PENGANTAR
Perdarahan akut saluran cerna atas (PASCA) adalah kegawatdaruratan GI akut dan
berpotensi dapat menyebabkan gangguan hemodinamik yang serius dan kematian.
Akibatnya, beberapa pedoman nasional dan internasional telah dikembangkan
untuk mempromosikan stratifikasi risiko yang aman dan penatalaksanaan tepat
waktu pada pasien di departemen gawat darurat. Secara anatomis, PASCA
didefinisikan sebagai kehilangan darah yang nyata dari dalam saluran pencernaan,
yang berasal dari proksimal ligamentum Treitz, yaitu dari kerongkongan ke
bagian ketiga dari duodenum. Gejalanya, PASCA muncul dengan Hematemesis
dalam bentuk darah segar atau coffee ground dan muntahan dengan / tanpa
adanya melena. PASCA juga dapat muncul sebagai hematokezia dan akan menjadi
indikasi dari kehilangan darah yang cepat. Penyebabnya, perdarahan dari saluran
cerna atas dapat dikategorikan ke dalam varises dan nonvarises, dengan 80-90%
menjadi penyebab sekunder nonvarises. Yang terakhir meliputi: ulkus peptikum
(20-50%), erosi saluran cerna (8-15%), esofagitis (5-15%), Mallory-Weiss tears
(8-15%), dan malformasi arteri / ectasia vaskular antral lambung (5%). Penyebab
lain, seperti perdarahan tumor yang banyak dari saluran pencernaan bagian atas.
Perdarahan varises (PV) berasal dari varises lambung atau esofagus, keadaan yang
paling umum dalam hipertensi portal.
Insiden PASCA di Inggris diperkirakan 84-172 per 100.000 pasien, setara dengan
50-70.000 penerimaan rumah sakit, dan 4.000 kematian setiap tahunnya. Beban
substansial ekonomi kesehatan dan dampak keadaan darurat ini pada layanan
kesehatan telah dieksplorasi secara luas di literature. Audit nasional Inggris
terbaru yang dilakukan oleh National Blood Sevice dan British Society of
Gastroenterology (BSG) mengamati inkonsistensi dalam penyediaan layanan di
seluruh 'Cakupan untuk perbaikan' Inggris. Laporan ini diterbitkan oleh
Association of Upper GI Surgeons, the BSG, Royal College of Nursing, Royal
College of Physicians, and Royal College of Radiologists, dan merekomendasikan
pengembangan layanan dalam rangka untuk mengatasi penatalaksanaan yang
heterogen pada pasien dengan PASCA.
METODE
Kami melakukan penelitian PubMed dan diidentifikasi beberapa pedoman untuk
menangani pengelolaan PASCA. Kami telah memilih empat badan ahli utama
yang diterbitkan sebagai pedoman darurat ini dan ulasan rekomendasi dari
mereka. Ini termasuk Institut Nasional Clinical Excellence (NICE), Skotlandia
Intercollegiate
Guidelines
Network
(SIGN),
American
College
of
PENATALAKSANAAN AWAL
Penatalaksanaan dan pendekatan untuk pasien dengan PASCA awalnya harus
fokus pada langkah-langkah resusitasi dalam mengatasi gangguan hemodinamik.
Sirkulasi dapat didukung awalnya dengan intravena (IV) kristaloid atau koloid.
Namun, lama resusitasi dengan saline harus dihindari pada pasien dengan PV
karena dapat mendorong third-spacing dan akumulasi dari asites. Walaupun
transfusi darah pada PASCA yang parah dapat menyelamatkan hidup, tetapi tidak
jelas seperti apa peran mereka dalam perdarahan yang lebih sedikit. Pada tahun
2002 BSG menyarankan transfusi untuk hematemesis aktif atau adanya syok
hipovolemik. Kematian pada PASCA jarang berhubungan dengan perdarahan
yang sebenarnya, tetapi bersifat sekunder untuk yang disertai morbiditas seperti
penyakit kadiorespirasi. Batas hemoglobin untuk transfusi pada PASCA masih
tetap kontroversial. Lebih banyak bukti yang diperlukanuntuk menunjukkan
apakah transfusi yang restriktif atau liberal menghasilkan prognosi yang baik.
