Anda di halaman 1dari 38

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas segala nikmat dan karunia-Nyalah, penulis dapat
menyelesaikan Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III ini. Laporan aktualisasi ini merupakan hasil dari
proses implementasi nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN), yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) dalam
kehidupan pekerjaan dan profesi penulis sebagai ASN selama periode off-campus
Diklat Prajabatan Golongan III. Dalam penyusunan laporan aktualisasi ini, penulis
mendapat bantuan yang sangat besar dari berbagai pihak. Maka, melalui
kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Drs. H. Muh. Suruji, sebagai Kepala Badan Kepegawaian Daerah dan
Pendidikan Pelatihan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
2. Bapak-Bapak Pelatih Prajabatan Golongan III Angkatan I.
3. Bapak Drs. H. Muhamad, M.Si. sebagai pembimbing (coach) yang telah
mengarahkan, membimbing, dan memberi nasihat dan wawasan baru kepada
penulis
4. dr. Made Yoga Putra S, M.Sc, Sp. A, sebagai Mentor, yang telah mengarahkan
dan memberi motivasi selama proses implementasi kegiatan yang dilaksanakan
di Rumah Sakit Umum Daerah Asy-Syifa Kab. Sumbawa Barat.
5. Seluruh rekan-rekan peserta prajabatan Golongan III Angkatan I tahun 2015 yang
merupakan teman senasib dan seperjuangan yang selalu memberi semangat dan
motivasi pada penulis.
i

6. Penyelenggara diklat, yang telah memberikan fasilitas sarana dan prasarana


kepada penulis,
7. Para Widya Iswara yang

telah memberi materi dan memperluas wawasan

penulis.
8. Orang tua, istri, dan seluruh keluarga dan kerabat penulis yang senantiasa
memberikan dukungan baik moril maupun materiil selama penulis mengikuti
kegiatan Prajabatan.
9. Dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan aktualisasi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun pada
laporan ini, agar dapat menjadi bahan evaluasi di masa depan. Penulis berharap
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak, bagi Kab Sumbawa Barat
pada umumnya, dan bagi penulis pada khususnya.

Mataram, 23 September 2015

Penulis
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Klasifikasi staf berdasarkan status kepegawaian Rumah sakit umum daerah
sumbawa barat Tahun 2012 2014 .........................................11
Tabel 2. Klasifikasi Sumber Daya Manusia Berdasarkan Jenis Ketenagaan Rumah
Sakit Umum Daerah Sumbawa Barat Tahun 2012 2014 ................................12
ii

Tabel 3. Gambaran Umum Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah


Sumbawa Barat Tahun 2012 2014 ...................13
Tabel 4. Gambaran Umum Tenaga Non Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah
Sumbawa Barat Tahun 2012 2014 ..............................15
Tabel 5. Gambaran Umum Tenaga Eselon Rumah Sakit Umum Daerah Sumbawa
Barat Tahun 2012 2014 ....................................18
Tabel 6. Melakukan laporan kepada Mentor mengenai rencana pelaksanaan kegiatan
audit medis...................................................................................................22
Tabel 7. Melakukan konsultasi dengan Mentor mengenai waktu pelaksanaan
kegiatan dan pemilihan topik kasus...........................................................................23
Tabel 8. Merancang dan mensosialisasikan SOP kegiatan audit medis...................24
Tabel 9. Mengumpulkan data dan menyusun laporan kasus.....................................25
Tabel 10. Melaksanakan kegiatan audit medis sesuai waktu yang disepakati..........26
Tabel

11.

Membandingkan

standar/kriteria

dengan

pelaksanaan

pelayanan,

Melakukan analisa pelaksanaan yang tidak sesuai standar dan kriteria, dan
Merancang tindakan korektif sebagai output dan tindak lanjut dari hasil audit
medis..........................................................................................................................27
Tabel 12. Melaporkan hasil kegiatan audit medis yang telah dilakukan kepada
Mentor........................................................................................................................28

iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................i
Daftar Tabel........................................ ........................................................................iii
Daftar Isi........................................ ........................................ .....................................v
BAB I Pendahuluan........................................ .............................................................1
iv

A. Latar Belakang........................................ ...................................................1


B. Tujuan Aktualisasi........................................ ...............................................3
C. Batasan bahasan / Ruang Lingkup..............................................................4
BAB II Deskripsi Organisasi........................................ ................................................5
A. Struktur Organisasi........................................ .............................................5
B. Visi dan Misi........................................ ........................................................8
C. Tugas dan Fungsi........................................ ...............................................8
D. Data Kepegawaian........................................ ............................................11
BAB III Aktualisasi........................................ ..............................................................18
A. Nilai nilai Dasar ASN........................................ ..........................................18
B. Kegiatan Aktualisasi........................................ ...........................................22
BAB IV Capaian Aktualisasi........................................ ...............................................30
A. Capaian Kegiatan........................................ ..............................................30
B. Analisis Dampak Aktualisasi.......................................................................33
C. Kontribusi Hasil Kegiatan............................................................................33

BAB V PENUTUP ........................................ .............................................................34


A. Kesimpulan........................................ ........................................................34
B. Saran........................................ .................................................................35
Daftar Pustaka........................................ ...................................................................37

