Anda di halaman 1dari 10

CEDERA DALAM SEPAKBOLA DAN FUTSAL

Cedera, kata ini sangat akrab di telinga kita terutama buat penggemar olahraga sepakbola dan futsal.
Sering kita lihat dan dengar di lapangan saat ada kejadian benturan antar pemain, atau jatuhnya pemain
yang kemudian pemain itu merintih atau berteriak kesakitan sambil memegang bagian dari tubuhnya
yang sakit, tidak lama kemudian pemain itu dihampiri oleh rekan-rekannya, setelah melihat bagian mana
yang sakit salah seorang rekan mengatakan bahwa si dia mengalami cedera, ada yang bilang
ankle/engkel ada juga yang bilang bengkak sampai ada yang bilang hamstring. Wah banyak juga
istilah cedera, apaan sih itu ankle, hamstring, ACL, dll ? kalau dalam bahasa kita (Indonesia) disebut
apa?.
Sebuah judgement mengenai jenis cedera ini sebenarnya tidak dapat sembarangan, yang dapat
membuat pernyataan mengenai hal ini dengan pasti pastilah seorang ahlinya atau orang yang pernah
mengalami cedera serupa yang gejalanya sama persis dengan apa yang pernah ia alami. Jika
pernyataan jenis cedera ini salah dan yang melakukan penanganan adalah orang yang awam, maka
akibatnya akan menjadi fatal. Kira-kira apa kita mau hobby yang kita gemari ini tidak dapat kita mainkan
lagi hanya karena pernyataan dan penanganan yang salah?.
Karena ketidaktahuan kadang kita langsung pergi ke Tukang pijat/Ahli terapis tradisional untuk mengobati
cedera itu, namun orang yang kita datangi ini apakah benar-benar mengerti cara pengobatan yang
tepat?.
Bagaimana cedera itu bisa terjadi?, apakah murni karena salah lawan yang menjaga kita terlalu ketat
hingga melakukan sliding tackle kepada kita?. Banyak sekali pertanyaan seputar cedera dan hal-hal lain
di luar yang mengiringinya, mulai dari penyebab, pelanggaran, jenis, aturan, dan lain sebagainya.
Kata cedera tidak pernah jauh dari pemain sepakbola, mengingat permainan ini banyak menggunakan
kerja otot tubuh dan kemungkinan berbenturan tubuh antar pemain juga sangat tinggi. Cedera dapat
berdampak langsung terhadap masa depan karir dan kehidupan ekonomi keluarga dari pemain sepak
bola. Cedera yang dialami pemain sepakbola biasa terjadi saat latihan maupun pertandingan, secara
sengaja atau tidak sengaja, karena faktor lapangan, gerakan tubuh yang salah, berbenturan dengan
pemain lain dan sebagainya. Bagian tubuh dari kepala hingga ujung kaki pemain sepakbola berpotensi
mengalami cedera ringan atau berat.
Cedera atau luka menurut Wikipedia adalah sesuatu kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh yang
dikarenakan suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi. Luka di sini juga dapat merujuk pada luka
batin atau perasaan. Penyebab-penyebab cedera secara umum terjadi karena:
1.

Pemanasan yang kurang atau salah

2.

Gaya permaianan dan gerakan yang salah, dan

3.

