Anda di halaman 1dari 26

PENYEBARAN KARAKTERISTIK

MANIFESTASI KLINIK PENYAKIT


MENULAR
1. Lebih banyak tanpa gejala klinik yang jelas
contohnya : tuberculosis dan poliomyelitis
2. Lebih banyak dengan gejala klinik jelas
contohnya : measles dan varicella
3. Penyakit menular yang bersifat fatal yang
umumnya berakhir dengan kematian
contohnya : rabies dan tetanus neonatorum

Komponen Proses Kejadian


Penyakit Menular
PERIODE PRE-PATOGENESIS
A. Faktor Penyebab Penyakit Menular (AGENT)
Unsur

1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)

biologis, dari partikel virus sampai organisme


multiseluler yang kompleks.
Arthropoda (serangga)
Helminthes ( Cacing)
Protozoa
Fungi (jamur)
Bakteri
Spirochaeta
Rickettsia
Virus

A. Faktor Penyebab Penyakit Menular (Agent)


1. Sifat alami dan karakteristik AGENT
a.

Karakteristik biologik dan kimiawi :


Morfologi, motilitas, fisiologi, reproduksi, metabolisme,
nutrisi, suhu dan kemampuan hidup pada suhu,
kelembaban, dan kadar oksigen tertentu, tipe dan
jumlah toksin yang dihasilkan, jumlah antigen, dan
siklus hidup

b. Resistance fisik dan kimiawi serta viabilitas : Terhadap


cahaya matahari, ultraviolet, listrik, sinar x, radium,
gelombang sonik dan supersonik, desikasi, dry heat,
moist heat, dingin, pembekuan (freezing), daya tahan
thd air, asam, basa, garam, alkohol, fenol dll.
.

Komponen Proses Kejadian


Penyakit Menular
2. Karakteristik AGENT berkaitan dengan
HOST
a) Infektifitas

kemampuan unsur penyebab masuk dan berkembang


biak.
dapat dianggap ; jumlah minimal dari unsur
penyebab untuk menimbulkan infeksi thd 50%
pejamu spesies sama.
Dipengaruhi oleh sifat penyebab, cara penularan,
sumber penularan, serta faktor pejamu seperti umur,
sex dll.
Infektifitas tinggi : campak
Infektifitas rendah : lepra

b) Patogenesitas
Kemampuan agent untuk menghasilkan

c)

penyakit dgn gejala klinik yang jelas.


Dipengaruhi oleh = infektivitas
Staphillococcus tidak patogen bila di
rektum. Tapi bila di rongga peritoneum atau
selaput otak, akan serius.
Virulensi
Nilai proporsi penderita dgn gejala klinis
yang berat thd seluruh penderita dgn
gejala klinis yang jelas.
Dipengaruhi dosis, cara masuk/penularan,
faktor pejamu.
Poliomyelitis lebih berbahaya bila
mengenai org dewasa daripada anak-anak.

d) Antigenesitas/ Imunogenisitas
Kemampuan AGENT menstimulasi HOST untuk

menghasilkan kekebalan/imunitas.
Dapat berupa kekebalan humoral primer,
kekebalan seluler atau campuran keduanya.
Dipengaruhi oleh faktor pejamu, dosis dan
virulensi infeksi.
Campak dapat menghasilkan kekebalan
seumur hidup. Gonococcus tidak demikian,
orang dapat terkena gonore beberapa kali.

3. Karakteristik AGENT berkaitan dengan


ENVIRONMENT
Sumber Penularan (reservoir)

Unsur penyebab penyakit adl unsur biologis.


Butuh tempat ideal berkembang biak dan bertahan.

Reservoir adl organisme hidup/mati, dimana penyebab


penyakit hidup normal dan berkembang biak.
Reservoir dapat berupa manusia, binatang, tumbuhan
serta lingkungan lainnya.

Reservoir merupakan pusat penyakit menular, karena


merupakan komponen utama dari lingkaran penularan
dan sekaligus sebagai sumber penularan.

a. Manusia sebagai resevoir


Lingkaran penularan penyakit yang sangat

sederhana, reservoir manusia serta


penularan dari manusia ke manusia.
Mis. ISP oleh virus/bakteri, difteri, pertussis,
TBC, influensa, GO, sipilis, lepra.
Penularan penyakit ke pejamu potensial :
- proses kolonisasi
- proses infeksi terselubung (covert)
- proses menderita penyakit (overt)
Manusia sbg reservoir dapat sebagai
penderita, juga sbg carrier.