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
vi

pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh


pejabat Pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan, memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas dan
mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
Setelah disahkannya Undang-Undang (UU) ASN aparatur Negara memiliki
kekuatan dan kemampuan professional kelas dunia berintegritas tinggi non
parsial dalam melaksanakan tugas, berbudaya kerja tinggi non parsial, dan
kesejahteraan tinggi, serta dipercaya publik dengan dukungan SDM.
Peraturan baru tentang ASN tertuang dalam UU No.5 Tahun 2014 sudah
secara implisit menghendaki bahwa ASN yang umum disebut sebagai birokrat
bukan sekedar merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah
profesi pelayanan publik. Maka dari itu sebagai ASN perlu membuat rancangan
aktualisasi khususnya di pelayanan bidang kesehatan yang dilaksanakan di
Rumah Sakit.
Pelayanan publik yang dilakukan ASN, dalam hal ini di bidang kesehatan
sering mendapat sorotan publik, terutama tentang kualitas pelayanan yang
kurang memuaskan. Seiring dengan peningkatan ilmu pengetahuan dan
teknologi, kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan
kesehatan semakin meningkat. Baik pelayanan yang bersifat preventif, promotif,
kuratif, maupun rehabilitatif. Hal ini menunjukkan bahwa pandangan masyarakat
terhadap kesehatan telah semakin meningkat terutama pada kesehatan umum
masyarakat yang mana hal tersebut berdampak pada tercapainya derajat
kesehatan yang optimal.
vii

Maka dari itu perlu dilakukan berbagai bentuk upaya peningkatan mutu
pelayanan kesehatan khususnya di RS. Salah satunya adalah dengan secara
rutin melaksanakan evaluasi dan perbaikan pelayanan. Beberapa cara
pengukuran mutu yang dapat diterapkan adalah menggunakan indikator klinis,
dan audit medis. Indikator klinis yang sering digunakan di rumah sakit adalah
waktu respon, infeksi terkait pemasangan infus, infeksi luka operasi, angka
kejadian dekubitus dan kematian ibu akibat perdarahan. Angka-angka indikator
ini diukur dari waktu ke waktu dengan metode yang baku dan dikembangkan
akurasinya.
Sedangkan audit medis merupakan proses evaluasi mutu pelayanan medis
melalui telaah rekam medis oleh profesi medis sendiri. Tujuan dilakukan audit
medis adalah pelayanan medis prima yang bersumber pada evaluasi mutu
pelayanan,

penerapan

standar,

dan

perbaikan

pelayanan

berdasarkan

kebutuhan pasien dan standar yang telah ada. Audit medis di Indonesia diatur
oleh Keputusan Menteri Kesehatan no. 496 tahun 2005. Pembahasan kasus
kematian, bedah kasus sulit, kasus langka, dan lain-lain adalah bentuk audit
medis yang paling sederhana. Proses inti dari audit medis adalah menetapkan
kasus yang akan diaudit, mengumpulkan berkas kasus tersebut, dan
membandingkan pelayanan medis yang diberikan dengan standar, untuk
selanjutnya mengambil tindakan korektif. Audit medis dapat dilakukan mulai dari
kelompok staf medis (organisasi dokter dengan kemampuan atau kompetensi
klinis yang sama) sampai ke tingkat komite medik rumah sakit yang
bersangkutan.
viii

Karena itu, untuk meningkatkan mutu pelayanan di RSUD Asy-Syifa


Kabupaten Sumbawa Barat ini, dirasa perlu untuk dilakukan kegiatan audit
medis, sebagai bentuk evaluasi atas pelayanan yang sudah diberikan, yang
nantinya proses persiapan dan pelaksanaan kegiatan ini akan didasari oleh
nilai-nilai dasar ANEKA yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.

Akuntabilitas
Nasionalisme
Etika Publik
Komitmen Mutu
Anti Korupsi

B. Tujuan Aktualisasi
1. Tujuan Umum
a. Nilai dasar profesi ASN berperan penting dalam menuntun peserta diklat
menjadi pelayan masyarakat yang professional.
b. Nilai dasar profesi ASN akan membantu pencapaian tujuan berbangsa dan
bernegara

sehingga tujuan-tujuan pembangunan dapat dicapai dengan

mudah.
2. Tujuan Khusus
a. Peserta diklat diharapkan mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar

profesi ASN yang terdiri dari akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,


komitmen mutu dan anti korupsi di RSUD Asy-Syifa Sumbawa Barat.
b. Peserta diklat mampu menganalisis hambatan dan pemecahan ketika

mengimplementasikan nilai dasar profesi yang terdiri dari akuntabilitas,


nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi.
ix

C.

Batasan Bahasan / Ruang Lingkup


Sesuai dengan poin-poin dalam misi RSUD KSB yakni Menyiapkan SDM
yang mencukupi dalam jumlah, jenis, kompeten dan profesi, Mengembangkan
pelayanan unggulan, dan Handal dalam pengetahuan dan skill sebagai jaminan
mutu pelayanan, Maka dari itu perlu dilakukan berbagai bentuk upaya
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di RS. Salah satunya adalah dengan
secara rutin melaksanakan evaluasi pelayanan melalui audit medis yang
dilaksanakan berdasarkan nilai-nilai dasar ANEKA.

BAB II
DESKRIPSI ORGANISASI

A. STRUKTUR ORGANISASI
Sebagai institusi pelayanan kesehatan, RSUD Sumbawa Barat berdiri
sebagai Rumah Sakit Kelas D oleh Bupati Sumbawa Barat melalui Peraturan
Bupati Sumbawa Barat Nomor 38 Tahun 2011 yang ditandatangani pada
tanggal 17 November 2011, kemudian ditindaklanjuti dengan terbitnya Nomor
Registrasi RSUD Kabupaten Sumbawa Barat dari kementerian Kesehatan RI
dengan Nomor Registrasi 5207002S. Kemudian pada bulan Juli 2015 Rumah
x

Sakit Umum Daerah Sumbawa Barat berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 26


Tahun 2015 dan Surat Keputusan Bupati Nomor 934 Tahun 2015 berganti
nama menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Asy-Syifa dengan klasifikasi C.
Bentuk organisasi rumah sakit umum daerah kabupaten sumbawa barat
adalah organisasi lini dimana peranan pimpinan sangat dominan. Segala
kendali berada di tangan pimpinan, serta dalam melaksanan kegiatan, yang
diutamakan ialah wewenang dan perintah. Dalam organisasi lini, pembagian
tugas serta wewenang terdapat perbedaan yang nyata antara satuan
organisasi pimpinan dengan satuan organisasi pelaksana.
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah AsySyifa Sumbawa Barat terdiri dari :
1) Direktur Utama;
2) Subbagian Tata Usaha;
3) Seksi Pelayanan Medik;
4) Seksi Penunjang Medik;
5) Satuan pengawas Intern;
6) Komite medis, komite paramedic dan komite farmasi;
7) Instalasi;
8) Kelompok jabatan fungsional.