Ulasan Cochrane dari randomised controlled trials (RCTs) ketiga pada tahun 2010
menyimpulkan bahwa transfusi liberal yang diberikan tidak bermanfaat bagi
kelangsungan hidup dan pada kenyataannya, ada kecenderunga terjadinya
peningkatan risiko perdarahan berulang dan kematian, meskipun hal ini tidak
signifikan. Namun, meta-analisis yang paling baru oleh Wang dkk yang
menganalisis data dari RCT empat dari strategi transfusi yang membatasi
dibandingkan dengan liberal pada PASCA dan menyimpulkan bahwa strategi
transfusi membatasi harus digunakan. Transfusi sel darah merah pada PASCA
adalah tindakan yang umum, tetapi saat ini hanya pedoman pengelolaan PASCA
dari ACG dan Annals of Internal Medicine yang benar-benar menyarankan
hemoglobin cut-off untuk inisiasi transfusi. Ambang batas tingkat hemoglobin
yang disarankan pada perdarahan nonvarises (PNV) adalah <7 g/dL, dan untuk
PV <8 g/dL. Pedoman nonvarises dari ACG pada tahun 2010 juga menyarankan
bahwa tingkat hemoglobin yang lebih tinggi dapat ditargetkan pada pasien dengan
komorbiditas signifikan seperti pada penyakit arteri coroner. Namun, nilai yang
tepat perlu diperdebatkan dan harus disesuaikan dengan masing-masing individu.
Tabel 1 merangkum rekomendasi untuk pengelolaan awal pasien dengan PASCA
saat ini.
Koagulopati merupakan hal yang penting dari penatalaksanaan PASCA karena
juga dapat menjadi indikasi komorbiditas seperti penyakit hepar, tapi sangat
sedikit petunjuk yang ada tentang bagaimana seharusnya pasien ditangani.
Pedoman untuk perdarahan varises dari ACG menyarankan bahwa transfusi
trombosit dan fresh frozen plasma (FFP) harus dipertimbangkan untuk pasien
dengan koagulopati yang signifikan, namun tidak ada batas tertentu yang
diberikan (misalnya untuk internasional rasio normalisasi [INR] atau platelet
count) .Sebaliknya, NICE tidak memberikan parameter ini, tetapi dalam
prospektif audit nasional Inggris (di mana koagulopati didefinisikan sebagai 1.5
INR), ada penggunaan heterogen FFP, meskipun temuan yang koagulopati terkait
dengan jumlah 15% mortalitas.
PENILAIAN RESIKO
Presentasi PASCA dapat berkisar luas dari perdarahan yang kecil yang tidak
mengancam jiwa sampai terjadinya eksaguinasi yang membahayakan. Sratifikasi
risiko awal adalah hal yang penting untuk menentukan waktu intervensi utama
seperti endoscopy. Dalam PASCA, dua faktor utama yang menentukan perawatan
di rumah sakit : kebutuhan untuk dukungan hemodinamik dan apakah teknik
endoskopi yang diperlukan untuk mencapai hemostasis.
Beberapa sistem klasifikasi risiko telah dikembangkan untuk memandu waktu
intervensi dan memprediksi hasil klinis. Blatchford skor termasuk parameter
klinis dan serum, yang mudah tersedia pada awal resusitasi. Sebuah penelitian
prospektif yang dilakukan di empat rumah sakit di Inggris oleh Stanley dkk
menunjukkan bahwa ukuran ini dapat mengidentifikasi individu dengan PASCA
yang cocok untuk perawatan rawat jalan. Kemudian penelitian oleh Pang dkk
menyimpulkan bahwa skor 0 dapat memprediksi pasien yang berisiko rendah
dengan spesifisitas tinggi yang dapat dipertimbangkan untuk penatalaksanaan
awal. Sebaliknya, skor Rockall menggabungkan parameter klinis dengan temuan
endoskopi untuk memprediksi probabilitas mortalitas. Selanjutnya telah
dimodifikasi untuk mengecualikan hasil endoskopi, meskipun tampaknya hal ini
berada dibawah tujuan dari skor Blatchford ini. Namun demikian, skor penuh
Rockall memiliki peran penting dalam memprediksi perdarahan ulang dan
kematian, meskipun terbatas, tetap menjadi sistem yang paling banyak digunakan
baik di Inggris maupun Amerika.
Tabel 1. Perbandingan dari penatalaksanaan awal, penilaian risiko, dan pemilihan
waktu penatalaksaan dari perdarahan akut gastrointestinal atas.
National Institute
of Clinical
Excellence
(NICE) 2012
Transfusi Darah
Transfusi
direkomendasikan.
Cut-off tidak
spesifik.
