Anda di halaman 1dari 4

Pembelajaran aktif, berdasarkan Permendiknas no.

41/2007, merupakan salah satu


pembelajaran yang memberikan pengalaman bermakna dimana proses interaksi antara guru
dan siswa yang mengalami pembaruan dari proses interaksi yang sudah ada dengan tujuan
untuk meningkatkaan kualitas pembelajaran yang berlangsunng. Melalui kegiatan
pembelajaran yang aktif siswa lebih banyak diajak untuk berdiskusi, berinteraksi dan
berdialog sehingga mereka mampu mengkonstruksi konsep dan kaidah-kaidah keilmuan
sendiri dan siswa akan lebih tertarik serta termotivasi untuk mengikuti pelajaran sehingga
dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa. Berkaitan dengan PP No. 32/2013 sebelumnya,
pembelajaran aktif diperlukan dalam pembelajaran di sekolah.
Pembelajaran dalam ilmu pengetahuan alam menekankan pada proses dimana siswa
diberikan pengalaman langsung untuk mengembangkan potensi yang ada dalam memahami
dan menjelajahi ilmu pengetahuan alam khususnya fisika. Fisika yang termasuk dalam salah
satu ilmu pengetahuan alam yang membebaskan tiap orang untuk memahami alam lebih
dalam melalui fakta, konsep, prinsip, atau penemuan. Namun, tidak jarang siswa masih
mengahadapi kesulitan dalam memahami fisika. Berdasarkan penelitian Purwatnoko et al
(2010) menyatakan beberapa permasalahan dalam pembelajaran fisika. Pertama, fisika
sebagai suatu bidang studi banyak mengandung konsep-konsep yang abstrak yang sulit
dipahami oleh siswa. Kedua, siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran. Ketiga, siswa
kurang optimal mengikuti pembelajaran sehingga pemahaman konsep siswa masih kurang
baik dan berakibat siswa hanya menghafal. Dalam keadaan inilah peran guru sangat
diperlukan dalam memilih strategi pembelajaran yang sesuai bagi kebutuhan siswa. Serta,
media sebagai saran pembantu juga perlu diperhitungkan manfaatnya untuk digunakan dalam
pembelajaran.
Media berperan dalam banyak hal dalam pembelajaran. Rohani (1997: 6-7)
menyatakan peran media pembelajaran edukatif diantaranya untuk: mengatasi keterbatasan
informasi, mengatasi batas ruang dan waktu, mengatasi resiko kecelakaan atau bahaya, serta
membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa. Salah satu media yang sesuai dengan
pembelajaran fisika adalah simulaisi PhET (Physics Education Technology). Simulasi ini
berupa aplikasi berbasis java yang dijalankan dikomputer. Simulasi ini berbentuk animasi
interaktif, seperti game (permainan) yangdapat dieklsplorasi oleh siswa. Simulasi PhET,
seperti yang dinyatakan Perkins et al (2006: 18), menekankan hubungan antara fenomena

