Anda di halaman 1dari 9

Sebagian orang malas membaca Al

Quran padahal di dalam terdapat


petunjuk untuk hidup di dunia.

adalah ayat orang-orang yang suka


membaca Al Quran (Lihat kitab Tafsir
Al Quran Al Azhim).

Sebagian orang merasa tidak punya


waktu untuk membaca Al Quran
padahal di dalamnya terdapat pahala
yang besar.

Asy Syaukani (w:


1281H) rahimahullah berkata,

Sebagian orang merasa tidak sanggup


belajar Al Quran karena sulit katanya,
padahal membacanya sangat mudah
dan sangat mendatangkan kebaikan.
Mari perhatikan hal-hal berikut:
Membaca Al Quran adalah
perdagangan yang tidak pernah
merugi
{

( 29)
}
(30)
Sesungguhnya orang-orang yang
selalu membaca kitab Allah dan
mendirikan salat dan menafkahkan
sebahagian dari rezeki yang Kami
anugerahkan kepada mereka dengan
diam-diam dan terang-terangan,
mereka itu mengharapkan perniagaan
yang tidak akan merugi. Agar Allah
menyempurnakan kepada mereka
pahala mereka dan menambah
kepada mereka dari karunia-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Mensyukuri.
(QS. Fathir: 29-30).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
:
:.
Qatadah (wafat: 118
H) rahimahullah berkata, Mutharrif
bin Abdullah (Tabiin, wafat 95H) jika
membaca ayat ini beliau berkata: Ini

: .
Maksudnya adalah terus menerus
membacanya dan menjadi
kebiasaannya(Lihat kitabTafsir Fath
Al Qadir).
Dari manakah sisi tidak meruginya
perdagangan dengan membaca Al
Quran?
1. Satu hurufnya diganjar dengan
1 kebaikan dan dilipatkan
menjadi 10 kebaikan.

- -




.
Abdullah bin
Masud radhiyallahu
anhu berkata:
Rasulullah shallallahu alaihi
wasallambersabda: Siapa yang
membaca satu huruf dari Al
Quran maka baginya satu
kebaikan dengan bacaan
tersebut, satu kebaikan
dilipatkan menjadi 10 kebaikan
semisalnya dan aku tidak
mengatakan satu huruf akan
tetapi Alif satu huruf, Laam satu
huruf dan Miim satu huruf. (HR.
Tirmidzi dan dishahihkan di
dalam kitab Shahih Al Jami, no.
6469)
:

.
Abdullah bin
Masud radhiyallahu
anhu berkata: Pelajarilah Al
Quran ini, karena
sesungguhnya kalian diganjar
dengan membacanya setiap
hurufnya 10 kebaikan, aku tidak
mengatakan itu untuk , akan
tetapi untuk untuk Alif, Laam,
Miim, setiap hurufnya sepuluh
kebaikan. (Atsar riwayat Ad
Darimy dan disebutkan di dalam
kitabSilsilat Al Ahadits Ash
Shahihah, no. 660).
Dan hadits ini sangat
menunjukan dengan jelas,
bahwa muslim siapapun yang
membaca Al Quran baik paham
atau tidak paham, maka dia
akan mendapatkan ganjaran
pahala sebagaimana yang
dijanjikan. Dan sesungguhnya
kemuliaan Allah Taala itu Maha
Luas, meliputi seluruh makhluk,
baik orang Arab atau Ajam
(yang bukan Arab), baik yang
bisa bahasa Arab atau tidak.
2. Kebaikan akan menghapuskan
kesalahan.
{[ } 114 :]
Sesungguhnya perbuatanperbuatan yang baik itu
menghapuskan (dosa)
perbuatan-perbuatan yang
buruk. (QS. Hud: 114)
3. Setiap kali bertambah kuantitas
bacaan, bertambah pula
ganjaran pahala dari Allah.