Pendinginan
Tak sedikit pemain yang baru terdeteksi cedera setelah permainan usai karena benturan atau tekel-an
saat di lapangan dianggap yang tidak parah. Sebenarnya cedera tidak hanya akibat benturan fisik
dengan pemain lain, melainkan juga akibat terlalu memaksakan otot untuk bekerja keras sepanjang laga.
Akibat paling umum dari benturan fisik adalah cedera yang sifatnya akut atau traumatic, sementara
pemaksaan otot dan persendian dalam setiap pertandingan dapat memicu cedera yang sifatnya
akumulatif.Bagian tubuh yang paling rentan cedera adalah kaki, Persentasenya mencapai 77%
dibandingkan lutut yang hanya 21% dan ankle atau pergelangan kaki sebesar 18%. Namun dibandingkan
pada bagian tubuh lainnya, cedera lutut cenderung menyebabkan seorang pemain absen dalam jangka
waktu paling lama, cedera di bagian ini juga paling sering membutuhkan operasi pembedahan untuk
mengatasinya. Pada pergelangan kaki, sisi bagian luar lebih rentan terkilir dibandingkan sisi dalam
maupun tengah. Kerusakan ligamen pada sisi luar juga cenderung lebih berbahaya dibandingkan pada
ligamen di sisi dalam. Sementara itu, kerusakan otot paling banyak terjadi di bagian paha (groin) yakni
53%. Otot lain yang sering sobek dalam permainan sepakbola adalah hamstring (42%) dan quadriceps
atau otot paha di sisi depan (5%).
Penelitian lain yang dipublikasikan dalam British Journal of Sport Medicine mengungkap, cedera paling
banyak terjadi pada 15 menit awal dan 15 menit menjelang laga berakhir. Risiko di menit-menit awal
merupakan akibat dari permainan keras dengan intensitas tinggi, sementara risiko menjelang laga
berakhir umumnya dipicu oleh kelelahan.
Penanganan umum cedera secara medis
Penanganan cedera dengan rehabilitasi medik terbagi berdasarkan perkembangan cedera yaitu:

1. Stadium Akut, adanya pembengkakan dan nyeri akibat pembengkakan. Bertujuan untuk mengatasi
pembengkakan, edema yaitu dengan immobilisasi (tidak bergerak), kompres es, obat-obatan dan terapi
modalitas lain. Dapat dimulai latihan gerak yang terbatas dan hati-hati.
2. Stadium

Sub-Akut,

pembengkakan

berkurang.

Nyeri

akibat

regangan

jaringan

ikat.

Bertujuan mengurangi perlengketan dan kontraktur yaitu dengan cara latihan gerak aktif perlahan-lahan,
intensitas bertambah secara bertahap.
3. Stadium Kronik, inflamasi/pembengkakan hilang. Nyeri yang timbul di sini bukan akibat regangan jaringan
ikat. Rehabilitasi di sini bertujuan untuk pemulihan dengan latihan peregangan, penguatan otot dan
latihan gerak fungsi secara bertahap
Penanganan umum cedera secara tradisional
Seperti halnya dalam menangani cedera dalam olahraga secara umum, cedera yang menimpa pemain
sepakbola seharusnya juga mendapatkan perawatan dan pengobatan secara medis, namun pada
kenyataannya seperti yang terjadi pada beberapa kalangan dari pemain sepakbola di Indonesia,
mereka lebih memilih menjalani pengobatan alternatif atau yang biasa disebut pengobatan tradisional,

karena menurut mereka telah terbukti dan memberikan hasil yang cepat dan memuaskan. Pertimbangan
memanfaatkan jasa pengobatan tradisional dalam mengobati cedera pemain sepakbola daripada praktek
kedokteran dipengaruhi oleh faktor biaya operasi yang mahal, waktu pemulihan yang lama, dan
kebiasaan turun-temurun yang sudah lebih dulu dipercaya.
Dapat disimpulkan bahwa pemain sepakbola menginginkan cedera tersebut dapat disembuhkan secara
instan agar kembali pada kondisi semula.
Tata cara pengobatan tradisional pada dasarnya mengacu kepada mengembalikan fungsi otot kembali
normal melalui teknik pemijatan dan ditunjang dengan ramuan tradisional. Tahap awal penyembuhan
cedera olahraga dimulai dengan melakukan pijatan di telapak kaki sebagai titik pusat peredaran darah
dan bukan pada bagian yang menderita cedera. Peranan ramuan tradisional sama sekali tidak
mengandung mistis di dalamnya, melainkan memberikan pengaruh panas ke otot sehingga
memperlancar peredaran darah.
Berdasarkan pengalaman salah seorang pemain sepakbola professional, yang juga pemain Tim Nasional
Indonesia yaitu Ricardo Salampessy, saat ia mengalami cedera lutut parah/berat, cedera itu dapat
disembuhkan dengan metode pemijatan dan ramuan tradisional dari Papua. Selama cedera Slampessy
secara rutin melakukan pemijatan pada lututnya yang dikerjakan oleh ahli Terapis tradisional dan
dioleskan juga ramuan yang terbuat dari jahe merah asal Papua. Proses penyembuhan cederanya
berlangsung selama 3 bulan, sehingga waktu ini menjadi lebih cepat daripada jika penanganan cedera
dilakuakn dengan jalan operasi yang diperkirakan memakan waktu 6 bulan penyembuhan.
Metode penyembuhan yang dilakukan oleh ahli terapis tradisional untuk setiap jenis cedera bervariasi,
sebagai acuan titik pemijatan terletak pada telapak kaki kemudian bergerak ke bagian lain tubuh yang
berhubungan dengan cedera. Berikut ini beberapa penjelasan mengenai cara penanganan cedera pada
lutut, engkel, dan memar:

Cedera lutut, jika terjadi dislokasi lutut maka langkah awalnya adalah mengembalikan posisi ujung lutut
ke lokasi semula, pemijatan di telapak kaki dilakukan agar peredaran darah mengalir lancer ke jantung,
dilanjutkan dengan pemijatan daerah sekitar lutut mengarah ke jantung.

Cedera engkel, cedera ini ditangani melalui pemijatan pada telapak kaki, kemudian dilanjutkan ke bagian
engkel secara perlahan sambil memberikan tekanan yang mengarah ke atas. Untuk mengembalikan
fungsi kerja otot, persendian digerakkan kea rah berbeda.

Cedera memar, pemijatan berawal dari ujung kaki menuju otot bagian tubuh lain yang masih
berhhubungan dengan lokasi cedera. Untuk cedera memar tidak boleh dilakukan pemijatan pada bagian
yang cedera, hanya di lokasi sekitarnya.
Cara pengobatan tradisional untuk mengobati cedera olahraga sepakbola maupun sakit lain umumnya
dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat di Indonesia. Keyakinan kuat manfaat pengobatan tradisional
sudah dikenal secara turun temurun sebagai bagian dari budaya masyarakat lokal.
Menurut dr. Jhon kambu, seorang dokter Tim sepakbola asal Papua menyatakan bahwa beberapa
pengobatan tradisional yang menggunakan metode pijatan dan ramuan tradisional, tidak bertentangan

dengan ilmu kedokteran, namun harus diingat bahwa dalam memilih ahli terapis tradisional hendaknya
selektif dan hati-hati, karena apabila terjadi kesalahan maka akibatnya akan fatal yang dapat
mengakibatkan pemain sepakbola itu tidak dapat bermain kembali atau pensiun.
Jenis-jenis cedera
Keseleo (Sprains), adalah jenis yang paling umum dari cedera sepak bola, pengobatan paling baik
untuk cedera ini yaitu dengan metode "RICE" (Rest, Ice, Compression, Elevate)

Patah Tulang (Fraktur account), merupakan seperempat dari semua cedera sepakbola yang serius
(Cedera yang membutuhkan perawatan Rumah Sakit), Contohnya: patah tulang termasuk jari,
pergelangan tangan, dan kaki.

