Ekologi Tumbuhan
dalam tiga bagian dalam ukuran berbeda untuk dilakukan pengukuran pada empat
tingkatan pertumbuhan sebagai berikut: (a)Petak contoh berukuran 10 m x 10
m digunakan untuk tingkat pohon yaitu berdiameter batang >20 cm, (b) Petak
contoh berukuran 5m x 5m digunakan untuk tingkat pancang yaitu berdiameter
batang < 10 cm,tinggi >1,5 m, dan (c) Petak contoh berukuran 2 m x 2 m
(A)digunakan untuk tingkat semai yaitu tumbuhan <1,5 cm, dan tumbuhan bawah.
Diinventarisasi dan identifikasi Inventarisasi pengelompokan tumbuhan
yaitu mengumpulkan tumbuhan yang terdapat pada setiap plot untuk dihitung
serta diidentifikasi. Identifikasi dilakukan dengan cara mendeskripsikan struktur
tumbuhan berdasarkan kunci identifikasi tumbuhan identifikasi dapat dilakukan
di lapangan dan di laboratorium.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil praktikum yang didapat adalah tumbuhan dengan tingkat semai, pancang dan
pohon. Semai yang ditemukan Urophyllum sp. Jampang, Melicope lunu, Syzygium
sp., Leea sp, Nageia sp. Tectona grandis, Neprolepis sp, Graminae, Caladium sp.,
Dillenia sp., Cyperus sp., Liana 1, Liana 2 dan Asplenium sp. Tingkat Pancang
ditemukan Garcinia mangostana, Calophillum sp., Phoebe sp., Urophyllum sp.,
Leea sp., Milicope lunu, Jampang dan Vitex pinnata, sedangkan untuk tingkat
pohon ditemukan Alstonia sp., Nugeia sp., Jampang, Urophyllum sp.,
Callophyllum sp., Acacia mangium, Shorea sp., Macaranga primosa dan Melicope
lunu
Tabel 1. Jenis Tumbuhan Tingkat Semai
N
o
1
Spesies
Famili
Jumla
h
1
KR
FR
DR
INP
0,05
0,34
0,2
5,34
Urophyllum
sp.
Jampang
Rubiaceae
Poaceae
0,1
0,6
0,2
5,6
Rutaceae
0,4
2,75
0,4
10
12,75
Melicope
lunu
Syzygium sp.
Myrtaceae
10
0,5
3,43
0,2
8,43
Leea sp.
Leeaceae
0,05
0,34
0,2
5,34
Nageia sp.
0,05
0,34
0,2
5,34
Tectona
grandis
Neprolepis
sp.
Graminae
Podocarpacea
e
Lamiaceae
0,05
0,34
0,2
5,34
-
Lomariopsida
ceae
Graminae
19
0,95
6,53
0,2
11,53
102
5,1
35,0
5
2,40
5
4,8
0,4
10
45,05
0,2
7,4
0,4
10
14,8
13,7
4
17,1
0,2
18,74
0,4
10
27,1
12,0
2
0,4
10
22,02
2
3
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
Caladium sp.
Araceae
0,35
Dillenia sp.
Dilleniaceae
14
0,7
Cyperus sp.
Cyperaceae
40
Liana 1
50
2,5
Liana 2
35
1,75
1
5
Asplenium
sp.
Aspleniaceae
0,05
0,34
0,2
5,34
Famili
Cusiaceae
Juml
ah
1
Phoebe sp.
Callophyllacea
e
Lauraceae
Urophyllum sp.
Rubiaceae
Leea sp.
Leeaceae
Milicope lunu
Rutaceae
Jampang
Poaceae
Vitex pinnata
Verbenaceae
KR
FR
DR
INP
0,00
8
0,00
8
0,00
8
0,01
6
0,01
6
0,04
6,6
7
6,6
7
6,6
7
13,
33
13,
33
33,
33
13,
33
6,6
7
0,
2
0,
2
0,
2
0,
2
0,
4
0,
4
0,
4
0,
2
9,0
9
9,0
9
9,0
9
9,0
9
18,
18
18,
18
18,
18
9,0
9
2,26 x
10-5
1,97 x
10-5
0,62 x
10-5
0,10 x
10-5
3,45 x
10-5
3,69 x
10-5
127,17 x
10-5
1,38 x
10-5
1,6
0
1,4
0
0,4
4
0,0
7
2,4
5
2,6
2
90,
42
0,9
8
17,36
0,01
6
0,00
8
17,16
16,2
22,49
33,96
54,13
121,93
16,74
Spesies
Alstonia sp.
Nugeia sp.
Famili
Apocynaceae
Podocarpaceae
Juml
ah
1
2
Jampang
Poaceae
Urophyllum sp.
Rubiaceae
Callophyllum sp.
Acacia mangium
Callophyllacea
e
Fabaceae
Shorea sp.