xi

xii

STRUKTUR ORGANISASI
RSUD ASY-SYIFA SUMBAWA BARAT

Direktur

Komite Medik

Komite paramedis
Sub bagian
Tata Usaha

Satuan Pengawas
Internal

Seksi Pelayanan

Seksi Penunjang

Medik

Medik

Staf Medis
Fungsional
IGD

Instalasi

Kelompok Jabatan
Fungsional

Ka. instalasi

Ka. ruangan

Tenaga Medis

dr. Raditya Rachman Landapa

B. VISI DAN MISI


1. Visi
Adapun Visi dari Rumah Sakit Umum Daerah Asy-Syifa Sumbawa Barat
yaitu Sebagai Pusat Rujukan Bersuasana Nyaman, Terjangkau, Bermutu
2.

dan Memiliki Keunggulan .


Misi
1. Menyiapkan sumber daya manusia rumah sakit yang mencukupi
dalam jumlah dan jenis, kompeten dan profesional.
2. Menyediakan sarana prasarana rumah sakit

yang

memadai,

berkualitas dan berupaya mengikuti teknologi terkini.


3. Memberikan pelayanan sesuai kebutuhan, memperhatikan aspek
kenyamanan dan bertanggung jawab.
4. Menciptakan budaya kerja yang empati, cekatan, reponsif, senantiasa
belajar dan menjunjung tinggi silaturrahmi dan kemanusiaan.
5. Menjalin kerjasama dan kemitraan dengan semua pihak terkait dalam
penyelenggaraan dan pengembangan rumah sakit dalam rangka
mewujudkan pelayanan bermutu dan kepuasan pelanggan.
6. Mengembangkan pelayanan unggulan secara bertahap disesuaikan
dengan peluang, kebutuhan masyarakat dan potensi sumber daya
yang dimiliki.
C. TUGAS DAN FUNGSI
Kedudukan RSUD Asy-Syifa Sumbawa Barat adalah Unsur
Penunjang Penyelenggaraan Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat
setingkat

dengan

Satuan

kerja

Perangkat

Daerah

(SKPD)

yang

menyelenggarakan sebagian urusan di bidang pelayanan kesehatan.


RSUD Asy-Syifa Sumbawa Barat dipimpin oleh seorang kepala yang
disebut Direktur yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati Kabupaten Sumbawa Barat melalui Sekretaris Daerah.
1. Tugas Pokok dan Fungsi RSUD Asy-Syifa Sumbawa Barat
a. Tugas Pokok

RSUD

Asy-Syifa

Sumbawa

Barat

mempunyai

tugas

pokok

melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil


guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya pengobatan dan
pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.
b. Fungsi
Untuk melaksanakan tugas tersebut Badan Pengelolaan RSUD Asya.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

Syifa Sumbawa Barat mempunyai fungsi sebagai berikut :


Penyusunan perencanaan bidang pelayanan kesehatan
Perumusan kebijakan teknis bidang pelayanan kesehatan
Penyelenggaraan pelayanan medik
Penyelenggaraan pelayanan penunjang medik dan non medik
Penyelenggraan pelayanan medis
Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis dan non medis
Peyelenggraan pelayanan dan asuhan keperawatan
Penyelenggraan rujukan
Penyelenggaraan pendidikan kebidanan dan penyakit kandungan
Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas

dan fungsinya.
2. Tugas dan Fungsi Komite Medik dan Paramedik
Komite Medis dan Para Medis mempunyai fungsi dan tugas sebagai
berikut :
a)

Komite Medis dibentuk untuk membantu Direktur dalam


menyusun

standart

pelayanan

medis,

melaksanakan

pemantauan dan evaluasi, melaksanakan pembinaan etika


profesi, mengatur kewenangan profesi anggota staf medis
fungsional dan mengembangkan program pelayanan.
b) Komite Para Medis di bentuk untuk membantu direktur dalam
menyusun standart pelayanan, pembinaan asuhan keperawatan,
kebidanan, paramedis lainnya, dan melaksanakan pembinaan
etika profesi, kewenangan ptofesi dan pengembangan progran
pelayanan keperawatan, kebidanan, para medis lainnya.

c) Komite Medis dan Komite Para Medis masing-masing dipimpin


oleh seorang ketua yang dipilih dari dan oleh anggotanya, yang
ditetapkan dengan keputusan direktur.

D. DATA KEPEGAWAIAN
Kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sesuai dan bermutu
di organisasi manapun termasuk rumah sakit sangat diperlukan. SDM yang
yang dimaksud adalah direksi beserta stafnya. Berdasarkan hasil evaluasi
jumlah tenaga / Sumber Daya Manusia yang ada di RSUD Asy-Syifa
Sumbawa Barat pada tahun 2014 total keseluruhannya berjumlah 310 orang
yang sudah terinci pada tabel 2.1 di bawah:
Tabel 1.
Klasifikasi Staf Berdasarkan Status Kepegawaian
Rumah Sakit Umum Daerah Sumbawa Barat
Tahun 2012 - 2014

Status
No

2012

2013

2014

ASN/CASN

169

162

194

Non ASN

67

89

116

4
14
35

5
17
37

6
15
36

11

35

Kepegawaian
1.
2.