Ujung Kaki (Turf toe), adalah cedera pada pangkal jempol kaki. Cedera ini sering disebabkan karena
berlari atau melompat pada permukaan yang keras seperti rumput sintetis.
Tendon (Achilles tendonitis), adalah kondisi yang menyakitkan dari tendon di bagian belakang
pergelangan kaki. Terlambat dalam pengobatan, maka dapat menyebabkan peningkatan resiko
tendon achilles pecah.
Pergelangan kaki (Ankle), keseleo pergelangan kaki adalah cedera umum yang dialami pemain
sepakbola profesional. Semakin cepat cedera ini (Cedera ligamen pergelangan kaki) diketahui dan
diobati, maka semain cepat pula pemulihannya.
Ligamen (ACL tear),Anterior Cruciate Ligament atau lebih kita kenal dengan cedera ACL merupakan
cedera lutut. Sering menimpa pemain sepakbola, cedera ini dapat membuat pemain berada di pinggir
lapangan selama berbulan-bulan atau lebih.
Tulang rawan (Torn), cairan yang timbul di lutut terjadi ketika meniskus mengalami luka. Meniskus di
lutut adalah dua buah lingkaran tulang rawan yang memiliki dua bantal dan mendukung lutut sendi.
Pinggul (Hip pointer), yang dimaksud cedera pinggul adalah bahwa ada memar di tulang, atau mungkin
patah tulang dari Pelvis.
Gegar otak (Concussions), disebabkan oleh benturan keras di kepala, cedera ini dapat menyebabkan
penurunan beberapa tingkat dari fungsi otak. Gejala gegar otak mungkin termasuk kebingungan,
masalah memori jangka pendek, dan kehilangan kesadaran.

Luka (Spine), jarang terjadi tapi sangat terlihat karena luka ini berada di luar tubuh, terjadi ketika
pemain berbentusan dan bergesekan dengan pemain lawan atau bahkan dengan perangkat
permainan seperti sepatu, rumput lapangan, tiang gawang, dan lain sebagainya.

Cedera yang paling sering menimpa pesepakbola


1. Hamstring
Hamstring sendiri terdiri dari 4 otot, yaitu semitendinou;, semimebranosu;, biceps femoris caput lognu;
dan caput breve. Jika salah satu dari 4 otot ini mengalami strain, yaitu ketegangan yang mulai dari hanya
tertarik ringan sampai putus (biasanya pemain mendengar bunyi 'tuk' apabila salah satu ototnya putus).

Cedera ini terjadi otot tersebut harus melakukan gerakan secara eksplosif/tiba-tiba seperti sprint.
Penyebab lain yaitu otot yang sudah lelah namun tetap dipaksa untuk bekerja. Karena otot selalu
berkontraksi, kadar asam menjadi sangat tinggi sehingga bila tiba-tiba melakukan gerakan eksplosif, otot
tersebut terkejut dan tidak siap menerima tekanan.
Jika mengalami hamstring tingkat 1 (ringan) pemain tidak bisa bermain selama 2 pekan, untuk tingkat 2
mesti absen sekitar 3-4 minggu, hingga tingkat 3 (putus) yang harus absen 6-8 pekan. Waktu
rehat/istirahat ini harus ditaati dengan tepat karena jika proses penyembuhan ini tidak utuh maka cedera
bisa berdampak panjang dan menjadi kronis.
Otot Hamstring merupakan otot yang terletak di bagian belakang paha. Kita seringkali mengalami cedera
pada otot ini, terutama bagi mereka yang sering berolah raga. Gangguan tersebut dapat berupa robekan
atau regangan otot. Pada cedera yang ringan, biasanya hanya mengalami perasaan seperti tertekan
pada paha bagian belakang, pada cedera yang berat akan mengalami nyeri yang hebat hingga tidak
dapat berjalan. Cedera hamstring didiagnosis berdasarkan pada: Pemeriksaan fisik dan Pemeriksaan
penunjang seperti MRI
Jika seseorang mengalami cedera otot hamstring, maka yang dapat dilakukan adalah:
- Yang paling utama adalah mengistirahatkan otot yang terlibat
- Mendinginkan dengan es daerah yang sakit, terutama pada awal-awal cedera
- Menekan daerah yang sakit dengan perban elastis
- Memakai tongkat jika timbul rasa nyeri saat berjalan
- Meregangkan dengan perlahan paha dan pinggul
- Terapi fisik
- Operasi, dilakukan jika terbukti otot mengalami robekan
Untuk mencegah terjadinya cedera hamstring, maka otot harus kuat dan lentur. Untuk itu, perlu latihan
peregangan dan penguatan otot yang baik. Selain itu, sebelum melakukan olah raga, hendaknya selalu
melakukan pemanasan sebelumnya dan melakukan pendinginan sesudahnya.
2. ACL (Anterior Cruciate ligament)