kehidupan nyata dengan ilmu yang mendasari, mendukung pendekatan interaktif dan
konstruktivis, memberikan umpan balik, dan menyediakan tempat kerja kreatif. Berdasarkan
penelitian Prihatiningtyas et al (2013) penggunaan simulasi PhET memberikan kesan positif,
menarik, dan menghibur serta mambantu siswa untuk memahami lebih dalam persoalan yang
dipelajari.
Pembelajaran aktif selain menggunakan media yang sesuai, diperlukan pula suatu
strategi atau model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Salah satu model pembelajaran
yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa adalah model kooperatif
TGT (Teams Games Tournament). Model ini pertama kali dikembangkan oleh David deVries
dan Keith Edwards yang masih berupa metode pembelajaran (Slavin 2015: 13). Model
pembelajaran ini menggunakan pendekatan kooperatif yang berpusat pada siswa.
Pembelajaran dengan TGT dilaksanakan secara berkelompok dengan harapan siswa dapat
bekerjasama dalam pembelajaran dan saling membantu antar siswa.
Kelebihan dari model TGT adalah setiap tim bertanggung jawab atas anggotanya untuk
mendapatkan nilai tertinggi dalam turnamen. Dengan demikian, siswa yang pintar akan
bertanggung jawab membantu temannya yang yang masih belum memahami materi dalam
pembelajaran. Secara umum TGT memotivasi siwa untuk belajar bersama dan saling
membentu dalam pembelajaran. Hal ini juga berdampak pada peningkatan kognitif siswa.
Seperti halnya pernyataan Slavin (2015: 34) kelebihan dari pembelajaran kooperatif pada dua
kategori, motivasi dan kognitif.
Model pembelajaran Teams Games Tournament menjadi salah satu pilihan dari banyak
model yang tepat karena siswa dapat bekerja sama dalam kelompok yang sudah dibentuk
untuk mempelajari materi dalam sebuah permainan edukasi untuk mengevaluasi hasil dari
kerja kelompok dan hasil belajar siswa secara individu sehingga pembelajaran akan lebih aktif
dan hasilnya akan optimal karena adanya kecenderungan pada setiap siswa memenangkan
games dalam turnamen tersebut baik untuk diri sendiri maupun kelompoknya. Hal ini
didukung oleh hasil penelitian dari Afifah et al (2013); Masluroh (2013); Rohendi et al (2010);
Wahyu et al (2012), serta Ningtiyas et al (2012) yang menyatakan bahwa model dan metode
TGT dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa. Serta Edward dan deVries (1974)
Okebukola (1985) dalam catatan Slavin (2015: 59-60)

Model Teams Games Tournament memiliki kelemahan, salah satunya yaitu


memerlukan waktu yang lama pada saat pembelajaran. Oleh karena itu, perlu diintegrasikan
dengan sebuah media, yaitu media simulasi PhET. Media simulasi PhET mempermudah
dalam memahami alam dalam bentuk simulasi yang sederhana. Dengan demikian,
penggunaan simulasi dapat menghemat waktu. Seleain itu, media simulasi PhET juga dapat
merepresentasikan fenomena alam yang tidak dapat diamati dengan mata saja. Kombinasi
model TGT dan media simulasi PhET diharapkan dapat mewujudkan pembelajaran yang
efektif dan efisien.
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, maka peneliti akan melakukan
penelitian yang berjudul Model Kooperatif (TGT) Teams Games Tournament disertai Media
Simulasi PhET dalam Pembelajaran Fisika SMA di Jember

1.1 Rumusan Masalah


1.3.1 Bagaimanakah aktivitas belajar siswa selama pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif teams games tournament dengan media simulasi PhET di
SMA?
1.3.2 Apakah model pembelajaran kooperatif teams games tournament dengan media
simulasi PhET berpengaruh terhadap hasil belajar siswa di SMA?
1.2 Tujuan Penelitian
1.3.1 Mendeskripsikan aktivitas belajar siswa selama pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif teams games tournament dengan media simulasi PhET di
SMA.
1.3.2 Mengkaji pengaruh model pembelajaran kooperatif teams games tournament dengan
media simulasi PhET terhadap hasil belajar siswa di SMA.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian eksperimen ini diharapkan akan memberikan manfaat pada
beberapa pihak, diantaranya :
1.4.1 Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan dalam pelaksanaan penelitian yang
dilakukan dalam hal pemecahan masalah pembelajaran di kelas dan dapat mengetahui
berhasil tidaknya penerapan penelitian yang dilakukannya.

1.4.2 Bagi siswa, menjadikan pembelajaran lebih inovatif dari model pembelajaran yang
pernah dilakukan di kelas sehingga siswa lebih antusias.
1.4.3 Bagi guru, dapat menjadi referensi pemilihan model pembelajaran untuk diterapkan
pada kelas yang diajarkannya.

Anda mungkin juga menyukai