Anda di halaman 1dari 31

PROSEDUR OPERASIONAL

PERAWATAN LUKA BAKAR


OLEH

KHOYRUNNISA

P3.73.20.3.13.069
KIKI FADILAH

P3.73.20.3.13.070

KELAS IIIB NON REGULER

TUJUAN

Melindungi luka dari trauma mekanik


Mengobati trauma mekanik
Mencegah kontaminasi dari cairan tubuh
Membantu hemostatis
Mengimobilisasi luka
Menghambat/membunuh mikroorganisme
Memberikan rasa aman bagi mental dan fisik pasien
Memberikan lingkungan psikologis yang sesuai untuk
penyembuhan luka
Mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan

TUJUAN
Untuk mengetahui klasifikasi Luka Bakar.
Untuk mengetahui. Manifestasi Klinis Luka
Bakar.
Untuk mengetahui Penatalaksanaan Luka
Bakar.
Untuk mengetahui prosedur kerja pada
perawatan luka bakar

PENGERTIAN
Luka bakar bisa berasal dari berbagai sumber,
dari api, matahari, uap, listrik, bahan kimia, dan
cairan atau benda panas. Luka bakar bisa saja
hanya berupa luka ringan yang diobati sendiri
atau kondisi berat yang mengancam nyawa yang
membutuhkan perawatan medis yang intesif
(PRECISE, 2011)

KLASIFIKASI LUKA BAKAR


1. Berdasarkan penyebab:
Luka bakar karena api
Luka bakar karena air panas
Luka bakar karena bahan kimia
Luka bakar karena listrik
Luka bakar karena radiasi
Luka bakar karena suhu rendah (frost bite)

2. Berdasarkan kedalaman luka bakar:


Luka bakar derajat I
Luka bakar derajat pertama tampak sebagai suatu
daerah yang berwarna kemerahan, terdapat
gelembung gelembung yang ditutupi oleh daerah
putih, epidermis yang tidak mengandung
pembuluh darah dan dibatasi oleh kulit yang
berwarna merah serta hiperemis.
Luka bakar derajat pertama ini
hanya mengenai epidermis dan
biasanya sembuh dalam 5-7
hari, misalnya tersengat
matahari

LUKA BAKAR DERAJAT II


berupa reaksi inflamasi akut disertai proses
eksudasi, melepuh, dasar luka berwarna merah
atau pucat, terletak lebih tinggi di atas permukaan
kulit normal, nyeri karena ujungujung saraf
teriritasi.
1. Derajat II dangkal (superficial)
Luka sembuh dalam waktu 10-14 hari.

2. Derajat II dalam (deep)


Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung
apendises kulit yang tersisa. Biasanya
penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari satu
bulan.

LUKA BAKAR DERAJAT III


Kerusakan meliputi seluruh ketebalan dermis dan
lapisan yang lebih dalam, tidak ada pelepuhan,
kulit berwarna abu-abu atau coklat, kering,
letaknya lebih rendah dibandingkan kulit sekitar
karena koagulasi protein pada lapisan epidermis
dan dermis, tidak timbul rasa nyeri. Penyembuhan
lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan.

A. BERDASARKAN TINGKAT
KESERIUSAN LUKA
A. Luka bakar ringan/minor
1. Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa
Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan
usia lanjut
2. Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala
usia (tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan
perineum.

B. Luka bakar sedang (moderate burn)


1. Luka bakar dengan luas 15 25 % pada dewasa,
dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %
2. Luka bakar dengan luas 10 20 % pada anak
usia < 10 tahun atau dewasa > 40 tahun, dengan
luka bakar derajat III kurang dari 10 %
3. Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak
maupun dewasa yang tidak mengenai muka,
tangan, kaki, dan perineum.

C. LUKA BAKAR BERAT (MAJOR


BURN)
Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah
10 tahun atau di atas usia 50 tahun
Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain
disebutkan pada butir pertama
Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan
perineum
Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi)
tanpa memperhitungkan luas luka bakar
Luka bakar listrik tegangan tinggi
Disertai trauma lainnya
Pasien-pasien dengan resiko tinggi.