Sendi lutut dibentuk dari tulang paha, tulang tibia (tulang kering pada tungkai bawah kaki) dan tulang
tempurung lutut. ACL (anterior cruciate ligament) adalah salah 1 dari 4 ligamen utama dalam sendi lutut
yang menghubungkan tulang paha dengan tulang tibia. ACL merupakan ligament (jaringan ikat) di lutut
yang sering sekali mengalami cedera. Sekitar 50% cedera ACL seringkali disertai dengan cedera struktur

lainnya dalam sendi lutut seperti kerusakan meniskus (bantalan tulang), tulang rawan dan ligamen
lainnya, hal tersebut dapat terlihat dari hasil magnetic resonance imaging (MRI).
Sebesar 70% cedera ACL terjadi melalui mekanisme non-kontak dan 30% terjadi karena mekanisme
kontak langsung (terbentur) dengan orang atau benda. Jika seseorang mengalami cedera ACL, beberapa
saat kemudian pasien akan merasa nyeri, bengkak dan lutut tidak stabil. Beberapa jam kemudian,
bengkak akan menjadi sangat besar, gerakan lutut tidak bebas, nyeri disekitar sendi dan rasa tidak
nyaman saat berjalan. Fungsi ACL adalah sebagai stabilitasi pada lutut. Tanda-tanda seseorang yang
mengalami cedera pada ACL-nya keluhan lutut seperti akan keluar darinya tempatnya. Oleh sebab itu,
sangat disarankan melakukan operasi jika mengalami cedera ini.
Cedera ini seringkali terjadi pada olahraga keras yang seringkali melompat dan berlari (olahraga yang
ketika lari kencang tiba-tiba berhenti atau saat melompat tiba-tiba harus berputar) seperti sepakbola,
futsal, tenis, badminton, bela diri, dan basket.
Cedera ini sangat berat dan menakutkan karena bisa mengakhiri karier seorang atlet. Fungsi utama ACL
adalah menyetop rotasi atau perputaran lutut dan kaki, Cedera ini terjadi bila saat badan berputar atau
jatuh, paha atas berputar kearah dalam dan kaki bawah berputar kearah luar. Komplikasi cedera ini
adalah melekatnya salah satu ujung ACL di meniscus, ACL mengalami over stretch (meregang secara
berlebihan), dan menarik meniscus itu sampai lepas dari lutut kaki. Apabila cedera ini cukup parah maka
pemain tersebut terkena cedera ganda yaitu ACL dan meniscus, jika mengalami ini tingkat pemulihannya
sangat lama.
Setelah dioperasi total masa rehabilitasinya bisa mencapai 9 bulan dan harus ditaati. Pada bulan ke-6
pemain bisa mulai berlatih ringan dengan bola, setelah 9 bulan baru pemain diijinkan berlatih di atas
lapangan, ini tentu saja tergantung dari fisik pemain sendiri serta sesuai dengan statemen dari dokter
yang menangani. Sebaliknya jika tidak segera diatasi, maka rasa nyeri yang timbul tidak akan hilang,
orang tersebut tidak dapat beraktivitas, dan memicu terjadinya perkapuran dini.
Bagaimana cara pendiagnosaan robekan pada ACL?.
Pendiagnosa robekan ACL dapat dilakukan saat mendengar suara seperti ada yang patah dalam sendi
dan sangat jelas terdengar, seketika itu juga orang tersebut akan limbung dan terjatuh, namun setelah
beberapa saat kemudian dapat berjalan kembali walaupun dalam keadaan tidak seimbang, nyeri yang
dirasakan membuat sendi lutut sulit digerakkan dan menimbulkan bengkak.
Robekan pada ACL mengakibatkan pembengkakan pada lutut dan rasa sakit yang teramat sangat, pada
saat penyelidikan dokter anda akan mencari tanda-tanda ketidakstabilan pada lutut. Spesial test tersebut
adalah dengan memberikan tekanan pada ACL dan akan menditeksi robekan ligament. MRI juga
digunakan untuk memastikan robeknya ligament dan juga untuk melihat apakah ada bagian lain yang
rusak. Banyak pasien dengan robekan ACL mulai merasa baikan dalam masa beberapa minggu dari
tanggal kejadian, mereka akan merasakan lututnya kembali seperti normal tetapi masalah dengan
ketidakstabilan mungkin masih terasa.