-

Tamim Ad Dary radhiyalahu


anhu berkata:
Rasulullah shallallahu alaihi
wasallambersabda: Siapa yang
membaca 100 ayat pada suatu
malam dituliskan baginya
pahala shalat sepanjang
malam. (HR. Ahmad dan
dishahihkan di dalam
kitab Shahih Al Jami, no. 6468).
4. Bacaan Al Quran akan
bertambah agung dan mulia jika
terjadi di dalam shalat.

-
.






Abu Hurairah radhiyallahu
anhu meriwayatkan bahwa
Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam bersabda: Maukah
salah seorang dari kalian jika
dia kembali ke rumahnya
mendapati di dalamnya 3 onta
yang hamil, gemuk serta
besar? Kami (para shahabat)
menjawab: Iya, Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam
bersabda: Salah seorang dari
kalian membaca tiga ayat di
dalam shalat lebih baik baginya
daripada mendapatkan tiga
onta yang hamil, gemuk dan
besar. (HR. Muslim).
Membaca Al Quran bagaimanapun
akan mendatangkan kebaikan
-
-
.
Aisyah radhiyallahu
anha meriwayatkan bahwa
Rasulullah shallallahu alaihi

wasallambersabda: Seorang yang


lancar membaca Al Quran akan
bersama para malaikat yang mulia
dan senantiasa selalu taat kepada
Allah, adapun yang membaca Al
Quran dan terbata-bata di dalamnya
dan sulit atasnya bacaan tersebut
maka baginya dua pahala (HR.
Muslim).
Membaca Al Quran akan
mendatangkan syafaat

-

Abu Umamah Al Bahily radhiyallahu


anhu berkata: Aku telah mendengar
Rasulullahshallallahu alaihi
wasallam bersabda: Bacalah Al
Quran karena sesungguhnya dia akan
datang pada hari kiamat sebagai
pemberi syafaat kepada orang yang
membacanya (HR. Muslim).
Masih banyak lagi keutamaankeutamaan yang memotivasi
seseorang untuk memperbanyak
bacaan Al Quran terutama di bulan
membaca Al Quran.
Dan pada tulisan kali ini hanya
menyebutkan sebagian kecil
keutamaan dari membaca Al Quran
bukan untuk menyebutkan seluruh
keutamaannya.
Dan ternyata generasi yang diridhai
Allah itu, adalah mereka orang-orang
yang giat dan semangat membaca Al
Quran bahkan mereka mempunyai
jadwal tersendiri untuk baca Al Quran.
-

-



.
Abu Musa Al Asyary radhiyallahu
anhu berkata: Rasulullah shallallahu
alaihi wasallambersabda:
Sesungguhnya aku benar-benar
mengetahui suara kelompok orangorang keturunan Asyary dengan
bacaan Al Quran, jika mereka
memasuki waktu malam dan aku
mengenal rumah-rumah mereka dari
suara-suara mereka membaca Al
Quran pada waktu malam, meskipun
sebenarnya aku belum melihat rumahrumah mereka ketika mereka berdiam
(disana) pada siang hari (HR.
Muslim).
MasyaAllah, coba kita bandingkan
dengan diri kita apakah yang kita
pegang ketika malam hari, sebagian
ada yang memegang remote televisi
menonton program-program yang
terkadang bukan hanya tidak
bermanfaat tetapi mengandung dosa
dan maksiat, apalagi di dalam bulan
Ramadhan.
Dan jikalau riwayat di bawah ini shahih
tentunya juga akan menjadi dalil
penguat, bahwa kebiasan generasi
yang diridhai Allah yaitu para
shahabat radhiyallahu anhum ketika
malam hari senantiasa mereka
membaca Al Quran. Tetapi riwayat di
bawah ini sebagian ulama hadits ada
yang melemahkannya.
:


- - :

Abu Shalih berkata:


Kaab radhiyallahu anhu berkata:
Kami dapati tertulis (di dalam kitab
suci lain): Muhammad adalah
Rasulullah shallallahu alahi wasallam,
tidak kasar, tidak pemarah, tidak
berteriak di pasar, tidak membalas
keburukan dengan keburukan akan
tetapi memaafkan dan mengampuni,
dan umat (para shahabat)nya adalah
orang-orang yang selalu memuji Allah,
membesarkan Allah Azza wa Jalla atas
setiap perkara, memuji-Nya pada
setiap kedudukan, batas pakaian
mereka pada setengah betis mereka,
berwudhu sampai ujung-ujung
anggota tubuh mereka, yang
mengumandangkan adzan
mengumandangkan di tempat atas,
shaf mereka di dalam pertempuran
dan di dalam shalat sama (ratanya),
mereka memiliki suara dengungan
seperti dengungannya lebah pada
waktu malam, tempat kelahiran beliau
adalah Mekkah, tempat hijranya
adalah Thayyibah (Madinah) dan
kerajaannya di Syam.
Maksud dari mereka memiliki suara
dengungan seperti dengungannya
lebah pada waktu malam adalah:

Suara yang lirih berupa ucapan
tasbih (Subhanallah), tahlil (Laa Ilaaha
Illallah), dan bacaan Al Quran seperti
dengungannya lebah. (Lihat
kitab Mirqat Al Mafatih Syarh Misykat
Al Mashabih).
Salah satu ibadah paling agung
adalah membaca Al Quran

:



}

{
.

Abdullah bin Abbas radhiyallahu


anhu berkata: Allah telah menjamin
bagi siapa yang mengikuti Al Quran,
tidak akan sesat di dunia dan tidak
akan merugi di akhirat, kemudian
beliau membaca ayat:

}
{

Lalu barang siapa yang mengikut
petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan
tidak akan celaka. (QS. Thaha: 123)
(Atsar shahih diriwayatkan di dalam
kitab Mushannaf Ibnu Abi Syaibah).

:


.
Khabbab bin Al Arat radhiyallahu
anhu berkata: Beribadah kepada
Allah semampumu dan ketahuilah
bahwa sesungguhnya kamu tidak akan
pernah beribadah kepada Allah
dengan sesuatu yang lebih dicintaiNya dibandingkan (membaca) firmanNya. (Atsar shahih diriwayatkan di
dalam kitab Syuab Al Iman, karya Al
Baihaqi).
:

.
Abdullah bin Masud radhiyallahu
anhu berkata: Siapa yang ingin
mengetahui bahwa dia mencintai Allah
dan Rasul-Nya, maka perhatikanlah
jika dia mencintai Al Quran maka
sesungguhnya dia mencintai Allah dan
rasul-Nya. (Atsar shahih diriwayatkan
di dalam kitabSyuab Al Iman, karya Al
Baihaqi).
:

.

Berkata Wuhaib rahimahullah: Kami


telah memperhatikan di dalam haditshadits dan nasehat ini, maka kami
tidak mendapati ada sesuatu yang
paling melembutkan hati dan
mendatangkan kesedihan
dibandingkan bacaan Al Quran,
memahami dan mentadabburinya.
*) Rabu, 10 Ramadhan 1432 H,
Dammam KSA.

[1] al-Quran adalah Cahaya


Cahaya yang akan menerangi
perjalanan hidup seorang hamba dan
menuntunnya menuju keselamatan
adalah cahaya al-Quran dan cahaya
iman. Keduanya dipadukan oleh
Allah taaladi dalam firman-Nya (yang
artinya), Dahulu kamu -Muhammadtidak mengetahui apa itu al-Kitab dan
apa pula iman, akan tetapi kemudian
Kami jadikan hal itu sebagai cahaya
yang dengannya Kami akan
memberikan petunjuk siapa saja di
antara hamba-hamba Kami yang Kami
kehendaki. (QS. asy-Syura: 52)
Ibnul
Qoyyim rahimahullah berkata, Dan
sesungguhnya kedua hal itu -yaitu alQuran dan iman- merupakan sumber
segala kebaikan di dunia dan di
akherat. Ilmu tentang keduanya
adalah ilmu yang paling agung dan
paling utama. Bahkan pada
hakekatnya tidak ada ilmu yang
bermanfaat bagi pemiliknya selain
ilmu tentang
keduanya. (lihat al-Ilmu, Fadhluhu
wa Syarafuhu, hal. 38)
Allah taala berfirman (yang
artinya), Wahai umat manusia,
sungguh telah datang kepada kalian
keterangan yang jelas dari Rabb