MANIFESTASI KLINIK
Untuk mengetahui gambaran klinik tentang luka
bakar (Combustio) maka perlu mempelajari :
1. Luas Luka Bakar
Luas luka bakar dapat ditentukan dengan cara
Role of nine yaitu dengan tubuh dianggap 9 % yang
terjadi antara :
a. Kepala dan leher : 9 %
b. Dada dan perut : 18 %
c. Punggung hingga pantat : 18 %
d. Anggota gerak atas masing-masing : 9 %
e. Anggota gerak bawah masing-masing : 18 %
f. Perineum : 9 %

2. Derajat Luka Bakar


a. Grade I
Jaringan yang rusak hanya
epidermis.
Klinis ada nyeri, warna
kemerahan, kulit kering.
Tes jarum ada hiperalgesia.
Lama sembuh + 7 hari.
Hasil kulit menjadi normal.
b. Grade II
Grade II a
Jaringan yang rusak sebagian
dermis, folikel, rambut, dan
kelenjar keringat utuh.
Rasa nyeri warna merah pada
lesi.
Adanya cairan pada bula.
Waktu sembuh + 7 - 14 hari.

Grade II b
Jaringan yang rusak sampai
dermis, hanya kelenjar
keringan yang utuh.
Eritema, kadang ada
sikatrik.
Waktu sembuh + 14 21 hari.
Grade III
Jaringan yang rusak seluruh
epidermis dan dermis.
Kulit kering, kaku, terlihat
gosong.
Terasa nyeri karena ujung
saraf rusak.
Waktu sembuh lebih dari 21
hari.
Grade IV
Luka bakar yang mengenai
otot bahkan tulang.

PENATALAKSANAAN
Prioritas utama adalah mempertahankan jalan
nafas tetap paten, ventilasi yang efektif dan
mendukung sirkulasi sistemik. Intubasi
endotrakea dilakukan pada pasien yang menderita
luka bakar berat atau kecurigaan adanya jejas
inhalasi atau luka bakar di jalan nafas atas.
Intubasi dapat tidak dilakukan bila telah terjadi
edema luka bakar atau pemberian cairan
resusitasi yang terlampau banyak. Pada pasien
luka bakar, intubasi orotrakea dan nasotrakea
lebih dipilih daripada trakeostomi.

setelah mempertahankan ABC, prioritas


berikutnya adalah mendiagnosis dan menata
laksana jejas lain (trauma tumpul atau tajam)
yang mengancam nyawa. Riwayat terjadinya luka
bermanfaat untuk mencari trauma terkait dan
kemungkinan adanya jejas inhalasi. Informasi
riwayat penyakit dahulu, penggunaan obat, dan
alergi juga penting dalam evaluasi awal.
Pakaian pasien dibuka semua, semua
permukaan tubuh dinilai. Pemeriksaan radiologik
pada tulang belakang servikal, pelvis, dan torak
dapat membantu mengevaluasi adanya
kemungkinan trauma tumpul.

Setelah mengeksklusi jejas signifikan lainnya, luka


bakar dievaluasi. Terlepas dari luasnya area jejas, dua
hal yang harus dilakukan sebelum dilakukan transfer
pasien adalah mempertahankan ventilasi adekuat, dan
jika diindikasikan, melepas dari eskar yang
mengkonstriksi.
1. resusitasi luka bakar
a. Tatalaksana resusitasi jalan nafas:
1. Intubasi
Tujuan intubasi mempertahankan jalan nafas dan
sebagai fasilitas pemelliharaan jalan nafas.

2. Krikotiroidotomi
Bertujuan sama dengan intubasi hanya saja
dianggap terlalu agresif dan menimbulkan
morbiditas lebih besar dibanding intubasi.
3. Pemberian oksigen 100%
Bertujuan untuk menyediakan kebutuhan
oksigen jika terdapat patologi jalan nafas yang
menghalangi suplai oksigen.
4. Perawatan jalan nafas
5. Penghisapan sekret (secara berkala)

6. Pemberian terapi inhalasi


Bertujuan mengupayakan suasana udara yang
lebih baik didalam lumen jalan nafas dan
mencairkan sekret kental sehingga mudah
dikeluarkan.
7.Bilasan bronkoalveolar
8. Perawatan rehabilitatif untuk respirasi
9. Eskarotomi pada dinding torak yang bertujuan
untuk memperbaiki kompliansi paru

b. Tatalaksana resusitasi cairan


Resusitasi cairan diberikan dengan tujuan
preservasi perfusi yang adekuat dan seimbang di
seluruh pembuluh darah vaskular regional,
sehingga iskemia jaringan tidak terjadi pada setiap
organ sistemik.