Scottish
Intercollegiate
Guidelines
Network (SIGN)
2008
American College
of
Gastroenterology
2012 (Non-varises)
dan 2007 (Varises)
Transfusi darah
dilakukan setelah
dianggap kehilangan
30% dari volume
sirkulasi.
Non-varises: Transfusi
untuk menargetkan
hemoglobin 7 g/dL
dengan target yang
lebih tinggi pada
kehilangan darah yang
Annals of
Internal
Medicine
Clinical
Guidelines 2010
(Non-varises)
Transfusi saat
hemoglobin 7
g/dL.
Koreksi
Tidak dibahas
Pedoman
penilaian risiko
Awal skor
Blatchford,
kemudian
menyelesaikan
dengan Rockall
posting skor
endoskopi.
Mempertimbangkan
discharge jika
Blatchford
adalah 0.
Penggunaan singkat
dan skor Rockall
penuh.
Pertimbangkan jika
skor adalah 0.
Endoskopi jika skor
adalah> 0.
Mempertimbangkan
hasil awal
untuk pasien dengan
Rockall skor <3.
Pemilihan Waktu
Endoskopi segera
pasien yang tidak
stabil setelah
resusitasi. Endoskopi
dalam waktu 24 jam
untuk semua pa.sien
Susunan
Penatalaksanaan
Sekunder
Tidak dibahas.
Pengelolaan di
peruntukkan untuk
Perdarahan
gastrointestinal.
Koagulopati
Transfusi
Trombosit
berat atau
komorbiditas.
Varises:
Transfusi untuk
mempertahankan
hemoglobin 8 g/dL.
Nonvarises : Tidak
dibahas
Varises : Tidak
Koreksi koagulopati
untuk pasien
dengan
antikoagulan.
dibahas
Tidak dibahas
Nonvarises : Tidak
Tidak dibahas
dibahas
Varises : Tidak
dibahas
Non-varises:
Skor Blatchford
0 dapat
memungkinkan
pertimbangan awal
individu tanpa
endoskopi rawat inap.
Varises:
Risiko penilaian tidak
ditangani dengan
penggunaan system
skor yang resmi.
Non-varises:
Dalam waktu 24
jam. Dalam waktu 12
jam jika tanda-tanda
syok atau keadaan
klinis yang berisiko
tinggi lainnya.
Varises:
Dalam waktu 12 jam.
Tidak dibahas
Kedua Blatchford
dan Rockall
tidak ada
pernyataan yang
pasti sebagai
penilaian yang
direkomendasikan.
Dalam 24 jam.
Tidak dibahas
WAKTU ENDOSKOPI
Terbukti,
oesophagogastroduodenoscopy
(EGD)
tetap
hal
utama
untuk
Pump
Inhibitor
(PPI)
dan
agen
Obat-obatan
Prokinetik
yang
Klasifikasi
Forrest
yang
dimodifikasi
umumnya
digunakan
untuk
Scottish
Intercollegiate
Guidelines
Network (SIGN)
2008
Jangan memberikan
ppi.
PPI Pre
Endoskopi
Jangan memberikan
PPI atau reseptor
agonis H2
Prokinetik
Tidak dibahas
Tidak dibahas
Terapi
endoskopi
dengan lesi?
Tidak dibahas
Terapi
Endoskopi
Monoterapi adrenalin
tidak
direkomendasikan.
Pertimbangkan terapi
lain dengan klip,
termalkoagulasi,
fibrin, atau trombin.
Monoterapi adrenalin
tidak
direkomendasikan.
Gunakan terapi lain
dengan injeksi
adrenalin (13 ml dari
1:10.000) dank lip
atau termalkoagulasi.
PPI post
endoskopi
American College of
Gastroenterology
2012 (Non-varises)
dan 2007 (Varises)
PPI dosis tinggi IV mis.
80 mg bolus dilanjutkan
dengan 8 mg/jam
melalui infus.
Pertimbangkan
pemberian eritomisin
IV sebelum endoskopi.
Lesi perdarahan yang
aktif dan tampak
pembuluh darah yang
tidak mengalami
perdarahan dan
penggumpalan darah,
terutama pada pasien
yang beresiko
mengalami perdarahan
berulang.
Monoterapi adrenalin
tidak direkomendasikan.
Terapi termal dan injeksi
sklerosan dank lip
direkomendasikan.
Untuk lesi perdarahan
aktif, termal atau injeksi
adrenalin dengan
modalitas kedua lebih
disarankan dengan klip
atau injeksi sklerosan
saja.