kalian, dan Kami turunkan kepada


kalian cahaya yang terangbenderang. (QS. an-Nisaa: 174)
Allah taala berfirman (yang
artinya), Allah adalah penolong bagi
orang-orang yang beriman, Allah
mengeluarkan mereka dari kegelapankegelapan menuju cahaya, adapun
orang-orang kafir itu penolong mereka
adalah thoghut yang mengeluarkan
mereka dari cahaya menuju
kegelapan-kegelapan. (QS. alBaqarah: 257)
Allah taala berfirman (yang
artinya), Dan apakah orang yang
sudah mati lalu Kami hidupkan dan
Kami beri dia cahaya yang
membuatnya dapat berjalan di
tengah-tengah orang banyak, sama
dengan orang yang berada dalam
kegelapan, sehingga dia tidak dapat
keluar darinya? Demikianlah dijadikan
terasa indah bagi orang-orang kafir
terhadap apa yang mereka
kerjakan. (QS. al-Anaam: 122)
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata
mengenai tafsiran ayat ini, Orang itu
-yaitu yang berada dalam kegelapanadalah dulunya mati akibat
kebodohan yang meliputi hatinya,
maka Allah menghidupkannya kembali
dengan ilmu dan Allah berikan cahaya
keimanan yang dengan itu dia bisa
berjalan di tengah-tengah orang
banyak. (lihat al-Ilmu, Fadhluhu wa
Syarafuhu, hal. 35)
[2] al-Quran adalah Petunjuk
Allah taala berfirman (yang
artinya), Alif lam lim. Inilah Kitab
yang tidak ada sedikit pun keraguan
padanya. Petunjuk bagi orang-orang
yang bertakwa. (QS. al-Baqarah: 1-2).
Allahtaala berfirman (yang

artinya), Sesungguhnya al-Quran ini


menunjukkan kepada urusan yang
lurus dan memberikan kabar gembira
bagi orang-orang yang beriman yang
mengerjakan amal salih bahwasanya
mereka akan mendapatkan pahala
yang sangat besar. (QS. al-Israa: 9).
Oleh sebab itu merenungkan ayat-ayat
al-Quran merupakan pintu gerbang
hidayah bagi kaum yang beriman.
Allah taala berfirman (yang
artinya), Ini adalah sebuah kitab
yang Kami turunkan kepadamu penuh
dengan berkah, agar mereka
merenungi ayat-ayatnya dan supaya
mendapat pelajaran orang-orang yang
mempunyai pikiran. (QS. Shaad: 29).
Allah taala berfirman (yang
artinya), Apakah mereka tidak
merenungi al-Quran, ataukah pada
hati mereka itu ada gembokgemboknya? (QS. Muhammad: 24).
Allah taala berfirman (yang
artinya), Apakah mereka tidak
merenungi al-Quran, seandainya ia
datang bukan dari sisi Allah pastilah
mereka akan menemukan di
dalamnya banyak sekali
perselisihan. (QS. an-Nisaa: 82)
Allah taala berfirman (yang
artinya), Maka barangsiapa yang
mengikuti petunjuk-Ku, niscaya dia
tidak akan sesat dan tidak pula
celaka. (QS. Thaha: 123).
Ibnu
Abbas radhiyallahuanhuma berkata,
Allah memberikan jaminan kepada
siapa saja yang membaca al-Quran
dan mengamalkan ajaran yang
terkandung di dalamnya, bahwa dia
tidak akan tersesat di dunia dan tidak
celaka di akherat. Kemudian beliau
membaca ayat di atas (lihat Syarh alManzhumah al-Mimiyah karya Syaikh

Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-Badr,


hal. 49).
Syaikh Abdurrahman bin Nashir asSadi rahimahullah menerangkan,
bahwa maksud dari mengikuti
petunjuk Allah ialah:
1. Membenarkan berita yang
datang dari-Nya,
2. Tidak menentangnya dengan
segala bentuk
syubhat/kerancuan
pemahaman,
3. Mematuhi perintah,
4. Tidak melawan perintah itu
dengan memperturutkan
kemauan hawa nafsu
(lihat Taisir al-Karim ar-Rahman,
hal. 515 cet. Muassasah arRisalah)
[3] al-Quran Rahmat dan Obat
Allah taala berfirman (yang
artinya), Wahai umat manusia!
Sungguh telah datang kepada kalian
nasehat dari Rabb kalian (yaitu alQuran), obat bagi penyakit yang ada
di dalam dada, hidayah, dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman. (QS.
Yunus: 57). Allah taala berfirman
(yang artinya), Dan Kami turunkan
dari al-Quran itu obat dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman. Akan
tetapi ia tidaklah menambah bagi
orang-orang yang zalim selain
kerugian.(QS. al-Israa: 82)
Syaikh asSadi rahimahullah berkata, Sesungg
uhnya al-Quran itu mengandung ilmu
yang sangat meyakinkan yang
dengannya akan lenyap segala
kerancuan dan kebodohan. Ia juga
mengandung nasehat dan peringatan
yang dengannya akan lenyap segala
keinginan untuk menyelisihi perintah

Allah. Ia juga mengandung obat bagi


tubuh atas derita dan penyakit yang
menimpanya. (lihat Taisir al-Karim arRahman, hal. 465 cet. Muassasah arRisalah)
Dari Abu
Hurairah radhiyallahuanhu Rasulullah
shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,Tidaklah berkumpul
suatu kaum di dalam salah satu
rumah Allah, mereka membaca
Kitabullah dan mempelajarinya di
antara mereka, melainkan pasti akan
turun kepada mereka ketenangan,
kasih sayang akan meliputi mereka,
para malaikat pun akan mengelilingi
mereka, dan Allah pun akan menyebut
nama-nama mereka diantara para
malaikat yang ada di sisi-Nya. (HR.
Muslim dalam Kitab adz-Dzikr wa adDua wa at-Taubah wa alIstighfar [2699])
[4] al-Quran dan Perniagaan Yang
Tidak Akan Merugi
Allah taala berfirman (yang
artinya), Sesungguhnya orang-orang
yang membaca Kitab Allah dan
mendirikan sholat serta menginfakkan
sebagian rizki yang Kami berikan
kepada mereka secara sembunyisembunyi maupun terang-terangan,
mereka berharap akan suatu
perniagaan yang tidak akan merugi.
Supaya Allah sempurnakan balasan
untuk mereka dan Allah tambahkan
keutamaan-Nya kepada mereka.
Sesungguhnya Dia Maha Pengampun
lagi Maha Berterima kasih. (QS.
Fathir: 29-30)
Allah taala berfirman (yang
artinya), Wahai orang-orang yang
beriman maukah Aku tunjukkan
kepada kalian suatu perniagaan yang
akan menyelamatkan kalian dari
siksaan yang sangat pedih. Yaitu

