NIM : S.1216182
TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL
dibanding periode yang sama tahun 2014, dimana ini berada di luar
perkiraan pemerintah sebelumnya. Selain itu pada periode Juni Juli lalu
indeks Shanghai Stock Exchange (SSE) jatuh hingga 30% hanya dalam
waktu 1 bulan. Pemerintah Tiongkok bersama-sama dengan PBOC
menetapkan kebijakan ekonomi untuk menanggulangi jatuhnya nilai
indeks ini dengan menurunkan nilai tukar Yuan terhadap USD. Devaluasi
yuan itu dilakukan untuk mendongkrak tingkat kompetisi barang ekspor
Tiongkok yang terus tergerus. Karena sejak tahun 2011 pertumbuhan
tahunan ekspor Tiongkok secara konsisten melambat. Disamping itu
langkah ini diambil untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di China dan
pada akhirnya mendorong SSE untuk kembali naik. Dengan melemahnya
nilai tukar Yuan terhadap USD memiliki tujuan agar harga barang produksi
China dapat bersaing atau lebih competitive jika dibandingkan dengan
produk Amerika.
2.
di China
Faktor kedua yang menjadi alasan China mendevaluasi mata
uangnya adalah untuk menjaring minat investor-investor asing agar mau
berinvestasi di negeri tirai bambu ini. Dengan murahnya nilai tukar mata
uang Yuan terhadap USD yang berdampak pada jatuhnya nilai SSE maka
investor akan cenderung berinvestasi di China. Selain itu jika jadi
diumumkan sebagaimajor currency oleh IMF di 20 Oktober nanti, investor
akan sangat tertarik untuk membeli Yuan dikala harganya yang sedang
menyentuh level yang sangat rendah seperti sekarang ini. Dengan
meningkatnya jumlah investor di China maka akan berdampak positif
secara signifikan pada tingkat pertumbuhan ekonomi di negeri Tiongkok
yang saat ini berada jauh dari target pemerintah sebesar 7%.
Taktik devaluasi mata uang yuan yang digunakan oleh Bank Sentral
China atau People Bank of China (PBOC) dapat mengakibatkan terjadinya
perang mata uang atau biasa disebut currency war. Currency War ini
biasanya terjadi ketika negara-negara bersaing untuk mempertahankan
daya saing guna meningkatkan stabilitas ekonominya. Turunnya nilai mata
uang dapat menjadi sinyal kuat bagi Amerika untuk segera menetapkan
kebiijakan ekonomi apakah akan menaikkan tingkat suku bunga dalam
negerinya atau tidak.
Lalu apa dampak kebijakan ini?
Sementara kalau ditanya apa pengaruh devaluasi Yuan ini terhadap
kinerja perusahaan-perusahaan atau pertumbuhan ekonomi negaranegara di seluruh dunia, maka sebenarnya hampir tidak ada pengaruh
apapun, yang jelas ekspor barang dan jasa dari china semakin murah.
Tidak ada perusahaan atau negara manapun yang menyimpan sebagian
besar asetnya dalam mata uang Yuan, kecuali perusahaan-perusahaan
asal Tiongkok itu sendiri, karena memang Yuan bukanlah world reserve
currency. Satu-satunya pengaruh adalah bahwa nilai impor Amerika dan
Eropa dari Tiongkok mungkin akan meningkat, dan itu bisa sedikit
mengganggu pertumbuhan ekonomi mereka.
Bank
Sentral
di
AS
dan
Inggris
mempertimbangkan
untuk
menaikkan suku bunga demi mencegah peningkatan inflasi. Barangbarang murah dari Tiongkok akan mengurangi tekanan inflasi dan
menjaga suku bunga tetap rendah dalam jangka waktu lebih lama. Namun
dampak yang tidak diinginkan adalah terjadinya "ekspor pengangguran"
(export of unemployment), karena Beijing membatasi tenaga kerja asing
untuk melindungi perekonomiannya.
berharga atau mata uang asing (forex) dalam pasar berjangka (futures
market).
pada
kuartal
II/2015
didorong
oleh
belanja
miliar,
menorehkan
defisit.
Data
Departemen
Perdagangan.
AS
disampaikan
dalam
Bloomberg.com,
performa
ekspor