
jadwal
dilakukan
radioterapi
dan
memberat
yang
dalam
adalah
dapat
diperhitungkan
anoreksi
(88,8%),
lethargi
setelah
sekitarnya,
tengkorak.16,20
yang
memburuk
samping
yang
(11,1%).
terjadi
terutama
dilakukan
daerah
basis
Efek
selama
samping
beberapa
setelah
penderita
minggu
radioterapi.13,16,19
Pada
yang
munculnya
lambat,
dan
hemopoitik
terjadinya
trombositopeni.
mengalami
penurunan,
dibiarkan
akan
penurunan
hari.16,21
komplikasi
keganasan,
dari
baik
terapi
pembedahan,
pelebaran
sinusoid
akhirnya
yang
menyebabkan
neutropeni
dan
Leukosit
menurun
yang
bila
mengakibatkan
hemoglobin
hingga
merasakan
sensasi
tidak
kemoterapi,
50%
dan
lebih
dari
22
Pada
radioterapi.
Keganasan
sendiri
permeabilitas
mekanisme
dan
keluarnya
memperberat
anemia
kerusakan
pada
radioterapi
sumsum
prekursor
dari
tiga
histamin.
sel
dan
Reaksi
awal
melalui
tulang.
membran
jaringan
deskuamasi epidermis.23
Pengukuran
kadar
SOD
pada
yang
lebih
rendah
dibandingkan
tabel
mungkin
tendensi
yang
1.
Keadaan
disebabkan
oleh
kerusakan
ini
kuatnya
pada
progresivitas
DNA
keganasan,
bermakna,
nilai
atau
yang
menurunkan
antioksidan
bermakna.
karena
dengan
melakukan
kadar
Enzim
SOD
SOD
dengan
berfungsi
terhadap
perlawanan
hidupnya.
terus-menerus
14
Penilaian
setelah
SOD
dilakukan
lagi
selesai
dan
radioterapi
(O2).12
SOD
O2
O2
+ 2H
H2O2
sesudah
O2
radioterapi.
BMI
pada
memerlukan
(18,524,5).
oksigen.12,24
yang
efek
sebelum
dalam
tubuh,
bertanggung
namun
Mekanisme
jawab
pada
Uji
dan
ANOVA
untuk
pertengahan,
serta
DNA
keadaan
dari
induksi
superoksida.
sebelum
radioterapi
radioterapi
dan
ke
pertengahan
dari
tubuh.24
radioterapi.
nilai
signifikansi
sebesar
0,002
sesudah
signifikan.
diartikan
radioterapi
berbeda
tersebut
dapat
radioterapi
dapat
(metastasis)
Data
bahwa
lokoregional
dilakukan
bermakna.
atau
menunjukkan
Keganasan
menyebabkan
makan
radioterapi
hanya
diare.
Dengan
Penurunan
sendiri
seseorang,
Pada
BMI
dan
penelitian
multisenter
radioterapi
setelah
dibandingkan
subjek
tergantung
demikian
pada
(33,3%)
proliferasi
tumor
yang
terapi
berpengaruh
lebih
yang
(bedah,
kanker
dari
mendapat
dapat
40%
terapi
penderita
kanker
radiasinya).
malnutrisi.16
Tokyo,
tingginya
(seperti
lokoregional
differentiated
Penelitian
yang
di
dilakukan
Cepatnya
reaksi
program
kematian
sel
apoptosis,
shedding
of
cells).26
Radiasi
yang
menyebabkan
kematian
sel
karena
radiasi
dapat
diperbaiki.
di
diketahui
dengan
yang
dipengaruhi
Cina
(Guangzhou)
metastasis
dilakukan
regional
radioterapi
protein
(MVD).19,27
positif oleh
protein
P53,
radiasi.
Luasnya
kerusakan
pada
yang
signifikan
dengan
p=0,911
diri,
juga
menunjukkan
tinggi
atau
organ
yang
terkena
dan
radiasi
tergantung
faktor.
Faktor
KNF
tidak
Respons
berhubungan
sel
terhadap
radiasi
pada
beberapa
terpenting
adalah
kali
dosis
radiasi
sensitivitas
jaringan
dan
kemampuannya
memperbaiki
diri,
dapat
Oksigen
oksigen,
dihasilkan
dan
kadar
thiol,
serta
dipercaya
untuk
oleh
memperpanjang
interaksi
radiasi
intraseluler
menentukan
luasnya
kurang
oksigen
kerusakan
tidak
langsung
efektif
pada
tumor
yang
kadar
tergantung
karsinoma
kadar
Observasi
oksigen
klinik
seluler.
menunjukkan
SOD
dan
BMI
nasofaring
penderita
dapat
turun
oleh
diperberat
ditemukan
yang
yang
anemia.
menunjukkan
penderita
BMI.
adanya
juga
Beberapa
keadaan
mengalami
penelitian
kanker
serviks
dengan
keganasan
oleh
itu
sendiri
radioterapi.
dan
Pada
DAFTAR PUSTAKA
1. Brickman TM, Doerr T, Jeyakumar
nasopharyngeal
tahan
setelah
lain
hidup
tumor
yang
buruk
endometrial,
kandung
carcinoma
from:
Pentingnya
http://www.encyclopedia.com/doc/1G
oksigen
seluler
juga
1-44014258.html.
2. Paulino AC. Nasopharyngeal cancer
[homepage on the internet]. c2006
[updated 2006 Mar 23; cited 2006
Nov
11].
Available
from:
http://www.eMedicine.com/med/topic.
1553.htm-84k.
hidung,
penatalaksanaan.
tenggorok,
diagnosis
Jakarta:
dan
Balai
daerah
di
Indonesia.
Majalah
Indonesia
1994;
Kedokteran
44(6):349-55.
5. Mulyarjo.
Diagnosis
penatalaksanaan
dan
karsinoma
antioxidant
peroxidation
potency
of
and
lipid
patients
with
III
Ilmu
Kesehatan
THT-KL.
38-48.
6. Soemantri JB. Laporan tahunan SMF
2006
Otorinolaryngologie
2007
8. Wei
carcinoma.
William
I.
Nasopharyngeal
Waitzberg
DL.
Nutritional
th
71.
9. Lamson
DW,
Brignall
MS.
penderita
kanker.
Pusat
actions
and
interactions
with
Unair; 2007.
17. Lin HS. Malignant nasopharyngeal
11. Asroel
HA.
Penatalaksanaan
radioterapi
pada
nasofaring.
Medan:
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Sumatera
karsinoma
2009
Dec
12].
Available
from:
http://emedicine.medscape.com/article
/848163-overview.
18. Skinner DW, Hasselt CA, Tsao SY.
Nasopharyngeal carcinoma, modes of
presentation.
Ann
Otol
Rhinol
Aug
RL.
12].
Available
from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/bookshel
f/br.fcgi?book=eurekah&part=A32246
Neoplasms
of
the
eds.
Ballengers
.
25. Isobe K, Uno T, Kawakami H, Ueno
N, Aruga T, Yasuda S, et al.
Hyperfractionated
locoregionally
90.
26. Withers
HR.
radiation
for
advanced
Biologic
basis
of
Hellman
S,
Rosenberg
S,
eds.
protein
12].
Available
from:
and
vascular
endothelial
http://www.cancersupportive.com/mu
cositis.html.
2003.
and
SOD
mimetics