Jumlah (orang)

Tenaga PTT
Tenaga Kontrak Daerah
Tenaga Sukarela
Daerah

Ket

Tenaga Kontrak Rumah


Sakit
Tenaga Honor
Total

19

24

236

251

310

Berdasarkan Tabel 1 di atas, jumlah tenaga RSUD Sumbawa Barat


berdasarkan status kepegawaian dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014
mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 2012 sebanyak 250 orang, tahun
2013 sebanyak 251 orang dan tahun 2014 sebanyak 310 orang.
Untuk pembagian sumber daya manusia berdasarkan

jenis

ketenagaannya dapat dilihat pada tabel 2.2.


Tabel 2.
Klasifikasi Sumber Daya Manusia Berdasarkan Jenis Ketenagaan
Rumah Sakit Umum Daerah Sumbawa Barat
Tahun 2012 - 2014

Jumlah
No

Jenis Ketenagaan

Keterangan
2012

2013

2014

Tenaga Kesehatan

205

211

258

Tenaga Non Kesehatan

27

36

48

Eselon

236

251

310

Jumlah

Berdasarkan Tabel 2.2 di atas, jumlah tenaga kesehatan RSUD


Sumbawa Barat sejak berdirinya pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2014
mengalami peningkatan yaitu 205 orang pada tahun 2012, meningkat menjadi

211 orang pada tahun 2013 dan meningkat lagi menjadi 258 orang pada tahun
2014.
Penambahan jumlah sumber daya manusia juga terjadi pada tenaga
non kesehatan, yaitu 27 orang pada tahun 2012 meningkat menjadi 36 orang
di tahun 2013 dan meningkat lagi menjadi 48 orang di tahun 2014. Sedangkan
untuk tenaga eselon tidak mengalami perubahan.
Rincian tenaga kesehatan RSUD Sumbawa Barat dari tahun 2012
sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 2.3 di bawah ini.

Tabel 3.
Gambaran Umum Tenaga Kesehatan
Rumah Sakit Umum Daerah Sumbawa Barat
Tahun 2012 - 2014

Jumlah
No

Jenis Ketenagaan

2012

2013

2014

Keterangan
Dokter
Spesialis,

Tenaga Medis

13

15

21
Dokter Umum,
Dokter Gigi.
Perawat

Tenaga Keperawatan

147

145

180
Bidan
Apoteker,

Tenaga Kefarmasian

10

13

Asisten
Apoteker

Tenaga Kesehatan

13

16

14

dan

Masyarakat
5

Tenaga Gizi

Tenaga Keterapian
6
Fisik
Radiografer,
Elektromedis,
Tenaga Keteknisian
7

Analis
14

16

20

Medis

Kesehatan,
Perekam
Medis
Jumlah

205

211

258

Berdasarkan tabel 3. di atas, jumlah tenaga kesehatan RSUD


Sumbawa Barat sebanyak 205 orang pada tahun 2012, meningkat menjadi
2011 orang pada tahun 2013 dan meningkat lagi menjadi 258 orang di tahun
2014. Adapun rincian tenaga kesehatan RSUD Sumbawa Barat sampai
dengan tahun 2014 terdiri dari 21 orang tenaga medis (5 dokter spesialis
(spesialis dalam, spesialis anak, spesialis bedah, spesialis kandungan dan
spesialis anestesi), 14 dokter umum dan 2 dokter gigi.
Tenaga keperawatan sebanyak 180 orang yang terbagi menjadi 136
orang tenaga perawat dan 44 orang tenaga bidan. Tenaga kefarmasian
sebanyak 13 orang yang terdiri dari 6 apoteker dan 7 asisten apoteker. Tenaga
kesehatan masyarakat sebanyak 14 orang, terdiri dari 9 orang administrator
kesehatan dan 5 orang sanitarian. Tenaga gizi sebanyak 6 orang. Tenaga
keterapian fisik 4 orang dan tenaga keteknisian medis sebanyak 20 orang

dengan rincian 7 orang radiographer, 1 orang tenaga elektromedis, 7 orang


tenaga analis kesehatan dan 5 orang tenaga perekam medis.

Tabel 4.
Gambaran Umum Tenaga Non Kesehatan
Rumah Sakit Umum Daerah Sumbawa Barat
Tahun 2012 - 2014

No

Jenis Ketenagaan

Jumlah
2012

2013

2014

Bendahara Penerimaan

Bendahara Pengeluaran

Bendahara Barang

Pengadministrasi Keuangan

Pengadministrasi Umum

Pengadministrasi Barang

Operator Mesin Absensi

Pemelihara Gedung (Staf


8
Rumah Tangga)
9

Petugas Loket

10

Pramusaji

11

Juru Masak

12

Sopir

13

Security

14

Petugas Kebun

15

Binatu RS (Petugas Laundry)

Ket

Petugas Kebersihan (Cleaning


16
Service)

10

Pengadministrasi Ruangan
17
(Apotik)
Pengadministrasi Perbekalan
18
Kesehatan
19

Pendistribusi Surat (Caraka)

20

Sekretaris Direktur

27

36

48

Jumlah

Tabel 5.
Gambaran Umum Tenaga Eselon
Rumah Sakit Umum Daerah Sumbawa Barat
Tahun 2012 - 2014

No

Jenis Ketenagaan
1

Direktur

Tahun
2012

2013

2014

Ket

Kasubbag Tata
2
Usaha
Kepala Seksi
3
Pelayanan Medis
Kepala Seksi
4
Penunjang Medis
Jumlah

Tenaga Eselon merupakan tenaga yang menempati jabatan struktural di lingkup


RSUD Sumbawa Barat. Tenaga eselon RSUD Sumbawa Barat sebanyak 4 orang
seperti yang terlihat pada table 5 di atas.