Bagaimana perawatannya?.
Biasa operasi robeknya ACL dinamakan Rekonstruksi ACL atau juga disebut dengan ACL
Reconstruction.

Perbaikan

ligamen

mungkin dilakukan, yaitu dengan

merekonstruksi dengan

menggunakan urat atau ligament yang lain untuk disambungkan pada ligament yang putus. Ada
beberapa pilihan untuk melakukan operasi ACL, pilihan yang paling signifikan adalah jenis korupsi yang
digunakan untuk merekonstruksi ACL robek, ada juga variasi dalam prosedur seperti rekonstruksi ACL
baru double-bundel.
Bagaimana rehabilitasinya?.
Rehabilitasi adalah salah satu aspek yang paling penting, tapi terlalu sering diabaikan setelah
rekonstruksi bedah ACL. Rehabilitasi setelah operasi ACL berfokus pada gerakan kembali dan kekuatan,
dan meningkatkan stabilitas sendi untuk mencegah cedera masa depan. Disamping pedoman umum
untuk pemulihan ACL, juga sangat penting untuk setiap orang mengikuti latihan rehabilitasi yang
memungkinkan pada lutut seseorang. Proses yang terlalu cepat atau terlalu lambat dapat menjadi
pedoman untuk hasil keseluruhan dari operasi, oleh sebab itu sangat penting untuk memastikan ahli
terapi dan dokter anda untuk menuntun masa rehabilitasi anda.
3. Meniscus

Meniscus adalah bantalan sendi lutut berbentuk seperti cincin dan berfungsi sebagai penahan benturan.
Cedera pada struktur ini sangat sering terjadi dan sebagian besar karena olah raga. Biasanya berupa
cedera saat lutut terpuntir (twisted knee) mendadak. Olah raga yang sering menyebabkan cedera
menicus, antara lain sepakbola/futsal, tenis, badminton dan bola basket.
Cedera yang lumayan parah. Meniscus adalah semacam tulang putih yang membantu menstabilkan lutut
saat menekuk sehjingga tidak ada pergerakan ke arah samping, Seperti yang telah dibahas di atas,
cedera ini bisa terjadi bila ACL tertarik sangat keras. Berenang, bersepeda, dan menekuk lutut adalah hal
yang sangat tidak disarankan, apabila meniscus dioperasi maka pemulihan bisa mencapai 3-6 bulan. Ada
juga kemungkinan komplikasi meniscus, maksudnya yaitu setelah meniscus dibersihkan meniscus tidak
akan tumbuh kembali, sehingga jadi gesekan secara langsung antara tulang paha dan tulang kaki bawah.
Peredaran darah yang jelek pada meniscus juga menyebabkan proses penyembuhan menjadi lambat.
Gejala yang timbul sering dianggap sebagai keseleo biasa karena pasien masih bisa berjalan, namun
keadaan akan menjadi buruk karena akan timbul gejala nyeri di sendi yang makin hebat, sehingga jalan