kalian beriman kepada Allah dan


Rasul-Nya, dan kalian pun berjihad di
jalan Allah dengan harta dan jiwa
kalian. Hal itu lebih baik bagi kalian
jika kalian mengetahui. Maka niscaya
Allah akan mengampuni dosa-dosa
kalian dan memasukkan kalian ke
dalam surga-surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai dan tempat
tinggal yang baik di surga-surga and.
Itulah kemenangan yang sangat
besar. Dan juga balasan lain yang
kalian cintai berupa pertolongan dari
Allah dan kemenangan yang dekat.
Maka berikanlah kabar gembira bagi
orang-orang yang beriman. (QS. ashShaff: 10-13)
Allah taala berfirman (yang
artinya), Sesungguhnya Allah telah
membeli dari orang-orang yang
beriman, jiwa dan harta mereka,
bahwasanya mereka kelak akan
mendapatkan surga. Mereka
berperang di jalan Allah sehingga
mereka berhasil membunuh (musuh)
atau justru dibunuh. Itulah janji atasNya yang telah ditetapkan di dalam
Taurat, Injil, dan al-Quran. Dan
siapakah yang lebih memenuhi janji
selain daripada Allah, maka
bergembiralah dengan perjanjian jualbeli yang kalian terikat dengannya.
Itulah kemenangan yang sangat
besar. (QS. at-Taubah: 111)
[5] al-Quran dan Kemuliaan
Sebuah Umat
Dari Amir bin Watsilah, dia
menuturkan bahwa suatu ketika Nafi
bin Abdul Harits bertemu dengan
Umar di Usfan (sebuah wilayah
diantara Mekah dan Madinah, pent).
Pada waktu itu Umar mengangkatnya
sebagai gubernur Mekah. Maka Umar
pun bertanya kepadanya,Siapakah
yang kamu angkat sebagai pemimpin
bagi para penduduk lembah?. Nafi

menjawab, Ibnu Abza. Umar


kembali bertanya, Siapa itu Ibnu
Abza?. Dia menjawab, Salah
seorang bekas budak yang tinggal
bersama kami. Umar
bertanya, Apakah kamu mengangkat
seorang bekas budak untuk
memimpin mereka?. Maka Nafi
menjawab, Dia adalah seorang yang
menghafal Kitab Allah azza wa jalla
dan ahli di bidang
faraidh/waris.Umar pun
berkata, Adapun Nabi kalian
shallallahu alaihi wa sallam memang
telah bersabda, Sesungguhnya Allah
akan mengangkat dengan Kitab ini
sebagian kaum dan dengannya pula
Dia akan menghinakan sebagian
kaum yang lain.. (HR. Muslim
dalam Kitab Sholat al-Musafirin [817])
Dari Utsman bin
Affan radhiyallahuanhu,
Nabi shallallahu alaihi wa
sallam bersabda, Sebaik-baik kalian
adalah yang mempelajari al-Quran
dan mengajarkannya. (HR. Bukhari
dalamKitab Fadhail al-Quran [5027])
[6] al-Quran dan Hasad Yang
Diperbolehkan
Dari Abu Hurairah radhiyallahuanhu,
Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda, Tidak ada hasad
kecuali dalam dua perkara: seorang
lelaki yang diberikan ilmu oleh Allah
tentang al-Quran sehingga dia pun
membacanya sepanjang malam dan
siang maka ada tetangganya yang
mendengar hal itu lalu dia berkata,
Seandainya aku diberikan
sebagaimana apa yang diberikan
kepada si fulan niscaya aku akan
beramal sebagaimana apa yang dia
lakukan. Dan seorang lelaki yang
Allah berikan harta kepadanya maka
dia pun menghabiskan harta itu di
jalan yang benar kemudian ada orang