BAB III
AKTUALISASI

A. NILAI NILAI DASAR ASN


Profesi dokter umum yang juga berperan sebagai pegawai Aparatur
Sipil Negara (ASN) dituntut untuk bersikap profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi
dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik sesuai
dengan Pancasila dan UUD 1945. Sebagai profesi dokter umum ASN juga
harus dapat melandaskan sikap dan perilakunya terhadap nilai nilai
dasar, kode etik dan kode perilaku, memiliki komitmen, integritas moral, dan
tanggung jawab pada pelayanan publik, kompetensi yang diperlukan sesuai
dengan

bidang

tugasnya,

memiliki

kualifikasi

akademik,

jaminan

perlindungan hukum dan profesionalitas jabatan. Untuk dapat membentuk


sosok ASN profesional seperti tersebut di atas perlu dilaksanakan
pembinaan melalui jalur Pendidikan dan Pelatihan (Diklat). Metode
pembelajaran Diklat pun semakin disesuaikan dengan perkembangan
zaman.
Telah tertuang dalam peraturan Kepala Lembaga Administrasi
Negara no. 38 tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan
dan Pelatihan Prajabatan CASN Golongan III pola baru, peserta diklat

dituntut untuk mampu menginternalisasikan nilai-nilai dasar profesi dengan


cara mengalaminya sendiri dalam penerapan dan melakukan aktualisasi
pada unit kerja nya masing-masing, sehingga peserta dapat merasakan
manfaat langsung dari materi yang telah didapatkan selama pendidikan.
Nilai- nilai tersebut diantaranya:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Akuntabilitas
merupakan sebuah hubungan yang bertanggung jawab antara kedua belah
pihak, berorientasi pada hasil, membutuhkan adanya laporan, memerlukan
konsekuensi dan memperbaiki kinerja.
Adapun nilai-nilai dasar untuk menciptakan Aparatur Sipil Negara yang
memiliki akuntabilitas antara lain kepemimpinan, transparasi, integritas,
tanggaung jawab (responsibiltas), keadilan, kepercayaan, keseimbangan,
kejelasan, konsistensi.

2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap
bangsa dan negara dan sekaligus menghormati bangsa lain. Nilai - nilai
nasionalisme pancasila bagi Aparatur Sipil Negara :
a. Nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa bagi Aparatur Sipil Negara dalam
menjalankan tugasnya.
b. Nilai-nilai kemanusiaan bagi Aparatur Sipil Negara dalam menjalankan
tugasnya.
c. Nilai-nilai persatuan Indonesia bagi Aparatur Sipil Negara dalam
menjalankan tugasnya.

d. Nilai-nilai

kerakyatan

dalam

hikmat

kebijaksanaan

dalam

permusyarawatan perwakilan bagi Aparatur Sipil Negara dalam


menjalankan tugasnya.
e. Nilai-nilai keadilan social bagi Aparatur Sipil Negara dalam menjalankan
tugasnya.
3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk,

benar/salah

perilaku,

tindakan

dan

keputusan

untuk

mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab


pelayanan publik. Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum
dalam Undang-Undang Aparatur Sipil Negara adalah sebagai berikut :
a.
Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila
b.
Setia dan mempertahan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Republik Indonesia.
Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak.
Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
Memelihara dan menjujung tinggi standar etika luhur.
Mempertanggungjawabkan tidakan dan kinerjanya kepada publik.
Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program

i.

pemerintah.
Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,

j.
k.
l.

tepat, akurat, berdaya guna, barhasil guna dan santun.


Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
Meningkatkan efektivitas sistem pemerintah yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja dan dapat dijadikan sebagai alat pembeda
atau pembanding dengan produk/jasa sejenis lainnya. Sepuluh (10) ukuran
dalam menilai mutu pelayanan :
a. Tangiable (nyata/berwujud)

b. Reliability (kehandalan)
c. Responsiveness (cepat tanggap)
d. Competence (kompetensi)
e. Access (kemudahan)
f. Courtesy (Keramahan)
g. Communication (komunikasi)
h. Credibility (Kepercayaan)
i. Security (Keamanan)
j. Understanding the customer (pemahaman pelanggan)
5. Anti Korupsi
Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan normanorma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan Negara
atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Tindak
pidana korupsi yang terdiri dari kerugian negara, suap-menyuap,
pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan
kepentingan dalam pengadaan dan grativikasi. Adapun Sembilan (9) nilai
anti korupsi sebagai berikut Jujur, Peduli, Mandiri, Disiplin, Tanggung
Jawab, Kerja keras, Sederhana, Berani dan Adil.
B. KEGIATAN AKTUALISASI
Pelaksanaan Aktualisasi nilai- nilai dasar profesi ASN dilakukan
dalam rentang waktu 13 hari, mulai dari tanggal 11 23 September 2015.
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi dijelaskan pada tabel di bawah ini:

Tabel 6. Melakukan laporan kepada Mentor mengenai rencana


kegiatan audit medis.
Tahapan

Melakukan laporan kepada Mentor mengenai rencana

Kegiatan
kegiatan audit medis.
Tanggal
11 13 September 2015
Lampiran
Foto Kegiatan
Dalam melakukan pelaporan terhadap mentor, saya akan menerapkan

nilai-nilai dasar profesi ASN yakni ANEKA. Tujuan kegiatan laporan ini
adalah untuk menyampaikan apa yang saya dapat selama kegiatan on
campus untuk bisa membentuk kesepahaman dengan mentor mengenai
rencana kegiatan aktualisasi saya selama di tempat bertugas.
Saya melaporkan sesuai dengan pedoman yang saya dapat selama
kegiatan on campus, dan berdasarkan buku aktualisasi jadi laporan saya
bisa dipertanggungjawabkan.
Saya juga melaporkan dengan penuh sopan santun, dengan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, serta memilih waktu yang tepat dan tidak
mengganggu jam kerja serta kegiatan Mentor saya di tempat kerja.
Penyampaian laporan saya lakukan dengan efektif dan efisien sehingga
tepat waktu dan guna, serta tidak menimbulkan kesalahpahaman.
Tabel 7. Konsultasi dengan Mentor mengenai waktu pelaksanaan kegiatan
dan pemilihan topik kasus
Tahapan

Melakukan konsultasi dengan Mentor mengenai waktu

Kegiatan
pelaksanaan kegiatan dan pemilihan topik kasus
Tanggal
14-16 September 2015
Lampiran
Foto Kegiatan
Dalam melaksanakan kegiatan rapat staf dengan kasie pelayanan medik,
saya menggabungkan nilai-nilai dasar profesi ASN (ANEKA).
Tujuan kegiatan ini adalah agar waktu pelaksanaan kegiatan bisa sesuai
dengan target dan tidak mengganggu aktivitas RS, serta untuk bisa
menentukan kasus apa yang tepat untuk dibahas dalam kegiatan audit
medis.
Dalam menentukan waktu dan topik kasus, saya mendiskusikan dengan
cermat dan teliti, sesuai dengan kondisi RS, sehingga pemilihan waktu

dan topik ini bisa dipertanggungjawabkan serta sesuai dengan target


yang ditetapkan.
Selama berkonsultasi, saya bersikap sopan dan santun penuh etika, serta
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Konsultasi saya lakukan dengan efektif dan efisien, sehingga bisa
menghemat waktu, dan menghasilkan kesepahaman dengan mentor.
Dalam menentukan topik yang dibahas, saya tidak terpengaruh oleh
pihak manapun, atau kepentingan pihak tertentu yang dapat mengurangi
kualitas waktu dan kasus yang dipilih.
Tabel 8. Merancang dan mensosialisasikan SOP kegiatan audit medis
Tahapan

Merancang dan mensosialisasikan SOP kegiatan audit medis

Kegiatan
Tanggal
16-22 September 2015
Lampiran
SOP Audit Medis, Daftar Absen, dan Foto Kegiatan
Dalam melaksanakan tahapan kegiatan rapat koordinasi dan sosialisasi ini
saya menggabungkan nilai-nilai dasar profesi ASN (ANEKA). Proses
merancang SOP ini saya lakukan dengan mencari referensi, dan melaukan
konsultasi dengan mentor, ketua komite medis, dan kasie penunjang medis
selaku penangggung jawab pelayanan medik di RS Asy-Syifa KSB.
Perancangan SOP ini saya lakukan sesuai dengan referensi yang ada yakni
Permenkes

yang

sesuai

sehingga

isi

SOP

Audit

medis

ini

bisa

dipertanggungjawabkan.
Selama berkonsultasi, saya bersikap sopan dan santun penuh etika, serta
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Konsultasi saya lakukan dengan efektif dan efisien, sehingga bisa menghemat
waktu, dan kualitas penyampaiannya bisa maksimal.

Setelah rancangan SOP mendapat persetujuan dari mentor, komite medis, dan
kasie pelayanan medis, maka saya melakukan kegiatan sosialisasi kepada
kepala instalasi, kepala ruangan, dan staf medis di RS Asy-Syifa KSB.
Kegiatan sosialisasi dilakukan setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan
dari kasie penunjang medis sehingga bisa dipertanggungjawabkan. Sosialisasi
ini dilakukan menggunakan komunikasi efektif melalui metode dua arah.
Sehingga bisa meningkatkan kualitas dan mutu pemahaman terhadap SOP
yang dibuat.
Dengan dilakukannya kegiatan rapat koordinasi dan sosialisasi dengan kasie
pelayanan medis, kepala ruangan, kepala instalasi dan dokter yang bertugas
maupun konsultasi yang efektif akan berorientasi kepada kualitas penerapan
SOP yang maksimal.
Tabel 9. Mengumpulkan data dan menyusun laporan kasus
Tahapan

Mengumpulkan data dan menyusun laporan kasus

Kegiatan
Tanggal
16-21 September 2015
Lampiran
Foto Kegiatan
Pada saat mengumpulkan data dan menyusun laporan kasus saya
mengaplikasikan nilai profesi dasar ASN (ANEKA).
Dalam mengumpulkan data pasien saya mengumpulkan data dengan
cermat, jujur dan teliti, tidak ada sesuatu apapun yang dikurangi atau dilebihlebih kan sehingga hasil laporan bisa dipertanggungjawabkan karena sudah
sesuai dengan rekam medis pasien yang terdaftar di rumah sakit.
Dalam mengumpulkan data pasien, saya mengedepankan nilai-nilai etika
profesi kedokteran, yakni menjaga kerahasiaan status dan identitas pasien.
Data-data yang sudah dikumpulkan akan disajikan dalam laporan berbentuk
powerpoint, dengan cara penyajian yang efektif dan efisien, menggunakan

bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga bisa mempermudah proses
pemahaman materi yang diberikan.
Dalam membuat laporan kasus, saya menulis dengan objektif tanpa
dipengaruhi oleh adanya konflik kepentingan, atau adanya suap dan
pengaruh dari pihak tertentu yang bisa merusak kualitas dan keobyektifan
materi disampaikan.
Tabel 10. Melaksanakan kegiatan audit medis sesuai waktu yang disepakati
Tahapan

Melaksanakan kegiatan audit medis sesuai waktu yang

Kegiatan
disepakati
Tanggal
22 September 2015
Lampiran
Daftar Absen Peserta dan Foto Kegiatan
Dalam Melaksanakan kegiatan audit medis saya menerapkan nilai dasar
ANEKA.
Pelaksanaan kegiatan audit medis disesuaikan dengan SOP yang ada,
sehingga kegiatan ini bisa dipertanggungjawabkan.
Peserta yang mengikuti kegiatan ini tidak dibeda-bedakan berdasarkan
suku, bangsa, agama, ras, dan instalasi tempat bekerja. Pelaksanaan
kegiatan juga menggunakan bahasa yang sopan, santun, dan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Kegiatan ini juga menjadi salah satu wadah
silaturahmi antar staf RS, untuk meningkatkan ras kekeluargaan dan
Nasionalisme dalam RS.
Selama penyampaian kasus juga tetap menjaga kerahasiaan status dan
identitas pasien sesuai dengan etika profesi kedokteran.
Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara dua arah, jadi para peserta bisa
melakukan diskusi dan tanya jawab dengan penyaji dan konsulen
mengenai kasus yang dibahas. Penyampaian kasus dan diskusi dilakukan
dengan efektif dan efisien sehingga pemahaman yang didapat bisa
maksimal dan bisa meningkatkan mutu kegiatan.

Tabel 11. Membandingkan standar/kriteria dengan pelaksanaan pelayanan,


Melakukan analisa pelaksanaan yang tidak sesuai standar dan kriteria, dan
Merancang tindakan korektif sebagai output dan tindak lanjut dari hasil audit
medis
Tahapan

Membandingkan

standar/kriteria

dengan

pelaksanaan

Kegiatan

pelayanan, Melakukan analisa pelaksanaan yang tidak


sesuai standar dan kriteria, dan Merancang tindakan korektif

sebagai output dan tindak lanjut dari hasil audit medis


Tanggal
22 September 2015
Lampiran
Foto Kegiatan, Laporan Audit Medis
Dalam melakukan kegiatan Membandingkan standar/kriteria dengan
pelaksanaan pelayanan, Melakukan analisa pelaksanaan yang tidak sesuai
standar dan kriteria, dan Merancang tindakan korektif sebagai output dan
tindak lanjut dari hasil audit medis, saya menggabungkan nilai-nilai dasar
profesi ASN (ANEKA).
Kegiatan Membandingkan standar/kriteria dengan pelaksanaan pelayanan,
Melakukan analisa pelaksanaan yang tidak sesuai standar dan kriteria, dan
Merancang tindakan korektif sebagai output dan tindak lanjut dari hasil audit
medis dilakukan setelah mendapat hasil pembahasan dari kegiatan audit
medis.

Kegiatan

ini

dilakukan

dengan

melakukan

konsultasi

dengan

supervisor/konsulen yakni ketua komite medis dan dokter spesialis yang sesuai
dengan kasus yang dibahas, dan berdasarkan standar pelayanan medis (SPM)
yang berlaku di RS jadi hasil pembahasan bisa dipertanggungjawabkan.
Pembahasan dilakukan dengan sopan,santun, menggunakan bahsa Indonesia
yang baik dan benar, serta tetap menjaga kerahasiaan data pasien sesuai
dengan etika profesi kedokteran.
Pembahasan dilakukan dengan efektif dan efisien sehingga meningkatkan

mutu dari hasil pembahasan.


Hasil dari pembahasan dibuat secara obyektif, tidak akan dipengaruhi oleh
tindakan suap atau kepentingan pihak-pihak tertentu.

Tabel 12. Melaporkan hasil kegiatan audit medis yang telah dilakukan kepada
Mentor
Tahapan

Melaporkan hasil kegiatan audit medis yang telah dilakukan

Kegiatan
kepada Mentor
Tanggal
23 September 2015
Lampiran
Foto Kegiatan
Pada saat Melaporkan hasil kegiatan audit medis yang telah dilakukan
kepada Mentor, saya mengaplikasikan nilai profesi dasar ASN (ANEKA).
Laporan yang saya berikan sesuai dengan hasil kegiatan audit medis yang
sudah dilakukan sehingga bisa dipertanggungjawabkan.
Saya juga melaporkan dengan penuh sopan santun, dengan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, serta memilih waktu yang tepat dan tidak
mengganggu jam kerja serta kegiatan Mentor saya di tempat kerja.
Penyampaian laporan saya lakukan dengan efektif dan efisien sehingga
tepat waktu dan guna, serta tidak menimbulkan kesalahpahaman.

BAB IV
CAPAIAN AKTUALISASI
A. CAPAIAN KEGIATAN
Capaian setiap aktualisasi kegiatan akan dijelaskan pada tabel di
bawah ini:
No.
1.

Kegiatan

Kriteria

Keberhasilan
Melakukan laporan Bisa menyampaikan
kepada Mentor

laporan mengenai

mengenai rencana

rencana pelaksaan

Faktor Penentu
1.

Dukungan mentor dan

coach
2.
Motivasi yang tinggi
untuk melaksanakan

kegiatan audit

dasar ANEKA dalam

kegiatan
3.
Kesediaan dan

pelaksaan kegiatan

dukungan dari manajemen

Melakukan

audit medis
Mendapat

RS
1.

konsultasi dengan

persetujuan dari

coach
2.
Motivasi yang tinggi

Mentor mengenai

mentor mengenai

medis.

2.

aktualisasi nilai-nilai

Dukungan mentor dan

untuk melaksanakan
waktu

waktu pelaksanaan
kegiatan

3.

pelaksanaan

kegiatan serta

kegiatan dan

kesepakatan

pemilihan topik

mengenai topik kasus

kasus
Merancang dan

yang akan dibahas.


Bisa dibentuk sebuah

mensosialisasikan

SOP mengenai

SOP kegiatan

kegiatan audit medis

1.

Dukungan mentor dan

coach
2.
Motivasi yang tinggi

audit medis

dan dilakukan

untuk melaksanakan

sosialisasi, sehingga

kegiiatan
3.
Dukungan dari

kegiatan audit medis


manajemen terutama sie
bisa menjadi sebuah
pelayanan medis
4.

Mengumpulkan

kegiatan rutin di RS.


Terkumpul data

data dan

pasien dengan

menyusun laporan

lengkap, dan dibuat

1.

Dukungan mentor dan

coach
2.
Motivasi yang tinggi
untuk melaksanakan

kasus

dalam bentuk laporan


kasus

kegiatan
3.
Dukungan dari bagian
rekam medis dan
ketersediaan data pasien

5.

Melaksanakan

Kegiatan audit medis

kegiatan audit

terlaksana sesuai

medis sesuai

jadwal

yang memadai
1.
Dukungan mentor dan
coach
2.
Motivasi yang tinggi
untuk melaksanakan

waktu yang
kegiatan
3.
Dukungan sarana-

disepakati

prasarana untuk melakukan


kegiatan
4.
Kesediaan para
peserta untuk hadir dalam
6.