menjadi pincang; sendi lutut sulit untuk digerakkan/ tidak dapat diluruskan/tidak dapat dilipat dan
terkadang pasien merasa ada yang bergerak-gerak di dalam sendi. Diagnosis yang tepat hanya dapat
dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan MRI.
Pengobatan dapat mulai dengan yang sederhana seperti istirahat, obat-obatan sampai pada keadaan
yang parah diperlukan tindakan operasi Arthroscopy. Arthroscopy adalah sebuah alat yang digunakan
oleh dokter untuk melihat langsung keadaan sendi yang terganggu, karena dengan Arthroscopy dapat
terlihat keadaan sendi yang terganggu yang belum pernah terlihat sebelumnya, oleh sebab itu
Arthroscopy dikategorikan sebagai salah satu alat diagnostik yang canggih. Pada masa lalu Arthroscopy
hanya menguntungkan pada sendi lutut tetapi sekarang ada beberapa jenis sendi lain yang dapat
memperolah keuntungan tersebut, dengan Arthroscopy diagnosis pembedahan menjadi lebih akurat,
didapat ketepatan treatment dan dapat melaksanakan prosedur-prosedur pembedahan, karena tindakan
yang dilakukan melalui insisi kecil, biasanya dengan prosedur yang sama dan sedikit trauma di jaringan
akan membantu proses penyembuhan menjadi lebih baik. Tetapi Arthroscopy bukanlah satu-satunya
untuk setiap kondisi, contohnya dalam kondisi yang membutuhkan kesembuhan penuh termasuk waktu
pengobatan dan rehabilitas. Diagnostik dengan Arthroscopy pada umumnya digunakan bersama dengan
tindakan bedah terbuka. Bedah terbuka ini dilakukan pada sendi dengan tujuan menemukan jalan untuk
melakukan eksisi (pengambilan jaringan/bagian yang rusak). Alat Arthroscopy dapat menjangkau suatu
titik pembedahan dimana ahli bedah dapat melakukan beberapa prosedur yang sama seperti yang telah
dilakukan pada pembedahan secara terbuka tetapi hal ini melalui insisi yang lebih kecil. Namun demikian,
eksisi tetap dapat mengganggu jaringan dan menyebabkan pendarahan, pembengkakan serta rasa nyeri.
Bahkan setelah diagnostic Arthroscopy tersebut masih diperlukan waktu yang agak lama untuk proses
rehabilitasinya
4.

Muscle Strain

Muscle strain bukanlah cedera yang parah, tetapi bila tidak ditangani dengan baik, strain akan berlanjut
terus menerus dan menjadi kronis, otot yang biasanya terkena terletak di betis dan paha. Overstretching
bisa terjadi di otot-otot tersebut. Apabila cedera ini terjadi, stretching atau peregangan otot harus
dihindari, bila tetap dilakukan justru cedera akan bertambah parah. Muscle strain termasuk cedera ringan,
dalam 7 hari pemain bisa merumput lagi.

5. Pattela Tendonitis

Cedera ini sering terjadi atau dirasakan setelah pemain berlatih atau beranding di lapangan yang keras.
Salah dalam memilih jenis, ukuran dan bentuk sepatu juga menyebabkan rasa sakit ini, contoh:
pemakaian sepatu Pul 6 di lapangan keras. Rasa sakit biasanya terasa di bagian bawah lutut, cedera ini
bisa pulih dalam 5-7 hari. Peregangan otot juga harus dihindari, salah satu faktor yang memprovokasi
cedera ini adalah ketidakseimbangan antara otot quadriceps, contoh: vastus medialis lebih lemah
dibandingkan vastus lateralis, ini membuat Q-angle dari pattela sehingga terjadi iritasi di lutut, akibatnya
pattela tendonitis menjadi cedera yang gampang terjadi di lutut
Pengobatan:
Selain obat dan terapi, juga dapat dilakukan metode RICE (Rest, Ice, Compress, and Elevate), dengan
rest/istirahat maka akan mengurangi ketegangan tendon, ice/es untuk mengurangi rasa sakit, itu juga
termasuk dalam compress dan elevate. Proses penyembuhan biasanya memakan waktu 2-3 hari sampai
dengan 4-6 minggu. Metode penyuntikan steroid memang cepat namun tidak baik untuk jangka panjang
atlet.

Menghindari cedera untuk pesepakbola amatir/pemula/hobby


Untuk menghindari cedera otot bagi pesepakbola amatir atau pemain futsal, di sini perlu diingat bahwa
penting untuk melakukan pemanasan, peregangan sebelum permainan dan juga pendinginan setelah
permainan.
Pemanasan khususnya pada daerah kaki sebelum melakukan latihan yang berat dapat membantu
mencegah terjadinya cedera. Gerakan ringan selama 3-10 menit akan menghangatkan otot sehingga otot
lebih lentur dan tahan terhadap cedera.
Pendinginan adalah mengurangi latihan secara bertahap sebelum latihan dihentikan. Misalnya dengan
lari-lari kecil. Pendinginan mencegah terjadinya pusing dengan menjaga aliran darah. Jika latihan yang
berat dihentikan secara tiba-tiba, darah akan terkumpul di dalam vena tungkai dan untuk sementara
waktu menyebabkan berkurangnya aliran darah ke kepala. Pendinginan juga membantu membuang
limbah metabolik (misalnya asam laktat dari otot), tetapi pendinginan tampaknya tidak mencegah sakit
otot pada hari berikutnya, yang disebabkan oleh kerusakan serat-serat otot.
Latihan peregangan tampaknya tidak mencegah cedera, tetapi berfungsi memperpanjang otot sehingga
otot bisa berkontraksi lebih efektif dan bekerja lebih baik. Untuk menghindari kerusakan otot karena

peregangan, hendaknya peregangan dilakukan setelah pemanasan atau setelah berolah raga, dan setiap
gerakan peregangan ditahan selama 10 hitungan.
Cedera yang sering menimpa pesepakbola amatir / pemain futsal
Untuk pemain futsal yang baru mulai, sering mengalami cedera karena kurangnya pemanasan. Salah
satunya adalah Plantar fascitis, Plantar fascitis adalah pembengkakan dengan rasa nyeri karena
adanya suatu robekan kecil pada otot plantar fascia yang terjadi karena penggunaan berlebihan atau
tarikan berulang plantar fascia. Keadaan ini menyebabkan rasa nyeri di bawah telapak kaki bagian
belakang dekat tumit, dan ini disebabkan karena gerakan berulang-ulang yang menyebabkan regangan
tiba-tiba. Selain kurangnya pemanasan juga disebabkan berlari di lapangan yang keras seperti lapangan
futsal.
Cedera kedua yang mungkin terjadi adalah tendenitis achiles. Gejala yang dirasakan adalah rasa nyeri
pada urat daging yang membentang dari otot betis ke tumit terutama pada pagi hari. Tendinitis Achiles
disebabkan oleh karena penggunaan berlebihan pada otot kaki, permukaan lapangan yang keras, sepatu
yang tak tepat (terlalu sempit), sudah lama tak latihan fisik dan penyakit rematik.
Cedera ketiga adalah strain atau pegal-pegal. Mulai dari yang ringan hingga yang berat, cedera ini
disebabkan karena latihan/gerakan berlebihan pada otot tertentu.
Pada futsal sama seperti pada olah raga sepak bola, seringkali sewaktu pemain sedang menendang
bola, pemain lawan juga ingin menendang bola sehingga gerakan kaki yang sudah diukur bisa lebih dari
yang diharapkan karena benturan kaki lawan sehingga bisa menimbulkan yang namanya overstreching.
Kondisi lapangan yang licin juga dapat menyebabkan overstretching (terlalu meregang) karena terpeleset
Cedera yang agak berat adalah ankle sprain, cedera ini bisa terjadi karena tekelan dari lawan main
atau sewaktu pemain ingin menendang bola tetapi kurang menaikkan kakinya sehingga sisi luar telapak
kaki menyeret lantai lapangan, masyarakat awam menyebut cedera ini sebagai sakit engkel.
Gejalanya bisa ringan maupun berat, mulai dari rasa sakit sewaktu berjalan hingga pembengkakan.

Anda mungkin juga menyukai