TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengobatan Tradisional
1.1 Defenisi
Pengobatan Tradisional adalah suatu upaya kesehatan dengan cara lain dari
maupun tulisan yang berasal dari Indonesia atau luar Indonesia. Dalam 30 tahun
praktek, baik yang dapat diterangkan secara ilmiah ataupun tidak dalam
mental ataupun sosial. Pedoman utama adalah pengalaman praktek, yaitu hasil
pengamatan yang diteruskan dari generasi ke generasi baik secara lisan maupun
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat (Menkes RI,
2003).
bertentangan dengan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai upaya
jasmani, rohani dan sosial masyarakat. b) Usaha yang dilakukan untuk mencapai
pribadi dan dilakukan dengan cara-cara yang tidak lazim dipergunakan dalam
chiroprator.
Menurut Zulkifli (2004) ada dua yang menjadi tujuan pengobatan tradisional
yaitu:
a. Tujuan Umum
tersendiri atau terpadu pada sistem pelayanan kesehatan paripurna, dalam rangka
tradisional tersebut.
b. Tujuan Khusus
kesehatan paripurna, mulai dari tingkat rumah tangga, puskesmas sampai pada
kesehatan, banyak yang harus diperhatikan. Salah satu diantaranya yang dinilai
dengan adanya standarisasi ini bukan saja mutu pengobatan tradisional akan dapat
ditingkatkan, tapi yang penting lagi munculnya berbagai efek samping yang
secara medis tidak dapat dipertanggung jawabkan, akan dapat dihindari (Zulkifli,
2004).
tertinggi dan sempurna, yang dipakai sebagai batas penerimaan minimal ( Clinical
Syarat suatu standar yang baik adalah (1) bersifat jelas artinya dapat
yang mungkin terjadi, (2) masuk akal, suatu standar yang tidak masuk akal, bukan
profesional, (3) mudah dimengerti, suatu standar yang tidak mudah dimengerti
juga akan menyulitkan tenaga pelaksana sehingga sulit terpenuhi, (4) dapat
dipercaya, (5) absah artinya ada hubungan yang kuat dan dapat didefenisikan
antara standar dengan sesuatu (misalnya mutu pelayanan) yang diwakilinya, (6)
eksplisit artinya tidak terpengaruh oleh waktu, bersifat khas dan terbuka (zulkifli,
2004).
secara medis tidak dapat dipertanggung jawabkan. Untuk itu dalam Undang –
bermanfaat bagi kesehatan dapat diberikan SPTT oleh Kepala Dinas Kesehatan
sehat dikonsumsi.
membahayakan jiwa atau melanggar susila dan kaidah agama serta kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang diakui di Indonesia, (2) aman dan
derajat kesehatan masyarakat, (4) tidak bertentangan dengan norma dan nilai yang
pengobatannya dengan cara mengurut untuk mereposisi tulang atau otot yang
mengalami patah atau terkilir, memfiksasi, reposisi dengan bidai atau kayu yang
dikenal dengan antai (rantai) dan memberi kompres dengan ramuan daun-daun
secara tradisional ada beberapa prinsip yang sama dengan pengobatan mutakhir
sereh. Prinsipnya sebagai fiksasi tulang yang patah setelah dikembalikan pada
melewati dua atau tiga persendian sehingga tulang yang patah dapat bergerak
mempercepat penyembuhan.
(Zulkifli, 2005)
1. Faktor Sosial
Hal tersebut sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk sosial yang selalu
bahwa masyarakat lebih senang dirawat atau diobati di rumah sakit daripada
pengobatan. Biasanya mereka belum pernah ke rumah sakit sehingga tidak bisa
2. Faktor Budaya
Salah satu alasan mengapa para penderita memilih tempat pengobatan alternatif
karena pengobatan di tempat ini memiliki seorang ahli yang mempunyai kekuatan
ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Foster dan Anderson bahwa sistem
medis adalah bagian integral dari kebudayaan. Salah satu faktor lain yang
penyembuhan yaitu siapa yang berhak atau yang tepat dalam menyembuhkan,
misalnya untuk penyakit C hanya D yang berhak, penyakit A hanya B yang tepat
tidak parah tidak perlu dibawa ke rumah sakit, karena penyakit yang diderita
dianggap tidak mengancam jiwanya, tidak menggangu nafsu makan serta masih
3. Kemudahan
Pasien dapat segera ditangani tanpa harus menunggu hasil rontgen dan hasil
laboratorium lainnya
4.Faktor Ekonomi
rumah sakit, cara pembayarannya juga tidak memberatkan karena pasien tidak
ditarik uang muka. Selain itu bagi yang tidak mampu membayar sekaligus dapat
dicicil setelah pulang. Jika ditinjau dari klasifikasi pasien yang datang ke tempat
pengobatan alternatif ini sebagian besar pekerjaannya adalah buruh kasar, sopir,
tukang parkir, sehingga wajar faktor ekonomi mentukan dalam hal memilih
tempat pengobatan.
1.2 Klasifikasi
5. Fraktur tanpa perubahan posisi yaitu tulang patah, posisi pada tempatnya yang
normal,
6. Fraktur dengan perubahan posisi, ujung tulang yang patah berjauhan dari
8. Impacted fraktura, salah satu ujung tulang yang patah menancap pada yang
1. Greenstick, fraktur di mana salah satu sisi tulang patah sedang sisi lainnya
membengkok,
4. Spiral, fraktur memuntir seputar batang tulang ( Brunner & suddarth, 2002).
1. Nyeri yang terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang
bergerak secara tidak alamiah ( gerakan luar biasa) bukannya tetap rigid seperti
dengan baik karena fungsi normal otot bergantung pada integritas tulang
kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah tempat fraktur. fragmen sering
4. Saat ektremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang dinamakan
krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan yang lainnya.
5. Pembekakan atau perubahan warna lokal pada kulit terjadi akibat trauma
dan perdarahan yang mengikuti fraktur.Tanda ini bisa baru terjadi setelah
beberapa jam atau hari setelah cedera ( Brunner & suddarth, 2002 ).
dilakukan dengan reduksi tertutup, traksi dan reduksi terbuka yang dipilih
perdarahan.
a) Reduksi tertutup,
b) Traksi.
Beratnya traksi disesuaikan dengan spasme otot yang terjadi. Ketika tulang
sembuh, akan terlihat pembentukan kalus pada sinar-x. Ketika kalus telah kuat,
a) Reduksi terbuka.
fragmen tulang direduksi. Alat fiksasi interna dalam bentuk pin, kawat, skrup,
plat, paku, atau batangan logam dapat digunakan untuk mempertahankan fragmen
tulang dalam posisinya sampai penyembuhan yang solid terjadi. Alat ini dapat
diletakkan di sisi tulang atau dipasang melalui fragmen tulang atau langsung ke
rongga sumsum tulang. Alat tersebut menjaga aproksimasi dan fiksasi yang kuat
atau dipertahankan dalam posisi atau kesejajaran yang benar sampai terjadi
memperbaiki kemandirian fungsi dan harga diri ( Brunner & suddarth, 2002 )
yang memadai, nutrisi yang baik, latihan pembebanan berat badan untuk tulang
dan Potensial listrik pada patahan tulang panjang. Sedangkan Faktor yang
Proses penyembuhan patah tulang adalah proses biologis alami yang akan
terjadi pada setiap patah tulang. Adapun proses yang terjadi adalah
a. Cedera Apabila tulang pasien patah maka cedera jaringan lunak akan
Hal ini mengakibatkan gangguan suplai darah pada tulang yang berdekatan
menghasilkan kalus lunak yang penuh dengan sel kumparan yang aktif.
menjadi lebih keras, dan terfiksasi dengan kuat pada fragmen sehingga dapat
bergerak sebagai satu kesatuan. Ini adalah penyatuan klinis dan merupakan
hal yang sangat penting dalam penyembuhan tulang yang patah. Biasanya
keadaan ini terjadi pada 4-8 minggu setelah cedera, tetapi pada tibia
memerlukan waktu lebih lama. Apabila fraktur pasien telah menyatu secara
dihilangkan secara perlahan, dan ujungnya mendapat lebih banyak kalus dan
geraknya, semakin kuat tulang baru ini. Konsolidasi memerlukan waktu yang
sama dengan penyatuan secara klinis, karena itu jika penyatuan memerlukan
1.6 Komplikasi
Menurut Brunner & suddarth (2002), ada 2 jenis komplikasi yang terjadi
pada pasien fraktur yaitu komplikasi awal dan komplikasi lambat. 1) Komplikasi
jam setelah cedera, Emboli lemak yang terjadi dalam 48 jam atau lebih dan
jika tidak ditangani segera. a) Syok. Syok hipovolemik atau traumatik, akibat
perdarahan (baik kehilangan darah eksterna maupun yang tak kelihatan) dan
organ yang sangat vaskuler, maka dapat terjadi kehilangan darah yang sangat
besar sebagai akibat dari trauma. Khususnya pada fraktur femur dan pelvis. b)
Sindrom emboli lemak. Pada saat terjadi fraktur , globula lemak dapat masuk ke
dalam darah karena tekanan sumsum tulang lebih tinggi dari tekanan kapiler atau
karena katekolamin yang dilepaskan oleh reaksi stres pasien akan memobilisasi
asam lemak dan memudahkan terjadinya globula lemak dalam aliran darah.