Manusia sbg carrier dibagi :


1) Healthy carrier : poliomyelitis, hepatitis B,dll.
2) Incubatory carrier : chicken pox, measles, dll.
3) Convalescent carrier : klpk salmonella, difteri,
dll.
4) Chronic carrier : tifus abdominalis, hepatitis B,
dll.
Manusia sbg reservoir dibagi :
1) Reservoir yang selalu sbg penderita : cacar,
TBC, campak, lepra, dll.
2) Reservoir sbg penderita dan carrier : difteri,
kolera, tifus abdominalis, dll.
3) Reservoir sbg penderita, tdk dpt menularkan
tanpa vektor/pejamu lain : malaria, filaria, dll.

b. Reservoir binatang atau benda lain


Penyakit yang secara alamiah dijumpai di

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

hewan vertebrata,juga menularkan ke


manusia (reservoir utama adl binatang)
zoonosis.
Penyakit
Reservoir
Rabies
Anjing
Bovine TBC
Sapi
Typhus, Scrub & Murine
Tikus
Leptospirosis
Tikus
Trichinosis Babi
Hidatosis
Anjing
Brucellosis Sapi, Kambing
Pes
Tikus

Sumber penularan
1.
2.
3.
4.

Penderita
Pembawa kuman
Binatang sakit
Tumbuhan /benda

Cara penularan
1.
2.
3.
4.

Kontak langsung
Melalui udara
Melalui makanan/minuman
Melalui vektor

Komponen Proses
Kejadian Penyakit Menular
B. Faktor Pejamu (HOST)
1. Umur, jenis kelamin, ras
2. Hereditas, perkembangan individu
3. Tingkah laku dan kebiasaan
4. Mekanisme pertahanan tubuh umum
maupun spesifik
5. Status gizi

Komponen Proses
Kejadian Penyakit Menular
C. Faktor Lingkungan (ENVIRONMENT)
1. Lingkungan fisik
2. Lingkungan sosial-ekonomi
3. Lingkungan biologik

Komponen Proses Kejadian Penyakit


Menular
PERIODE PATOGENESIS
Mekanisme Patogenesis
Efek patogen yang dihasilkan oleh unsur penyebab infeksi
dapat terjadi karena mekanisme :
Invasi langsung ke jaringan
Penyakit parasit seperti amubiasis, giardiasis.
Beberapa jenis cacing nematoda, cestoda.
Infeksi bakteri (meningitis), ISK, faringitis, virus, dsb.
Produksi toksin oleh unsur penyebab
Seperti tetanus, difteri, enterotoksin dari E. Coli .
Rangsang imunologis atau reaksi alergi
Termasuk tuberculosis, DBD, dll.

Infeksi yang menetap (infeksi laten)

Bakteri mungkin tetap berada di pejamu dengan


keadaan tanpa gejala setelah mengalami infeksi.
Seperti hemophillus influenzae, neisseria
meningitidis, streptococcus, dll.
Jenis infeksi virus mis. Herpes zoster, herpes
simplex, varicella zoster, encephlitis, dsb.
Peningkatan kepekaan pejamu melawan obat

yang tidak toksis,


Reys syndrom, dimana infeksi virus dpt
menyebabkan encephalopathy bila diobati
salisilat.

Ketidakmampuan membentuk imunitas,

AIDS, CFR 70%.

Mekanisme Penularan
Penyakit
1. Cara unsur penyebab keluar dari pejamu
a) Melalui konjungtiva ; penyakit mata.
b) Melalui saluran napas (droplet) ; karena

batuk, bersin, bicara atau udara pernapasan.


Seperti TBC, influensa, difteri, campak, dll.
c) Melalui pencernaan ; lewat ludah, muntah
atau tinja. Umpamanya kolera, tifus
abdominalis, kecacingan, dll.
d) Melalui saluran urogenitalia ; hepatitis.
e) Melalui luka ; paa kulit atau mukosa, seperti
sifilis, frambusia, dll.
f) Secara mekanik ; seperti suntikan atau
gigitan, antara lain malaria, hepatitis, AIDS,
dll.

Mekanisme Penularan
Penyakit
2.
a.

1)

2)
3)
4)

Cara penularan (mode of transmission)


Direct transmission
Perpindahan sejumlah unsur penyebab dari
reservoir langsung ke pejamu potensial melalui
portal of entry.
Penularan langsung orang ke orang ; sifilis, GO,
lymphogranuloma venerum, chlamydia trachomatis,
hepatitis B, AIDS, dll.
Penularan langsung dari hewan ke orang ;
kelompok zoonosis.
Penularan langsung dari tumbuhan ke orang ;
penyakit jamur.
Penularan dari orang ke orang melalui kontak
benda lain ; kontak dgn benda terkontaminasi.
Melalui tanah : ancylostomiasis, trichuris,
dll.
Melalui air : schistomiasis .

Mekanisme Penularan Penyakit


b.

c.

a)
b)
c)

Air borne disease


penularan sebagian besar melalui udara, atau kontak
langsung.
Terdapat dua bentuk ; droplet nucklei dan dust (debu).
Misalnya : TBC, virus smallpox, streptococcus
hemoliticus, difteri, dsb.
Vehicle borne disease
Melalui benda mati spt makanan, minuman, susu, alat
dapur, alat bedah, mainan, dsb.
Water borne disease ; cholera, tifus, hepatitis, dll
Food borne disease ; salmonellosis, disentri, dll
Milk borne disease ; TBC, enteric fever, infant
diare, dll

Mekanisme Penularan Penyakit


d.