PPI dosis tinggi pada
perdarahan aktif, tampak
pembuluh darah, atau
penggumpalan darah.
Berikan 80 mg bolus
dan lanjutkan dengan 8
mg/jam melalui infus
Annals of Internal
Medicine
Clinical
Guidelines 2010
(Non-varises)
PPI dapat digunakan
untuk mengurangi
penggunaan terapi
endoskopi.
Jangan digunakan
secara rutin.
Lesi perdarahan yang
aktif dan tampak
pembuluh darah.
Penggumpalan darah
pada endoskopi dapat
dilepaskan dengan
melakukan irigasi dan
kemudian dilakukan
terapi yang sesuai.
Monoterapi adrenalin
tidak
direkomendasikan.
Pertimbangkan terapi
lain dengan klip,
termalkoagulasi, atau
injeksi sklerosan
untuk lesi yang
berisko tinggi.
Bolus IV dilanjutkan
dengan PPI terus
menerus. Jenis PPI
tidak ditentukan.
Endoskopi
Ulang
Pertimbangkan pada
pasien dengan resiko
tinggi perdarahan
berulang, terutama
jika ada keraguan
haemostasis telah
dicapai. Endoskopi
ulang untuk pasien
dengan perdarahan
berulang.
Pertimbangkan
pilihan pembedahan
untuk haemostasis
yang gagal. Intervensi
radiologi untuk pasien
yang tidak stabil
dengan perdarahan
berulang setelah
second look
endoskopi dan terapi
berikutnya.
Endoskopi harus
diulang pada 24 jam
jika penanganan awal
dianggap tidak
mencukupi atau jika
perdarahan berlanjut
akan menimbulkan
kematian.
Tidak
direkomendasikan
kecuali jika ada
perdarahan berulang.
Dalam klasifikasi ini, kelas 1 adalah untuk perdarahan aktif (1a untuk
menyemprot/muncrat aktif, 1b untuk mengalir aktif), kelas 2 adalah bagi mereka
dengan perdarahan yang baru (2a pembuluh darah terlihat, 2b diikuti dengan
penguumpalan darah, 2c tempat yang berpigmen datar), dan kelas 3 untuk lesi
tanpa tanda-tanda penggumpalan darah baru. Ukuran ulkus dan tanda-tanda
perdarahan telah terbukti berkorelasi dengan risiko perdarahan berulang dan
resiko kematian. Endoskopi diindikasikan untuk Kelas 1 dan 2a; Namun, peran
dalam lesi kelas 2b terbukti kontroversial meskipun dilaporkan 8-36% memiliki
resiko perdarahan berulang. Meta-analisis dari RCTs lima menunjukkan bahwa
intervensi endoskopi efektif untuk ulkus dengan aktif perdarahan atau terlihatnya
pembuluh darah, namun intervensi pada pasien yang diikuti dengan pembekuan
darah masih belum jelas. Sebaliknya, Kahi dkk menyarankan bahwa terapi
endoskopi dapat mencegah perdarahan berulang dan penggumpalan darah.
10
11
Endoskopi Ulang
Meskipun di EndoTherapy, perdarahan berulang adalah hal yang umum pada
pasien dengan PASCA (antara 15-20% dari pasien). Pedoman difokuskan pada
apakah mengulang endoskopi harus dilakukan sebagai profilaksis untuk
memastikan bahwa hemostasis yang memadai telah dicapai atau apakah hanya
dimanfaatkan setelah perdarahan ulang dikonfirmasi. Marmo dkk menemukan
penurunan yang signifikan dalam perdarahan berulang dibandingkan dengan
kelompok kontrol yang tidak menjalani endoskopi ulang. Namun, perlu dicatat
bahwa percobaan termasuk dalam kajian tertentu yang diterbitkan antara tahun
1990 dan 2000, sebelum penggunaan rutin PPI dosis tinggi post prosedur, yang
mengahsilkan penurunan pendarahan berulang di dalam dirinya sendiri. Meskipun
demikian, percobaan terbaru yang membandingkan reendoskopi dan pembedahan
pada perdarahan berulang menemukan bahwa EndoTerapi lanjut mengurangi
kebutuhan untuk pembedahan dan dikaitkan dengan komplikasi yang ebih sedikit.
Pedoman Inggris menganjurkan second look endoskopi pada pasien yang
berisiko tinggi terjadinya perdarahan lanjut atau jika berpotensi tidak memadai
hemostasis di endoskopi awal. Namun, pedoman nonvarises dari Amerika
membatasi penggunaannya untuk pasien yang dating kembali dengan perdarahan.