yang berkata, Seandainya aku


diberikan sebagaimana apa yang
diberikan kepada si fulan niscaya aku
akan beramal sebagaimana apa yang
dia lakukan.. (HR. Bukhari
dalam Kitab Fadhail al-Quran [5026])
[7] al-Quran dan Syafaat
Dari Abu Umamah alBahili radhiyallahuanhu,
Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallambersabda, Bacalah al-Quran!
Sesungguhnya kelak ia akan datang
pada hari kiamat untuk memberikan
syafaat bagi penganutnya. (HR.
Muslim dalam Kitab Sholat alMusafirin [804])
[8] al-Quran dan Pahala Yang
Berlipat-Lipat
Dari Abdullah bin
Masud radhiyallahuanhu,
Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,Barangsiapa yang
membaca satu huruf dalam Kitabullah
maka dia akan mendapatkan satu
kebaikan. Satu kebaikan itu akan
dibalas dengan sepuluh kali lipatnya.
Aku tidak mengatakan bahwa Alif Lam
Mim satu huruf. Akan tetapi Alif satu
huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu
huruf. (HR. Tirmidzi dalam Kitab
Tsawab al-Quran [2910], disahihkan
oleh Syaikh al-Albani)
[9] al-Quran Menentramkan Hati
Allah taala berfirman (yang
artinya), Orang-orang yang beriman
dan hati mereka bisa merasa tentram
dengan mengingat Allah, ketahuilah
bahwa hanya dengan mengingat Allah
maka hati akan merasa tentram. (QS.
ar-Rad: 28). Ibnul
Qayyim rahimahullah menyebutkan
bahwa pendapat terpilih mengenai

makna mengingat Allah di sini adalah


mengingat/merenungkan al-Quran.
Hal itu disebabkan hati manusia tidak
akan bisa merasakan ketentraman
kecuali dengan iman dan keyakinan
yang tertanam di dalam hatinya.
Sementara iman dan keyakinan tidak
bisa diperoleh kecuali dengan
menyerap bimbingan al-Quran
(lihat Tafsir al-Qayyim, hal. 324)
[10] al-Quran dan as-Sunnah
Rujukan Umat
Allah taala berfirman (yang
artinya), Hai orang-orang yang
beriman, taatilah Allah dan taatilah
rasul, dan juga ulil amri di antara
kalian. Kemudian apabila kalian
berselisih tentang sesuatu maka
kembalikanlah kepada Allah dan rasul,
jika kalian benar-benar beriman
kepada Allah dan hari akhir. (QS. anNisaa: 59)
Maimun bin Mihran berkata, Kembali
kepada Allah adalah kembali kepada
Kitab-Nya. Adapun kembali kepada
rasul adalah kembali kepada beliau di
saat beliau masih hidup, atau kembali
kepada Sunnahnya setelah beliau
wafat. (lihat ad-Difa anis Sunnah,
hal. 14)
[11] al-Quran Dijelaskan oleh asSunnah

Allah taala berfirman (yang


artinya), Dan Kami turunkan
kepadamu adz-Dzikr/al-Quran supaya
kamu menjelaskan kepada manusia
apa yang diturunkan kepada mereka
itu, dan mudah-mudahan mereka mau
berpikir. (QS. an-Nahl: 44).
Allah taala berfirman (yang
artinya), Barangsiapa menaati rasul
itu maka sesungguhnya dia telah
menaati Allah. (QS. an-Nisaa: 80).
Allah taala berfirman (yang
artinya), Sungguh telah ada bagi
kalian teladan yang baik pada diri
Rasulullah, yaitu bagi orang yang
mengharapkan Allah dan hari
akhir. (QS. al-Ahzab: 21)
Mak-hul berkata, al-Quran lebih
membutuhkan kepada as-Sunnah
dibandingkan kebutuhan as-Sunnah
kepada al-Quran. (lihat ad-Difa anis
Sunnah, hal. 13). Imam Ahmad
berkata,Sesungguhnya as-Sunnah itu
menafsirkan al-Quran dan
menjelaskannya. (lihat ad-Difa anis
Sunnah, hal. 13)
Wallahu alam bish showab. Wa
shallallahu ala Nabiyyina
Muhammadin wa ala alihi wa shahbihi
wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil
alamin.

Anda mungkin juga menyukai