Fabaceae
Macaranga
primosa
Melicope lunu
Euphorbiaceae
Rutaceae
13
KR
FR
DR
INP
0,00
2
0,00
4
0,00
6
0,00
2
0,00
2
0,01
2
0,00
8
0,00
4
0,02
6
3,0
3
6,0
6
9,0
9
3,0
3
3,0
3
18,
18
12,
12
6,0
6
39,
39
0,2
7,1
4
7,1
4
14,
29
7,1
4
7,1
4
21,
43
14,
29
7,1
4
14,
29
3,48 x 10-
2,5
81
0,9
42
51,
96
3,0
49
3,5
61
17,
36
14,
65
4,2
12,7
51
14,1
42
75,3
4
13,2
19
13,7
31
56,9
3
41,0
62
17,4
1,6
8
55,3
6
0,2
0,4
0,2
0,2
0,6
0,4
0,2
0,4
1,27 x 105
70,05 x
10-5
4,11 x 105
4,80 x 105
23,4 x 105
19,75 x
10-5
5,66 x 105
2,27 x 105
Pembahasan
Praktikum yang telah dilaksanakan menggunakan metode kuadrat, metode
kuadrat ini dikenal juga sebagai metode sampel plot yang merupakan dasar untuk
bermacam macam tipe penelitian ekologi tumbuhan.Metode kuadrat menggunakan
petak contoh yang berupa segi empat atau lingkaran yang menggambarkan luas
area tertentu. Luasnya bisa bervariasi sesuai dengan bentuk vegetasi atau
ditentukan dahulu luas minimumnya. Untuk analisis yang menggunakan metode
ini dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan
frekuensi.
Selain metode kuadran kita juga bisa menggunakan metode garis untuk
menganalisis vegetasi. Panjang sample berupa garis, untuk vegetasi hutan dapat
lebih dari 50 meter, semak belukar sepanjang minimal 1 meter cuplikan berupa
garis, untuk vegetasi sangat di pengaruhi oleh kekompleksitasan dari hutan tersebut
Metode garis merupakan suatu metode yang menggunakan cuplikan berupa garis.
Penggunaan metode ini pada vegetasi hutan sangat bergantung pada kompleksitas
hutan tersebut. Dalam hal ini, apabila vegetasi sederhana maka garis yang
digunakan akan semakin pendek. Untuk hutan, biasanya panjang garis yang
digunakan sekitar 50 m-100 m. sedangkan untuk vegetasi semak belukar, garis
yang digunakan cukup 5 m-10 m. Apabila metode ini digunakan pada vegetasi
yang lebih sederhana, maka garis yang digunakan cukup 1 m
Metode garis ini, system analisis melalui variable-variabel kerapatan, kerimbunan,
dan frekuensi yang selanjutnya menentukan INP (indeks nilai penting) yang akan
digunakan untuk memberi nama sebuah vegetasi. Kerapatan dinyatakan sebagai
jumlah individu sejenis yang terlewati oleh garis. Kerimbunan ditentukan berdasar
panjang garis yang tertutup oleh individu tumbuhan, dan dapat merupakan
prosentase perbandingan panjang penutupan garis yang terlewat oleh individu
tumbuhan terhadap garis yang dibuat (Syafei,1990).Frekuensi diperoleh
berdasarkan kekerapan suatu spesies yang ditemukan pada setiap garis yang
disebar (Rohman, 2001)
Metode intersepsi titik juga dapat digunakan sebagai analisis vegetasi, Metode
intersepsi merupakan suatu metode analisis vegetasi dengan menggunakan
cuplikan berupa titik. Pada metode ini tumbuhan yang dapat dianalisis hanya satu
tumbuhan yang benar-benar terletak pada titik-titik yang disebar atau yang
diproyeksikan mengenai titik-titik tersebut. Dalam menggunakan metode ini
variable-variabel yang digunakan adalah kerapatan, dominansi, dan frekuensi
(Rohman, 2001).
Kelimpahan setiap spesies individu atau jenis struktur biasanya dinyatakan sebagai
suatu persen jumlah total spesises yang ada dalam komunitas, dan dengan demikian
merupakan pengukuran yang relatife. Dari nilai relative ini, akan diperoleh sebuah
nilai yang merupak INP. Nilai ini digunakan sebagai dasar pemberian nama suatu
vegetasi yang diamati.Secara bersama-sama, kelimpahan dan frekuensi adalah
sangat penting dalam menentukan struktur komunitas (Michael, 1994).
Analisa vegetasi dengan metode kuarter (metode tanpa plot) merupakan analisa
vegetasi yang mana dalam pelaksanaannya tidak menggunakan plot atau area
sebagai alat bantu. Akan tetapi cuplikan yang digunakan hanya berupa titik
sehingga sering juga metode tanpa plot. Hal ini karena pada metode ini tidak
menggambarkan luas area tertentu, sama halnya dengan metode kuadrat yaitu
dalam memperoleh nilai penting harus terlebih dahulu dihitung kerapatan,
dominasi, dan frekuensinnya. Metode ini sering dipakai untuk vegetasi berbentuk
hutan atau vegetasi kompleks lainnya.
Tabel 1 menunjukan bahwa terdapat 15 spesies dari famili yang berbeda pula, yaitu
Urophyllum sp. Jampang, Melicope lunu, Syzygium sp., Leea sp, Nageia sp.
Tectona grandis, Neprolepis sp, Graminae, Caladium sp., Dillenia sp., Cyperus
sp., Liana 1, Liana 2 dan Asplenium sp. Dengan spesies terbanyak yang ditemukan
adalah Graminae berjumlah 102 dengan kerapatan relatif 35,05%. Hal ini
disebabkan oleh tumbuhan Graminae ini merupak tumbuhan yang memang sering
terdapat pada tanah, baik tanah yang kering, basah atau pun berair.