PV (Perdarahan Varises)
Perdarahan yang berasal dari varises esofagus atau varises lambung, dan sekunder
hipertensi portal yang berasal dari sirosis hati. Varises esophagus yang hadir di
sekitar 30-40% berasal dari pasien sirosis, dan perdarahan dari varises terjadi pada
12
tingkat tahunan sebesar 5-15%. Meskipun terjadi tingkat kematian yang tinggi
dari perdarahan varises, telah terjadi penurunan dalam beberapa tahun terakhir,
kemungkinan besar dipicu oleh penggunaan antibiotik profilaksis, antihipertensi
portal, dan terapi endoskopi yang efektif.
Antibiotik Profilaksis
Infeksi bakteri adalah komplikasi lain yang sering pada pasien sirosis dengan
PASCA, hadir dalam 25-65% pasien yang masuk atau selama mereka tinggal di
rumah sakit, dan diyakini untuk menimbulkan PASCA. Seminar pertama Rimola
dkk pada tahun1985 menunjukkan bahwa penggunaan profilaksis non-absorbsi,
antibiotik oral dapat secara signifikan mengurangi kejadian infeksi yang
bersamaan pada pasien sirosis dengan PASCA. Pada tahun 2002 yang
menyimpulkan bahwa jangka pendek penggunaan antibiotik menurunkan tingkat
infeksi dengan baik dan kematian hal ini jelas tanpa timbulnya asites. Ulasan
Cochrane selanjutnya yang diperbarui pada tahun 2010 yang didukung dengan
penggunaan antibiotik.
Scottish
Intercollegiate
Guidelines Network
(SIGN) 2008
Antibiotik
profilaksis
Direkomendasikan
(tidak ada jenis yang
diutamakan)
Direkomendasikan (tidak
ada jenis yang
diutamakan)
Terapi
farmakologis
Direkomendasikan
terplipressin
Direkomendasikan
terplipressin
American College of
Gastroenterology
2012 (Non-varises)
dan 2007 (Varises)
Antibiotic profilaksis
jangka pendek harus
diberikan pada setiap
pasien dengan sirosis.
Norfofloksasin oral
Terapi farmakologi
(somatostatin,
terlipressin, octreotid)
harus diberikan sesegera
13
Annals of
Internal
Medicine
Clinical
Guidelines
2010 (Nonvarises)
N/A
N/A
Intervensi
Endoskopi
TIPS harus
dipertimbangkan
jika perdarahan
varises tidak dapat
dikendalikan dengan
langkah-langkah
diatas.
TIPS harus
dipertimbangkan jika
perdarahan varises tidak
dapat dikendalikan
dengan langkah-langkah
diatas.
TIPS harus
dipertimbangkan jika
perdarahan varises tidak
dapat dikendalikan
dengan langkah-langkah
diatas.
Terapi Farmakologis
Terapi farmakologi lainnya yang digunakan dalam PV yaitu tindakan untuk
menurunkan tekanan portal dan dengan demikian mengurangi aliran darah ke
14
N/A
15
DISKUSI
Pedoman pengamatan untuk pengelolaan PASCA masih menyajikan beberapa
ketidakpastian. Dengan memperhatikan pemberian transfusi awal, beberapa bukti
menunjukkan bahwa transfusi liberal bisa memperburuk keparahan perdarahan,
meskipun pada RCT ada kekurangan yang besar. Sebaliknya, jelas bahwa
endoskopi yang dilakukan cepat (dalam waktu 24 jam) dapat meningkatkan hasil,
tetapi bukti menunjukkan bahwa menurunkan batas waktu ini (misalnya ke 12
jam) tidak memberikan manfaat tambahan. Menggunakan PPI, baik pra dan pasca
endoskopi, untuk perdarahan nonvarises juga dianjurkan oleh badan professional,
dengan bukti substansial bahwa PPI ini mengurangi risiko perdarahan berulang.
Untuk pasien yang diduga perdarahan varises esofagus atau lambung, antibiotik
profilaksis dan vasopresin analog direkomendasikan. Singkatnya, pedoman
16
Inggris dan Internasional terbari menyediakan kerangka kerja yang berguna untuk
memandu penatalaksanaan pasien yang hadir di IGD yang diduga mengalami
PASCA. Namun, saran mereka bervariasi di beberapa bidang utama karena
kurangnya RCT.
17