masalah yang terjadi saat perfusi jaringan dalam otot kurang dari yang dibutuhkan
kompartemen otot karena fasia yang membungkus otot terlalu ketat atau gips atau
balutan yang terlalu menjerat, atau 2) peningkatan isi kompartemen otot karena
normal untuk jenis dan tempat fraktur tertentu. Penyatuan terlambat mungkin
berhubungan dengan infeksi sistemik dan distraksi fragmen tulang. Tidak adanya
yang ikut berperan dalam masalah penyatuan meliputi infeksi pada tempat fraktur,
tidak memadai yang menghentikan pembentukan kalus, jarak yang terlalu jauh
antara fragmen tulang, kontak tulang yang terlalu terbatas, dan gangguan asupan
2. Keluarga
Menurut depkes RI (1998), keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat
yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal
disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Mubarak,
2009).
5. Ikatan emosional
unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling
pula keluarga-keluarga yang ada disekitarnya atau dalam konteks yang luas
Indonesia Balai Pustaka (1996) adalah sesuatu yang mempunyai sifat khas sesuai
adalah ciri-ciri dari individu yang terdiri dari data demografi seperti umur, jenis
keluarga adalah sifat khas yang dimiliki oleh suatu keluarga berdasarkan ciri
ke umur. Umur dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah waktu hidup atau
ada sejak dilahirkan. Umur adalah usia individu terhitung sejak saat dilahirkan
sampai saat berulang tahun. Menurut Organisasi kesehatan dunia ( WHO) umur di
golongkan menjadi beberapa kelompok yaitu usia dewasa awal 18-39 tahun, usia
pertengahan (Middle age) 45-59 tahun, usia lanjut (elderly) 60-70 tahun, usia
lanjut tua (old) antara 70-90 tahun, usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun
(erna, 2003). Adapun ciri dari dewasa awal adalah Usia banyak masalah yang
berkaitan dengan rumah tangga baru, hubungan sosial, keluarga, pekerjaan dan
aktivitas sosial, sebagai warga negara atau minat yang berkaitan dengan hobi,
kehidupan keluarga. Masa Usia lanjut (60-70 tahun) yaitu masa dimana
kemampuan fisik cepat menurun. Pada usia lanjut kemampuan penerimaan dan
Daulay (2010) bahwa Usia yang semakin tinggi dapat menimbulkan kemampuan
seseorang mengambil keputusan semakin bijaksana. Dalam hal ini usia yang
Umur yang banyak terjadi pada fraktur femur ini pada usia dewasa muda
hormon (Brunner & Suddarth, 2002). Adapun jenis Olah raga yang biasanya
menyebabkan dislokasi adalah sepak bola, hoki, serta olah raga yang beresiko
jatuh misalnya : terperosok akibat bermain ski, senam, volley, pemain basket dan
pemain sepak bola paling sering mengalami dislokasi pada tangan dan jari-jari
kaki karena secara tidak sengaja menangkap bola dari pemain lainnya, dan
terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin. Sedangkan
pekerjaan yang berisiko mengalami fraktur adalah tukang besi, supir, bangunan,
sepeda motor.