1)
2)
3)
4)
5)
6)

Penularan melalui vektor (vektor borne


disease)
Vektor : si pembawa (latin), gol arthropoda
(avertebrata) yang dpt memindahkan penyakit
dari reservoir ke pejamu potensial.
Mosquito borne disease ; malaria, DBD, yellow
fever, virus encephalitis, dll.
Louse borne disease ; epidemic tifus fever.
Flea borne dosease ; pes, tifus murin.
Mite borne disease ; tsutsugamushi, dll.
Tick borne disease ; spotted fever, epidemic
relapsing fever.
Oleh serangga lain ; sunfly fever, lesmaniasis,
barthonellosis (lalat phlebotobus),
trypanosomiasis (lalat tsetse di Afrika).

ASPEK-ASPEK PENULARAN
PENYAKIT
1. Generation time : masa antara masuknya

agen (penyakit) ke dlm host sampai


kemampuan maksimal host tersebut untuk
menularkan penyakit
2. Herd Immunity : kekebalan suatu kelompok
terhadap serangan atau penyebaran suatu
penyakit menular
3. Attack rate

LEVEL OF PREVENTION OF COMMUNICABLE DISEASE


Interrelation of Agent, Host, and Environmental
factors
Production of STIMULUS

PREPATHOGENESIS PERIOD

Reaction of the HOST to the STIMULUS


Early
pathogenesis

Discernible
earlylesions

PERIOD

OF

Advanced
disease

Convalescence

PATHOGENESIS

EARLY DIAGNOSIS and


SPECIFIC PROTECTION
REHABILITATION
HEALTH PROMOTION Plans for routine specific
PROMPT TREATMENT
Health education in immunizations and use of
Provision of hospital
Fundamental facts of
Case-finding
measures,
Booster doses at most
and community facilities
Health and disease
individual and mass
Effective period
for retraining and
DISABILITY
LIMITATION
Selective immunization
Good standard
Screening survey
Based on exposure or
education for
of nutrition
Potential exposure
maximum use
Selective examinations
Good personal hygiene
of remaining capacities
Adequate treatment
Healthful living habit
Objectives :
to arrest
To cure and prevent
Proper isolation and
Education of the public
the disease process
Adequate housing,
disease processes
quarantine when indicated
and industry to utilized
and to prevent
recreation,
Proper handling of vehicle
the rehabilitated
further complication
and agreeable
Of transmission (food,water) To prevent the spread of
as full employment
and sequelae
work conditions
communicable diseases
Concurrent & terminal
Selective placement
Provision of
Avoidance of fatigue desinfection when indicated To prevent complications
facilities to limit
as much
and sequele
Satisfactory vector control
Work therapy in hospitals
disability
As possible
and to prevent death
To shorten period of disability
Other environment
Attention to personality
Examination of contacts
Sanitation measures
development

PRIMARY PREVENTION

SECONDARY PREVENTION

TERTIARY PREVENTION

LEVELS OF PREVENTION OF COMMUNICABLE DISEASE

Pencegahan Penyakit
Menular
Pencegahan adalah mengambil tindakan sebelum kejadian
yg lebih buruk, harus didasarkan data/keterangan.
a.

Primary Prevention
faktor penyebab ; desinfeksi, pasteurisasi, sterilisasi,
fumigasi, karantina, dsb.
faktor lingkungan ; air bersih, sanitasi lingkungan,
pemberantasan serangga, kehidupan sosial.
faktor pejamu ; status gizi, kesehatan umum,
imunisasi, status psikologis,persiapan perkawinan.

Pencegahan Penyakit
Menular
b. Secondary Prevention
Ditujukan kepada yang menderita, dianggap
menderita atau terancam menderita.
Tujuan :
diagnosis dini ;surveilens penyakit, skrining,GMC
pengobatan yang tepat ; mencegah meluas,
mencegah wabah, mencegah proses lanjut dan
mencegah komplikasi
c.

Tertiary Prevention
Tujuan :
mencegah kecacatan
mencegah bertambah parah
mencegah kematian
mencegah efek samping penyembuhan
(rehabilitasi)

Pencegahan Penyakit
Menular

A. Sasaran Sumber Penularan


Reservoir Binatang
memusnahkan atau melindungi yang lain
(imunisasi/pemeriksaan berkala)
Reservoir Manusia
isolasi, karantina, menghilangkan fokus
infeksi.
Surveilens individu ; pengawasan terus
menerus & ketat terhadap kontak tanpa
membatasi ruang gerak.

Pencegahan Penyakit
Menular
B. Sasaran Cara Penularan
via udara ; perbaikan sistem ventilasi,
masker.
via makanan/minuman ; penyehatan air
minum, pasteurisasi, pengawasan pembuatan
&peredaran.
via vektor perantara ; pemberantasan
serangga/ domestic animal, pengawasan
berbagai peny. Zoonosis.
C. Sasaran Pejamu Potensial
Peningkatan kekebalan khusus ; imunisasi
Peningkatan kekebalan umum ; perbaikan
gizi, gizi balita (KMS), posyandu.

Anda mungkin juga menyukai