Resusitasi cairan dilakukan dengan


memberikan cairan pengganti. Ada beberapa cara
untuk menghitung kebutuhan cairan ini:
1). Cara Evans
a. Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL NaCl
per 24 jam
b. Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL
plasma per 24 jam
c. 2.000 cc glukosa 5% per 24 jam
Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8
jam pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam
berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah
jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga
diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.

2) Cara Baxter
Luas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 mL
Separuh dari jumlah cairan diberikan dalam 8
jam pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam
berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah
jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga
diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.

c. Resusitasi nutrisi
Nutrisi yang diberikan sebaiknya mengandung
10-15% protein, 50-60% karbohidrat dan 25-30%
lemak. Pemberian nutrisi sejak awal ini dapat
meningkatkan fungsi kekebalan tubuh dan
mencegah terjadinya atrofi vili u

PERSIAPAN
Satu set peralatan luka/packing set (pinset anatomi,
pinset chirurgis, gunting hecting, kom kecil 2 buah,
kassa steril)
Pengalas
Obat-obatan yang di perlukan : sukralfat, tulle yang
mengandung clorhexidine
Sepasang sarung tangan
Plester dan gunting
Perban gulung
Nacl 0,9%
Spuit 3cc 1 buah
Larutan desinfektan pada tempatnya
Kantong sampah medis

PROSEDUR KERJA
1.

2.

Tahap Pra-Interaksi
a. baca catatan keperawatan untuk rencana
perawatan luka
b. Cuci tangan
c. Siapkan Alat-alat
Tahap Orientasi
a. Berikan salam, panggil pasien dengan
namanya.
b. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya
tindakan pasien dan keluarga

PROSEDUR KERJA
3.

Tahap Kerja
a. Berikan kesempatan pasien untuk bertanya
b. Pertahankan privasi pasien selama tindakan
c. Atur posisi, beri pengalas
d. Cuci tangan
e. Buka alat-alat steril dan pertahankan agar
tidak terkontaminasi
f. Gunakan sarung tangan
g. Lepasan balutan menggunakan sarung
tangan/pinset
h. Kaji kondisi luka pasien

PROSEDUR KERJA
i. Bersihkan luka sesuai kondisi luka tetap steril
dengan mempergunakan kasa basah yang diisi NaCl 0,9%
j. Bersihkan jaringan nekrose atau yang lepas dengan
menggunakan gunting
k. Apabila terdapat bulla, sedot menggunakan spuit. Bulla
tidak boleh di pecahkan
l. Berikan tulle yang telah dicampur dengan sukralfat
pada luka lalu tutup dengan kasa lembab yang diisi NaCl
0,9% kemudian tutup kembali luka dengan menggunakan
kasa kering

PROSEDUR KERJA
m. Balut luka mempergunakan perban gulung
dari arah distal ke proksimal
n. Buka sarung tangan
o. Fiksasi perban dengan plester
p. Rapikan pasien seperti semula
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi perasaan pasien
b. simpulkan hasil kegiatan
c. Akhiri bersihkan alat-alat
d. Cuci Tangan

PROSEDUR KERJA
5. Dokumentasi
a. catat waktu perawatan luka bakar, kondisi
luka, cara perawatan.

KESIMPULAN
Prioritas utama adalah mempertahankan jalan nafas
tetap paten, ventilasi yang efektif dan mendukung
sirkulasi sistemik. Intubasi endotrakea dilakukan pada
pasien yang menderita luka bakar berat atau kecurigaan
adanya jejas inhalasi atau luka bakar di jalan nafas atas.
Intubasi dapat tidak dilakukan bila telah terjadi edema
luka bakar atau pemberian cairan resusitasi yang
terlampau banyak. Pada pasien luka bakar, intubasi
orotrakea
trakeostomi

dan

nasotrakea

lebih

dipilih

daripada

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai