Skripsi Karis Gigi
Skripsi Karis Gigi
Kata Kunci
Kepustakaan : 2007-2012
ABSTRACT
THE IMPACT OF CARIOGENIC FOOD CONSUMPTION TO THE PRESCHOOL (STUDENTS SERIOUS TEETH CARIES A CASE STUDY OF
STUDENTS IN TAMAN KANAK-KANAK PGRI HANDAYANI
KECAMATAN MANGKUBUMI TASIKMALAYA CITY).
Caries teeth will cause pain when chewing and thus affect food intake that will
ultimately affect to nutritional children status. It is caused by three factors that still
connection between food, host and bacteria. The aim of this research is to know the
impact of cariogenic food consumption to the preschool students serious teeth caries
a case study of Taman Kanak-kanak PGRI Handayani this research uses survey
method with cross sectional design with population and sample 74 people/student.
The instrument of this research uses questioner and two paper observation. Technique
of analysis the data that the writer uses in this research is analysis univariat by
percentage and bivariat by chi-square test. The result of this research show that most
of the students in Taman Kanak-kanak about 74% always consumption cariogenic
food 86,5% have medium plaque indeks category and 77% have serious theeth caries
in the high category. From this research we can know that there is the correlation
between the habitual consumption cariogenic food to the teeth caries with the (p value
0,000 p value 0,000). Decrease or limits cariogenic food and give the limitation to the
food seller in school is on of the effort to prevent teeth caries to the student in preschool.
Key words
Reference
I. PENDAHULUAN
Karies gigi adalah penyakit jaringan keras gigi yang ditandai oleh
rusaknya email dan dentin yang progresif yang disebabkan oleh keaktifan
metabolisme plak bakteri. Disebabkan oleh tiga faktor yang berhubungan
yaitu makanan, host dan bakteri (Behrman, 2002). Proses karies gigi ditandai
dengan terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi, terjadinya invasi
bakteri dan kerusakan pada jaringan periapikal dan menimbulkan rasa nyeri
(Riyanti, 2005). Apabila kondisi ini dibiarkan berlanjut akan mempengaruhi
asupan makanan dan intake gizi yang mengakibatkan gangguan-gangguan
pertumbuhan yang akan mempengaruhi status gizi sehingga dapat
menyebabkan menurunnya fungsi biologis tubuh atau malnutrisi (Hamrui,
2009).
prevalensi karies gigi semakin tinggi, Survey Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) 2009 menunjukkan bahwa 73% penduduk Indonesia
menderita karies gigi. 85,17% anak usia pra sekolah menderita karies gigi
dengan rata-rata def-t(decayed adalah jumlah dari gigi karies yang masih bisa
ditambal(d), extracted adalah untuk gigi karies yang tidak dapat ditambal lagi
atau gigi dicabut (e), filled adalah untuk gigi karies yang sudah ditambal (f).
adalah 6,03.penelitian ini menyatakan hampir Sembilan dari sepuluh anak
yang diteliti menderita karies gigi dengan rincian bahwa rata-rata harus
dicabut satu gigi tiap anak dan yang harus ditambal rata-rata lima gigi tiap
anak (Ruslawati,2009). Di Jawa barat terdapat 80% anak prasekolah yang
menderita karies gigi dikarenakan tidak menyikat gigi dan mengkonsumsi
makanan kariogenik (Susilawati, 2009). Sedangkan standar mutu pelayanan
kesehatan gigi di kota Tasikmalaya baru mencakup pada anak usia Sekolah
Dasar dengan diadakannya Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Hal ini
menyebabkan tidak adanya angka yang menunjukkan berapa besar karies gigi
pada anak usia prasekolah di Tasikmalaya. Berdasarkan hal tersebut di atas,
dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui dampak konsumsi
III. PEMBAHASAN
1. Karakteristik Responden
Dari 74 sampel anak TK didapatkan jumlah anak yang berkisar
antara 4 tahun sampai dengan 6 tahun 2 bulan dengan rata-rata usia 5
tahun 2 bulan.
Tabel 1 Distribusi Frekuensi
Data Statistik Responden Berdasarkan Umur
Umur
Max
Min
Mean
Standar Deviasi
Nilai Statistik
6,2
4,0
5,214
0,5193
No
31
43
74
41.9
58.1
100
62.2
60.0
52.7
51.4
45.9
50.0
40.0
48.6
35.1
28.4
30.0
28.4
20.0
17.6
14.9
10.0
0.0
Permen
Coklat
Gulali
Wafer
Chiki
kue kering
Roti Isi
Es krim
Susu
Gambar 1
Kebiasaan Konsumsi Makanan Kariogenik pada Anak TK PGRI
Handayani Tasikmalaya
Biskuit
No
Tabel
1.2
menunjukkan
54
20
74
73.0
27.0
100
bahwa
sebagian
besar
anak
di
sebesar 6,89 dengan indeks def-t terkecil 0 dan indeks def-t terbesar 16.
Dalam penelitian ini keparahan karies gigi di kelompokkan menjadi 2
kriteria yaitu rendah jika def-t kurang dari 2,6 dan tinggi jika lebih dari
2,7. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.3
Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Keparahan Karies Gigi
Pada Anak TK PGRI Handayani Tasikmalaya
No
1
2
3
4
5
F
13
4
4
10
43
74
%
17,6
5,4
5,4
13,5
58,1
100
F
57
17
74
%
77.0
23.0
100
6,89 dengan indeks def-t terkecil 0 dan indeks def-t terbesar 16.
Dalam
F
13
4
4
10
43
74
%
17,6
5,4
5,4
13,5
58,1
100
F
57
17
74
%
77.0
23.0
100
51 92,7
6 31,6
57 77
4
13
17
7,3
68,4
23
55
19
74
100
100
100
P
Value
OR
95% Cl
0,000
27,625
(6,785112,482)
(68,4%) jarang
Dari hasil analisis diperoleh nilai Odd Ratio (OR) 63,00 dengan 95% Cl
(7,017 - 565,617) yang berarti bahwa anak yang memiliki keberadaan plak
pada kategori tidak baik mempunyai peluang 63,00 kali mengalami
keparahan karies gigi pada kategori tinggi.
V. DAFTAR PUSTAKA
Behrman, 2002. Ilmu Kesehatan Anak NELSON. Vol. II. Ed. 15. Jakarta:
EGC
Notoatmodjo, Soekidjo (2010) Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka
Cipta. Jakarta
Hamrui, 2009. Faktor-Faktor Yang Mendukung Kebiasaan Makan-Makanan
Kariogenik Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak Prasekolah.
Riyanti, 2005. Dampak karies gigi dan penyakit periodontal terhadap kualitas
hidup
Ruslawati,2009. Diet yang dapat Merusak Gigi pada anak-anak, Badan
penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI. Jakarta