Membandingkan

Membuat laporan

standar/kriteria

hasil audit medis dan

dengan

rencana tindak lanjut

pelaksanaan

sesuai dengan hasil

kegiatan audit medis


1. Dukungan mentor dan
coach
2. Motivasi yang tinggi untuk
melaksanakan kegiatan
3. Dukungan dari Komite

pelayanan,

pembahasan.

Medis dan dokter

Melakukan analisa

Spesialis penanggung

pelaksanaan yang

jawab pasien

tidak sesuai
standar dan
kriteria, dan
Merancang
tindakan korektif
sebagai output dan
tindak lanjut dari
7.

hasil audit medis


Melaporkan hasil

Laporan bisa

1. Dukungan mentor dan

kegiatan audit

disampaikan dan

coach
2. Motivasi yang tinggi untuk

medis yang telah

dipahami oleh mentor


melaksanakan kegiatan

dilakukan kepada
Mentor
B. ANALISIS DAMPAK AKTUALISASI
Staf RS paham pentingnya kegiatan Audit Medis sebagai sebuah
bentuk evaluasi RS terhadap pelayanan yang sudah diberikan. Dengan
dilaksanakannya aktualisasi nilai-nilai ANEKA dalam kegiatan Audit Medis
ini, diharapkan bisa meningkatkan mutu pelayanan di RSUD Asy-Syifa
secara keseluruhan dan berkelanjutan.
C. KONTRIBUSI HASIL KEGIATAN
Kontribusi hasil kegiatan yaitu terciptanya Standar Operasional
Prosedur Audit Medis di RSUD Asy-Syifa Kab. Sumbawa Barat.

BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam pelaksanaan aktualisasi kegiatan Audit Medis ini dilakukan
implementasi nilai - nilai dasar antara lain : Akuntabillitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang sering disingkat
dengan ANEKA.
Macam- macam kegiatan aktualisasi yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut: Melakukan laporan kepada Mentor mengenai rencana
kegiatan audit medis. Melakukan konsultasi dengan Mentor mengenai
waktu pelaksanaan kegiatan dan pemilihan topik kasus. Merancang dan
mensosialisasikan SOP kegiatan audit medis. Mengumpulkan data dan
menyusun laporan kasus. Melaksanakan kegiatan audit medis sesuai
waktu

yang

disepakati.

Membandingkan

standar/kriteria

dengan

pelaksanaan pelayanan, Melakukan analisa pelaksanaan yang tidak sesuai


standar dan kriteria, Merancang tindakan korektif sebagai output dan tindak
lanjut dari hasil audit medis, serta Melaporkan hasil kegiatan audit medis
yang telah dilakukan kepada Mentor. Kegiatan- kegiatan tersebut
dilaksanakan

mulai

tanggal

11 s/d

24

September

pembimbingan dan arahan dari coach serta mentor.

2015

dengan

Dengan

implementasi

nilai-nilai

ANEKA

dalam

pelaksanaan

aktualisasi, kegiatan yang dilakukan menjadi lebih baik dan optimal serta
meningkatkan kualitas mutu pelayanan.
Berbagai kendala dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi
ini, tetapi dengan arahan dari coach dan mentor kegiatan dapat
berlangsung dengan baik.

B. SARAN
Penerapan nilai-nilai dasar ANEKA dalam lingkungan pekerjaan
sehari-hari sebaiknya tidak berhenti sampai disini saja, namun harus tetap
dilakukan

setelah

kegiatan

Prajabatan

ini

selesai,

sehingga

bisa

menghasilkan tena kerja yang profesional, ber integritas, dan berorientasi


pada pelayanan masyarakat. Semoga apa yang telah dilakukan dalam
masa diklat prajabatan ini dapat dirasakan manfaatnya dan diterapkan
selanjutnya oleh diri penulis secara pribadi, maupun menjadi contoh di
lingkungan unit kerja penulis khususnya di RSUD Asy-Syifa Kab. Sumbawa
Barat.
Beberapa saran yang dapat penulis sarankan ke unit satuan kerja
tempat penulis bertugas adalah:
1. Meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya implementasi nilai-nilai
dasar ANEKA dalam lingkungan pekerjaan sehari-hari.
2. Meningkatkan kemampuan petugas medis, kualitas mutu pelayanan,
dan mutu sumber daya manusia yang ada dengan mengikuti kegiatan
pelatihan atau seminar secara berkelanjutan.
3. Memperbaiki dan melengkapi sarana dan prasarana kesehatan di
RSUD Asy-Syifa Kab. Sumbawa Barat.

4. Meningkatkan koordinasi antar satuan pelayanan yang ada di RSUD


Asy-Syifa Kab Sumbawa Barat untuk bisa meningkatkan mutu
pelayanan.

DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

(2015). Modul Diklat

Prajabatan CASN Golongan III Pola Baru: Aktualisasi Nilai-Nilai

Dasar

Profesi Pegawai Negeri Sipil. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara


Republik Indonesia.
Lembaga

Administrasi

Negara

Republik

Indonesia.(2015).

Modul

Diklat

Prajabatan CASN Golongan III Pola Baru: Akuntabilitas. Jakarta : Lembaga


Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

(2015). Modul Diklat

Prajabatan CASN Golongan III Pola Baru: Nasionalisme Jakarta : Lembaga


Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.. (2015). Modul Diklat


Prajabatan CASN Golongan III Pola Baru : Etika Publik. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.. (2015). Modul Diklat
Prajabatan CASN Golongan III Pola Baru : Komitmen Mutu. Jakarta :
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

(2015). Modul Diklat

Prajabatan CASN Golongan III Pola Baru : Anti Korupsi. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan Indonesia. (2005) Keputusan Menteri Kesehatan no. 496
tahun 2005 tentang Pedoman Audit Medis di Rumah Sakit

Anda mungkin juga menyukai