2. suku
ini hampir seluruh masyarakat didominasi oleh suku Batak. Demikian pula
Orang-orang Batak ini mendiami dataran tinggi Karo, langkat Hulu, Deli Hulu,
budaya dengan suku bangsa lain tidak banyak terjadi, kalaupun ada tidak terlalu
3. Agama
Tidak hanya suku, Agama dan sistem kepercayaan lainnya sering kali
dari bahasa Latin religare, yang berarti “menabatkan”), adalah sebuah unsur
berikut, “...sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul
untuk beribadah, serta menerima sebuah paket doktrin yang menawarkan hal yang
terkait dengan sikap yang harus diambil oleh individu untuk mendapat
agama Kristen atau “ 5 rukun Islam “ dalam agama Islam. Agama berperan
penting dalam membentuk persepsi klien tentang sehat sakit. Sebagai komponen
3. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu
dewasa, baik, dan matang pada diri individu, kelompok, atau masyarakat.
tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Dan melalui
tingkat pendidikan maka hidup akan semakin berkualitas dimana seseorang akan
berfikir logis dan memahami informasi yang diperolehnya.. Menurut wield Herry
A (1996) dalam Daulay (2010) menyebutkan bahwa tingkat pendidikan turut pula
yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka
dalam penerimaan atau penolakan suatu pengobatan. Faktor ini diperkuat dengan
Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari seorang dalam
adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku
orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan perorangan, keluarga, dan lingkungan. Dari pasal ini jelas bahwa
pelindung/pengayom dan pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan
juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu. Peran Ibu sebagai
keluarga, pencari nafka tambahan keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat
kelompok sosial tertentu. Peran Anak, anak berperan sebagai pelaku psikososial
sesuai dengan perkembangannya fisik, mental, sosial dan spiritual (Setiadi, 2008)
Menurut Friedman (1988), secara umum fungsi pokok keluarga adalah sebagai
berikut :
dan bahagia.
sebagai hasil dari interaksi sosial dan pembelajaran peran-peran sosial yang
Fungsi ini sulit dipenuhi pada keluarga yang berada dibawah garis
kesehatan.
seperti makan, pakaian, tempat tinggal, dan perawatan kesehatan. Jika dilihat
bermacam-macam, diantaranya
1) Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, diman hubungan ini disusun melalui jalur garis ayah.
2) Matrilineal yaitu beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ibu.
istri.
4) Patriloka adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
5) Keluarga Kawin adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
selesai, dan ada hierarki kekuatan. Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak
berfungsi apabila tertutup, adanya isu atau berita negatif, tidak berfokus pada
2) Struktur peran yaitu serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi
sosial yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal atau
informal.
4) Struktur Nilai dan Norma. Nilai adalah sistem ide-ide, sikap, keyakinan yang
dapat terjaga.
1) Faktor Fisik
terlihat kurus maka beberapa bulan kemudian setelah menikah akan terlihat
ada yang memperhatikan dan pola makan lebih teratur begitu sebaliknya
2) Faktor Psikis
atau dukungan. Suami akan merasa tentram dan tararah setelah beristri
begitupun sebaliknya.
3) Faktor Sosial
4) Faktor Budaya
sebelumnya.
b) Nilai-nilai Keluarga
waktu nilai yang diyakini ternyata salah dan terbukti bahwa kesehatan
keluarganya terganggu.
beda pada tiap keluarga. Jika terjadi perubahan terhadap budaya dengan
komunikasi.
d) Koping Keluarga
(1998) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan,
yaitu :
dialami anggota secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab
keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
3) Memberikan perawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat membantu
dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda. Perawatan ini
memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.
lingkungan tempat tinggal. Oleh karena itu, kondisi rumah haruslah dapat
atau masalah yang berkaitan dengan kesehatan keluarga atau anggota keluarga
manusia, yang mempunyai makna subjektif bagi pelakunya (Sunarto, 2005). Inti
tindakan sesuai dengan yang dalam perhatian dan dalam pemiliha alternatif yang
keputusan dapat dibuat. Yang dimaksud dengan keputusan ialah hasil pemecahan
perilaku dari dua alternatif atau lebih. Apabila informasi yang cukup dapat
alternatif dan tingkat keefktifannya dalam situasi yang sedang menjadi perhatian.
2010)
Terbukti bahwa ada masyarakat yang menggunakan jasa sistem medis moderen
dan ada juga yang menggunakan sistem medis tradisional. Atas pengetahuan yang
atau tradisional.
tindakan yang diambil akan mengurangi ancaman yang mungkin timbul akibat
penyait
yang dirasakan.